Anda di halaman 1dari 6

Pulau-Pulau yang ada di Perairan Belitung serta Potensi yang dimiliki Pulau tersebut

I Komang Anta Yuda (2013511086)


Pulau Belitung sudah sejak lama dikenal sebagai pusat usaha pertambangan timah di
Indonesia. Pertambangan timah oleh kolonial Belanda di Pulau Belitung dimulai sejak abad
19. Kekayaan tambang yang melimpah ini, telah memanjakan daerah ini hanya bertumpu
pada sektor pertambangan. Salah satu sektor yang diandalkan adalah sektor kelautan dan
perikanan. Sektor ini diharapkan dapat memegang peranan penting dalam roda perekonomian
di Kabupaten Belitung mengingat daerah ini secara geografis merupakan wilayah kepulauan
yang memiliki potensi yang besar untuk sektor kelautan dan perikanan. Data ekonomi satu
dekade terakhir justru menunjukkan Kabupaten Belitung sedang menikmati tahapan
pertumbuhan kesejahteraan yang konsisten dari sektor-sektor terbarukan (sustanaiable)
seperti Kelautan, Perikanan, Pertanian, Perkebunan, dan Pariwisata.
Wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Propinsi Kepulauan Babel) juga
memiliki potensi timah yang cukup besar, tersebar di darat, sungai dan pantai. Potensi ini
telah ditambang sejak ratusan tahun lalu, dan saat ini cadangan di daratan tinggal sebagian
kecil yang tersisa serta sebagian besar adalah merupakan ampas (tailing) dari penambangan
masa lalu. Peranan komoditas timah dari daerah ini telah memberikan kontribusi yang cukup
berarti bagi devisa negara dan perekonomian daerah. Nilai ekspor timah tahun 2004 cukup
signifikan 88,44% dari total ekspor Propinsi ini, tetapi tahun 2005-2008 mengalami
penurunan. Di lain pihak, dengan menurunnya pendapatan masyarakat dari usaha lada putih
pada 10 tahun terakhir, yang sebelumnya merupakan primadona ekspor bagi Propinsi
Kepulauan Babel, membuat masyarakat mencoba beralih ke usaha tambang timah yang mulai
dipandang menarik dan menjanjikan sebagai pengganti usaha lada putih. Kecenderungan
harga lada putih terus menurun dari Rp.90.000/kg pada akhir 1999 hingga mencapai
Rp.12.000/kg pada 2003, dibandingkan harga timah yang membaik dan berada pada kisaran
Rp. 50.000–Rp.47.000/kg, dipandang oleh masyarakat masih lebih menguntungkan dan
hasilnya bisa diperoleh lebih cepat (Zulkarnain, 2005).
Sumberdaya wilayah pesisir di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan aset
daerah yang dapat dimanfaatkan untuk meningatkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun
seiring dengan makin bertambahnya penduduk dengan berbagai tuntutan hidup, maka
pemanfaatan sumberdaya tersebut semakin tidak terkendali dan cenderung mengancam
lingkungan sekitar dan keberadaan biota yang ada. Jika hal ini terus dibiarkan maka sudah
tentunya akan terjadi tekanan terhadap populasi biota tertentu bahkan dapat mengancam
kelestariannya. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya pengelolaan yang rasional agar
pemanfaatan sumberdaya yang ada dapat berlangsung secara berkesinambungan.
Keberadaan sumberdaya kekerangan dan siput di Kepulauan Bangka Belitung selama
ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir di wilayah tersebut dengan berbagai cara.
Tingkat pemanfaatan yang cukup intensif pada jenis-jenis tertentu menyebabkan keberadaan
sumberdaya tersebut kini semakin berkurang. Mulanya eksploitasi biota sesil berupa
kekerangan dan siput dapat dilakukan oleh masyarakat pesisir hanya berjarak beberapa puluh
meter dari tempat kediaman penduduk, namun kini keberadaannya semakin terdesak hingga
ke lokasi pulau- pulau kecil maupun gosong pasir di sekitarnya yang relatif semakin jauh. Hal
ini berimplikasi pada semakin besarnya tenaga, biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk
mengeksploitasi sumberdaya (Doddy, 2011).
Adapun beberapa pulau yang berpotensi menjadi bagian yang menguntungkan bagi
masyarakat di Kepuluan Bangka Belitung jika dapat dimanfaatkan dengan baik yaitu:
1. Pulau Seliu
Pulau Seliu merupakan salah satu kawasan yang masuk pada wilayah Membalong.
Pada kawasan ini terdapat beberapa daya tarik potensial yang dapat dikembangkan
sebagai obyek dan destinasi wisata, terlebih dengan karakteristik lingkungannya yang
masih asri dan alamiah. Daya tarik keindahan pantainya yang berpasir putih, bersih dan
halus sehingga sangat menarik dijadikan tempat untuk menikmati panorama keindahan
pantai dengan vegetasi hijau disertai dengan daya tarik keunikan bebatuan granitnya yang
tersebar di sepanjang pesisir pantai.
Selain itu, terdapat juga beberapa peninggalan rumah kuno yang berusia sekitar 100-
200 tahun (sebagian besar kondisinya sudah rusak sehingga perlu pemugaran ulang dan
perawatan). Beberapa daya tarik tambahannya yaitu terdapat potensi buah mangga,
kepiting rajungan, dan udang kipas yang menjadi daya tarik kuliner lokal sekitar Pulau
Seliu. Dengan potensi yang dimilikinya, tak heran jika kawasan bagian selatan
(Membalong) Kabupaten Belitung ini menjadi solusi terhadap ketergantungan destinasi
wisata yang selama ini baru mengandalkan bagian utara seperti pantai-pantai dan pulau-
pulau kecil di Kecamatan Sijuk.
Aktivitas wisata yang bisa dikembangkan di kawasan Pulau Seliu diantaranya:
1)  Wisata pemancingan pada pulau-pulau kecil
2)  Daya tarik wisata keramba Kepiting Rajungan dan Udang Kipas milik nelayan.
3)  Homestay dengan desain khas rumah warga melayu lokal.
4)  Wisata berenang dan snorkling,
5)  Wisata perahu dayung/ cater
6)  Destinasi wisata Purun Resort
7)  Menara Pandang Bukit Tanjung Marang Bulo
8)  Wisata melihat burung laut
9)  Ekowisata dan wisata tracking hutan mangrove
10)  Wisata banana boat
11)  Wisata lepas Tukik
2. Kawasan Kepulauan Limak
Kawasan Konservasi Perairan TWP Kabupaten Belitung mempunyai potensi dan daya
tarik wisata yang sangat unik dan beragam. Salah satunya yaitu kondisi eksisting pulau-
pulau kecil yang memiliki daya tarik wisata yang sangat beranekaragam. Kepulauan
Limak berfungsi sebagai zona penyangga (buffer zone) zona inti kawasan konservasi dari
Pulau Bangkai. Sesuai dengan namanya, kepulauan ini memiliki lima pulau utama.
Kepulauan Limak menjadi bagian dari zona ini (Pulau Bangkai), dan beberapa pulau
lainnya yang menjadi kawasan penyangga (buffer zone) yaitu Pulau Panjang, Pulau
Buntar, Pulau Cina, Pulau Aji, dan Pulau Gusongru (hanya gosong). Selain kondisi
terumbu karangnya yang masih alami dan terjaga, berdasarkan hasil wawancara dengan
pembudidaya keramba apung di Pulau Rengit yang memperoleh ikan dari hasil tangkapan
bubu, diperoleh informasi bahwa keberadaan ikan Napoleon yang banyak ditemukan
berada di Kepulauan Limak.
Salah satu daya tarik wisata utamanya yaitu:
 Pulau Cina dan Pulau Aji
Pulau Cina dan Pulau Aji merupakan dua puluh berdekatan yang menjadi bagian dari
kawasan penyangga zona inti Pulau Bangkai. Karakteristik kedua pulau ini pada
umumnya sama-sama berpotensi dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari. Dua
pulau ini menjadi salah kawasan yang masuk dalam kawasan zona pemanfaatan
pariwisata. Kedua pulau ini memiliki vegetasi mangrove dan merupakan dua pulau
terbesar dari lima pulau yang ada. Adapun beberapa potensi pengembangan wisata yang
bisa dieksplorasi secara berkelanjutan ke depannya yaitu:
1)  Wisata diving
2)  Wisata snorkling
3)  Wisata taman terumbu karang
4)  Wisata perahu wisata/ cater/ kayak/ perahu dayung
5)  Wisata memancing (catch and release)
6)  Wisata perahu kaca (glass boat)
7)  Wisata mangrove
8)  Wisata taman kima
9)  Wisata melepas tukik
3. Kawasan Wisata Kepulauan Mendanau- Selat Nasik
Kawasan zona pemanfaatan wisata pulau-pulau kecil di sekitar Selat Nasik memiliki
beranekaragam potensi wisata bahari yang menarik untuk dikembangkan. Setidaknya ada
Pulau Mendanau yang menjadi pulau utama yang menjadi titik perkumpulan berbagai
akvitas sosial-budaya, ekonomi dan pemerintahan. Setidaknya ada beberapa pulau yang
menjadi tarik wisata di kawasan wisata selat Nasik. Beberapa diantaranya selain karena
daya tarik pulau dan pantainya yang indah, akan tetapi terdapat juga jejak peninggalan
wisata bawah laut dan daya tarik alamiahnya. Di samping itu, budaya kearifan lokal
berupa perhelatan adat-istiadat lokal juga menjadi salah satu daya tarik penting bagi para
wisatawan, misalnya perhelatan upacara adat dan seni Pertunjukan Keruncong Stambul
Fajar dalam acara Selamatan Laut di Pulau Mendanau dan Maras Taun. Dalam perhelatan
tersebut juga diselenggarakan tradisi sastra lisan lokal melalui kegiatan berbalas pantun
melayu. Selain itu, juga terdapat potensi wisata kuliner.
Salah satu daya tarik wisata utamanya yaitu:
 Pulau Kembong
Kawasan Konsevasi Perairan TWP Kabupaten Belitung mempunyai potensi dan daya
tarik wisata yang sangat unik dan beragam. Salah satunya yaitu kondisi di pulau-pulau
kecil yang memiliki daya tarik wisata dengan hamparan pasir putih luas dan bersih. Di
Pulau Kembong ada berbagai potensi keindahan wisata jelajah bebatuan pulau. Di Pulau
ini juga terdapat beranekaragam habitat burung yang tinggal di hutan. Beberapa daya
tarik wisata yang terdapat di Pulau Kembong yaitu:
1)  Menikmati daya tarik keindahan matahari terbenam.
2)  Wisata budaya lokal
3)  Berenang, snorkling, menyelam (diving),
4)  Perahu wisata/ mengayuh kayak, wind surving, dan bermain paddle board.
5)  Wisata melihat burung laut
6)  Wisata memancing (catch and release)
DAFTAR PUSTAKA
Doddy, S. (2011). Potensi dan pemanfaatan sumberdaya kerang dan siput di Kepulauan
Bangka Belitung. In Prosiding Seminar Nasional. Pengembangan pulau-pulau kecil tahun.
Hlm (pp. 23-32).

Zulkarnain, I., 2005. Konflik di Kawasan Pertambangan Timah Bangka Belitung: Persoalan
dan Alternatif Solusi, Riset Kompetitif Pengembangan Iptek-LIPI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai