Alternatif di Kendari
Pulau Bungkutoko yang terletak di bibir teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, menjadi salah
satu objek wisata alternatif bagi wisatawan yang berkunjung di Kota Kendari.
"Di pulau itu wisatawan bisa menyaksikan kehidupan masyarakat yang masih terjaga
keasliannya, keramahtamahan masyarakat dengan tatanan kehidupan timur," kata kepala
Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kendari, Baiduri Nehru, di Kendari, Selasa (25/12).
Menurut dia, selain menyaksikan kehidupan masyarakat di pulau itu, wisatawan juga bisa
menikmati keindahan alam terutama saat matahari terbit. Untuk menikmati pulau itu tidak
cukup hanya satu atau dua hari.
"Keunikan lain dari pulau ini letaknya yang dekat dengan daratan Kota Kendari atau hanya
dipisahkan oleh selat sempit kurang lebih 100 meter," ujarnya.
Bungkutoko merupakan sebuah pulau kecil yang terletak tepat di depan Kota Kendari dengan
luas kurang lebih 500 hektare.
Pemerintah Kota Kendari juga telah membuka akses untuk menuju Bungkutoko, yakni
membangun dua jembatan yang menghubungkan daratan Kota Kendari dan pulau tersebut.
Beberapa obyek wisata di Kota Kendari yang tak kalah menarik, kata Baiduri, di antaranya
Pantai Nambo, Wisata Teluk Kendari, Pantai Mayaria, Tahura Murhum, Pantai Karang
Purirano dan Taman Bougenville.
Pariwisata Kota Kendari
Sebagai Ibukota memiliki potensi di bidang pariwisata yang meliputi wisata pulau,
budaya, pantai maupun wisata agro; demikian pula di sektor akomodasi dan toko
souvenir. Dengan terbangunnya kawasan pariwisata diharapkan mampu menjadi
pemasok PAD. Karakteristik sebuah kota sangat ditentukan oleh elemen-elemen visual
dari kota itu sendiri, baik yang sifatnya artifisial. Penonjolan visual dari sebuah kota
sangat ditentukan oleh vista atau unsur landscape; yaitu pemandangan terhadap bagian
besar elemen utama dari kota itu.
Selain itu adanya pemandangan alam, daya pikat dan daya tarik. Potensi wisata Kota
Kendari saat ini antara lain:
Kec. Kendari
1. Tahura Murhum Alam/Ekologi
dan Mandonga
Di samping wisata alam, Kota Kendari juga memiliki sarana wisata budaya dan
pendidikan yakni:
Dari potensi yang ada, semuanya dikelola secara tradisional sehingga dibutuhkan
adanya investor yang berminat untuk mengembangkan potensi tersebut. Dalam
menunjang pengembangkan wisata di Kota Kendari, saat ini telah terdapat 56 buah
hotel; yakni 5 buah hotel bintang 5 dan hotel melati 51 buah serta 14 buah restoran dan
60 buah rumah makan.
Sebagai “Landmark” Kota dengan luas ± 20 km merupakan muara sungai Wanggu,
Kambu dan Anggoeya serta beberapa sungai kecil yang memiliki potensi wisata bahari
seperti selancar angin, dayung motor air (Aqua Bike / Jet Sky), maupun potensi
perikanan, perindustrian dan perhubungan.
Pantai Nambo
Pantai Nambo adalah sebuah pantai indah yang jaraknya ± 12 km dari Kota Kendari atau
sekitar 15 menit kearah selatan Kota Kendari dengan menggunakan kendaraan roda dua
atau roda empat dan dapat pula menggunakan perahu tradisional ketinting (kole-kole)
sekitar 15 menit dari pelabuhan Kota Kendari menyusuri teluk Kendari.
Pantai ini diminati banyak pengunjung karena letaknya yang relatif dekat. Pantai Nambo
memiliki pasir putih yang landai suasana yang tenang, udara yang sejuk dan panorama
yang menakjubkan sehingga tempat ini selalu merupakan pilihan masyarakat Kota
Kendari untuk melepas kejenuhan dan rutinitas sehari-hari pada akhir pekan, ditempat
ini telah disediakan tempat parkir, gazebo, tempat bilas mandi dan pedagang tradisional
yang menawarkan berbagai jenis dagangannya.
Pantai Karang Purirano
Pantai ini terletak di wilayah Kota Kendari tepatnya di Kecamatan Kendari Kelurahan
Purirano sekitar ± 13 km dari pusat Kota dimana pantai ini berupa Daratan Karang/Atol
yang terbentuk sebagai akibat abrasi sejak ratusan tahun yakni mengambil karang atau
siput laut pada saat air laut sedang surut. Di saat itu puluhan bahkan rartusan orang
turun ke pantai membawa keranjang untuk krang yang didapatnya dan wisatawan dapat
berbaur mengikuti kegiatan tersebut sambil menikmati fenomena-fenomena pantai yang
indah.
Pantai Mayaria
Pantai Mayaria terletak di Kecamatan Kendari sekitar ± 10 km ke arah timur pusat Kota
Kendari. Mayaria adalah pantai yang indah dengan pasir putihnya yang landai sehingga
selain berenang, wisatawan dapat mengadakan tour keliling perkampungan tradisional
yang berada di sekitar pantai dengan menggunakan perahu sewaan. Untuk wisatawan
yang ingin bermalam, cottage anda. Selain penginapan dan cottage ditempat ini pula
disediakan fasilitas pelengkap dan restoran.
Pulau Bungkutoko
Bungkutoko adalah sebuah pulau kecil yang terletak tepat di depan Kota Kendari dengan
luas ± 500 ha. Dipula kecil ini nan cantik ini wisatawan dapat menyaksikan kehidupan
masyarakat yang masih tetap terjaga keasliannya, keramah-tamahan masyarakat dengan
tatanan kehidupan timur yang khas merupakan sajian khusus selain keindahan alam
yang dimiliki pulau Bungkutoko sehingga untuk menikmati tempat ini tidak cukup satu
atau dua hari saja.
Keunikan lain pulau ini adalah sangat dekat dengan daratan atau dipisahkan oleh selat
tersempit di dunia ± 100 m dari daratan serta pulau Bungkutoko mempunyai 3 sumber
air tawar dilepas pantai dan dapat dimanfaatkan jika air surut.
Tarian Molulo
Molulo adalah tarian pergaulan Suku Tolaki yang dibawakan secara massal sambil
bergandengan tangan membentuk lingkaran besar. Filosofi tarian ini adalah ungkapan
rasa syukur dari masyarakat atas sesuatu keberhasilan yang dicapai yang sekaligus
merupakan ajang pertemuan muda mudi untuk saling menjejaki perasaan adanya benih-
benih cinta diantara mereka. Perserta tarian tidak mengenal tingkat dan golongan dalam
masyarakat, sehingga tarian ini pula disebut tarian rakyat. Tarian Molulo dalam
perkembangannya hingga sekarang telah menjadi tarian daerah Sulawesi Tenggara yang
sangat digandrungi bukan saja oleh masyarakat Tolaki, akan tetapi juga oleh suku-suku
lain yang ada di Sulawesi Tenggara. Karena sebagai tarian pergaulan, siapa saja boleh
ikut dalam tarian ini, termasuk Anda bila kebetulan berkunjung di Sulawesi Tenggara.
Dekranas
Dekranas merupakan tempat penjualan daerah Sulawesi Tenggara. Disini anda dapat
berbelanja berbagai macam hasil kerajinan lokal seperti : kerjainan perak, berbagai
kerajinan perang, kaos-kaos, perhiasan mutiara, kerajinan kain tenun dan sebagainya.
Ditempai ini dapat disaksikan secara langsung proses pembuatan souvenir dari perak,
tenun tradisional dan pengayaman tas.
Kerajinan Gembol
Kerajinan gembol merupakan suatu kegiatan sekelompok masyarakat yang mempunyai
mata pencaharian dan mempunyai keahlian tersendiri untuk membuat kerajinan kayu
yang terbuat dari gembol atau kanker kayu jati dan kayu cendana serta akar kayu-kayu
lain. Perkampungan ini terletak di Jalan Chairil Anwar sekitar ± 2 km dari Kota Kendari,
dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Di
kompleks ini pengrajin memproduksi berbagai kerajinan seperti jam dinding, meja
kursi, asbak dan alat-alat rumah tangga lainnya.
Hutan Nanga-Nanga
Sebagai hutan konservasi yang menyimpan potensi wana wisata, terletak ± 4 km dari
pusat Kota. Kawasan ini sangat ideal untuk tempat petualangan maupun penelitian.
Pada awal abad ke-20 seorang pengrajin perhiasan bernama Jie A Woi mengamati seekor
laba-laba sedang membuat sarangnya, dan gagasannya timbul untuk menciptakan
perhiasan dengan mempergunakan cara yang serupa. Dia mulai membuat bingkai-
bingkai perak dan mengisinya dengan jaringan benang perak yang halus. Dengan teknik
inilah, perhiasan diciptakan berbentuk bunga anggrek, mawar atau bahkan sarang laba-
laba. Juga bentuk-bentuk yang lebih besar, seperti kapal layar, pembuka surat dan benda
lainnya.
Dewasa ini, dengan cara yang sama dipergunakan pula untuk menciptakan perhiasan-
perhiasan emas lainnya.
Seni Menenun
Seni menenun telah dikenal di Sulawesi Tenggara sejak ratusan tahun yang lalu. Hasil
tenunan ini sangat dikagumi, karena dikerjakan dengan penuh keterampilan, ketekunan
dan kesabaran. Pada umumnya semua pekerjaan menenun dilakukan oleh wanita untuk
memenuhi sandang keluarga untuk keperluan upacara adat perkawinan, pesta-pesta,
acara adat lainnya dan pakaian sehari-hari.
Seni menenun ini diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang.