EDITOR
Ibnu Maryanto
Hari Sutrisno
ISBN 978-979-799-609-3
1. Ekologi 2. Ternate
577
ii
DAFTAR ISI
FAUNA
xi
Komunitas Keong Darat di Pulau Moti, Maluku Utara 121
Heryanto
FLORA
Analisis Tutupan Lahan Kawasan Pulau Moti, Ternate, Maluku Utara 187
Hetty IP Utaminingrum & Roemantyo
SOSIAL BUDAYA
xiii
Ekologi Ternate 83-104 (2011)
Eko Sulistyadi
ABSTRACT
Survey on birds has been conducted in Moti Island, Moluccas. The aim survey of the survey
to reveal to reveal the bird diversity and distribution. Expedition was conducted from 1 to 17
May 2010 by using both transeck and point samplings. Survey was undertaken for all habitat
types including nutmeg, coconut, clove, open area and secondary forest habitats. The results
recorded 37 bird species in which 11 birds species were Indonesian endemic and 5 birds
species were moluccas endemic. Horizontal distribution analysis showed that birds tend to
spread evently but some birds prefer to colonize spesific habitats. Moreoer vertical distribution
analysis showed that diversity decreases with altitude.
Key words: Moti island, habitat type, birds diversity, distribution, endemic bird.
83
Eko Sulistyadi
84
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
titik dilakukan selama ±20 menit (Bibby ragaman jenis burung di kawasan pulau
1998). Moti Ternate tergolong tinggi dengan nilai
Survey burung dilakukan dengan indeks keanekaragaman Shannon
cara eksplorasi menjelajah setiap tipe sebesar 3,916 dan indeks Shimpson
habitat dan ketinggian yang mungkin sebesar 0,887.
dijangkau. Pengamatan dan pencatatan
data dilakukan sepanjang jalur AnalisisEstimasi
pengamatan dan titik-titik pengamatan Analisis bootstrap menggunakan
yang potensial. Jalur pengamatan software EstimateS ver 7.5 menunjukkan
ditentukan dengan melihat jenis-jenis bahwa nilai observasi adalah sebesar 34,
habitat yang ada. Karena sebagian besar artinya sebanyak 34 jenis burung berhasil
kawasan didominasi kebun pala maka ditemukan di lokasi penelitian. Berdasar-
perbedaan tipe habitat cenderung kecil. kan nilai bootstrap diperkirakan masih
Dari observasi dapat dibagi menjadi dapat ditemukan jenis burung sampai 37
empat tipe habitat yaitu kebun pala, kebun jenis. Grafik bootstrap dapat dilihat pada
kelapa, mangrove/pantai dan area Gambar 1.
terbuka. Sebagai data pelengkap titik-titik Selisih antara observasi dan
pengamatan juga ditentukan berdasarkan perkiraan bootstrap disebabkan karena
daerah/lokasi/desa yang ada. Data yang adanya kesulitan dalam menghitung jenis
dicatat meliputi jenis burung, jumlah dan burung walet (Collocalia infuscata dan
habitat (lokasi). Collocalia esculenta) dan burung
layang layang batu (Hirundo tahitica)
HASIL yang selalu bergarak aktif (terbang)
sehingga tidak dimasukkan dalam
Keanekaragaman jenis burung perhitungan. Jika dihitung total jenis
Tercatat 37 jenis burung hidup di burung yang tercatat selama observasi
kawasan P. Moti. Kawasan Moti yang maka ditemukan sebanyak 37 jenis,
didominasi oleh vegetasi pala menyebab- dengan demikian hasil observsai ini sesuai
kan distribusi jenis burung yang ada dengan perkiraan bootstrap. Ada satu
cenderung seragam dan hanya terlihat jenis yaitu Nuri kalung ungu (Eos
sedikit perbedaan berdasarkan keting- squamata) diperkirakan masih ada
gian tempat. Beberapa jenis burung sulit berdasarkan informasi penduduk namun
diidentifikasi karena pergerakannya yang tidak dapat dijumpai di alam.
selalu terbang sehingga tidak bisa Pengelompokkan jenis burung
dibedakan secara jelas. Berikut jenis ditentukan dengan analisis cluster
burung yang tercatat selama penelitian menggunakan software Ntsys ver 4.2.
(Mei 2010) di pulau Moti Ternate (Tabel Terdapat 8 kelompok yang terpisah
1). seperti pada Gambar 2.
Berdasarkan analisis heterogenitas Analisis cluster berdasarkan indeks
menggunakan software Ecologycal braycurtis menggunakan software
Methodology diketahui bahwa keaneka- NTSYSpc ver 2.1 dengan nilai koefisien
85
Eko Sulistyadi
Elang alap cina Accipiter soloensis Horsfield, 1821 - LC Mangga, kebun kelapa,
Elang alap ekor totol Accipiter trinotatus Bonaparte, 1850 E LC Mangga, kebun kelapa,
Elang bondol Haliastur indus Boddaert, 1783 - LC Pantai, kelapa dan bakau
Elang kecil maluku Accipiter erythrauchen Gray, 1861 E LC Pantai, kelapa
Elang paria Milvus migrans Boddaert, 1783 - LC Kebun pala dan kelapa
Cekakak pantai Halcyon saurophaga Gould, 1843 - LC Bakau, pantai
Cekakak biru putih Halcyon diops Temminck, 1824 E LC Kebun pala
Udang merah kecil Ceyx lepidus Temminck, 1836 - LC Pala, semak
Walet sapi Collocalia esculenta Linnaues, 1758 - LC Semua habitat
Walet maluku Collocalia infuscata Salvadori, 1880 E LC Semua habitat
Kuntul karang Egretta sacra Gmelin, 1789. - LC Pantai, mangrove
Kekep babi Artamus leucorynchus Linnaeus, 1771. - LC Pantai, kebun kelapa, bekas kebun
Julang irian Rhyticeros plicatus J.R.Forst., 1781 - LC Kebun pala, vegetasi alami
Kapasan halmahera Lalage aurea Temminck, 1827 E LC Pantai, bekas kebun,
Kepudang sungu kartula Coracina papuensis Gmelin, 1788 - LC Pantai, pinggir kebun
Delimukan zamrud Chalcophaps indica Linnaeus, 1758 - LC Kebun pala, kelapa
Tekukur biasa Streptopelia chinensis Scopoli, 1768. - LC Dekat pantai, pala, kapuk.
Walik raja Ptilinopus superbus Temminck, 1809 - LC Pala
Walik topi biru Ptilinopus monacha Temminck, 1824 E NT Pala, mengrove
Gagak orru Corvus orru Bonaparte, 1850 - LC Kebun pala, kelapa, pantai,
Pantai, mangrove, pala den kelapa
Tuwur asia Eudynamys scolopacea Linnaeus, 1758 - LC
dekat pantai
Cacomantis variolosus Vigors &
Wiwik rimba - LC Vegetasi dekat pantai, kapuk, pala
Horsfield, 1826
Lonchura leucogastroides Horsfield &
Bondol jawa E LC Pinggir pantai, semak dan pala.
Moore,1858
Layang-layang batu Hirundo tahitica Gmelin, 1789 - LC Pantai, pemukiman
Gosong kelam Megapodius freycinet Gaimard, 1823 E LC Kebun kelapa dan kebun pala
Kirik-kirik Australia Merops ornatus Latham, 1801 - LC Kebun pala (pohon besar)
Sikatan kilap Myiagra alecto Temminck, 1827. - LC Bekas kebun, kelapa, pala.
Madu hitam Leptocoma sericea Lesson & Garnot, 1828 - LC Semak dekat pantai, pala
Madu sriganti Cinnyris jugularis Linnaeus, 1766 - LC Semak dekat pantai, pala
Kebun kelapa, bekas kebun,
Kepudang halmahera Oriolus phaeochromus G. R. Gray, 1861 E LC
mangrove
Kancilan emas Pachycephala pectoralis Latham, 1802. - N-recg Kebun pala atas
Gereja Passer montanus Linnaeus, 1758 - LC Pantai, semak
Tanygnathus megalorynchos Boddaert, Kebun kelapa, pala, dan pinggir
Betet kelapa paruh besar - LC
1783 pantai.
Nuri bayan Eclectus roratus Müller, 1776. - LC Pohon salawaku, pala, bekas sungai
Nuri kalung-ungu Eos squamata Boddaert, 1783 E LC Informasi penduduk
Kipasan kebun Rhipidura leucophrys Latham, 1802 - LC Pantai, pinggir kebun
Perling maluku Aplonis mysolensis Gray, 1862 E LC Pantai, pala, kelapa, mangrove
Perling ungu Aplonis metallica Temminck, 1824 - LC Pantai, pala, kelapa, mangrove
86
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
45
40
35
30 Sobs (Mao Tau)
25 Jack 2 Mean
jenis
20 Bootstrap Mean
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
pengamatan
87
Eko Sulistyadi
T.megalorynchos
C.jugularis
C.orru
L.sericea
C.papuensis
R.leucophrys
M.alecto
P.monacha
M.migrans
A.mysolensis
A.metallica
C.indica
C.lepidus
S.chinensis
H.indus
M.freycinet
E.roratus
T.megalorynchos
R.plicatus
L.aurea
P.montanus
A.leucorhynchus
E.sacra
A.soloensis
E.scolopacea
L.leucogastroid
C.variolosus
A.trinotatus
M.ornatus
O.phaeochromus
H.diops
P.superbus
P.pectoralis
H.saurophaga
A.erythrauchen
0.00 0.25 0.50 0.75 1.00
Koefisien
Gambar 2. Pengelompokkan kekerabatan penggunaan kebersamaan habitat jenis burung
berdasarkan loefisien euklidian
88
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
habitat-campura
kebun-pala
kebun-kelapa
habitat-campura
kebun-cengkih
hutan-sekunder
mangrove
habitat-terbuka
89
Eko Sulistyadi
90
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
91
Eko Sulistyadi
92
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
di pantai pada batang mangrove yang Berwarna biru dengan dada putih.
tidak terlalu tinggi. Tercatat di Moti Terbang menjauh dan bersembunyi
kota, Tafamutu, Guramadehe, Tuma, di kerimbunan mangrove saat
Kori-kori, Tadenas, Tafaga, Nanas, merasa terganggu. Tercatat di
Akimlau, Figur, Tanjungpura, dan Tanjungpura dan Sopongo. Distribusi
Sopongo. Distribusi di Indonesia: di Indonesia: Maluku dan Papua.
Maluku dan Papua. 26. Cekakak biru putih (Halcyon diops)
23. Sikatan kilap (Myiagra alecto) Burung endemik Maluku yang jarang
Burung pemakan serangga yang terlihat. Biasanya menyukai habitat
menyukai rimbunan pohon dan yang cukup rimbun seperti kebun
semak. Biasanya hidup berpasangan pala. Merupakan burung yang
dengan suara yang khas dan merdu pendiam dan senang bertengger di
bersahutan. Sering dijumpai di habitat ranting pohon. Tercatat di Moti kota.
kebun pala, kebun kelapa dan bekas Merupakan jenis endemic Maluku.
kebun penduduk. Tercatat juga di 27. Udang merah kerdil (Ceyx lepidus)
habitat mangrove dekat pantai. Burung yang menyukai habitat semak
Tercatat di Moti kota, Tafamutu, dan kebun pala yang rimbun. Sering
Kori-kori, Yari-yari, Tadenas, Nanas, juga terlihat di habitat bekas kebun
Figur, Tanjungpura. Distribusi di dengan semak yang rimbun. Biasa-
Indonesia: Maluku, Nusa Tenggara nya senang hidup di daerah yang
dan Papua. mempunyai sumber air mengalir.
24. Nuri bayan (Eclectus roratus) Terbang dengan cepat dan bersuara
Burung dengan warna yang indah. nyaring tinggi. Banyak ditemukan
Jantan berwarna dominan hijau pada habitat kebun pala dan kebun
sedangkan betina dominan merah. penduduk di Moti kota, Kori-kori,
Bersarang pada pohon besar dan Tadenas, Tafaga dan Figur. Distribusi
tinggi. Biasa bersuara bersahutan di Indonesia: Sulawesi, Maluku dan
dengan suara yang mirip dengan Papua.
klakson truk sangat nyaring. Hanya 28. Wiwik rimba (Cacomantis variolo-
dijumpai pada habitat bekas sungi sus)
dengan vegetasi besar yang lebat di Burung yang bersuara khas tiga nada
Tadenas dan habitat kebun pala. seri berurutan. Adalah burung yang
Tercatat di Moti kota, Yari-yari, dan lebih sering terdengar daripada
Tadenas. Distribusi di Indonesia: terlihat. Menyukai kerimbunan pohon
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua. dan kadang bertengger di ranting
25. Cekakak pantai (Halcyon sauro- kering. Tercatat di habitat mangrove
phaga) dan kebun kelapa campuran pala di
Burung raja udang yang menyukai dekat pantai. Bertengger pada pohon
habitat mangrove. Bertengger di kapuk randu dan kenari. Tercatat di
ranting mangrove untuk mengintai Moti kota, Nanas, Tafaga, dan
ikan yang menjadi mangsa. Sopongo. Distribusi di Indonesia:
93
Eko Sulistyadi
94
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
Jenis umum yang hampir dapat mencatat 8 jenis dari 15 jenis tersebut
ditemui di seluruh wilayah Indonesia. yang masih dapat dijumpai di alam,
Tercatat di habitat terbuka dekat sedangkan 29 yang lain merupakan
pemukiman penduduk dan dekat catatan baru. Tercatat 11 jenis endemik
pantai. Biasanya berkelompok dalam indonesia dengan 5 jenis diantaranya
jumlah besar yang bersuara ribut. endemik Maluku, 8 jenis masuk kategori
Tercatat di Tafamutu dan Tadenas. appendix II CITES (Sukmantoro 2007)
Distribusi di Indonesia: Sumatera, yaitu Elang bondol, Elang paria, Elang
Kalimantan, Jawa, Sumatera, alap maluku, Elang alap cina, Elang alap
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua. ekor totol, Julang irian, Betet kelapa paruh
36. Julang irian (Rhyticeros plicatus) besar dan Nuri bayan, 1 jenis masuk
Hanya tercatat satu ekor di daerah kategori hampir terancam (NT) IUCN
Tadenas. Burung pemakan biji Red list yaitu Walik topi biru (Ptilinopus
dengan paruh besar dan kukat monacha) dan 14 jenis dilindungi
berwarna putih. Terbang dengan perundangan RI.
suara kepakan sayap keras dan
berat. Menurut informasi penduduk PEMBAHASAN
merupakan jenis burung lepasan
yang diambil dari Halmahera. Keanekaragaman jenis burung di
Tercatat di Tadenas. Distribusi di Moti termasuk tinggi, ditunjukkan dengan
Indonesia: Maluku dan Papua. nilai indeks Shannon sebesar 3,916.
37. Kuntul karang (Egretta sacra) Kondisi hutan alami yang sudah berubah
Burung pantai yang menyukai habitat menjadi lahan produksi ternyata masih
karang dan magrove. Berwarna putih mampu mendukung kehidupan berbagai
bersih dan sering terlihat terbang jenis burung, hal ini tidak terlepas dari
sepanjang mangrove dan pantai. faktor hubungan antar habitat yang masih
Tercatat di Tadenas dan Subang. baik antara satu lokasi dengan lokasi yang
Distribusi di Indonesia: Sumatera, lainnya. Tidak adanya pemisah lebar
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, antara kebun pala, kebun kelapa, bekas
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua. kebun, mangrove, dan area terbuka
38. Nuri kalung ungu (Eos squamata) menjadikan mobilitas burung tidak
Menurut informasi penduduk jenis ini mengalami hambatan. Sieving (2001)
masih ada di kawasan Moti, namun menunjukkan bahwa rasio panjang dan
observasi tidak berhasil mencatat lebar (P/L) koridor/penghubung mempe-
keberadaan jenis ini di alam. ngaruhi kelimpahan jenis burung dimana
Distribusi di Indonesia: Maluku dan pada rasio yang lebih besar dari 10 tidak
Papua. ditemukan jenis burung yang hadir.
