Disusun oleh:
175080607111019
2.2.3 Sedimentasi
Hampir semua sungai di Pulau Bangka beralih fungsi sebagai penampung
limbah yang berasal dari penambangan timah. Di daerah muara, kemiringan dasar
sungai menjadi relatif kecil sebagai akibat dari endapan pasir dan material-material
yang lain, sehingga kapasitas tampungan sungainya menjadi berkurang dapat
berpengaruh antara lain pada pendangkalan dan perubahan bentang alam dasar laut,
kesuburan perairan, dan hilangnya keanekaragaman hayati perairan. Padatan
tersuspensi dan butiran-butiran pasir hasil penyaringan akan dibuang langsung ke
perairan tanpa diendapkan terlebih dahulu pada kolam penampungan atau tendon.
Pengerukan tanah dan pembuangan sedimen juga menyebabkan air laut
menjadi keruh. Dengan makin maraknya aktivitas penambangan, intensitas
kekeruhan air semakin tinggi dan radiusnya ke kawasan lain di luar kawasan
penambangan semakin luas. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa kawasan
terumbu karang yang bukan merupakan wilayah penambangan terkena imbas akibat
kekeruhan air. Sedimentasi tanah yang menjadi penyebab kekeruhan air ini dapat
menutup dan mematikan terumbu karang. Matinya terumbu karang akan merusak
habitat kehidupan laut yang indah; lingkungan laut akan berubah menjadi habitat
alga yang cenderung merugikan. Oleh karena itu, hal tersebut membuat kerusakan
laut di lepas pantai di Kepulauan Bangka Belitung menjadi semakin parah.
Sejumlah penelitian yang telah dilakukan meyatakan bahwa terumbu karang
semakin terancam kehidupannya karena ulah para pelaku tambang. Sejak tahun
2006 ekosistem laut di Bangka Belitung semakin parah daripada di daratan.
Kehancuran terumbu karang yang mencapai 40 persen di perariran Belitung
disebabkan oleh PT.Timah yang melakukan penambangan timah selama puluhan
tahun sehingga habitat ikan-ikan terganggu, bahkan para nelayan sudah sangat sulit
untuk mendapatkan ikan. PT.Timah memang telah melakukan perbaikan
lingkungan laut, tetapi sistem rehabilitasi lingkungan yang diterapkan dianggap
belum memadai. Pihak PT. Timah hanya menaruh rumpon tanpa penanganan yang
berlanjut sehingga diharapkan PT Timah dapat bertanggung jawab atas perusakan
dengan cara melakukan rehabilitasi ekosistem yang berlanjut
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Ketegasan dari pemerintah daerah Kepulauan Bangka Belitung untuk mengatur
sumberdaya alam ini dengan bijaksana.
2) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.
3) Melarang kegiatan penambangan timah sembarangan yang ada di sekitar pantai
maupun di dasar laut,karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
4) Melarang pembuangan serampangan limbah bekas penambangan timah agar
tidak menimbulkan sedimen yang dapat merusak terumbu karang dan
menyebabkan dangkalnya pesisir pantai.
5) Melarang aktivitas penambangan timah yang tidak berwawasan lingkungan, dan
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar tidak terjadi degradasi pesisir di
Kepulauan Bangka Belitung.
Pada segmen-segmen garis pantai tertentu dimana mempunyai potensi dampak
abrasi aktif di Kepulauan Bangka Belitung, perlu dilakukan tindakan mitigasi
bencana. Selain itu, masih perlu dikaji lebih lanjut mengenai proses abrasi yang
ada, apakah terjadi sebagai proses`alami atau akibat dampak penambangan pasir
laut. Dari sisi ekonomi, Kepulauan Bangka Belitung sangat berpotensi market-
demand yang besar untuk pengembangan investasi di masa yang akan datang.
Potensi sumberdaya hayati di wilayah perairan laut kepulauan Bangka Belitung,
secara umum kondisinya masih relatif baik. Pada beberapa kawasan perairan sekitar
bekas penambangan pasir dinilai masih cukup layak untuk budidaya perikanan,
sehingga perlu dijaga kelestariannya.
Solusi atau Upaya-upaya terhadap Pesisir dan Laut khususnya di Kepulauan
Bangka belitung yakni:
1.Perlunya Kesadaran Manusia akan pentingnya SDA untuk kehidupan masa kini
dan masa mendatang dengan tidak melakukan penambangan timah secara ilegal
serta berlebihan dan harus dilakukan penelitian berkelanjutan sebelum dilakukan
penambangan timah di Wilayah Perairan Laut Kepulauan Bangka Belitung.
2.Pengelolaan yang baik oleh pemerintah serta warga sekitar menentukan
bagaimana kondisi pesisir dan laut di suatu daerah.
3.Hendaknya mengatur cara ataupun proses penambangan timah supaya tidak
membuat kerusakan yang parah di pesisir ataupun laut sekitar Kepulauan Bangka
Belitung.
4.Tetaplah untuk membudidayakan kawasan hutan mangrove di pesisir Kepulauan
Bangka Belitung seluas mungkin.
Adapun rekomendasi solusi yang dapat dipertimbangkan adalah dengan
melakukan penambangan timah yang terstruktur dan terencana. Dimana dengan
adanya analisa mengenai dampak lingkungan dari penambangan timah tersebut,
harus diperhatikan sejauh mana kira-kira batas penambangan yang dilakukan
meliputi waktu penambangan, luas cakupan penambangan timah yang akan
dilakukan, tidak berlebihan dalam penambangannya dan sebagainya.
Perencanaan penambangan yang tepat agar penambangan timah di
Kepulauan Bangka Belitung ini tidak hanya meninggalkan sisa lain yang tidak
dapat dimanfaatkan. Apalagi melihat lokasi penambangan timah tersebut yang
dekat dengan pemukiman penduduk setempat. Mestinya dipertimbangkan efek
sampingnya juga terhadap kehidupan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Jika
memang penambangan akan dilakukan, perlu disiapkan lahan pengganti untuk
dikelola dan ditanam oleh warga sekitar, memberikan jaminan lapangan kerja
sebagai bentuk ganti rugi atau paling tidak timbal balik bagi masyarakat yang telah
mengupayakan kesuburan tanah tersebut selama bertahun-tahun.
Beberapa upaya juga dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari
penambangan timah tersebut seperti membuat pemecah gelombang air laut di
sepanjang pesisir lahan pasir, sebab setelah ditambang tentu kapasitas pasir untuk
menahan gelombang air menjadi berkurang sehingga dibutuhkan pemecah
gelombang untuk mengurangi intensitas kekuatan gelombang air laut yang
menerpa pesisir pantai.
DAFTAR PUSTAKA