Anda di halaman 1dari 9

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah : Pembelajaran PKn MI/SD
Dosen Pengampu : Drs. M. Mujiyanto, M. Pd

Disusun oleh:

Syarifah Nadia (2023216008)


Rifki Yahya (2023216009)
Muhammad Rif’an (2023216010)
Rani Agustin (2023216011)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
IAIN PEKALONGAN
2018

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Urgensi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam setiap
jenjang pendidikan tidak terlepas dari fungsi dan peranan Pendidikan
Kewarganegaraan dalam membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan
harapan Undang – Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Meskipun Pendidikan
Kewarganegaraan harus melalui berbagai perubahan nama dan materi dari
setiap kurikulum namun tidak dapat dipungkiri Pendidikan Kewarganegaraan
telah memberikan konstribusi yang cukup besar dalam mencetak generasi
bangsa berkepribadian luhur.
Mulai terkikisnya moral anak bangsa saat ini juga telah menjadi
peringatan bagi semua kalangan pada umumya dan pendidik pada khusunya.
Dalam mengatasi hal ini pendidik harus bisa megintegrasikan setiap mata
pelajaran menjadi pendidikan karakter baik secara langsung maupun tidak
langsung. Termasuk dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
yang mengajarkan untuk berperilaku sesuai norma – norma yang ada. Teori
yang ada dalam materi pelajaran tersebut harus dibarengi dengan praktik
lapangan sehingga dapat tercipta peserta didik yag tidak hanya sekedar cerdas
dalam bidang akademik tetapi juga cerdas dalam menempatkan diri sebagai
warga negara yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dalam materi PKn?
2. Bagaimana pengembangan materi pembelajaran PKn?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik materi PKn
2. Untuk mengetahui pengembangan pembelajaran materi PKn

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Materi PKn


Pendidikan kewarganegaraan sering disebut civic education,
citizenship education, dan demorary educations.
Berdasarkan rumusan ”civic international”, disepakati bahwa
pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan civic culture, untuk
keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan demokrasi.1
Secara metodologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan salah satu dari lima tradisi social studies yaitu transmisi
kewarganegaraan (citizenship transmission).2
Secara akademis pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan
sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh
dimensi psikologis dan sosial budaya kewarganegaraan individu, dengan
menggunakan ilmu politik, ilmu pendidikan sebagai landasan kajiannya atau
penemuannya intinya yang diperkaya dengan disipin ilmu lain yang relevan,
dan mempunyai implikasi kebermanfaatan terhadap instrumentasi dan praksis
pendidikan setiap warga negara dalam konteks sistem pendidikan nasional.3
Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri-ciri atau tanda yang
menunjukkan suatu hal berbeda dengan lainnya, didalamnya terdapat sub
materi yang lebih berfokus pada karakteristik pendidikan kewarganegaraan,
pengetahuan, ketrampilan, dan watak kewarganegaraan tersebut.
Menurut Hanna dan Lee, mengemukakan bahwa “content” untuk
program pembelajaran Social Studies termasuk PKn yang dapat diadopsi dari
berbagai sumber. Sedikitnya ada tiga sumber yang mudah diidentifikasi,
yaitu:
1. Informal content” yang dapat ditemukan dalam kegiatan masyarakat

1
M. Mujiyanto, Resume Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, hlm. 2.
2
M. Mujiyanto, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD, hlm. 35.
3
Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dan Ilmu Pngetahuan Sosial, (Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm. 7-8.

2
tempat para siswa berada, seperti kegiatan anggota pemadam kebakaran,
ekspedisi pendaki gunung, kegiatan anggota DPR dalam membuat dan
mengesahkan undang-undang, dan lain-lain.
2. The formal disciplines of the pure or semisocial sciences, meliputi
geografi penduduk, sejarah, ilmu politik, ekonomi, sosiologi, antropologi,
psikologi sosial, jurisprudensi, filsafat dan etika serta bahasa.
3. The responses of pupils ialah tanggapan-tanggapan siswa baik yang
berasal dari “informal content” (events) maupun dari “formal disciplines”
(studies).

Gagasan Hanna and Lee akan menjadi bahan yang berharga bagi
pengembangan “content” PKn dengan catatan perlu ada seleksi
disesuaikan dengan visi, misi dan karakteristik PKn. Misalnya, tiga
disiplin ilmu sosial utama dalam socialstudies, meliputi geografi, sejarah
dan ilmu politik maka dalam PKn yang lebih dominan adalah ilmu politik
dan hukum.4

Menurut Furman, bahwa dalam mengembangkan program PKn


hendaknya mengacu pada tiga sasaran, yakni: (1) to serve the needs of
children(melayani kebutuhan siswa); (2) to serve the needs of
society(melayani kebutuhan masyarakat); and (3) to understand andutilize
the intellectual discipline called the social sciences (memahami dan
memanfaatkan disiplin ilmu yakni disiplin ilmu-ilmu sosial).5

B. Pengembangan Materi Pembelajaran Pkn


Secara umum, pembelajaran merupakan usaha memperoleh perubahan
perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap pengertian pembelajaran

4
M. Mujiyanto, Op. Cit., hlm. 23.
5
Ibid., hlm. 24.

3
adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.6
Dalam pembelajaran PKn umumnya dan khususnya untuk jenjang
kelas di SD, fakta berupa kejadian, peristiwa, dan kasus aktual yang terkait
dengan kewarganegaraan, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sangat penting. Bahkan materi pembelajaran PKn hendaknya
dipersiapkan dan dikemas oleh para guru dengan mengadopsi dari kehidupan
nyata (real life) masyarakat terutama para siswa pada tataran lokal, nasional,
dan global. Beberapa contoh fakta yang dapat dimanfaatkan untuk materi dan
proses pembelajaran antara lain:
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Soekarno dan Hatta.
2. UUD 1945 disahkan pertama kali oleh PPKI dalam sidangnya pada
tanggal 18 Agustus 1945.
3. Pemilu di Indonesia pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955.
4. Memasuki era reformasi, UUD 1945 telah mengalami perubahan
sebanyak empat kali, yakni pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002.
5. Sejumlah anggota organisasi masyarakat turun memenuhi jalan-jalan di
ibu kota melakukan unjuk rasa menentang penyerangan Israel terhadap
warga Palestina di Jalur Gaza.7

Sebagai standar nasional dalam aspek isi atau ruang lingkup mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagaimana termuat dalam standar
isi (Permendiknas Nomor 22/2005) meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah
Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi
dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan
6
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Cet. II,
(Jakarta: PT. Imperial Bhakti Utama, 2007), hlm. 137.
7
M. Mujiyanto, Op. Cit. hlm. 27

4
Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,
Persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
8. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.8

Pengembangan materi pembelajaran PKn hendaknya diarahkan pada


ketentuan yang telah ada dalam standar isi sesuai dengan Permendiknas

8
Ibid., hlm. 36-37.

5
Nomor 22 tahun 2006. Pembelajaran materi PKn harus pula mengacu pada
tujuan yang telah dirumuskan dalam ketentuan Permendiknas, yaitu :
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.9

BAB III

9
Ibid., hlm. 37-38.

6
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Dalam menyelesaikan makalah ini tentunya masih ada kekurangan,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan dan Ilmu Pngetahuan Sosial. Jakarta: Depdiknas

Mujiyanto, M. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD

Mujiyanto, M. Resume Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Imperial Bhakti Utama

Anda mungkin juga menyukai