Anda di halaman 1dari 26

Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Bab
2
Tinjauan Pustaka

2.1. Konsep Pengelolaan

Istilah pengelolaan adalah istilah yang sering dipakai dalam ilmu


manajemen karena secara etimologi istilah pengelolaan dari kata dasar “kelola”
dalam bahasa inggris disebut “to mage” dan biasanya merujuk pada proses
mengurus atau menangani suatu yang mencapai tujuan tertentu sebagaimana
yang dikatakan Terry dalam J. Smith, D.F.M (2003:1) bahwa:

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan


bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Menajemen adalah suatu
kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” (pengelolaan), sedang
pelaksananya disebut manager atau pengelola.

Pandangan yang tegas mendefinisikan pengelolaan identik dengan defenisi


manajemen adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh The Liang Gie
(1989:103) yang menyatakan bahwa:

Konsep pengelolaan diartikan sebagai berikut: suatu cara atau metode


yang digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan, konsep pengelolaan
mengandung arti yang hampir sama dengan manajemen. Oleh karena itu dalam
konsep pengelolaan terkandung pula perencanaan, pengorganisasian, dan
pelaksanaan serta pengawasan, keseluruhan dari semua itu dirangkum dalam
suatu kata yaitu pengelolaan.

Laporan Antara 2-1


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Jadi dengan demikian berdasarkan uraian dan pemandangan diatas maka


dapat dikatakan bahwa dalam setiap aktifitas pengelolaan setidaknya terkandung
beberapa unsur pokok yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:

1. Adanya suatu proses atau kerangka kerja yaitu suatu aktifitas yang
sistematis dalam menjalankan suatu pekerjaan atau kegiatan, kegiatan
mana merupakan rangkaian pelaksanaan fungsi-fungsi dimana antara
fungsi yang satu tidak dapat dipisahkan dari fungsi yang lain. Fungsi-
fungsi tersebut pada dasarnya juga adalah fungsi-fungsi yang
dijalankan dalam organisasi

2. Menggerakkan atau menggunakan tenaga orang lain dan sumber daya


lainnya

3. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

Pengertian Manajemen menurut Siagian (1995:15), adalah: kemampuan


atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencpaian tujuan
melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Dengan demikian manajemen merupakan inti
dari administrasi karna manajemen adalah pelakasana utama dari administrasi.

Menurut Winardi (2000:12) dikenal adanya tiga macam pendekatan yang


diterima secara umum dalam bidang pemikiran manajemen, yaitu: pendekatan
klasik, pendekatan perilaku dan pendekatan ilmu manajemen.

Balderton (Westra, 2000:27), mengartikan manajemen sebagai usaha


penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia untuk
memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Hasibuan (1996:43), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur


proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

Moekijat (2001:1), mengartikan manajemen sebagai suatu proses tertentu


yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuantertentu dengan cara
menggunakan manusia dan sumber-sumber lain.

Laporan Antara 2-2


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Sedangkan arti manajemen menurut George R. Terry merupakan suatu


proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan
sumberdaya lainnya.

Inti dari pengertian manajemen diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Unsur sifat, yaitu manajemen sebagai suatu seni dan manajemen


sebagai suatu ilmu

b. Unsur fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan


pengendalian / pengawasan.

c. Unsur sasaran, yaitu: pegawai (orang yang menjadi unsur integral dari
organisasi) dan Mekanisme kerja, yaitu cara atau tahapan yang
dilakukan organisasi dalam usaha mencapai tujuan.

d. Unsur tujuan yaitu hasil akhir yang ingin dicapai dalam organisasi

Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi manajemen yang dikemukakan George


R Terry dalam bukunya Principle of Management yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan akan dibahas lebih terperinci lagi.

2.1.1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan dalam arti luas tidak lain adalah suatu proses


mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, pada hakekatnya aspek
perencanaan senantiasa terdapat dalam setiap jenis usaha manusia.
Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya
dengan memberdayakan semua daya yang ada agar tujuan dapat tercapai secara
efisien dan efektif.

Adapun pengertian perencanaan yang dikemukakan Koontz dan O’Donnel


(Hutabarat, 1984:33) mengemukakan bahwa perencanaan berhubungan dengan

Laporan Antara 2-3


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

pemilihan sasaran/ tujuan, strategi, kebijakan, program, dan prosedur


pencapaiannya. Perencanaan adalah suatu pengambilan keputusan, manakala
perencanaan ini menyangkut pemilihan diantara alternatif.

Jadi dengan demikian tanggung jawab perencanaan tidak dapat dipisahkan


sama sekali dari penyelenggaraan manajemen, baik perencanaan pada tingkat
pimpinan atas, tingkat pimpinan menengah, maupun pada perencanaan pimpinan
tingkat bawah.

Sedangkan perencanaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Hutabarat


(1984:32) adalah merupakan tindakan perkiraan-perkiraan (estimating) untuk
masa yang akan datang, yang disusun berdasarkan pengalaman-pengalaman
atau data dan fakta-fakta masa lau dan masa kini.

Nawawi (1994:37) berpendapat bahwa perencanaan pada dasarnya berarti


suatu keputusan untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, pembuatan sebuah
rencana (perencanaan) harus melalui proses pengambilan / penetapan keputusan
(decision making). Dengan demikian perencanaan adalah proses penetapan
keputusan mengenai pekerjaan / kegiatan yang kan dilaksanakan untuk jangka
waktu tertentu di masa depan, yang terarah pada suatu tujuan tertentu. Apabila
dikaitkan dengan sebuah organisasi, maka perencanaan merupakan sebuah
proses pengambilan keputusan mengenai pekerjaan/kegiatan yang harus
diwujudkan melalui kerjasama sejumlah orang, untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati bersama.

Selanjutnya pendapat Silalahi (1996:135) bahwa perencanaan adalah


merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur
pendayagunaan manusia, materiil, informasi, finansial, meode dan waktu untuk
memaksimalkan efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan. Sedangkan rencana
(plan) adalah serangkaian kegiatan dan tindakan yang telah ditetapkan atau suatu
arah tindakan yang disusun secara terinci melaui mana kebijaksanaan-
kebijaksanaan digerakkan dan dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa semua kegiatan
dan tindakan administratif atau manajerial didasarkan atau disesuaikan dengan
rencana yang sudah ditetapkan.

Laporan Antara 2-4


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Menurut Terry (Winardi, 1986:53), perencanaan adalah pemilihan dan


menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang
berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu.

Widjojo Nitisastro dalam Bintoro (1985 : 14) juga mengemukakan bahwa


perencanaan pada dasarnya berkisar pada dua hal yaitu:

a. Penentuan secara sadar mengenai tujuan–tujuan konkrit yang hendak


dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai–nilai yang dimiliki
oleh masing–masing yang bersangkutan.

b. Pilihan diantara alternative yang dianggap efektif dan efisien serta


rasional guna mencapai tujuan tersebut.

Lebih lanjut Bintoro (1985:12) memberikan pengertian perencanaan dalam


tiga hal yaitu:

a. Perencanaan dalam arti seluas–luasnya adalah suatu proses


mempersiapkan secara sistematis segala kegiatan–kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-


baiknya dengan memenfaatkan sumber–sumber yang ada lebih efektif
dan efisien.

c. Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang


akan dilakukan bagaimana, kapan, dan oleh siapa.

Proses perencanaan dapat ditinjau dari tiga segi, dengan perkataan lain
bahwa fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara. Cara-
cara tersebut yaitu: Pertama, mengetahui sifat-sifat atau cirri-ciri suatu rencana yang
baik. Setelah ciri-ciri itu diketahui lalu diusahakan agar rencana yang dibuat
memenuhi syarat-syarat tersebut. Kedua, memandang proses perencanaan
sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan memuaskan.

Laporan Antara 2-5


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Ketiga, memandang proses perencanaan sebagai sustu masalah yang harus


dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah, pimpinan dapat pula
menciptakan suatu rencana yang baik, dengan perkataan lain pembuatan suatu
rencana dapat dipandang sebagai masalah yang harus terpecahkan dengan
sistematis.

Adapun fungsi dari perencanaan, yaitu:

a. Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai


tujuan.

b. Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi


pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.

c. Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya


yang dimiliki organisasi.

e. Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap


pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.

f. Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap


saat.

2.1.2. Pengorganisasian (Organizing)

Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-


rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang
dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai
program tersebut secara sukses.

Menurut Terry (Winardi 1986 : 223) bahwa: Pengorganisasian menyebabkan


timbulnya sebuah struktur organisasi yang dapat dianggap sebagai sebuah
kerangka yang merupakan titik pusat sekitar apa manusia dapat menggabungkan
usah-usaha merka dengan baik. Dengan perkataan lain, salah satu bagian penting
tugas pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu kelompok orang-orang

Laporan Antara 2-6


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan mamanfaatkan


kemampuan-kemampuan semuanya kesuatu arah tertentu

Adapun pengertian pengorganisasian menurut Terry (1986:223) adalah


tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-
orang, sehingga merka dapat bekerja sama secara efisien dan dengan demikian
memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas dalam
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu.

Pada bagian lain Terry (2003:17) menambahkan dengan mengemukakan


bahwa organizing mencakup: Pertama, membagi komponen-komponen kegiatan
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kedalam kelompok-kelompok. Kedua,
membagi tugas kepada seorang manager untuk mengadakan pengelompokan dan;
Ketiga, Menetapkan wewenang diantara kelompok atau unit-unit organisasi.
Pengorganisaian berhubungan erat dengan manusia, sehingga pencaharian dan
penugasannya ke dalam unit-unit organisasi dimasukkan sebagai bagian dari unsur-
unsur organizing

Menurut Siagian (2005:42), Pengorganisasian adalah keseluruhan


pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung
jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.

Pengertian diatas dipertegas oleh Kontz dan O’Donnell (Hutabarat, 1984:43)


yang mengemukakan bahwa: Pengorganisasian (organizing) berhubungan dengan
pengaturan struktur melalui penentuan kegiatan untuk mencapai tujuan dari suatu
badan usaha secara keseluruhan atau setiap bagiannya. Pengelompokan kegiatan-
kegiatannya, penugasannya, pelimpahan wewenang, untuk melaksanakan
pekerjaan, menentukan koordinasi, kewenangan dan hubungan informasi baik
horozontal maupun vertikal dalam struktur irganisasi itu.

Dengan demikian, fungsi pengorganisasian sebagai salah satu fungsi


fundamental manajemen adalah menciptakan struktur formal dimana pekerjaan
ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.

Laporan Antara 2-7


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Organisasi sebagai media / cara kerja sama sejumlah menusia untuk


mencapai tujuan, tidak akan berkembang dan berlangsung efektif dan efisien tanpa
koordinasi. Kerja sama memerlukan koordinasi, sebaliknya di dalam koordinasi
terdapat kerja sama.

Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu


kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas yang


harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.

Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap yaitu:

a. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu


dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara


logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja
sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau
terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi
biaya yang tidak perlu.

c. Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada


koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat
para anggota organisasi memehami tujuan organisasi dan mengurangi
ketidak efisienan dan konflik.

2.1.3. Penggerakan (Actuating)

Setelah tujuan organisasi diorganisir dengan baik dalam suatu wadah


dengan tata hubungan kerja yang baik pula, maka langkah selanjutnya adalah

Laporan Antara 2-8


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

begaimana pekerjaan itu dilaksanakan atau diimplementasikan. Oleh karena itu,


yang menjadi pelaksana adalah menusia dan anggota yang ada dalam
organisasi, maka fungsi penggerakan menjadi sangat penting dalam konteks
pencapaian tujuan organisasi

Atmosudirdjo (Hutabarat 1984:51) mengemukakan bahwa aktuasi


(actuating) adalah gabungan dari beberapa fungsi manajemen sebagai pelaksana
hasil-hasil perencanaan dan pengorganisasian. Aktuasi dijalankan setelah adanya
rencana (plan) dan organisasi.

Westra (Hutabarat 1984:52) mendefinisikan penggerakan dengan


mengatakan bahwa penggerakan bebarti pendorongan semangat kerja dan
penjurusan aktivitas bawahan agar menuju kepada maksud yang dikehendaki
dan rencana yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Terry (Winardi 1968 : 313) memberikan devinisi


actuatung dengan mengatakan bahwa actuating merupakan usaha untuk
menggerakkkan anggota-anggota kelompok demikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan yang
bersangkutan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena
para anggota ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Jadi penggerakan adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan seseorang


mau bekerja atau berbuat atau sekelompok orang mau bekerjasama dalam suatu
wadah untuk melaksanakan segenap rencana sesuai dengnan bidang dan bagian
masing-masing dalam usaha mencapai tujuan, yang dalam hal ini ada beberapa
kegiatan yang menjadi komponen dari penggerakan pelaksanaan antara lain
adalah pimpinan, pendorongan atau motivasi, dan pemudahan kerja.

Penggerakan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang


mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya
secara efektif serta efisien dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Di dalam
menajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping
menyangkur manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-
manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-
beda.

Laporan Antara 2-9


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Prinsip pengarahan/ penggerakan yaitu:

a. Prinsip mengarah pada tujuan

b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan

c. Prinsip kesatuan komando

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kapada bawahan


dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan
diharapkan untuk tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di atas. Cara-cara
pengarahan yang dilakukan dapat berupa:

a. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi


yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.

b. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang


berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu pekerjaan
atau kegiatan tertentu kepada keadaan tertentu.

c. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan


melimpahkan sebagian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian
dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.

2.1.4. Pengawasan (Countrolling)

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang memegang


peranan penting dalam pengelolaan suatu organisasi. Secara umum pengertian
pengawasan adalah tindakan yang bertujuan untuk memastikan apakah sumber
daya dalam suatu organisasi baik manusia maupun peralatan (sarana dan
prasarana) dapat didayagunakan dengan baik sesuai tujuan yang telah
ditetapkan.

Oleh karena itu, dalam pekalsanaan pengawasan, tindakan dilakukan


meliputi pengecekan hasil kerja, apakah sesuai dengan rencana yang telah
disusun atau tidak. Adanya pengecekan dalampelaksanaan pengawasan
bertujuan agar jika terjadi kekeliruandalam pelaksanaan kegiatan ataupun jika

Laporan Antara 2-10


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan organisasi segera dapat


diluruskan ataupun dicarikan jalan keluar.

Terry (Winardi 1968:395) secara singkat mendefenisikan pengawasan atau


controlling dengan mengatakan bahwa:

Pengawasan berarti :mendeterminasi apa yang dilaksanakan, maksudnya


mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan
korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana. Controlinng
atau pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan,
mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari
aktivitas-aktivitas yang direncanakan.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Siagian (Hutabarat 1984:63)


mengemukakan bahwa pengawasan sebagai proses pengamatan pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin upaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai denngan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.

Sedangkan Rossenblatt, et.al. (Effendy, 1996:28) mengemukakan bahwa


pengawasan adalah proses pengecekan rencana dan pelusuran penyimpangan
dari arah yang telah direncanakan serta suatu aktivitas yang berkesinambungan.

Jadi jelas sesuai dengan defenisi diatas bahwa pangawasan itu sangat erat
kaitannya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, sehingga dengan demikian
fungsi pengawasan ada pada setiap tahapan administrasi

Dengan demikian fungsi pengawasan dalam manajemen merupakan salah


satu faktor vital yang akan tercapainya tujuan-tujuan organisasi, karna walaupun
suatu kegiatan telah melalui tahapan perencanaan yang baik dan rasional,
prosedur-prosedur pelaksanaan telah ditetapkan, namun hasil kerja yang
dinampakkan belum tentu akan berjalan sesuai dengan ynag diharapkan jika
penerapan pengawasan secara setengah hati.

Untuk menjamin pelaksanaan pengelolaan dalam suatu organisasiberjalan


sesuai dengan rencana, maka perlu ada pengawasan. Dari beberapa pengertian
diatas, terlihat pula bahwa terdapat hubungan yang erat diantara perencanaan

Laporan Antara 2-11


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

dan pengawasan. Dimana pengawasan merupakan suatu usaha utnuk


menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasnya dan
mengambil tindakan-tindakan korektif jika diperlukan untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan, oleh karena itu tanpa ada
perencanaan, maka pengawasan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak ada
acuan yang dapat dijadikan sebagai pembanding guna menilai pelaksanaan
pekerjaan.

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang dimaksudkan untuk


mengetahui apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya, dalam artian pengawasan membandingkan antara kenyataan dengan
standar yang telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan juga dimaksudkan untuk
mencegah dan mengadakan koreksi atau pembetukan apabila pelaksanaannya
menyimpang dari rencana yang telah disusun.

Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai


dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana. Sehingga
pengawasan membawa kita pada fungsi perencanaan. Makin jelas. lengkap serta
terkoordinir rencana-rencana makin lengkap pula pengawasan.

Pengawassan mutlak diperlukan agar dalam pelaksanaannya seminimal


mungkin dapat dihindari segala ketimpangan dari apa yang telah disusun
sebelumnya, Soewarno Handayaningrat (1981:144) menjelaskan fungsi
pengawasan sebagai berikut:

a. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas


dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaaan.

b. Mendidik para pejebat agar mereka melaksanakan pekerjaannya sesuai


dengan prosedur yang telah ditentukan.

c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kalalaian, dan kelemahan


agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

d. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksanaaan


tidak mengalami hambatan pemborosan

Laporan Antara 2-12


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Proses pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh manajemen dengan


mempergunakan dua macam teknik, yaitu pengawasan langsung (direct control)
dan pengawasan tidak langsung (indirect control). Yang dimaksud dengan
pengawasan langsung adalah apabila pimpinan organisasi melakukan sendiri
pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan oleh para bawahannya.

Pengawasan langsung ini dapat berbentuk inspeksi langsung, on the spot


observation dan on the spot report. Akan tetapi karena banyaknya dan kompleksnya
tugas seseorang pimpinan tertutama dalam organisasi yang besar maka seseorang
pimpinan tidak mungkin dapat selalu menjalankan pengawasan langsung sehingga
pimpinan sering pula melakukan pengawasan yang bersifat tidak langsung. Yang
dimaksud dengan pengawasan tidak langsung adalah pengawasan dari jarak jauh.
Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan.
Laporan tersebut tapat berbentuk tertulis dan lisan. Kelemahan dari pengawasaan
tidak langsung itu adalah bahwa para bawahan seringkali hanya melaporkan hal-hal
yang positif saja, padahal seseorang pimpinan yang baik akan menuntun
bawahannya untuk melaporkan hal-hal baik yang bersifat positif maupun yang
bersifat negatif. Pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya
bergantung pada laporan saja, oleh kerena itu pengawasan tidak langsung saja
tidak cukup. Adalah kebijaksanaan apabila pimpinan organisasi menggabungkan
teknik pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung dalam melaknukan
fungsi pengawsan.

2.2. Konsep Kepariwisataan

2.2.1. Definisi Kepariwisataan

Di dalam Bab I Ketentuan Umum UU No.10/2009 ditetapkan berbagai


ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut.

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Laporan Antara 2-13


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung


berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan


pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

e. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,


keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.

f. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata


adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

g. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau


jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan
pariwisata.

h. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang


melakukan kegiatan usaha pariwisata.

i. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait


dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

j. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi


utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti

Laporan Antara 2-14


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya


alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

k. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan


perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pekerja
pariwisata untuk mengembangkan profesionalitas kerja.

l. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja


pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata,
pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan.

Yang dimaksud kepariwisataan secara ilmiah adalah pengertian yang


dinyatakan dalam bentuk definisi, yang dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan “Apa sebenarnya kepariwisataan itu?”.

Dari sekian banyak definisi, dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam


pengertian ‘kepariwisataan’ terkandung adanya tiga fikiran dasar mengenai:

1. Adanya ‘gerak’, yaitu perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat


lainnya;

2. Adanya ‘jeda’, yaitu perhentian untuk sementara waktu (bukan untuk


menetap), daripada orang-orang yang bergerak tersebut, di satu  atau
beberapa tempat yang bukan tempat tinggalnya;

3. Persinggahan atau kunjungan tersebut tidak untuk mencari nafkah.

Dengan bertolak dari tiga fikiran dasar tersebut dapatlah disusun suatu
definisi yang dapat mencakup pengertian yang lebih luas dan bersifat flexible, dapat
digunakan untuk berbagai maksud, sebagai berikut;

a. Kepariwisataan adalah gejala-gejala yang menyangkut lalulintas


manusia, berikut barang bawaannya, yang melakukan perjalanan untuk
tujuan apa pun sepanjang tidak untuk maksud-maksud menetap serta
memangku suatu jabatan dengan memperoleh upah dari tempat yang
dikunjunginya.

