OLEH
Perizinan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat
pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat. Perizinan itu sangat penting bagi masyarakat karena sebagai pengarah,
perancang masyarakat adil dan makmur, serta penertib masyarakat dalam melakukan suatu
usaha. Jadi, bagaiamanakah jika perizinan yang berkaitan dengan izin usaha tambang tidak
mendapat izin karena dapat membuat atau merusak ruang lingkup hidup masyarakat, baik di
Tailing merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tambang dan
kehadirannya dalam dunia pertambangan tidak bisa dihindari. Sebagai limbah sisa
mineral-mineral berharga.
Bertahun-tahun orang tidak peduli dengan pencemaran laut karena volume air laut
yang besar, dan kemampuannya mengencerkan segala jenis zat asing sehingga hampir tak
menimbulkan dampak sama sekali. Oleh karena itu laut dianggap sebagai tempat
pembuangan limbah. Namun, pandangan tersebut mulai berangsur berubah. Hal itu
disebabkan antara lain karena limbah yang dibuang ke laut semakin lama semakin banyak
dan dalam konsentrasi tinggi, sehingga akibat pencemaran lingkungan pada skala lokal
terjadi. Apabila pembuangan limbah ke laut secara terus menerus dilakukan, maka
Kasus pembuangan tailing tersebut pernah terjadi di Teluk Buyat, Sulawesi Utara.
Dimana pada tahun 1996 PT. NMR mulai berproduksi. Sejak saat itu lah PT. NMR mulai
membuang limbahnya melalui pipa ke perairan laut Teluk Buyat, Kecamatan Kotabunan,
Kabupaten Bolaang Mongondow. Wilayah tambang PT.NMR sendiri adalah Desa
Setiap hari, sebanyak 2.000 ton tailing disalurkan PT. NMR ke dasar perairan Teluk Buyat.
Dari lokasi tambang tailing dialirkan melalui pipa baja sepanjang 10 km menuju perairan
Teluk Buyat di kedalaman 82 meter. Mulut pipa pembuangan tersebut berjarak 900 meter
dari bibir pantai Buyat. Seiring dengan pembuangan tailing ke laut, para nelayan mengeluh
karena mendapatkan puluhan ikan yang mati di sekitar wilayah pencarian ikan mereka.
perusahan emas skala besar pertama di Sulawesi Utara ini membantah bahwa kematian ikan
tersebut adalah karena pemboman ikan yang dilakukan nelayan itu sendiri dan bahkan
memanfaatkan polisi perairan setempat memberi laporan kepada publik bahwa ikan mati
Dalam kasus Buyat ini kejahatan korporasi terbukti membawa dampak kerugian
terhadap kehidupan baik dari segi pencemaran lingkungan maupun musnahnya satwa yang
sengaja tanpa pertimbangan AMDAL dapat menyebabkan kematian, baik manusia maupun
makhluk hayati lainnya. Meski pihak PT. NMR mengatakan bahwa kandungan arsen,
merkuri, serta sianida dalam sedimen dan biota laut di Teluk Buyat masih di bawah
baku mutu ketentuan mana pun. Namun hasil kajian hukum tim teknis menunjukkan cukup
bukti adanya beberapa pelanggaran perizinan oleh PT. NMR yang memicu pencemaran di
Teluk Buyat.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa lemahnya pengawasan dengan tidak
kegiatan yang mengakibatkan pencemaran tetap dilakukan. Kebijakan pertambangan saat ini
per tahun. Di seluruh dunia, pembuangan limbah melalui tailing, bendungan mengalami
kebocoran, dan rusak. Hal ini dapat dilihat juga pada permasalahan yang terjadi di Filipina.
Peraturan di Kanada lebih ketat, dimana kegiatan penambangan logam di lautan tidak boleh
membuang tailing ke lautan. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan strategi baik yang
bersifat spesifik maupun yang bersifat struktural. Faktor yang bersifat spesifik misalnya
pusat dan daerah yang kuat, dan juga peradilan khusus lingkungan.
Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Cara Dumping (Pembuangan Limbah ke Luat), maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
Limbah ke laut tanpa izin (Pasal 2:1), limbah yang dapat dilakukan Dumping (pembuangan)
meliputi: Limbah B3 dan Limbah non B3 (Pasal 2:2). Dikutip dari berita bahwa Kementrian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Jodi Mahardi) sedang memproses izin deep
sea mine tailings placements (DTSP) atau penempatan tambang tailing ke dalam laut dengan
mengkaji proses DTSP di dua kawasan industri nikel yaitu di Sulawesi Tengah dan Maluku
Utara (Juli 2020). Hal ini menimbulkan kontroversi dari berbagai pihak. Seandainya
pembuangan tailing diizinkan, maka bisa saja pemerintah mengalami kemunduran dan
Negara kebijakan DTSP telah dilarang karena merugikan ekosistem. Begitu juga dengan
SUMBER:
Jurnal Keybernan, Vol. 2, No. 1, Maret 2011