Anda di halaman 1dari 17

Tugas Teknologi Energi Dan Lingkungan.

Oleh:

1.Samuel Christian S (03051281419073)


2.Eben Ronitua S (03051281419074)
3.Setiawan Kurniadi (03051181419016)
Pencemaran Udara.
Pencemaran Di Lautan.
Pencemaran Di Daratan.
Pencemaran Di Perairan.
Pencemaran Udara Pabrik Semen
Diduga Sebabkan Kematian Warga?
Kematian sekitar 30 warga Desa Karanglo , Kabupaten Tuban , dalam kurun waktu 45
hari, pertengahn Februari hingga awal April 2016, menimbulkan pertanyaan besar.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur menduga, aktivitas
pertambangan semen di Tuban, Jawa Timur, tersebut menjadi penyebab utama kematian
beruntun warga di kawasan itu.
Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, merupakan desa yang terletak di
ring satu kawasan pertambangan milik PT. Semen Indonesia. Letak desa yang berada di
sebelah selatan sementara pabrik di utara, menjadikan desa itu rentan dampak
pencemaran. Hal itu karena angin laut dari arah utara bertiup ke selatan, sehingga asap
dan abu dari tambang serta pabrik tertiup ke arah desa. Menurut keterangan resmi
Pemkab Tuban, yang meninggal ada 28 orang, 42 persen meninggal karena usia tua
antara 70-90 tahun. Sisanya, karena diabetes melitus, kecelakaan, dan yang karena
penyakit saluran pernafasan cuma 2 orang, jabar Agung Wiharto, baru-baru ini.
Dijelaskan oleh pihak PT.Semen, ambang batas debu yang ditentukan adalah 80 mg
normal/meter kubik, sedangkan yang ada saat ini hanya 40 mg/meter kubik atau masih
dibawah ambang batas. Kalau diatas itu ya pabrik langsung ditutup. Kami mematuhi
ambang batas yang telah ditentukan.
Polusi Udara di Sukabumi Sebagian
Besar dari Kendaraan.
Polusi udara di Kota Sukabumi sebagian besar bersumber dari gas buang kendaraan baik
roda empat maupun sepeda motor. Meski demikian, kualitas udara di Sukabumi dinilai
masih baik karena berada di bawah ambang batas polusi.
"Penyumbang terbesar memang dari kendaraan," ujar Staf Pengendalian Pencemaran
Lingkungan (PPL) Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Sukabumi Hendri Dwi
Hikmawan kepada wartawan Selasa (9/8).
Sementara pencemaran udara dari barang tidak bergerak seperti dari pabrik hanya sedikit.
Sebab di kota jarang berdiri pabrik yang mengeluarkan asap.
Hendri menerangkan, pencemaran udara dari kendaraan disebabkan naiknya jumlah
mobil dan sepeda motor. Untuk memantau polusi udara dari kendaraan, ujar Hendri,
petugas memasang alat pemantau kondisi udara di titik padat seperti di Jalan RE
Martadinata. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan pencemaran udara meskipun hanya
sedikit.
Upaya lainnya tambah Hendri, pemkot menggiatkan uji emisi gas buang yang dilakukan
pada hari ini Selasa (9/8).
Ia mengatakan pada pengujian emisi kali ini masih banyak ditemukan kendaraan yang
tidak lolos. Nantinya, pemilik kendaraan yang tidak lolos uji emisi ini diminta untuk
melakukan perawatan yakni tune up dan ganti oli secara teratur.
Daftar Peraturan Perundang-undangan di
Bidang Lingkungan Hidup tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
2. Keputusan MENLH Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 tentang Baku Mutu
Emisi Sumber Tidak Bergerak
3. Keputusan MENLH Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan
4. Keputusan MENLH Nomor KEP-49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
Getaran
5. Keputusan MENLH Nomor KEP-50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
Kebauan
6. Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-205/BAPEDAL/07/1996 tentang
Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak
7. Keputusan MENLH Nomor KEP-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks
Standar Pencemar Udara
8. Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-107/BAPEDAL/11/1997 tentang
Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar
Pencemar Udara
9. Peraturan MENLH Nomor 05 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor Lama
10. Peraturan MENLH Nomor 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap
11. Peraturan MENLH Nomor 17 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Keramik
12. Peraturan MENLH Nomor 18 Tahun 2008 Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Carbon Black
13. Peraturan MENLH Nomor 21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik
Termal
14. Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru
15. Peraturan MENLH Nomor 07 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Kebisingan
Kendaraan Bermotor Tipe Baru
16. Peraturan MENLH Nomor 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi
17. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian
Pencemaran Udara di Daerah
18. Peraturan MENLH Nomor 35 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Halon
19. Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2011 tentang Standar Kompetensi dan
Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara
20. Peraturan MENLH Nomor 07 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Rayon
21. Peraturan MENLH Nomor 10 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori L3
22. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pedoman Penghitungan
Beban Emisi Kegiatan Industri Minyak dan Gas Bumi
23. Peraturan MENLH Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
MENLH Nomor 10 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori L3
Kasus Pencemaran Lingkungan di
Laut
Deepwater Horison

