Anda di halaman 1dari 6

MID-TERM TEST Jonathan Aprilio Salusu

Health, Safety and Environment 071001600065


Dosen: Dra. Desrina

Kecelakaan Kerja pada Oil dan Gas Activities

Pendahuluan

Musibah tumpahnya minyak dari instalasi pengeboran lepas pantai milik British
Petroleum terjadi pada 20 April 2010 yang mencemari perairan Teluk Meksiko, terjadi akibat
kebocoran pada pipa bawah laut yang menyebabkan anjungan pengeboran minyak Deepwater
Horizon yang terletak 66 kilometer lepas pantai Lousiana AS, meledak dan kemudian
tenggelam. Titik ledakan tepat mengenai kepala sumur yang berada di kedalaman 1.500 meter
dibawah permukaan laut sebagian anjungan roboh dan terbakar diperkirakan menewaskan 11
orang pekerjanya.

Kejadian ini sangat meresahkan warga negara bagian secara langsung, sejak saat itu
semburan minyak mentah sekitar 5.000 barel atau 210.000 galon (795.000 liter) semakin
merembet jauh akibat terbawa arus, saat itu luas area yang tercemar 9.933 km (77 x 129 km).

Reaksi negara bagian yang terkena tumpahan minyak BP ialah Negara Louisiana,
Alabama, Mississipi, Florida, dan Texas yang merasa dirugikan, setiap negara menuntut ganti
rugi, Amerika Serikat sebagai penengah antara negara bagian yang terkena dampak tumpahan
minyak dengan perusahaan BP. Tragedi tumpahan minyak merupakan akibat kelalaian BP dan
bukan yang pertama kalinya, BP pernah menghadapi tuntutan terkait isu lingkungan yang
menuntut BP agar bertanggung jawab antara januari 1997 dan maret 1998, atas kasus 104
tumpahan minyak, 13 pekerja rig yang tewas tahun 1965 dalam satu ledakan, 15 dalam ledakan
pada tahun 2005, dan sebuah Feri yang membawa pekerja minyak BP yang menewaskan 16
orang pekerja, pada tahun 1991, kemudian pada tahun 2010 ada kebocoran di udara yang sangat
meracuni udara di texas.

Kronologis Kejadian

Ledakan terjadi pada 20 April 2010 pukul 21.56 waktu setempat. Saat itu sebanyak 126
orang berada di rig tersebut.
Tujuh orang karyawan BP, 79 orang kru Transocean, sisanya staf perusahaan lain
seperti Anadarko, Halliburton, dan M-I Swaco.

Ledakan itu kemudian disusul kobaran api yang melalap rig Deepwater Horizon.
Setelah terbakar lebih dari satu hari, Deepwater Horizon tenggelam pada 22 April 2010.

Pasukan penjaga pantai Amerika Serikat menerima laporan tenggelamnya rig


pengeboran minyak itu pada pukul 10.21 waktu setempat.

Pada 8 September 2010, BP merilis laporan yang menyebut penyebab ledakan adalah
aliran gas yang masuk ke dalam pipa udara generator diesel.

Api langsung melahap area dek pengeboran minyak di mana sistem exhaust generator
utama mengeluarkan gas panas.

Dari 126 orang yang berada di Deepwater Horizon saat ledakan terjadi, 115 orang
dievakuasi, 11 orang tewas, dan 17 lainnya sempat dirawat di beberapa rumah sakit di Mobile,
Alabama dan Marrero, Louisiana.

Sementara itu, pada 22 April pagi, pasukan penjaga pantai AS melaporkan adanya
kebocoran minyak mentah dari Deepwater Horizon sebanyak 8.000 barrel atau 1,3 juta liter
sehari dan berlangsung selama 87 hari.

Awalnya BP memperkirakan minyak yang tumpah ke laut sebanyak 1.000-5.000 barel sehari
dan total minyak yang bocor diperkirakan mencapai 4,9 juta barel.

Dengan jumlah itu maka insiden Deepwater Horizon menjadi bencana tumpahan
minyak mentah terbesar di dunia.

Berdasarkan citra satelit, tumpahan minyak mentah mencemari wilayah laut seluas
180.000 kilometer persegi atau setara luas negara bagian Oklahoma.

Pada awal Juni 2010, tumpahan minyak ditemukan sepanjang 201 kilometer di pesisir
Louisiana, Florida, Mississippi, dan Alabama.

Pada Oktober 2010, tumpahan minyak mencapai Texas, sehingga pada Juli 2011
sepanjang 790 kilometer pesisir Lousiana, Mississippi, Alabama, dan Florida tercemari
minyak.

Secara total sejak tumpahan minyak mentah diketahui pada 22 April 2010,maka hanya
dalam waktu setahun kawasan pesisir AS sepanjang 1.728 kilometer tercemar.
Pada 15 April 2014, BP mengklaim pembersihan tumpahan minyak di pesisir AS sudah
selesai. Namun, pasukan penjaga pantai AS menyebut masih banyak pekerjaan yang harus
dilakukan.

Dampak tumpahan minyak ini terhadap lingkungan di sekitarnya amat luar biasa.

Sebab, kawasan yang tercemar merupakan rumah dari 8.332 spesies makhluk hidup
termasuk 1.270 spesies ikan, 218 spesies burung, 1.456 moluska, 1.503 krustasea, empat
spesies penyu, dan 29 spesies mamalia laut.

Tak hanya itu, manusia juga terdampak akibat bencana ini. Departemen Kesehatan dan
Rumah Sakit Lousiana mengatakan, 108 pekerja pembersihan minyak dan 35 warga
mengalami masalah kesehatan terkait bencana ini

Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak diyakini


menjadi penyebab dari masalah kesehatan yang dialami manusia.

Sebuah studi yang meneliti dampak bencana ini terhadap anak-anak di Lousiana dan
Florida yang tinggal dalam radius 15 kilometer dari pantai menemukan fakta mengejutkan.

Sepertiga orangtua yang tinggal di kawasan itu melaporkan adanya masalah fisik dan
kesehatan mental pada anak-anak mereka.

Mereka melaporkan, anak-anak menunjukkan kondisi kesehatan yang tak lazim seperti
telinga berdarah, mimisan, dan menstruasi lebih awal pada anak-anak perempuan. Demikian
hasil penelitian yang disampaikan David Abramson, direktur Pusat Persiapan Bencana
Nasional di Universitas Columbia.

Di sisi ekonomi, bencana ini memberikan dampak amat berat bagi BP dan
perekonomian di kawasan terdampak terutama pada bisnis pengeboran minyak, periikanan, dan
wisata.

Negara bagian Lousiana mengatakan, pada akhir 2010 kehilangan pendapatan hingga
32 juta dolar AS karena menurunnya jumlah wisatawan ke kawasan tersebut.

Bisnis perikanan di Teluk Meksiko juga amat terpukul dengan hilangnya potensi
pendapatan sebesar 247 juta dolar.

Sebuah studi yang menyebut kerugian sebesar 8,7 miliar dolar AS pada 2020 akibat
dampak bencana ini terhadap sektor perdagangan, wisata, dan perikanan di Teluk Meksiko.
Di masa yang sama, masih menurut studi itu, sebanyak 22.000 lapangan pekerjaan akan
terpengaruh bencana lingkungan ini.

Sementara itu kerugian yang dialami BP mencapai 90 miliar dolar AS termasuk untuk
membayar kompensasi.

Selain itu, pada 2012, BP untuk sementara dilarang memperbarui kontrak pengeboran
minyak dengan pemerintah AS.

Metode Penanggulangan

1. BP Gunakan Bahan Pengurai Beracun


Supaya jumlah minyak yang sampai ke pantai sesedikit mungkin, badan lingkungan AS
awalnya mengijinkan perusahaan BP, yang bertanggung jawab atas kecelakaan, untuk
menguraikan minyak dengan bahan kimia. Jika terurai, minyak akan berubah menjadi tetesan-
tetesan yang tenggelam ke bawah permukaan laut. Bob Dudley, seorang menajer BP memuji
bahan kimia yang disebut Corexit. Menurutnya Corexit hanya seperti sabun cuci, tidak beracun
dan dapat diurai secara biologis.
Pakar biologi laut dan pelindung lingkungan Jörg Feddern tidak sependapat. Setelah
diuraikan sabun cuci tetap beracun, demikian Feddern seraya menambahkan, Corexit tidak
akan pernah digunakan di Jerman.

2. BP Hentikan Bocor Minyak dengan Robot Selam


Saat itu, sebuah tim ahli tengah berusaha menutup tempat-tempat yang bocor itu dengan
menggunakan robot selam, yang diharapkan dapat menutup katup-katup ventil yang tersedia.
Tehniknya sangat rumit dan menurut BP, keberhasilannya belum bisa dipastikan. Apabila
gagal, alternatif menyetop aliran minyak bumi itu adalah dengan mengebor sumur-sumur
penyalur yang dapat mengurangi tekanan pada sumur asli.

3. Upaya pembersihan
Presiden Barack Obama mendesak BP harus bertanggung jawab sepenuhnya atas
musibah itu. Bahkan, dia meminta BP menanggung semua biaya operasional untuk
membersihkan minyak. Ini berbeda dengan kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Berbagai upaya membersihkan tumpahan minyak dan menekan kebocoran di pusat
ledakan terus dilakukan AS dan operator kilang minyak, BP. Sejak 28 April, sudah lebih dari
1.900 personel dilibatkan dalam menekan tumpahan minyak. Mereka menggunakan 300 kapal
dan pesawat, termasuk 10 unit kapal selam yang ditugaskan untuk mendekati ke titik ledakan.
BP memperkirakan, upaya untuk membersihkan minyak di Teluk Meksiko akan
menelan biaya lebih dari 6 juta dollar AS atau Rp 54,2 miliar per hari. Regu penyelamat sudah
menuangkan lebih dari 156.000 galon (590.525 liter) dispersant ke laut untuk mengurai
minyak. BP juga berencana menyumbat kebocoran sumur minyak dengan alat khusus.

4. Sabun Magnetik

Untuk mengendalikan situasi disana, sekitar 3 juta liter dispersant diperlukan


disana,termasuk sabun industri yang disebut surfactant yang diperkenalkan dalam mengatasi
permasalahan di sumur minyak Deepwater Horizon. Zat kimia tersebut bukan hanya cepat larut
ke dalam cairan minyak tumpah, akan tetapi sangat cepat menyebar lebih luas keseluruh
kawasan tumpahan minyak.Dan akan terurai enam bulan kemudian. Sebuah cara yang cukup
berkelanjutan dan merupakan solusi yang cukup aman diperlukan, mengingat akan semakin
banyak kasus tumpahan minyak dimasa yang akan dating.

Para ilmuwan telah mengembangakan sabun mangnetik pertama di dunia yang


bertujuan untuk mempercepat proses pembersihan tumpahan minyak mentah di permukaan
laut.Sabun magnetik ini terdiri dari garam-garam yang kaya akan kandungan zat besi dan
sangat mudah bercampur dengan air, ion Bromida dan Chlorida. Ion ini akan membentuk inti
magnetik dalam partikel sabun dan dapat dikendalikan oleh medan magnet selama berada
dipermukaan air.

Kali ini, proyek tersebut masih dalam tahapan teori, namun bagaimanapun para
ilmuwan telah membayangkan di masa yang akan datang detergen seperti ini dapat mereka
hasilkan dari hipotesa sekarang ini, dimana akan mengarahkan kita untuk bisa membersihkan
tumpahan minyak dengan lebih aman dan mengatasi berbagai masalah lingkungan yang
sensitif. Julian Estoe yang merupakan pimpinan riset tersebut mengatakan bahwa sabun
magnetik kemungkinan dapat digunakan untuk mengatasi fenomena yang sama serta dalam
penggunaan yang lebih komersil dalam bentuk semacam cairan,seperti dalam berbagai aplikasi
seperti pembersih air (water treatment) serta berbagai pembersih produk industria).
Penutup

Belajar dari pengalaman setelah mengalami tragedi tumpahan minyak di Teluk


Meksiko, agar lebih waspada dan berhati-hati dalam melakukan operasi pengeboran minyak
untuk lebih memperhatikan keselamatan kerja sebagai prioritas utama dalam melakukan
operasi pengeboran dan lebih meningkatkan sebuah perjanjian melalui proses hukum yang kuat
hingga jika terjadi kesalahan atau mengalami sebuah masalah dapat di selesaikan melalui
proses hukum yang telah di sepakati. tragedi tumpahan minyak dapat menjadi proses
pembelajaran untuk pihak industri lainnya agar lebih berhati-hati dan meningkatkan
keselamatan di industri pengeboran.

Anda mungkin juga menyukai