Laporan Antara 2-15


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

b. Bila kepariwisataan (tourism) adalah gejala-gejala mengenai lalulintas


manusia, maka pariwisatawan (tourist) adalah orang-orangnya yang
berlalulintas.

c. Pariwisatawan,    adalah orang yang malakukan perjalanan untuk tujuan


apapun sepanjang tujuannya tidak untuk maksud-maksud menetap dan
memangku suatu jabatan dengan memperoleh upah dari tempat yang
dikunjunginya, paling sedikit tinggal selama 24 jam di tempat ia
berkunjung tersebut. (Kusmayadi 2000: 44)

2.2.2. Pariwisata bahari

Ditjen Pariwisata (1998) memberikan pengertian pariwisata bahari sebagai


kegiatan wisata yang berkaitan langsung dengan sumberdaya kelautan, baik di atas
permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan laut. Jenis-
jenis kegiatan yang termasuk didalamnya berdasarkan pengertian tersebut adalah
memancing atau sport fishing, snorkling, diving, dan lainlain.

2.2.3. Asas, Fungsi, Tujuan dan Prinsip Kepariwisataan

Di dalam Bab II Ketentuan Umum UU No.10/2009 ditetapkan berbagai


ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut:

1) Asas Kepariwisataan

Kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas:

a. Manfaat;

b. kekeluargaan;

c. adil dan merata;

d. keseimbangan;

e. kemandirian;

f. kelestarian;

g. partisipatif;

Laporan Antara 2-16


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

h. berkelanjutan;

i. demokratis;

j. kesetaraan; dan

k. kesatuan.

2) Fungsi Kepariwisataan

Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan


intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan
pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

3) Tujuan Kepariwisataan

Kepariwisataan bertujuan untuk:


meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

a. meningkatkan kesejahteraan rakyat;

b. menghapus kemiskinan;

c. mengatasi pengangguran;

d. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;

e. memajukan kebudayaan;

f. mengangkat citra bangsa;

g. memupuk rasa cinta tanah air;

h. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan

i. mempererat persahabatan antarbangsa.

4) Prinsip Penyelenggaraan Kepariwisataan

Kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip:

a. menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai


pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan

Laporan Antara 2-17


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia
dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan;

b. menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan


lokal;

c. memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan


proporsionalitas;

d. memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup

e. memberdayakan masyarakat setempat;

f. menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan


daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka
otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan;

g. mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional


dalam bidang pariwisata; dan

h. memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2.4. Unsur Unsur Kepariwisataan

Ketika kita melakukan kunjungan ke luar daerah, ke luar kota, bahkan


sampai ke luar negeri, kita akan selalu menemukan tujuh aspek pariwisata
dalam masyarakat yang kita kunjungi tersebut, yaitu:

a) sistem bahasa,

b) sistem peralatan hidup dan teknologi,

c) sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup,

d) sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial,

e) ilmu pengetahuan ,

f) kesenian,

g) dan sistem kepercayaan atau agama.

Laporan Antara 2-18


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Ketujuh hal ini, oleh Clyde Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul
Universal Catagories of Culture (dalam Wahab, 1996: 10), disebut sebagai tujuh
unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural universals).

Artinya, ketujuh unsur ini akan selalu kita temukan dalam setiap
kebudayaan atau masyarakat di dunia. Unsur-unsur ini merupakan perwujudan
usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan memelihara eksistensi diri
dan kelompoknya..

2.2.5. Pengembangan Pariwisata

Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut
diminati pengunjung, yaitu :

a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai


sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung
wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik
khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk
berkunjung di obyek tersebut.

b. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di


sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan
perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena
bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat
tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk
tinggal di sana.

c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang


pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut,
sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985:164).

Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang


terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan
perencanaan pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait
sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional.

Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata
yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari

Laporan Antara 2-19


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga
sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata.

Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1985:181),


mengatakan : Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang
sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan
yang beraneka ragam.

Prasarana tersebut antara lain:

a. Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut,
terminal.

b. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.

c. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor


pos

d. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.

e. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata


maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek
wisata.

f. Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor


pemandu wisata.

g. Pom bensin

h. Dan lain-lain. (Yoeti, 1984:183)

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan


pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan
hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan (Yoeti,
1984:184). Sarana kepariwisataan tersebut adalah :

a. Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow.

b. Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api


dan bus-bus yang melayani khusus pariwisata saja.

Laporan Antara 2-20


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

c. Rumah makan, restaurant, depot atau warung-warung yang berada di


sekitar obyek wisata dan memang mencari mata pencaharian
berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.

d. Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang


notabene mendapat penghasilan hanya dari penjualan barang-barang
cinderamata khas obyek tersebut.

e. Dan lain-lain. (Yoeti, 1985:185-186). Dalam pengembangan sebuah


obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan
sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat
wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana
maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna
juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek
wisata tersebut maupun pemerintah daerah.

2.2.6. Kelompok Sadar Wisata

Kelompok sadar wisata atau Pokdarwis adalah kelompok yang anggotanya


berasal dari kalangan masyarakat sekitar objek pariwisata maupun masyarakar
yang cinta akan pariwisata dengan harapan untuk mengembangkan
kepariwisataan sekaligus meningkatkan taraf hidup dan perekonomiannya agar
lebih baik.

Tujuan Kelompok Sadar Wisata:

a. Meningkatkan usaha para anggota.

b. Meningkatkan pengembangan objek setempat.

c. Mensukseskan pembangunan pariwisata daerah.

Tugas utama dari Pokdarwis antara lain:

a. Menggerakkan dan memotivasi masyarakat dalam rangka pembentukan


Pokdarwis di lingkungan kecamatan yang potensial.

b. Membantu masyarakat untuk mengembangkan kepariwisataan dan objek


wisata di lingkungan masing-masing.

Laporan Antara 2-21


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

c. Menampung dan menyalurkan aspirasi Pokdarwis dalam mewujudkan


daya tarik spesifik objek wisata.

2.3. Konsep Strategi

2.3.1. Manajemen Strategi

Menurut Siagian (1995 : 15), strategi merupakan tindakan yang


bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan
dimasa datang.

Dengan perkembangan manajemen strategi yang sangat pesat membuat


defenisi dari manajemen strategi pun berkembang semakin luas karena tiap
penulis selalu mencoba untuk membuat argumennya sendiri. Namun dari sekian
banyak defenisi dapat dikatakan bahwa manajemen strategi adalah serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuang organisasi tersebut.

Ada macam manfaat yang didapatkan oleh sebuah organisai jika mereka
menerapkan manajemen strategi yaitu:

d. memberikan arah jangka panjang yang akan dituju

e. membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang


terjadi

f. membantu suatu organisasi menjadi lebih efektif

g. mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi dalam


lingkungan yang semakin beresiko

h. aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemauan organisasi


untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.

2.3.2. Perencanaan Strategi

Laporan Antara 2-22


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Inti pokok dalam tahap ini adalah menghubungkan organisasi dengan


lingkungannya dan menciptakan strategi-strategi yang cocok untuk mencapai misi
organisasi. J. Salusu (2000:501) memandang perencanaan strategi sebagai suatu
proses yang digunakan oleh para pemimpin pemerintahan untuk membayangkan,
memvisualisasikan, masa depan operasionalisasi, serta pengendalian sehingga
secara gemolang mampu mencapai masa depan yang diinginkan itu.

Pembuatan strategi merupakan suatu hal yang penting harus dikerjakan


oleh para pimpinan puncak karena hal ini adalah untuk menentukan bagaimana
organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Proses pembuatan strategi terdiri dari
empat elemen yaitu:

1. identifikasi masalah-masalah strategi yang dihadapi

2. pengembangan altrnatif–alternatif strategi yang ada dengan


mempertimbangkan secara generic serta variasinya

3. evaluasi dari tiap alternatif

4. penentuan / pemilihan strategi terbaik dari berbagai alternatif yang ada.

2.4. Konsep PAD

Bastian (2001) mengatakan bahwa penerimaan Pendapatan Asli Daerah


merupakan akumulasi dari Pos Penerimaan Pajak yang berisi Pajak Daerah dan
Pos Retribusi Daerah, Pos Penerimaan Non Pajak yang berisi hasil perusahaan
milik daerah, Pos Penerimaan Investasi serta Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang
berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Identifikasi sumber Pendapatan Asli
Daerah adalah : meneliti, menentukan dan menetapkan mana sesungguhnya yang
menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah dengan cara meneliti dan mengusahakan
serta mengelola sumber pendapatan tersebut dengan benar sehingga memberikan
hasil yang maksimal. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang
diperoleh dari sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh
Pemerintah Daerah. Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 pasal 79 disebutkan
bahwa pendapatan asli daerah terdiri dari:

Laporan Antara 2-23


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Pertama, pajak daerah. Pajak daerah adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya
digunakan untuk investasi publik. Pajak daerah adalah pungutan daerah menurut
peraturan yang ditetapkan sebagai badan hukum publik dalam rangka membiayai
rumah tangganya. Dengan kata lain pajak daerah adalah pajak yang wewenang
pungutannya ada pada daerah.

Kedua, Retribusi Daerah. Retribusi adalah pembayaran kepada negara yang


dilakukan kepada mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya restribusi
daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapat pekerjaan
usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau jasa yang diberikan oleh
daerah baik secara langsung maupun tidak langsung oleh karena itu setiap
pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah senantiasa berdasarkan prestasi
dan jasa yang diberikan kepada masyaraakat, sehingga keluasan retribusi daerah
terletak pada yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi retribusi sangat
berhubungan erat dengan jasa layanan yang diberikan pemerintah kepada yang
membutuhkan. Beberapa ciri-ciri retribusi yaitu (a) retribusi dipungut oleh negara, (b)
dalam pungutan terdapat pemaksaan secara ekonomis, (c) adanya kontra prestasi
yang secara langsung dapat ditunjuk, (d) retribusi yang dikenakan kepada setiap
orang/badan yang menggunakan/mengenyam jasa-jasa yang disediakan oleh
negara.

Pengelompokan retribusi yang meliputi (a) retribusi jasa umum, yaitu retribusi
atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan
kepentingan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan dan (b)
retribusi jasa usaha, yaitu: retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemda dengan
menganut prinsip komersial karena pada dasarnya disediakan oleh sektor swasta.

Ketiga, Perusahaan Daerah. Dalam usaha menggali sumber pendapatan


daerah dapat dilakukan dengan berbagai cara, selama tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah yang sangat penting dan selalu mendapat perhatian khusus adalah
perusahaan daerah. Perusahaan Daerah adalah kesatuan produksi yang bersifat
(a) memberi jasa, (b) menyelenggarakan pemanfaatan umum dan (c) memupuk

Laporan Antara 2-24


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

pendapatan. Tujuan perusahaan daerah untuk turut serta melaksanakan


pembangunan daerah khususnya dan pembangunan kebutuhan rakyat dengan
menggutamakan industrialisasi dan ketentraman serta ketenangan kerja menuju
masyarakat yang adil dan makmur.

Perusahaan daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan urusan


rumah tangganya menurut perundang-undangan yang mengatur pokok-pokok
pemerintahan daerah. Cabang-cabang produksi yang penting bagi daerah dan
mengusai hajat hidup orang banyak di daerah, yang modal untuk seluruhnya
merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Keempat, Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah.

Pendapatan asli daerah tidak seluruhnya memiliki kesamaan, terdapat pula


sumber-sumber pendapatan lainnya, yaitu penerimaan lain-lain yang sah. Kelompok
penerimaan lain-lain dalam pendapatan daerah kabupaten/kota mencakup berbagai
penerimaan kecil-kecil, seperti hasil penjualan alat berat dan bahan jasa.
Penerimaan dari swasta, bunga simpanan giro dan Bank serta penerimaan dari
denda kontraktor. Namun walaupun demikian sumber penerimaan daerah sangat
bergantung pada potensi daerah itu sendiri.

2.5. Kerangka Pikir

Analisis yang digunakan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi setiap


permasalahan dalam pengelolaan kepariwisataan lokal yang dalam pengelolaannya
dibedakan atas empat bagian sesuai konsep dari George R Terry yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kemudian
dilakukan analisis masalah berupa kelemahan, ancaman dan isu strategis berupa
kekuatan dan peluang yang dihadapi yang kemudian menjadi acuan dalam
penyusunan rencana strategi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan bahari baik
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Laporan Antara 2-25


Pengelolaan Pariwisata Bahari Dalam Mendukung PAD Kota Kendari

Gambar 1: Kerangka Pikir

KEPARIWISATAAN
BAHARI

PENGELOLAAN:
Perencanaan

Pengorganisasian

Penggerakan

Pengawasan

PERMASALAHAN RENCANA
STRATEGIS

PENINGKATAN
JUMLAH PAD
WISATAWAN

Laporan Antara 2-26

Anda mungkin juga menyukai