Deepwater Horison adalah sebuah Rig atau semi-


submersible pengambang sebagai rig pengeboran yang bisa
dioperasikan pada perairan dengan kedalaman hingga 10.000
kaki (3.000 m). Dibangun oleh perusahaan Korea Selatan
Hyundai Heavy Industries dan dimiliki oleh Transocean
disewa dari maret 2008 sampai September 2013 oleh British
Petroleum (BP) PLc, sebuah perusahaan minyak dari Inggris.
Pengeboran dilakukan di Mocondo Prospect 14 mil di lepas
pantai Louisian Teluk Mexico.

Pada tanggal 20 April 2010 pukul 09:45 tekanan tinggi gas


metana dari dalam sumur naik ke rig pengeboran dan
meledak melanda platform, dalam kecelakaan ini 11 orang
tidak ditemukan, akibat ledakan ini semburan minyak
mengalir selama 87 hari dan berhasil dihentikan pada 15 Juli
2010, dan akhirnya Deepwater Horizon tenggelam pada pagi
hari 22 April 2010.
Kasus Pencemaran Lingkungan di
Laut
Pemerintah memperkirakan total debit tumpahan sebesar 4.9
juta barel atau 210 juta US galon atau 780.000 meter kubik.
Setelah beberapa upaya gagal dalam memperbaiki keadaan
akhirnya dinyatakan disegel pada 19 September 2010. Dua hari
pascaledakan, tepatnya Kamis, 22 April 2010 badan
Penerbangan dan Antariksa AS per 27 April sempat merilis
gambar udara tumpahan minyak. Saat itu luas area yang
tercemar 9.933 km (77 x 129 km). Sudah 1.900 orang, 300
kapal dan pesawat, termasuk 10 kapal selam, dilibatkan untuk
menekan laju tumpahan minyak, tapi petaka ini belum juga
dapat dikendalikan.

Memasuki minggu kedua sejak ledakan itu, Kamis (6/5),


dampak tumpahan minyak kian buruk. Departemen Margasatwa
dan Perikanan Louisiana mengatakan, lebih dari 600 spesies
hewan terancam mati. Di lepas pantai Louisiana adalah habitat
bagi 445 jenis ikan, 134 jenis burung, 45 jenis mamalia, serta 32
jenis reptil dan amfibi. Habitat pelikan coklat dalam kondisi
kritis
Kasus Pencemaran Lingkungan di
Laut
Ribuan warga, terutama para nelayan di pesisir Havana
(Kuba), Tampa, New Orleans, Houston di AS, hingga di
sepanjang pesisir timur Meksiko terpukul. Hasil
Ahli biologi Louisiana, Robert Lover, mengatakan, tangkapan nelayan merosot tajam. Nelayan Louisiana
pelikan coklat yang dijuluki si burung anggun menuturkan, lahan garapan mereka tercemar berat.
bertelur di pesisir pulau-pulau kecil di perairan Jason Malerine (26), nelayan, mengatakan bahwa upaya
Teluk Meksiko. Burung itu terancam mati karena pengendalian oleh pemerintah sangat lambat. Beberapa
memakan ikan yang tercemar minyak. Begitu juga usaha dilakukan untuk menanggulangi efek dari
kura-kura, katak, buaya, paus, lumba-lumba, tumpahan minyak ini salah satunya adalah penggunaan
manatee, tuna, hiu, kakap, dan tiram terancam mati mikroba yang dapat mengkonsumsi minyak.
jika minyak tidak dibersihkan.

Selain minyak menutupi muka laut, gumpalan Pada bulan September Hakim pengadilan distrik AS
minyak mengandung aspal mencemari tengah memutuskan BP bertanggun jawab atas tumpahan
hingga dasar laut. Robert S Carney, pakar kelautan minyak dan diwajibkan membayar denda
Universitas Negeri Louisiana, mengatakan, aspal sebesar $18.7000.000.000 US Dollar. Tumpahan
membuat semakin banyak biota laut terancam. minyak tahun 2010 adalah yang terburuk dalam sejarah
Bakteri, plankton, cacing, dan biota kecil lain Amerika Serikat dan BP telah menghabiskan dana
menyerap minyak. Mereka dimakan ikan kecil, sebesar US$4,9 miliar (Rp44,1 triliun) untuk menutupi
kepiting, dan udang yang juga dimakan hewan laut denda, penyelesaian hukum, dan biaya pembersihan.
yang lebih besar. Padang terumbu karang juga
hancur.
PENCEMARAN DI
DARATAN
Dampak pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh dan berakibat kepada
lingkungan alam saja, tetapi berakibat dan berpengaruh terhadap kehidupan
tanaman, hewan dan juga manusia. Pencemaran yang masuk melalui jalur makanan
dan berada dalam daur pencemaran lingkungan cepat atau lambat akan sampai juga
dampaknya pada manusia. Oleh sebab itu manusia dalam upayanya memperoleh
kualitas dan kenyamanan hidup yang lebih baik, perlu juga untuk memperhatikan
hal-hal apakah yang nantinya akan membuat terjadinya kerusakan lingkungan.
Sehingga kita akan membuat suatu upaya agar lingkungan alam yang kita keruk
SDA-Nya, segera dilakukan proses rehabilitasi terhadap alam untuk mencegah
terjadinya kerusakan yang lebih parah lagi.
Limbah Pabrik Bocor, Puluhan
Warga Cikarang Keracunan
Jakarta - Beberapa warga dan karyawan PT DCI di Cikarang mengalami
keracunan limbah udara yang disebabkan zat kimia. Mereka yang terkena
dampak limbah udara mengeluhkan mual dan pusing dan harus dirawat di
rumah sakit.
"Jadi gini, awal kronologinya informasi PT DCI sedang melakukan pengetesan
mesinnya itu rusak lagi dibersihkan dengan kimia merek Furio. Selanjutnya
diketahui warga keracunan, tiba-tiba mereka pusing, mual, dan muntah," ujar
salah seorang warga Rangga Syahputra lewat pasangmata.com, Senin
(2/11/2015).
Kejadian tersebut terjadi pada pukul 14.00 WIB. PT DCI bertempat di Kawasan
Industri, Jalan Raya Industri Tegalgede, Lemahabang, Jawa Barat. Sementara
warga yang terkena dampak adalah warga Bangkongreang, Kecamatan
Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Mereka dirawat di dua rumah sakit
berbeda.
Jadi yang bisa kita simpulkan dari artikel berita tersebut adalah begitu
berbahayanya limbah pabrik apabila terjadi kebocoran atau kerusakan sistem
pengelolahan limba pabrik, jadi bila nanti kita berada di suatu perusahaan
sebaiknya kita memperhatikan limbah pabrik kita sudah di kelola dengan baik
atau belum.
Kasus Pencemaran Lingkungan di
Perairan

Potret kelam pengelolaan limbah industri kembali menjadi sorotan


publik, setelah mesin steam bloiler (ketel uap) milik PT Central
Georgette Nusantara Printing (CGNP) pecah. Ribuan liter oli pun
tumpah mencemari Sungai Cibingbin yang bermuara ke Waduk
Saguling di Kampung Cibingbin RT 1 RW 4 Desa Laksanamekar,
Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ketua RT setempat menuturkan tumpahan oli terbawa aliran sungai


sejauh kurang lebih 1 kilometer. Kondisi itu menyebabkan 2 hektare
lahan sawah yang dikelola oleh 14 petani penggarap terancam gagal
tanam. Selain itu juga, belasan kuintal ikan milik warga banyak yang
mati keracunan. Awalnya aliran sungai hitam pekat dengan bau oli
bekas pemakaian. Kemudian saya laporan ke Dinas Lingkungan
Hidup. Lalu konfirmasi ke pihak pabrik dan ternyata pabrik mengakui
terjadinya kebocoran. Selang 3 hari baru dilakukan pembersihan dan
penyedotan.
Kasus Pencemaran Lingkungan di
Perairan

Kepala Bagian Personalia dan Umum PT CGNP Dwi Wahyudi


menegaskan, bertanggungjawab terkait dampak yang
ditimbulkan. Dia mengklaim peristiwa yang terjadi murni
musibah, tidak ada unsur sengaja membuang oli atau adanya
kebocoran di tangki. Tetapi yang terjadi adalah adanya
kerusakan kran pada pipa saluran yangg mengarah ke tangki
storage bawah. Ini murni musibah, kalau ada pihak yang
meragukan, silahkan dibuktikan, kata dia saat dimintai
keterangan via telepon.

Penanganan, mulai dilakukan oleh pihak pabrik pada Kamis


(30/3/2017) lalu. Menurutnya, ada beberapa kendala yang
menghambat untuk segera melakukan tindakan penyedotan, salah
satunya faktor sampah yang berserakan di aliran sungai. Lalu
dampak terhadap sawah warga, kemarin penggantian sudah
dipenuhi sesuai harapan penggarap. Kemudian terkait
pencemaran di Sungai Cibinbin, pihaknya telah mengupayakan
penyedotan berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran
KBB.
Kasus pencemaran ini sedang ditindaklanjuti oleh Polres Cimahi.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Satuan Reskrim Polres Cimahi
AKP Niko N Adi Putra. Pihaknya sudah melakukan pengecekan
dan pengambilan sempel air ke lokasi. Terkait penyelidikan, pihak
kepolisian telah mengamankan barang bukti berupa katup besi,
tempat pengaliran storage oli, berikut dengan patahannya.
Perusahaan dapat dapat dijerat Pasal 104, 105, 107 Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai