Anda di halaman 1dari 13

Nama : Siti Nayla Husna

NIM : 200180002

Kelas : A1 Sistem Informasi

MK : Kewarganegaraan

SOAL UJIAN KEWARGANEGARAAN.

1. Berikanlah defenisi tentang kewarganegaraan?

2. Apakah UU yg mengatur perkuliahan Kewarganegaraan?

3. Bagaimana Pelaksanaan kewarganegaraan di masa orde baru?

4. Jelaskan VISI PKN di perguruan tinggi?

5. Jelaskan MISI PKN di perguruan tinggi ?

6. Sebutkan dan jelaskan 3 jenis kompetensi Kewarganegaraan?

7. Sebutkan landasan ilmiah PKN dan jelaskan.

8. Apa yang dimaksud dengan objek formal dan objek non formal landasan ilmiah PKN?

9. Kenapa PKN bersifat interdisipliner? Jelaskan.

10. Apakah tujuan kuliah kewarganegaraan?

11.Ada berapa budaya Indonesia yang di klaim negara lain? Apa penyebabnya budaya
tersebut bisa di klaim jadi budaya mereka?Jelaskan.

12.Boleh kah bangsa Indonesia menklaim budaya bangsa lain? Jelaskan.

13.Apa yang perlu di lakukan agar kebudayaan kita tidak di klaim oleh negara lain ?

14 Kebudayaan daerah sebagai kearifan local,dapatkah luntur? Jelaskan.

15.Identitas nasional sebagai identitas Bersama suatu bangsa dapat di bentuk oleh beberapa
factor,Faktor apa saja dan jelskan.

16. Jelaskan apa yang di maksud dngan Intergrasi dan berikan contoh upaya upaya utk
meningkatkan integrasi?

17.Faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat integrasi nasional ?

18. Apa Definisi Disintegrasi Bangsa?


19. Apa bahayanya jika terjadi Disintegrasi bangsa? Jelaskan.

20. Apa saja Upaya pencegahan Disintegrasi bangsa? Jelaskan.

21. Jelaskan arti konstitusi secara sempit dan konstitusi secara luas ?

22. Mengapa konstitusi di perlukan oleh negara . Jelaskan.?

23.Sejarah konstitusi di Indonesia sejak reformasi sdh beberapa kali di amandemen?


Jelaskan.

24.Undang Undang dasar NKRI sejak kemerdekaan tahun 1945 beberapa kali di ganti dan
Kembali lagi ke UUD 1945. Coba sebutkan dan jelaskan mengapa ?

25.UUD 1945 menempati urutan tertinggi di dalam norma hukum kita berdasarkan ketentuan
ini,secara normatif. Undand undang dan isinya tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945,mengapa? Jelaskan.

JAWABAN

1. Kewarganegaraan ialah keanggotaan seseorang dalam kontrol satuan politik tertentu


(secara khusus ialah negara) yang dengannya akan membawa hak untuk berpartisipasi dalam
kegiatan politik.

2. Kewarganegaraan ialah keanggotaan seseorang dalam kontrol satuan politik tertentu


(secara khusus ialah negara) yang dengannya akan membawa hak untuk berpartisipasi dalam
kegiatan politik.

3. Pendidikan Kewarganegaraan Pada Era Orde Baru

Dalam perubahan kurikulum sekolah tahun 1968 menjadi kurukulum tahun 1975 mata
pelajaran PKn atas dasar Keputusan MPR 1978 diganti dengan nama baru yang dikenal
dengan Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Ini merupakan hasil penggabungan mata
pelajaran sejenis menjadi bidang studi. Bidang studi PMP merupakan bahan-bahan mata
pelajaran yang menyangkut Pancasila dan UUD 1945 dipisahkan dari mata pelajaran yang
bersangkut paut diantaranya mata pelajaran Sejarah, Ilmu Bumi, dan Ekonomi. Sedangkan
gabungan mata pelajaran Sejarah, Ilmu Bumi, dan Ekonomi menjadi bidang studi Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) atau Studi Sosial (Social Studies) dan saat ini bernama Pendidikan
Ilmu Pengetahuian Sosial (PIPS). Hal yang sama masih tetap berlaku saat berlakunya
Kurikulum 1984 sebagai penyesuaian Kurikulum 1975. Mengenai bidang studi PMP tersebut
Depdikbud (waktu itu) telah mengeluarkan Penjelasan Ringkas tentang Pendidikan Moral
Pancasila (Dikbud, 1982) di mana dikemukakan berbagai hal penting antara lain adalah
sebagai berikut:

