EKOSISTEM PERAIRAN
DI PANTAI UTARA JAKARTA
Dosen Pengampuh :
Ir. Agung Sugiri, MPSt
Dra. Bitta Pigawati, MT
Rukuh Setiadi, ST, MEM, PhD
Disusun oleh :
ABSTRACT
The availability of land is fundamental for every region. this condition is also no
exception for coastal area like Ancol Coastal Area in Northern of Jakarta. As a
evolving economic area, this area is diminished its carrying capacity of land. The
amount land is permanent, while increasing in population can cause reclamation of
Ancol Coastal Area in Northern of Jakarta. This reclamation is expected to push
economic in the area. However, this plan causes contra in community because can
cause damage to the aquatic ecosystem or coastal area.
Keyword : Reclamation, Aquatic Ecosystem, Coastal Area
ABSTRAK
Ketersediaan lahan sangatlah penting bagi setiap daerah. Hal ini juga tidak
terkecuali untuk daerah perairan atau pesisir seperti Pantai Ancol di Utara Jakarta.
Sebagai kawasan perekonomian yang terus berkembang, kawasan ini mulai
berkurang ketersediaan daya dukung lahan. Jumlah lahan yang tetap, sedangkan
meningkatnya jumlah penduduk dapat menyebabkan pembuatan reklamasi
terhadap Pantai Ancol di Utara Jakarta. Reklamasi ini diharapkan mempu
mendorong perekonomian daerah tersebut. Namun rencana ini menimbulkan kontra
di kalangan masyarakat karena dapat menyebabkan rusaknya ekosistem perairan
atau pesisir pantai.
Kata Kunci : Reklamasi, Ekosistem Perairan, Wilayah Pesisir
PENDAHULUAN
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan
manfaat sumberdaya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi
dengan cara pengurungan, pengeringan lahan atau drainase (UU 27, 2007). Jakarta
Utara merupakan daerah yang terkenal dengan wilayah pesisir pantainya yang
sekarang biasa disebut Ancol. Daerah tersebut dahulunya merupakan daerah yang
jarang dikunjungi oleh masyarakat, tetapi sekarang berbanding terbalik karena
sekarang Ancol menjadi pusat kegiatan perekonomian seperti menjadi kawasan
industri, wisata, pertokoan, dan permukiman. Kegiatan perekonomian yang terus
berkembang pesat di daerah Ancol, maka akan berdampak juga pada ketersediaan
lapangan pekerjaan.
Peluang lapangan kerja yang tersedia dapat mengakibatkan pada
meningkatnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Jumlah penduduk yang
meningkat juga akan mengakibatkan menaiknya permintaan lahan. Luas lahan di
daerah Ancol hanya sebesar 552 hektar dan jumlah lahan yang tersedia luasnya akan
tetap sama, sedangkan jika jumlah penduduk terus meningkat maka permintaan
lahan juga akan meningkat. Kebutuhan lahan merupakan salah satu tantangan bagi
daerah Ancol.
Wilayah Jakarta Utara bukan hanya sebatas daratan saja, tetapi juga
memiliki wilayah perairan atau pesisir yang luas. Wilayah perairan atau pesisir juga
dapat memberikan keuntungan potensi dalam kegiatan perekonomian.
Perkembangan daerah Ancol dapat dilihat dengan semakin banyak obyek wisata
dan penginapan yang berada di sepanjang pantai. Pantai juga menjadi bagian yang
penting bagi para nelayan di daerah tersebut. Tidak hanya dengan meningkatkan
fasilitas pada daerah tersebut tetapi perkembangan pantai juga mengarah pada
perluasan daerah pantai. Reklamasi pantai merupakan salah satu upaya perluasan
pantai untuk memenuhi kebutuhan lahan.
Presiden ke-2 Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden RI
No.51 Tahun 1995 mengenai Reklamasi Pantai Utara Jakarta yang mana keputusan
tersebut menjadi kebijakan pertama yang mengatur reklamasi di Indonesia.
Reklamasi pantai, merupakan aktivitas pembangunan yang dapat menjadi solusi
terhadap permasalahan tersebut, tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif
seperti kerusakan ekosistem perairan atau pesisir pantai. Oleh karena itu sangat
penting untuk mengetahui urgensi dari reklamasi pantai ini dan pandangan
reklamasi pantai dari sudut pandang lingkungan hidup.
REKOMENDASI
1. Pemerintah melakukan rekayasa lingkungan untuk mengurangi dampak
negatif dari adanya reklamasi tersebut.
2. Membuat analisis dampak lingkungan bersifat regional dan terpadu.
3. Pemerintah dan developer membuat perencanaan yang lebih ramah
lingkungan di wilayah reklamasi agar terjaganya lingkungan perairan di
wilayah tersebut.
4. Developer memperhatikan teknik-teknik reklamasi yang benar dan
penggunaan material reklamasi, dalam hal perizinan sebaiknya
berkoordinasi dengan instansi terkait sehingga tidak ada developer yang
melakukan reklamasi tanpa izin dan tidak sesuai dengan Rencana Umum
Tata Ruang Kota (RUTRK).
DAFTAR PUSTAKA
Djainal, Herry. 2018. Reklamasi Pantai dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan
Fisik di Wilayah Kepesisiran Kota Ternate. Dalam jurnal.unissula.ac.id.
Diakses pada Jumat, 01 Juni 2018.
Fadheri. 2017. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Reklamasi Pantai
Utara Jakarta. Dalam repository.umy.ac.id. Diakses pada Jumat, 01 Juni
2018.
Republik Indonesia. 2007. Undang – Undang No. 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil. Lembaran Negara
RI Tahun 2007, No. 4739. Sekretariat Negara. Jakarta.