Berdasarkan penelusuran pustaka Dengan demikian jarak yang terlalu jauh
(van Bemmel 1948) diketahui ada 15 akan menurunkan kehadiran burung di
jenis burung yang pernah tercatat di Moti. area penghubung tersebut demikian juga
Hasil observasi pada Mei 2010 ini hanya sebaliknya.
95
Eko Sulistyadi
96
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
97
Eko Sulistyadi
relatif memiliki penutupan vegetasi yang hanya tercatat satu ekor menjadikan
paling tinggi dibandingkan habitat lainnya. Tadenas termasuk habitat yang penting
Sebagian besar jenis burung frugivora bagi burung di Moti. Julang irian hanya
dan jenis yang menyukai kerimbunan tercatat di lokasi ini, hal ini
pohon tercatat di habitat ini seperti Walik mengindikasikan bahwa keberadaan jenis
raja (Ptilinopus superbus) dan Kancilan vegetasi besar menyediakan tempat yang
emas (Pachycephala pectoralis). sesuai untuk jenis ini. Selain itu
Kebun kelapa cenderung sedikit lebih keberadaan berbagai jenis tumbuhan
terbuka dengan beberapa semak di buah dan biji seperti melinjo dan hatengoti
bawah. Kelompok habitat dengan luasan merupakan sumber pakan yang potensial
terbatas seperti kebun cengkih, hutan bagi jenis burung pemakan biji/buah.
sekunder, mangrove dan habitat terbuka Dijelaskan oleh Gomes (2008) bahwa
memiliki karakteristik yang spesifik jenis burung pemakan biji yang berukuran
sehingga lebih cenderung mendukung besar cenderung memiliki toleransi yang
kehidupan jenis burung yang spesifik. lebih rendah terhadap gangguan habitat
Tercatat Julang irian (Rhyticeros dibandingkan jenis burung pemakan biji
plicatus) hanya ditemukan di habitat yang berukuran kecil sampai sedang.
hutan sekunder di Tadenas sedangkan Distribusi vertikal menunjukkan pola
jenis Tuwur asia (Eudynamys scolopa- yang umum yaitu keanekaragaman jenis
cea) hanya tercatat di habitat mangrove. burung cenderung tinggi pada tingkat
Berdasarkan lokasi tercatat Tadenas ketinggian dasar/rendah dan akan
memiliki kondisi yang masih cukup baik. menurun seiring naiknya ketinggian.
Keberadaan jenis pohon besar masih bisa Clergeau et al (2001) berpendapat hal
dijumpai terutama pada ketinggian 300- yang sama bahwa ketinggian tempat
400 m dpl dimana terdapat alur sungai memiliki pengaruh terhadap kekayaan
batu kering. Keberadaan sungai ini jenis burung. Pada kawasan pinggiran
mungkin mempengaruhi keberadaan kekayaan jenis burung cenderung lebih
pohon-pohon besar tersebut yang tinggi dan pada area pusat menurun
merupakan habitat yang disukai oleh seiring dengan kenaikan ketinggian
berbagai jenis burung. Hal ini sesuai tempat.
dengan pendapat Storch et al (2003) Jenis insektivora mendominasi
yang menyebutkan bahwa distribusi jenis habitat pinggiran kebun dan mangrove
burung sangat dipengaruhi oleh dekat pantai, semakin naik jenis
keberadaan badan air dan lebih sedikit insektivora digantikan oleh jenis frugivora
dipengaruhi oleh keberadaan padang (pemakan biji dan buah) yang senang
rumput dan habitat bukit terbuka mendiami kebun pala yang rimbun.
walaupun keduanya masih menunjukkan Partasasmita (2003) menyebutkan
pengaruh yang signifikan. Habitat yang bahwa perubahan komposisi komponen
tidak umum menjadi penting hanya habitat berupa jenis-jenis tumbuhan yang
karena keberadaan jenis langka. Dengan berimplikasi langsung terhadap
demikian keberadaan Julang irian yang perubahan ketersediaan sumberdaya
98
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
akan merubah pula komposisi burung- berbagai jenis burung, Sieving et al.
burung yang memanfaatkanya yang (2001) mengidentifikasi bahwa fungsi
sekaligus akan merubah jenis burung vegetasi koridor di hutan hujan di Chile
yang mendiami habitat tersebut. Jenis adalah sebagai tempat hidup burung dan
pemangsa puncak seperti Elang paria alternative yang potensial untuk
sering terlihat terbang di ketinggian, pergerakan jarak dekat. Berdasarkan
namun jenis pemangsa lainnya seperti pengertian tersebut maka keberadaan
Elang alap maluku dan Elang bondol koridor dengan kepadatan vegetasi yang
justru banyak dijumpai di pinggiran pantai mencukupi menjadi faktor penting dalam
dan mangrove serta pinggiran kebun menjaga kelestarian berbagai jenis
kelapa karena terkait keberadaan burung dan menjadi kunci sukses
mangsa. Ketinggian rendah lebih banyak distribusi berbagai jenis burung.
menyediakan alternatif mangsa yang bisa Habitat yang cenderung homogen
diperoleh sehingga menyebabkan jenis dan heterogenitas vegetasi yang tidak
pemangsa tersebut lebih banyak dijumpai terlalu tinggi menyebabkan jenis yang
pada ketinggian rendah. menyukai habitat terbuka yang cukup
Distribusi horizontal burung yang ada melimpah di Moti. Habitat terbuka
di Moti menunjukkan adanya pola-pola biasanya adalah area pinggiran dari suatu
yang berbeda untuk beberapa spesies habitat, dalam kasus di Moti adalah
namun untuk sebagian besar spesies pinggiran kebun pala, kebun kelapa dan
terdistribusi secara merata di semua tipe mangrove. Yoza (2006) menjelaskan
habitat, namun ada jenis tertentu yang bahwa keanekaragaman jenis burung
hanya dapat ditemukan pada habitat insektivora dan karnivora sebagian besar
tertentu saja. Kancilan emas hanya jumlah jenisnya lebih tinggi di edge
ditemukan pada habitat kebun pala yang (daerah pinggiran) dibandingkan dengan
rimbun, begitu juga dengan walik raja dan di habitat hutan. Sedangkan untuk tipe
Cekakak biru putih. Habitat terbuka di makanan frugivora dan nektarivora
pinggir pantai dan habitat mangrove sebagian besar jumlah jenisnya
disukai oleh Elang bondol, Cekakak mengalami penurunan pada edge (daerah
pantai, Tuwur asia dan Elang alap maluku. pinggiran) dibandingkan dengan habitat
Perling ungu merupakan jenis yang paling hutan. Hal ini menunjukkan adanya
dominan populasinya serta paling merata interaksi jenis burung tertentu dengan
distribusinya. Preferensi habitat vegetasi. Respon beberapa spesies
kemungkinan dipengaruhi oleh faktor menunjukkan adanya spesies yang
vegetasi dan ketersediaan pakan. Jenis merupakan habitat generalis dan habitat
yang generalis umumnya memiliki spesialis. Ada juga spesies yang bersifat
alternatif pakan yang lebih beragam sebagai penjelajah daerah pinggiran dan
demikian sebaliknya jenis yang spesifik jenis yang menghindari daerah pinggiran.
dalam memilih habitat kemungkinan Menurut Paeman (2002) terdapat
memiliki jenis pakan yang lebih terbatas. perbedaan struktur komunitas burung
Terkait dengan permasalahan distribusi pada daerah yang mempunyai struktur
99
Eko Sulistyadi
100
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
101
Eko Sulistyadi
102
Komunitas Burung Pulau Moti Ternate Maluku Utara
103
Eko Sulistyadi
104