Anda di halaman 1dari 14

KISI-KISI UAS MKU PBI:

1. Sejarah B. Indonesia:

-Menyebutkan asal muasal B. Indonesia

Baca bab 1

Cikal bakal bahasa Indonesia sudah muncul berabad-abad


lamanya di kawasan Nusantara. Pada mulanya bahasa Indonesia
berupa bahasa Melayu lingua franca. Bahasa terlihat dipergunakan
untuk komunikasi dalam kehidupan sehari-hari waktu itu. Bahasa
Melayu kuno sudah digunakan pada masa Kerajaan Sriwijaya pada
abad 6 Masehi. Beberapa bukti arkeologi dari Melayu Kuno
mengungkapkan keberadaan bahasa Melayu Kuno sudah
dipergunakan pada masa abad 6 hingga abad 9. Penggunaan
bahasa meliputi wilayah Sumatera dan Pulau Jawa.Seiring
perjalanan waktu, kolonial Belanda datang ke wilayah Nusantara.
Selama proses kolonial tersebut Belanda secara
eksklusif.menggunakan bahasa Belanda di lingkungan mereka
sendiri. Hanya para pribumi bangsawan yang menempuh
pendidikan dasar Belanda yang dapat mempergunakan bahasa
tersebut. Sementara itu, bahasa sehari-hari yang dipergunakan
dalam masyarakat adalah bahasa Melayu dan bahasa daerah
setempat. Bahasa Melayu sebagai lingua franca digunakan untuk
menghubungkan pelbagai etnik yang berbeda dalam kegiatan
perdagangan. Penggunaan bahasa Melayu dalam kegiatan
perdagangan lantaran bahasa Melayu mudah diterima. Dan dalam
perkembangan sejarahnya pada 28 Oktober 1928 pemuda pemudi
Indonesia bersatu dan lahir Sumpah Pemuda yang disebutkan
bahwa bahasa Indonesia (awalnya bahasa Melayu ) sebagai
bahasa persatuan. Bahasa Indonesia ini juga sebagai identitas
Indonesia. Setelah merdeka pada 1945 bahasa Indonesia disahkan
secara konstitusional sebagai bahasa nasional.
-Menyebutkan landasan kedudukan B.Indonesia sebagai bahasa nasional

Awalnya dari sumpah pemuda

-Menyebutkan b. Indonesia sebagai bahasa negara

Uud 1945 pasal 36

Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18


Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan
bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36).

2. Fungsi B. Indonesia:

-Fungsi B.Indonesia sbg b.nasionalnasional

Sebagai Bahasa Nasional

Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya, Dinyatakan
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai
berikut :

Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.

Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.

Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat
istiadat dan Budaya.

adapun penjelasanya :

Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.

Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional


dibuktikan dengan digunakan nya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda.
Yang bunyinya sebagai berikut :

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mengakoe berbangsa satoe,


Bangsa Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.

Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan
dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan
negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara
persemakmurannya. Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan
Bahasa Inggris.

3. Perkembangan B. Indonesia:

-Menjelaskan cikal bakal EBI

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

https://blog.ruangguru.com/perkembangan-ejaan-bahasa-indonesia

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun
resmi berlaku sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia. Katanya, latar belakang
diresmikan ejaan baru ini adalah karena perkembangan pengetahuan, teknologi,
dan seni sehingga pemakaian bahasa Indonesia semakin luas. Ejaan ini
menyempurnakan EYD, terutama dalam hal penambahan diftong, penggunaan
huruf kapital, dan cetak tebal.

Ruangguru sudah rangkum hal yang perlu di-highlight nih.

 Huruf diftong yang berlaku antara lain: ai, au, ei, oi


 Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak,
kena, militer
 Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring, dan bagian-bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.
 Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji
Bahrudin
 Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam
dialog.
-Menganalisis penerapan ejaan lama dengan ejaan baru

1. Ejaan van Ophuisjen

Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun 1901.
Fyi, bahasa Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa
ditebak dari namanya, ejaan ini disusun oleh orang Belanda bernama Charles A.
van Ophuijsen dan dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

Gimana sih ciri-ciri ejaan yang benar menurut Mbah van Ophuijsen? Nih,
Ruangguru kasih rangkumannya ya.

2. Ejaan Soewandi

Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19
Maret 1947 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A. Kenapa disebut Ejaan
Soewandi? Benar sekali! Karena penyusunnya adalah Mr. Raden Soewandi yang
waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Oh
iya, ejaan ini dikenal juga sebagai Ejaan Republik lho.

Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan


dua huruf vokal) oe yang diganti menjadi huruf u, dan dihapuskannya tanda
apostrof. Nah, tanda apostrof ini diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan
sama sekali. Contohnya:

 Jum’at → Jumat
 ra’yat → rakyat
 ma’af → maaf
Iklan zaman dulu yang menggunakan Ejaan Soewandi (sumber:
fotokita.grid.id)

3. Ejaan Pembaharuan

Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin


menyarankan agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan
panitia yang diketuai Prijono dan E. Katoppo antara lain: membuat standar satu
fonem satu huruf, dan diftong ai, au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain
itu, tanda hubung juga tidak digunakan dalam kata berulang yang  memiliki
makna tunggal seperti kupukupu dan alunalun.

Tapi, ejaan ini nggak jadi diresmikan dalam undang-undang. Huft… untung deh.
Pasti bakal aneh kalau “koboi junior naik kerbau” ditulis jadi “koboy junior naik
kerbaw”.

4. Ejaan Melindo

Melindo itu… buah yang kulitnya warna merah yang suka dibuat emping, ya? Itu
melinjo….

Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia. Yup, draft penyusunan ejaan ini
disusun pada tahun 1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah
Melayu, yang dalam hal ini adalah Malaysia. Perubahan yang diajukan dalam
ejaan ini nggak jauh berbeda kok dari Ejaan Pembaharuan.

Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan kedua
negara. Secara ‘kan ya Indonesia dan Malaysia bahasanya mirip-mirip gitu. Tapi
sayang, ejaan ini pun gagal diresmikan akibat ketegangan politik antara Indonesia
dan Malaysia waktu itu.

5. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)


Ejaan ini bisa dibilang adalah lanjutan dari Ejaan Melindo yang nggak jadi itu.
Panitianya masih campuran antara Indonesia dan Malaysia dan dibentuk pada
tahun 1967. Isinya juga nggak jauh berbeda dari Ejaan yang Disempurnakan
(yang akan dijelaskan selanjutnya), hanya ada perbedaan di beberapa kaidahnya
saja.

Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini,
istilah-istilah asing sudah mulai diserap seperti: extra → ekstra; qalb → kalbu;
guerilla → gerilya.

6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Kamu pasti udah kenal dong sama yang namanya EYD. Ejaan ini berlaku sejak
tahun 1972 sampai 2015. Di antara deretan “mantan” ejaan di atas, EYD ini yang
paling awet. Juga, ejaan ini mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan
bahasa Indonesia, antara lain: tentang unsur bahasa serapan, tanda baca,
pemakaian kata, pelafalan huruf “e”. penggunaan huruf kapital, dan penggunaan
cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan “z” yang kental dengan
unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa Indonesia. 

7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun
resmi berlaku sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia. Katanya, latar belakang
diresmikan ejaan baru ini adalah karena perkembangan pengetahuan, teknologi,
dan seni sehingga pemakaian bahasa Indonesia semakin luas. Ejaan ini
menyempurnakan EYD, terutama dalam hal penambahan diftong, penggunaan
huruf kapital, dan cetak tebal.

Ruangguru sudah rangkum hal yang perlu di-highlight nih.

 Huruf diftong yang berlaku antara lain: ai, au, ei, oi


 Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak,
kena, militer
 Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring, dan bagian-bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.
 Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji
Bahrudin
 Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam
dialog.

4. Ragam B.Indonesia:
-Perbedaan b.lisan dengan tulis

PerbedaanRagam Lisan dan Tulis

a. Ragam Lisan

✓Memerlukan lawan bicara yang mendengarkan (mitratutur).

✓Terikat padasituasi, kondisi ruang, dan waktu.

✓Tidak harus memperhatikan unsur dan fungsi gramatikal (Subjek, Predikat,


objek), hanya perlu gerak(bahasatubuh), dan mimik.

✓Makna dipengaruhi oleh tinggi-rendah, panjang-pendek nada suara/intonasi

b. RagamTulis

✓Tidak memerlukan lawanbicara.

✓Tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu.

✓Fungsi-fungsi gramatikal (Subjek, Predikat, objek) harus dinyatakan


secara eksplisit.

✓Makna ditentukan terutama oleh pemakaian tanda baca dan ejaan


-Mengklasifikasikan perbedaan b. baku & tidak baku -mengklasifikasikan penggunaan
b. baku dalam kalimat
5. Fungsi BI sebagai b. negara

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara :

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan,

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;

Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan


pembangunan dan pemerintahan;

Bahasa lndonesia sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan, dan seni.

Bahasa Indonesia yang baik dan benar :

6. Konteks Penggunaan BI yang baik dan benar

- Bahasa yang benar yaitu bahasa yang menrapkan kaidah (tata bunyi, tata kata, tata
kalimat, tata istilah, dan tata makna) dengan konsisten.

- Bahasa yang baik yaitu bahasa yang memiliki rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi
pemakainya (konteks, peristiwa, keadaan).

7. Diksi:

-Menjelaskan konsep konotasi

KONOTASI

Tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan
sebuah kata, makna yang ditambah pada makna denotasi.

Ciri

1. Makna emotif atau makna evaluatif.

2. Makna yang mengandungi nilai-nilai emosional.

3. Makna konotatif berlaku karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju


- tidak setuju, senang – tidak senang kepada pihak pendengar.

Contoh

Dalam setiap kerusuhan mereka selalu dijadikan kambing hitam.

-Menerapkan diksi sinonim -Menerapkan diksi antonym

1. Sinonim
Sinonim adalah kata – kata yang memiliki bentuk yang berbeda, seperti tulisan maupun
pelafalan, tetapi kata – kata tersebut memiliki makna yang mirip atau sama

2. Antonim

Antonim adalah kata – kata yang maknanya saling berlawanan satu sama lain. Antonim
sering sekali disebut dengan lawan kata

-Menganalisis penggunaan diksi dalam kalimat

read bab 4 diksi

8.EBI:

Baca bab 5 dan puebi dan bab 6 tanda baca

-Mengevaluasi penggunaan huruf miring dalam kalimat

-Menerapkan bentuk terikat dalam BI

-Menerapkan pemakaian huruf kapital yang sesuai dengan EBI

-Menganalisis pemakaian huruf

-Menerapkan penggunaan huruf kapital yang benar pada kalimat

-Menerapkan penggunaan kata depan yang tepat

-Menerapkan penulisan angka & bilangan yang tepat

-Menganalisis penggunaan tanda baca yang benar

9. Kalimat Efektif:

-Menjelaskan prinsi-prinsip kal. efektif

-Menerapkan prinsi-prinsip kal. efektif

-Menentukan penggunaan prinsi-prinsip kal. efektif

-Menganalisis ketidakefektifan kalimat

-Mengevaluasi kal. tidak efektif

10. Paragraf:

Kalimat efektif bab 7

-Menjelaskan definisi paragraph


Paragraf adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat yang saling
berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah wacana mini. Kegunaan dari
paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan memisahkan
gagasan-gagasan utama yang berbeda. Penggunaan paragraf memudahkan pembaca
untuk memahami bacaan secara menyeluruh. Panjang dari satu paragraf adalah
beberapa kalimat.

-Menganalisis jenis-jenis paragraf

-Menyimpulkan inti paragraf

-Menganalisis kalimat tidak baku dalam paragraf

-Memilih penempatan kalimat yang tepat pada sebuah konteks paragraf

-Menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf yang kohern & kohesi

11. Karya Tulis Ilmiah:

Bab 10

-Menentukan konsep Daftar Pustaka APA

-Menganalisis Pernyataan yang tepat terkait KTI

-Menafsirkan bagian-bagian KTI

-Menyusun sistematika KTI secara umum

12. Makalah:

Bab 11

-Menentukan latar belakang yang sesuai dengan identifikasi masalah

-Menganalisis karakteristik makalah

-Memilih sistematika makalah yang sesuai dengan format

-Menyusun sistematika makalah

13. Laporan Penelitian:

Bab 12

- Menentukan perbedaan laporan penelitian dengan jenis karya tulis lainnya


-Menganalisis fungsi laporan penelitian

14. Artikel Jurnal Ilmiah:

Bab 13

-Menentukan bagian-bagian artikel Jurnal Ilmiah

-Memilih sistematika artikel jurnl ilmiah yang sesuai dengan format

15. Penalaran:

Bab 14

-Menentukan konklusi pada sebuah penalaran

16. Presentasi Ilmiah:

Bab 15

-Mengemukakan alasan berpresetasi ilmiah

-Merasionalisasikan presetasi sebagai media pengembangan keterampilan berbahasa.

Anda mungkin juga menyukai