Pendidikan Moral Pancasila (PMP) secara konstitusional mulai dikenal dengan adanya TAP
MPR No. IV/MPR/1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Dengan adanya Ketetapan

MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), maka
materi PMP didasarkan pada isi P4 tersebut. Oleh karena TAP MPR No. II/MPR/1978
merupakan penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah laku setiap manusia
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat serta bernegara, maka dijadikan sumber, dan
tempat berpijak, isi, dan evaluasi PMP. Dengan demikian hakikat PMP tiada lain adalah
pelaksanaan P4 melalui jalur pendidikan formal. Di samping pelaksanaan PMP di sekolah
sekolah di dalam masyarakat umum giat diadakan usaha pemasyarakatan P4 lewat berbagai
penataran, dalam rangka menyesuaikan Kurikulum 1975 dengan P4 dan GBHN 1978
mengusahakan adanya buku pegangan bagi murid dan guru Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Tingkat Atas. Usaha itu telah
menghasilkan Buku Paket PMP.

Dari penjelasan ringkas di atas dapat disimpulkan bahwa: (1) P4 merupakan sumber, dan
tempat berpijak, isi, dan cara evaluasi PMP melalui pembakuan kurikulum 1975; (2) dengan
dihasilkannya Buku Paket PMP untuk semua tingkat pendidikan di sekolah maka Buku
Pedoman Pendidikan Kewarganegaraan, Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia,
dinyatakan tidak berlaku lagi; dan (3) P4 tidak hanya diberlakukan untuk sekolah-sekolah
tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya melalui berbagai penataran Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) oleh BP7, untuk sekolah diberlakukan bidang
studi PMP sedangkan untuk masyarakat diberlakukan P4. Namun demikian materi PMP
tersebut didominasi oleh bahan-bahan P4 yang disesuaikan dengan masing-masing
lingkungan, yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.Dalam perkembangan
selanjutnya PMP karena berbagai perubahan dan berbagai pertimbangan, dengan disusunnya
kurikulum sekolah tahun 1994 diubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) yang terutama didasarkan pada UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989
ayat 2 yang menyatakan bahwa: “Isi kurukulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
wajib memuat: a. Pendidikan Pancasila; b. Pendidikan Agama; dan c. Pendidikan
Kewarganegaraan.

4. Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa mementapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan
pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang
harus memiliki visi intelektual, religiuus, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air
dan bangsanya
5. Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air da;lam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.

6. KOMPONEN CIVIC SKILLS

PENGETAHUAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMERINTAHAN DALAM SISTEM


DEMOKRASI

a. Konsep ttg substansi demokrasi

b. Kelangsungan ketegangan yang memunculkan masalah-

masalah publik

c. Konstitusi dan lembaga-lembaga pemerintahan

demokratis

d. Fungsi-fungsi lembaga demokratis

e. Praktik-praktik kewarganegaraan demokratis dan

peranan warga negara

f. Konteks demokrasi: budaya, sosial, politik dan ekonomi

g. Sejarah demokrasi di negara tertentu dan dunia

KOMPONEN CIVIC SKILLS

KETERAMPILAN KOGNITIF KEWARGANEGARAAN DEMOKRATIS

a. Mengeidentifikasi dan menjelaskan fenomena atau

peristiwa-peristiwa kehidupan politik dan warga

b. Menganalisa dan memaparkan fenomena atau peristiwa-

peristiwa kehidupan politik dan warga

c. Menilai, mengambil posisi, dan membela posisi atas

kejadian dan masalah publik

d. Pembuatan keputusan tentang masalah publik

e. Berpikir secara kritis tentang kondisi politik dan kehidupan


warga

f. Berpikir secara konstruktif tentang bagaimana memperbaiki

kehidupan politik dan warga

KOMPONEN CIVIC DISPOSITIONS

KEBAJIKAN/KEUTAMAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN DEMOKRATIS

