Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

PAPARAN PUBLIK DAN DISKUSI


MENGURAI MASALAH REKLAMASI PANTURA & TATA RUANG JAKARTA
UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA
(Studi Kasus Reklamasi Pantai Utara Jakarta)
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Depok, Rabu, 1 Juni 2011
1. LATAR BELAKANG
Kegiatan pembangunan yang menafikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan disinyalir menjadi pemicu munculnya bencana lingkungan di
ibukota Jakarta. Buruknya pengelolaan ruang dalam kegiatan
pembangunan dapat dilihat pada model pemanfaatan lahan yang tidak
berkolerasi dengan upaya untuk mengurangi resiko ancaman bencana
yang terjadi. Hasilnya, banjir, krisis air, kemacetan dan polusi udara,
kebakaran, dan sebagainya, datang silih berganti sepanjang tahun.
Salah satu kasus yang cukup menarik adalah mega proyek reklamasi
pantai utara Jakarta. Pada tahun 1994, penguasa Orde Baru meluncurkan
proyek reklamasi Pantai Utara Jakarta seluas 2.700 hektar, meliputi
kawasan sepanjang 32 kilometer yang terbentang dari perbatasan
Cilincing dengan Kabupaten Bekasi di Timur sampai perbatasan
Penjaringan dengan Kabupaten Tangerang di Barat.
Saat itu, Presiden Soeharto menjadikannya sebagai program Repelita VI
(Keppres No. 17 Tahun 1994 tentang Repelita VI), seperti tertuang dalam
Keputusan Presiden Nomor 17 tahun 1994 tentang Pantura sebagai
kawasan andalan. Disusul dengan Keppres Nomor 52 Tahun 1995 tentang
Reklamasi Pantai Utara Jakarta dan Peraturan Daerah DKI Nomor 8 Tahun
1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang
Kawasan Pantai Utara Jakarta yang mendukung kebijakan pemerintah
pusat.
Untuk pelaksanaannya, maka dilakukan prosee tender oleh Pemprov DKI
Jakarta dan dimenangkan oleh 6 (enam) perusahaan, yakni PT. Bakti
Bangun Era Mulia, PT. Taman Harapan Indah, PT. Manggala Krida Yudha,
PT. Pelabuhan Indonesia II, PT. Pembangunan Jaya Ancol, dan PT. Jakarta
Propertindo.
Pada perkembangannya, hasil studi AMDAL terhadap rencana reklamasi
pantura
Jakarta
menunjukkan bahwa
kegiatan tersebut
akan
menimbulkan berbagai dampak lingkungan dan menikatkan risiko
bencana, antara lain: (1) kontribusi terhadap intensitas dan luas
genangan banjir; (2) kerusakan ekosistem laut akibat pengambilan bahan
urugan; (3) gangguan terhadap operasional PLTU/PLTGU Muara Karang
yang menyuplai kebutuhan listrik Jakarta; (4) potensi konflik dengan
masyarakat nelayan; dan (5) memperluas potensi pencemaran ke arah
perairan Pulau Seribu akibat aktivitas di darat.

Berdasarkan hal-hal tersebut, pada tahun 2003, Menteri Lingkungan


Hidup mengeluarkan Surat Keputusan Menteri No. 14 Tahun 2003 tentang
Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara
Jakarta (Kepmen Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2003) tertanggal 19
Februari 2003. Kepmen tersebut mengatur ketidaklayakan rencana
reklamasi dan revitalisasi Pantai Utara Jakarta, yang merupakan
rekomendasi menuju diterbitkan atau tidaknya izin melakukan usaha
dan/atau kegiatan oleh Instansi Pemberi Izin.
Dari sisi penanggulangan bencana, pengkajian kehadiran reklamasi dalam
konteks tata ruang adalah melihat kembali posisi keduanya dalah
hubungannya dengan (1) meningkatnya intensitas banjir, (2) menurunnya
kualitas air,
Sementara dari aspek sosial dan psikologis, kajian reklamasi akan
difokuskan pada aspek (1) kelekatan komunitas pada lingkungannya, (2)
dinamika relasi antara kepentingan diri/kelompok ketika dihadapkan pada
kepentingan lingkungan (self-environment), serta (3) bagaimana
mendorong kekuatan komunitas untuk mendukung upaya pengurangan
risiko bencana

2. TUJUAN
Pertama, menggali pandangan dan masukan dari para pakar terkait kasus
reklamasi pantai dan penataan ruang di kota Jakarta; dan Kedua, adanya
sebuah kertas posisi yang lebih matang paska diskusi dan pemaparan
publik ini guna mendukung advokasi untuk memulihkan Jakarta dari
bencana lingkungan.
3. TEMPAT DAN WAKTU
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

: Kamis, 1 Juni 2011


: Pukul 09.00-13.00
: Ruang Serbaguna Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia Kampus UI Depok 16424

4. PESERTA
Diskusi ini akan diikuti oleh: Fakultas Psikologi dan Pusat Krisis-Magister
Psikologi
Intervensi
Sosial
Universitas
Indonesia,
Masyarakat
Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), Kementrian Lingkungan Hidup,
Institut Hijau Indonesia, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA),
Forum Komunikasi Nelayan Jakarta (FKNJ), Perhimpunan Cendikiawan
Lingkungan hidup (PERWAKU) DKI Jakarta, Indonesian Center Environmental
Law (ICEL),
Kelompok Nelayan Ranjungan Kalibaru (KLRK), Asosiasi
Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (APHI), Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia Jakarta (WALHI Jakarta), Wahana Lingkungan

Hidup Indonesia Nasional (WALHI Nasional), Lembaga Bantuan Hukum


Jakarta (LBH Jakarta), Perkumpulan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI),
5. NARASUMBER
Diskusi dan pemaparan publik ini dilakukan dengan para narasumber terdiri
dari:

Pemaparan Kasus Reklamasi Pantai Utara Jakarta Oleh Tim Pulihkan


Jakarta
Dr. Sonny Keraf, (Mantan Menteri LH dan Akademisi Atmajaya)
Ir. Marco Kusumawijaya, M.Arch. (Arsitek kota)
Dr. Eko Teguh Paripurno (UPN Yogyakarta)
Dr. Herdianto KW. (Peneliti Lepas Valuasi Ekonomi Reklamasi Pantura
Jakarta)
Mgr Erita Narhetali (Pusat Krisis-Magister Psikologi Intervensi Sosial UI)
Dilanjutkan dengan diskusi/tanggapan

6. PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Psikologi dan Program
Megister Intervensi Sosial Universitas Indonesia, UPN Yogyakarta dan Koalisi
Pullihkan Jakarta.

Susunan Acara Diskusi dan Paparan Publik


Hari Rabu tanggal 1 Juni 2011
Jam
08.3009.00
09.0009.10

09.1010.20

Acara
Registrasi peserta
Pembukaan
1. Ucapan selamat datang oleh MC
2. Sambutan dari Penyelengara
3. Sambutan dan pembukaan acara oleh Dekan/ketua Pusat
Krisis Fakultas Psikologi Univ. Indonesia
Presentasi Pemaparan kasus Reklamasi pantai utara Jakarta
1. Sengketa Hukum kasus reklamasi oleh Edy Gurning,
LBH Jakarta
2. Rencana Tata Ruang DKI Jakarta 2030 oleh Irvan
Pulungan, ICEL.
3. Tata kelola air dan perempuan pesisir oleh Irhaz Hamdi
dan Jumi Rahayu, WALHI

10.4010.50
10.5011.30

11.3012.30
12.3012.40
12.40-

4. Dampak Reklamasi terhadap Keberlanjutan Nelayan dan


pesisir Jakarta oleh Abdul Halim, KIARA
Coffee break
Penggalian pandangan dan masukan
1. Analisis sosio-ekologi-politik proyek reklamasi pantai utara
dan daya dukung lingkungan hidup Jakarta oleh Dr. Sonny
Keraf (Menteri lingkungan Hidup tahun 2001-2002 dan
Akademisi Univ. Atmajaya)
2. Dampak Reklamasi Pantai terhadap Estetika Kota Oleh Ir.
Marco Kusumawijaya, M.Arch. (Pengamat Perkotaan
dan Arsitek).
3. Analisis resiko bencana akibat kegagalan teknologi dalam
proyek reklamasi Pantai Oleh Dr. Eko Teguh Paripurno,
(Pakar Bencana Univ. Tarumanegara)
4. Valuasi Ekonomi Dampak Reklamasi Pantai Jakarta dan
keberlanjutan fungsi kota oleh Dr. Herdianto WK, Peneliti
lepas.
5. Mendorong
Kekuatan
Komunitas
dalam
Upaya
pengurangan Resiko Bencana oleh Mgr Erita Narhetali,
Pusat Krisis-Megister intervensi sosial.
Moderator : Catur Sudiro (MPBI)
Diskusi terbuka/tangapan peserta
Konfirmasi/pleno kertas posisi
Penutup dan makan siang

Anda mungkin juga menyukai