Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas Makalah ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya
buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas Hukum Internasional.
Dalam menyelesaikan tugas mata kuliah ini mulai dari penyusunan makalah
dan mencari kasus, saya banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Tetapi
semuanya dapat saya selesaikan dengan baik berkat tuntunan Allah Yang Maha Esa.
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
yang telah menugaskan kepada saya untuk menganalisis kasus ini sehingga melalui
makalah ini saya mendapatkan ilmu.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan dapat menambah Ilmu bagi yang membaca makalah ini.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Suci Wulandari
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang sangat luas.
Luas perairan Indonesia ternyata mendapat urutan ke-7 di dunia. Diperkirakan
Luasnya mencapai 3.273.810 km. sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan,
sehingga secara alamiah Indonesia dapat dikatakan sebagai bangsa yang bahari.
Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah yang strategis. Hamparan laut yang
luas ini sangat berpotensi untuk mengembangkan sumber daya laut yang memiliki
keragaman baik sumber daya hayati maupun yang lainnya.
Polutan dan jenis minyak mentah yang ada di perairan sering menjadi isu-isu
lingkungan sehingga dapat menjadi ancaman yang terkait dengan iklim investasi.
Tumpahan minyak juga menunjukan pengaruh yang negative sekaligus sangat
penting terhadap lingkungan pesisir dan perairan laut terutama melalui kontak
langsung dengan organisme perairan.
Secara tak langsung, pencemaran yang terjadi akibat minyak yang
menggenangi lautan dengan susunannya yang kompleks dapat membinasakan
kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang tinggal
di sekitarnya akan mati atau ada juga yang berimigrasi ke tempat lain. Selain itu
terumbu karang juga ikut merasakan dampaknya. 50 persen dari terumbu karang
dan mangrove sangat peka terhadap minyak yang dapat menyebabkan kerusakan
yang fatal terhadap biota laut tersebut. (ekapgsdump.com)
3
BAB II
PEMBAHASAN
Akibat dari Tabrakan ini, tumpahan minyak yang disebabkan oleh kapal
tersebut mencemari laut. Tumpahan minyak tak hanya mencemari perairan
Singapura, namun Indonesia pun mendapat imbas dari peristiwa tersebut. Pulau
Bintan yang merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan
Singapura, terkena rembetan dari minyak tersebut di sebelah utara pulau. Pulau
Bintan adalah salah satu pulau yang paling terancam, pasalnya lokasi kecelakaan
hanya 18,6 mil dari pulau Bintan. Tumpahan minyak ini dikhawatirkan akan
menimbulkan efek rusaknya ekosistem laut yang berada di sekitar pulau Bintan.
(indo.wsj.com)
4
tersebut. Hal ini dikarenakan Indonesia terkena imbas dari tabrakan. Terlebih lagi
menurut hukum Internasional, siapapun berhak untuk menggugat selama penggugat
terkena dampak pencemaran lingkungan secara langsung. Sesuai dengan yang tertera
di dalam hukum Internasional.
2.3 Analisis
Para pihak: Tumpahan minyak yang disebabkan oleh tabrakan yang terjadi antara
kapal MT Alyarmouk dari Libya dengan kapal MV Sinar Kapuas yang merupakan
milik pemerintah Singapura.
5
tahun 1985. Dalam ketentuan 192 UNCLOS menjelaskan bahwa negara-negara wajib
melindungi dan melestarikan lingkungan laut.
Negara pemilik kapal harus memberikan ganti rugi terhadap negara yang
menjadi korban pencemaran laut yang disini adalah Indonesia. Dalam Hukum Laut
Internasional pasal 235 tentang tanggung jawab dan kewajiban ganti rugi, Negara-
negara bertanggung jawab untuk pemenuhan kewajiban-kewajiban internasional
mereka berkenaan dengan perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. Mereka
harus memilkul kewajiban ganti rugi sesuai dengan hukum internasional.(Kusuma
Atmaja:1992). Dari peraturan tersebut, disini Indonesia sebagai korban dari tabrakan
kapal berhak untuk memperoleh ganti rugi sesuai dengan biaya pelestarian laut
menurut hukum Internasional.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam kasus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia berhak untuk
meminta ganti rugi akibat tercemarnya laut di wilayah pulau Bintan. Hal ini
dikarenakan tumpahan minyak tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada laut serta
biota laut yang hidup di dalamnya. Mengenai kerugian kapal tersebut diatur di dalam
Kitab Undang-Undang Perdagangan. Dimana tabrakan tersebut harus ditanggung
secara seimbang oleh pemilik kapal sesuai dengan jumlah kerugian.
7
DAFTAR PUSTAKA
Website:
“Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) Di Perairan Laut Pada Kegiatan Industri
Migas dan Metode Penanggulangannya”. Sulistyono. Diakses dari:
http://pusdiklatmigas.esdm.go.id/file/t7-_Dampak_Tumpahan_---_Sulistyono.pdf,
Pada 20 Juni 2019
-------“Kajian Hukum atas Pencemaran Laut dan Upaya Penegakan Hukum” diakses
dari: http://kanalhukum.id/liputan/pemerintah-tak-lindungi-hak-masyarakat-
indonesia-untuk-hidup/56, pada 20 Juni 2019.
http://indo.wsj.com/posts/2015/01/07/singapura-tangani-4-500-ton-tumpahan-
minyak/
8
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER
HUKUM INTERNASIONAL
“Tabrakan kapal tanker yang menyebabkan 4.500 ton minyak tumpah ke laut”
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
2019