a. Mempromosikan kesejahteraan umum/kebaikan bersama

masyarakat

b. Mengakui kesetaraan moral dan martabat setiap orang

c. Menghormati dan melindungi hak-hak yang dimiliki tiap

orang secara setara

d. Berpartisipasi secara bertanggungjawab dan efektif dalam

kehidupan politik dan kewargaan

e. Mengambil tanggungjawab pemerintahan

f. Mengurus diri sendiri dengan menjalankan keutamaan

kewargaan

g. Mendukung dan memelihara prinsip dan praktik demokrasi

7. 1. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi bangsa dan
negaranya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya.
Untuk itu itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang
berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai-nilai
budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup
setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan


kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilkau cinta tanah air yang bersendikan
kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.

2. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem,
dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu hrus jelas, baik objek material maupun
formalnya. Objek material adala bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang
atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk
membahas objek material tersebut. Adapaun objek material dari Pendidikan
Kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warganegara baik yang empiric
maupun yang nonempirik, yaitu meliputi wawasan, sikap dan perilaku warganegara dalam
kesatuan bangsa dan negara

Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan dijabarkan lebih rinci yang meliputi pokok-
pokok bahasan sebagai berikut

1. Filsafat Pancasila

2. Identitas Nasional

3. Negara dan Konstitusi

4. Demokrasi Indonesia

5. Rule of law dan Hak Asasi Manusia

6. Hak dan Kewajiban Warganegara serta Negara

7. Geopolitik Indonesia

8. Geostrategi Indonesia

8. a. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau
cabang ilmu. Objek material PKn adalah segala hal yang berkaitan dengan warga negara baik
yang empirik maupun yang non empirik, yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku warga
negara dalam kesatuan bangsa dan negara.

b. Objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material
tersebut. Objek formal PKn adalah hubungan antara warga negara dengan negara dan
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

Objek pembahasan PKn menurut Kep. Dirjen Dikti No. 267/dikti/Kep./ 2000 meliputi pokok
bahasan sebagai berikut:

1) Pengantar PKn

a. Hak dan kewajiban warga negara

b. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

c. Demokrasi Indonesia

d. Hak Asasi Manusia

2) Wawasan Nusantara
3) Ketahanan Nasional

4) Politik dan Strategi Nasional

9. PKn bersifat interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan


pengetahuan yang membangun ilmu kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin
ilmu seperti hukum, politik, administrasi negara, sosiologi, dsb

10. Tujuan kuliah kewarganegaraan adalah menciptakan warga negara yang memiliki
wawasan kenegaraan, menanamkan rasa cinta tanah air, dan kebanggaan sebagai warga
negara Indonesia dalam diri para generasi muda penerus bangsa. Pendidikan ini tentunya
harus dipadukan dengan penguasaan ilmu dan teknologi, sehingga terciptalah generasi masa
depan yang kelak bisa memberikan sumbangsih dalam pembangunan bangsa.

11. Wayang Kulit

Malaysia beranggapan, banyaknya perantau yang sudah menetap dan mempertunjukan


wayang kulit di Malaysia menjadikan wayang kulit sebagai kebudayaan mereka. Klaim
Malaysia pun terbantahkan sejak 27 November 2003, dimana Badan PBB UNESCO
mengakui bahwa wayang kulit sebagai warisan budaya asli Indonesia.

1. Lagu Rasa Sayange

Lagi-lagi Malaysia ditenggarai melakukan penjajahan terhadap kebudayaan Indonesia dengan


kembali mengklaim salah satu lagu daerah asli Indonesia. Kali ini lagu “rasa sayange” yang
notabene merupakan lagu daerah Maluku. Bahkan dalam sebuah iklan pariwisata lagu rasa
sayange sempat digunakan dan memancing kemarahan rakyat Indonesia.

2. Batik

Indonesia merupakan surganya batik, dimana di hampir pelosok negeri di Indonesia hadir
dengan ciri khasnya masing-masing. Hal inilah yang menjadikan batik sebagai warisan
budaya asli Indonesia. Namun, siapa sangka jika Batik juga pernah diklaim oleh Malaysia,
hingga pada akhirnya Indonesia melayangkan notes keberatan kepada negara tersebut
sekaligus mendaftarkan batik ke UNESCO pada 3 September 2008. Adapun pengakuan yang
sah sendiri, bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia baru didapat pada 2 Oktober 2009.

3. Reog Ponorogo

Dari namanya saja sudah ketahuan bahwa Reog Ponorogo merupakan budaya asli dari
Ponorogo, Jawa Tengah, Indonesia. Meski begitu, tetep saja Malaysia menklaim bahwa Reog
Ponorogo merupakan kebudayaan mereka.

4. Rendang
Malaysia lagi-lagi mengklaim beragam kebudayaan Indonesia. Penjajahan kebudayaan
Indonesia oleh Malaysia tidak hanya kebudayaan, tapi juga makanan. Salah satu makanan
khas Padang, Sumatera barat yakni Rendang pernah diklain Malaysia.

5. Angklung

Hampir sebagian besar kebudayaan Indonesia yang diklaim negara lain dilakukan oleh
Malaysia. Kali ini adalah musik asli Tanah Pasundan, Jawa Barat, Indonesia. Lagi-lagi
UNESCO mentasbihkan Indonesia sebagai pemilik asli dari alat musik berbahan bambu,
yakni angklung.

6. Tari Pendet dan Tari Piring

Sebagaimana diketahui, Tari Pendet merupakan tarian khas masyarakat Bali, Indonesia. Pun
demikian dengan Tari Piring menjadi tarian kesenian dari masyarakat Sumatera Barat.
Keelokan kedua tarian ini pun pernah diklaim negara lain.

7. Kuda Lumping

Pencurian kebudayaan asli Indonesia terus berlanjut, dan kali ini menimpa kebudayaan Kuda
Lumping. Banyaknya klaim yang dilakukan negara lain atas warisan budaya Indonesia
semestinya meneguhkan rakyat Indonesia untuk melestarikan dan mempertahankannya, agar
kedepan tidak ada lagi klain dari negara lain atas warisan budaya Indonesia.

8. Kopi Gayo dan Kopi Toraja

Indonesia merupakan salah satu negara produsen Kopi terbesar di Dunia. Beragam jenis Kopi
tumbuh subur dan menjadi salah satu komoditas ekspor ke berbagai negara di belahan dunia.
Namun, siapa sangka jika ada beberapa jenis kopi asli Indonesia di klaim dan berhasil di
patenkan oleh negara lain. diantaranya adalah Kopi Gayo diklaim oleh sebuah perusahan
multinasional asal Amerika Serikat sebagai merek dagang. Sementara Kopi Toraja juga telah
dipatenkan oleh sebuah perusahaan asal Jepang.

12. Tidak boleh, karena setiap negara memiliki adat dan budaya yang berbeda. Walaupun
memiliki kesamaan, tapi pasti ada sedikit perbedaan dan sebagai bentuk penghormatan dan
toleransi antara bangsa lain maka hindari mengklaim budaya bangsa lain agar terciptanya
solidaritas antara bangsa.

13. 1. Mencintai, mengapresiasi, dan melestarikan kebudayaan Indonesia.

10. Membagikan dan menginformasikan kebudayaan Indonesia kepada orang lain.


11. Mematenkan kebudayaan Indonesia pada UNESCO.
14. Tidak dapat luntur. karena, kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal itu merupakan
karakteristik tersendiri yang belum tentu ada di daerah lain.

Identitas bangsa tersebut tidak akan hilang. kecuali, jikalau bangsa/masyarakat setempat nya
tidak mau melestarikannya.

15. Faktor membentuk identitas nasional adalah :

1. Agama, menjadi salah satu faktor utama dalam membentuk identitas nasional tertuang
dalam pancasila ketuhanan yang maha esa berarti berbagai jenis agama akan menjujung
tinggi ketuhanan.

2. Kebudayaan, sebagai salah satu pembentuk identitas nasional Indonesia yang didasari
beraneka ragam budaya yang ada di Indonesia.

3. Suku bangsa, Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai budaya dan suku
bangsa yang berbeda akan membentuk identitas nasional.

4. Bahasa, yang mana dari unsur suku bangsa akan memiliki bahasa yang berbeda dan
membentuk identitas naisonal.

16. Integrasi Nasional merupakan sebuah bentuk dan proses guna menyatukan perbedaan
yang terdapat di Indonesia seperti perbedaan ras, suku, agama, bahasa, maupun warna kulit,
guna menciptakan keharmonisan dan kesatuan hidup secara Nasional. Selain membangun
kelembagaan (prantara) di masyarakat, ada cara-cara lain untuk meningkatkan integrasi
nasional, diantaranya :

1. Tidak berperilaku rasis.

2. Memberikan kebebasan beragama kepada orang lain.

3. Bertindak adil kepada sesama.

4. Bertindak sesuai peraturan yang berlaku baik di sekolah, masyarakat, berbangsa dan
bernegara.

5. Menumbuhkan sikap tenggang rasa.

6. Aktif ikut serta dalam kegiatan ronda malam, gotong royong, arisan, pemilu dsb.

7. Bersikap penuh empati, tenggang rasa, dan toleran terhadap antar sesama manusia.

8. Menjalankan kewajiban dan amanah di lingkungan manapun dengan sebaik mungkin.

9. Tidak bertindak semena-mena atas dasar kuasa yang dimiliki.


10. Mengadakan nonton bareng akan perjuangan para pahlawan Indonesia guna
meningkatkan Integrasi Nasional.

11. Tidak menciptakan kelompok-kelompok tertentu yang dapat mendorong Indonesia ke


jurang Disintegrasi Nasional.

12. Menggunakan produk – produk dalam negeri dari barang yang paling mewah hingga
barang paling sederhana.

17. Faktor-faktor pendorong integrasi nasional salah satunya adalah adanya perasaan senasib
dan seperjuangan dari sejarah masa lalu, faktor-faktor pendukung integrasi nasional antara
lain adalah kesamaan bahasa yang menjadi identitas bangsa, sedangkan faktor-faktor
penghambat integrasi nasional integrasi nasional antara lain adalah berkurangnya rasa
toleransi antar sesama.

18. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi adalah keadaan tidak
bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.

19. Indonesia yang memiliki keanekaragaman dan sebagai negara kepulauan (Archipelagic
State) baik dilihat dari berbagai segi, seperti, agama, bahasa, ras dan adat istiadat, dan juga
kondisi faktual ini pada sisi lain merupakan kekayaab bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang tetap wajib dipelihara.

Keanekaragaman itu juga memiliki potensi konflik yang bila tidak dikelola dengan
baik bisa mengganggu persatan, keutuhan dan kesatuan bangsa, contohnya gerakan
separatisme yang ingin memisahkan diri dari negara Kesatuan Republik Indonesia dari sebab
ketidakpuasan serta perbedaan kepentingan yang bisa mengakibatkan terjadinya disintegrasi
bangsa. Potensi tersebut sangatlah besar hal itu bisa kita lihat daru banyaknya permasalahan
yang kompleks yang terjadi dan jika tidak diberi solusi pemahamannya bisa berdampak pada
meningkatnya konflik.

20. 1) Hukum di Indonesia harus tegas demi menjaga persatuan ( integrasi ), serta tidak
menimbulkan perpecahan ( disintegrasi ) wilayah dan ideologi.

2) Upaya integrasi nasional harus dijalankan semaksimal mungkin dan dilakukan oleh setiap
warga negara.

3) Hukum di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan tidak untuk mementingkan golongan
ataupun pribadi melainkan demi kepentingan negara.

4) Meningkatkan rasa nasionalisme.


5) Keadilan harus dijunjung tinggi, tidak ada penyalahgunaan hukum ataupun penindasan.

6) Toleransi antar agama, suku, dan ras harus ditingkatkan.

21. Konstitusi ini punya dua arti, yaitu secara luas dan secara sempit. Konstitusi secara luas
adalah keseluruhan dari semua ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Sedangkan arti
konstitusi secara sempit adalah piagam dasar atau undang-undang dasar atau loi
contitutionalle yang berartti kalau sebuah dokumen lengkap tentang aturan dasar negara.

22. Konstitusi memegang peran yang sangat penting dikarenakan dapat menjadikan suatu
negara itu mencapai tujuan yang diinginkan atau diharapkan, dan dapat mengatur secara
mengikat cara suatu pemerintahan yang diselenggarakan dalam suatu negara. Tanpa
konstitusi negara akan hancur atau tidak berkembang dengan baik.

23. Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam Undang-
Undang yang pernah berlaku, yaitu :

1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)

Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik yang baru
ini belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945
Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia setelah mengalami beberapa proses.

2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950

(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)

Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak
Belanda yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya Belanda
mencoba untuk mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia
Timur, negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka
terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun 1948. Dan ini
mengakibatkan diadakannya KMB yang melahirkan negara Republik Indonesia Serikat.
Sehingga UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku
untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.

3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)


Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 merupakan
perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945
menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama
karena terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal ini mengakibatkan wibawa
dari pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang, akhirnya dicapailah kata
sepakat untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi negara
kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu undang-undang dasar yang baru dan
untuk itu dibentuklah suatu panitia bersama yang menyusun suatu rancangan undang-undang
dasar yang kemudian disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite
nasional pusat dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada
tanggal 14 Agustus 1950 dan berlakulah undang-undang dasar baru itu pada tanggal 17
Agustus 1950.

4. Periode 5 Juli 1959 – sekarang

(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)

Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang Dasar 1945. Dan
perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada masa 1959-1965
menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru. Perubahan itu dilakukan
karena Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama dianggap kurang
mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.

24. 4 kali.

Perubahan pertama dilakukan dalam Sidang Umum MPR Tahun 1999. Arah perubahan
pertama UUD 1945 adalah membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat kedudukan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga legislatif.

Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR Tahun 2000. Perubahan kedua
menghasilkan rumusan perubahan pasal-pasal yang meliputi masalah wilayah negara dan
pembagian pemerintahan daerah, menyempumakan perubahan pertama dalam hal
memperkuat kedudukan DPR, dan ketentuan¬-ketentuan terperinci tentang HAM.

Perubahan ketiga ditetapkan pada Sidang Tahunan MPR 2001. Perubahan tahap ini
mengubah dan atau menambah ketentuan-ketentuan pasal tentang asas-asas landasan
bemegara, kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara, serta ketentuan-
ketentuan tentang Pemilihan Umum.

Sedangkan perubahan keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2002.
Perubahan Keempat tersebut meliputi ketentuan tentang kelembagaan negara dan hubungan
antarlembaga negara, penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA), pendidikan dan
kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan sosial, dan aturan peralihan serta aturan
tambahan.
Karena, Dari sisi kualitatif, perubahan UUD 1945 bersifat sangat mendasar karena mengubah
prinsip kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR menjadi
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Hal itu menyebabkan semua lembaga negara
dalam UUD 1945 berkedudukan sederajat dan melaksanakan kedaulatan rakyat dalam
lingkup wewenangnya masing-masing.

25. Karena, UUD 1945 lebih diprioritaskan, sebab merupakan aturan tertinggi serta semua
ketetapan di UUD 1945 sangat cocok untuk kepribadian bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai