Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PAPER

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“ Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di ”
Indonesia

Dosen Pengampu : Prof.Dr.Eliana Sari, MM


Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan Hari Selasa 08.00 WIB

Di susun Oleh :

Al Faridz_1502619054

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKINIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seluruh dunia melakukan dan mengembangkan penddikan


kewarganegaraaan yang tentunya terdiri dari berbagai macam istilah dan nama.
Pendidikan kewarganegraan ini sering disebut sebagai civic education,
citizenship education dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy
education. Peran mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan ini adalah sebagai
mempersiapkan warganegara yang cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban.
Pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan civic culture, Untuk
keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintah demokrasi menurut
rumusan “Civic Internation” pada tahun 1995.

Seluruh Mahasiswa pada Perguruan Tinggi, dan jenjang pendidikan


dasar, mengenah pertama dan menengah atas harus menerima materi dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah seharusnya memberi
suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik dan
dikembangkan sebagai tatanan sosial yang kondusif. Sekolah sebagai bagian
integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu memberi
keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran demokrasi. Dalam makalah ini akan dijelaskan
pengertian, latar belakang lahirnya dan tujuan pendidikan kewarganegaraan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah


yang dibahas dalam makalah ini, antara lain :

1. Bagaimana sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia?


2. Apa latar belakang dari adanya Pendidikan Kewargaenegaraan?
3. Apa Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan?
4. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia?
5. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan pada masa
transisi Demokrasi ?
C. Tujuan

Tujuan penulisan paper ini adalah agar dapat bermanfaat bagi pembaca
dan tentunya agar pembaca dapat mengetahui dan memahami sejarah, latar
belakang, tujuan, dan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan dalam kemasan dan substansinya


mengalami perkembangan yang fluktuatif. Disebut fluktuatif karena substansi
kurikulum PKn yang berubah-ubah karena menyesuaikan dengan kepentingan
negara. Kedudukan pendidikan kewarganegaraan dilihat secara historis,
epistemologis dan pedagogis adalah sebagai program kurikuler dimulai dengan
diintroduksikannya mata pelajaran Civics dalam kurikulum SMA tahun 1962
yang berisikan materi tentang pemerintahan Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945 (Dept. P&K: 1962). Pada saat itu, mata pelajaran Civics
atau kewarganegaraan, pada dasarnya berisikan pengalaman belajar yang digali
dan dipilih dari disiplin ilmu sejarah. geografi, ekonomi, dan politik, pidato-
pidato presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan tentang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (Somantri, 1969:7). Pada kurikulum tahun 1957
dan kurikulum tahun 1946 tidak dijumpai istilah Civicss secara formal. Namun
secara materiil dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat mata
pelajaran tata negara dan tata hukum, dan dalam kurikulum 1946 terdapat mata
pelajaran pengetahuan umum yang di dalamnya memasukkan pengetahuan
mengenai pemerintahan.

1. Kurikulum tahun 1968 dan 1969


Istilah Pendidikan Kewargaan Negara dan Civics digunakan secara
interchangeable atau bertukar pakai. Misalnya dalam Kurikulum SD
1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang dipakai
sebagai nama mata pelajaran, yang di dalamnya tercakup sejarah
Indonesia, geografi Indonesia, dan Civics (diterjemahkan sebagai
pengetahuan Kewargaan Negara). Dalam Kurikulum SMP 1968
digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negaraan yang berisikan
sejarah Indonesia dan Konsititusi termasuk UUD 1945.

2. Kurikulum tahun 1973/1974


Pada tahun 1973/1974 Pendidikan Kewiraan dimulai sebagai kurukulum
Pendidikan nasional. Hal tersebut bertujuan untuk menumbuhkan
kecintaan terhadap tanah air dalam bentuk PPBN. Hal tersebut
dilaksanakan dengan dua tahap awal yang diberikan kepada peserta
didik SD sampai sekolah menengah dan pendidikan PPBN tahap lanjut
diberikan di PT dalam bentuk pendidikan kewarganegaraan.

3. Kurikulum tahun 1975


Terjadi perubahan istilah Pendidikan Kewargaan Negara menjadi
Pendidikan Moral Pancasila (PMP). PMP tersebut berisikan n materi
Pancasila sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan
pengamalan Pancasila atau P4. Perubahan ini sejalan dengan misi
pendidikan yang diamanatkan oleh Tap MPR II/MPR/1973. Mata
pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk SD, SMP,
SMA, SPG dan sekolah Kejuruan.

4. Kurikulum PPKnn 1994


Kurikulum ini mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas
dasar rumusan butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang
disaripatikan dari P4 dan sumber resmi lainnya yang ditata dengan
menggunakan pendekatan spiral meluas atau Spiral of concept
development (Taba, 1967). Pendekatan ini mengarkulasikan sila-sila
Pancasila dengan jabaran nilainnya untuk setiap jenjang pendidikan dan
kelas secara catur wulan dalam setiap kelas.
5. Kurikulum tahun 2004
Istilah Pendidikan Kewarganegaraan berubah nama menjadi
Kewarganegaraan seiring berlakunya Undang-undang Sistem pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 dan diberlakukan kurikulum yang dikenal
dengan nama Kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004.

6. Kurikulum tahun 2006


Namanya berubah kembali menjadi Pendidikan Kewarganegaraan,
dimana secara substansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya
kewenangan pengembangan kurikulum yang diserahkan pada masing-
masing satuan pendidikan, maka kurikulum tahun 2006 ini dikenal
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Perubahan-perubahan istilah dan implementasi PKn seperti yang


diuraikan diatas adalah indikasi telah terjadinya ketidakajekan dalam
kerangka pikir, yang sekaligus mencerminkan telah terjadinya krisis
konseptual, yang berdampak pada terjadinya krisis operasional kurikuler
secara. Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat
terangkum sebagai berikut :
a. Kewarganegaraan (1956)
b. Civics (1959)
c. Kewarganegaraan (1962)
d. Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
e. Pendidikan Moral Pancasila (1975)
f. Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994) g. Pendidikan
Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003)

B. Latar Belakang PKn

Pendidikan Kewarganegaraan bermulai dari perjalanan panjang sejarah


Indonesia, mulai dari perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai
pada pengisian kemerdekaan, bahkan terus berlangsung hingga zaman
reformasi. Bangsa Indonesia menanggapi kondisi perebutan dan
mempertahankan kemedekaan berdasarkan nilai nilai perjuangan bangsa yang
ada dan berkembang pada masyarakat. Kesamaan nilai nilai tersebut
berlandaskan oleh jiwa, tekad dan semangat kebangsaan. Kesemuanya itu
tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penyelenggaraan Pendidikan Kewarganegaraan ini bertujuan untuk


pembekalan para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dan calon
pemimpin bangsa di masa depan dengan kesadaran bela negara serta
kemampuan berpikir secara komprehensif integral dalam rangka ketahanan
nasional kesadaran bela negara ini berwujud sebagai kerelaan dan kesadaran
melakukan kelangsungan hidup bangsa melalui profesinya kesadaran bela
negara dengan demikian kesadaran bela negara mengandung arti :

a. Kecintaan kepada tanah air

b. Kesadaran berbangsa dan bernegara

c. Keyakinan akan pancasila dan UUD 1945,

d. Kerelaan berkorban bagi bangsa dan negara serta

e. Sikap dan perilaku awal bela negara.

Keberangkatan proklamasi kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal


17 Agustus 1945. Kemerdekaan tersebut bukanlah perjalanan singkat tetapi
merupakan perjalanan sejarah yang panjang yang terdiri atas peperangan yang
berabad abad lamanya dalam melawan penjajahan dalam suasana perpecahan
tidak adanya semangat persatuan dan kesatuan menyebabkan lamanya dibumi
nusantara. Kebodohan dan penderitaan pada awal abad ke-20 yang ditimbulkan
akibat dari penjajahan mendorong timbulnya semangat kebangsaan kebangkitan
nasional ini ditandai dengan lahirnya gerakan Budi Utomo pada tahun 1908
peristiwa sumpah pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 oktober 1928
merupakan tonggak sejarah yang sangat penting. Sumpah tersebut merupakan
perjuangan sikap dan tekad bangsa Indonesia untuk bersatu dalam wadah negara
bangsa dan bahasa Indonesia. "Satu tanah air menunjukkan serta kesatuan
geografis satu bangsa menunjukkan satu kesatuan politikdan satu bahasa.
menujukkan satu kesatuan sosial budaya" tekad ini mewujudkan perjuagan yang
akhirnya melahirkan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945.

Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era


sebelum dan selama penjajahan kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era kemerdekaan menimbulkan
kondisi dan menuntut yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan
tuntutan yang berbeda indones ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan
kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan
berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa tekad dan
semangat kebangsaan. Kesamaan itu timbul menjadi kekuatan yang mampu
mendorong proses terwujudnya negara kesatuan Republik Indonesia dalam
wadah nusantara.

C. Tujuan PKn

Terdapat 2 tujuan tentang Pendidika Kewarganegaraan, yaitu Tujuan


Umum dan Tujuan khusus dari pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri :

1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada Mahasiswa
mengenai hubunga antara warga negara dengan negara serta PPBN agar
menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan
kewajiban secara santun, jujur dan demokrasi serta ikhlas sebagai
Warga Negara Indonesia terdidik dan bertanggung jawab.
b. Agar mahasiswa mmenguasai dan memahami berbagai masalah
dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan
bertanggung jawab yang berdasarkan Pancasila, Wawasan
Nusantara, dan ketahanan nasional.
c. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilku yang sesuai dengan
nilai- nilai perjuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi
nusa dan bangsa.

D. Perkembangan PKn di Indonesia


1. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Pada jaman Hindia Belanda di kenal
dengan nama "Burgerkunde". Pada waktu itu ada 2 buku resmi yang digunakan,
yaitu :

a. Indische Burerschapkunde, buku ini berisi tentang masalah masyarakat


pribumi. Pengaruh barat, bidang sosial, ekonomi, hukum,
ketatanegaraan dan kebudayaan, masalah pertanian, masalah
perburuhan. Kaum menengah dalam industri dan perdagangan,
terbentuknya dewan rakyat, masalah pendidikan, kesehatan masyarakat,
pajak, tentara dan angkatan laut.
b. Rech en Plich (Bambang Daroeso, 1986: 8-9) karangan J.B. Vortman,
buku ini berisi tentang: Badan pribadi yang mengutarakan masyarakat
dimana kita hidup, obyek hukum dimana dib icarakan eigondom eropah
dan hak-hak atas tanah. Masalah kedaulatan raja terhadap kewajiban-
kewajiban warga negara dalam perinta Hindia Belanda. Masalah
Undang-Undang, sejarah alat pembayaran dan kesejahteraaan. Tujuan
buku tersebut adalah agar masyarakat pribumi lebih memahami hak dan
kewajibannya terhadap pemerintah Hindia Belanda, sehingga
diharapkan tidak menganggap pemerintah belanda sebagai musuh tetapi
justru memberikan dukungan dengan penuh kesadaran dalam jangka
waktu yang panjang
Pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan yang disetujuin
Volksraad pada tahun 1932 yang menyatakan bahwa guru harus
memiliki izin. Dalam pertimbangannya adalah banyak guru sekolah
partikelir bukanlah lulusan sekolah guru, dan yang berhak mengajar
hanyalah lulusan sekolah guru. Sedangkan lewat pendidikan non-formal
terutama dilakukan oleh para tokoh pergerakan nasional yakni bung
Karno dan Bung Hatta. Pelaksanaan pendidikan politik baik yang
dilakukan oleh guru-guru sekolah partikelir maupun yang dilakukan para
tokoh pergerakan nasional, pada prinsipnya dapat di nyatakan sebagai
"cikal bakal" pendidikan politik atau PKn di Jaman Indonesia merdeka.

2. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan

Gambaran Nu'man Somantri (1976: 34-35), yakni :


a. Kewarganegaraan (1957)
Pelajaran Kewarganegaraan ini membahas tentang cara memperoleh dan
kehilangan kewarganegaraan.

b. Civics (1961)
Civics berisi tentang sejarah kebangkitan nasional. Uud, pidato-pidato
politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk "nation and character
building" Bangsa Indonesia seperti pada waktu pelaksanaan civics di
America pada tahun-tahun setelah declaration of Independence Amerika.

c. Pendidikan Kewargaan Negara (1968)


PKn pada dasarnya adalah unsur dari PMP. PKn ini selaras dengan
diberlakukannya kurikulum 1975. Lahirnya UU no.2 Tahun 1989
tentang SPN (Sistem Pendidikan Nasional). menunjuk pasal 39 ayat 2,
yang menentukan bahwa PKn bersama dengan pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Agama harus di muat dalam kurikulum semua jenis. jalur
dan jenjang pendidikan maka PKn akan mengalami perkembangan lagi.
Menurut ali emran (1976: 4) isi PKn meliputi :
 Untuk SD : pengetahuan Kewargaan negara, sejarah Indonesia,
ilmu Bumi.
 Untuk SMP : Sejarah kebangsaan, kejadian setelah
kemerdekaan, UUD 1945, Pancasila, Ketetapan MPRS.
 Untuk SMA : Uraian pasal-pasal dari UUD 1945 yang
dihubungkan dengan tatanegara, sejarah, ilmu bumi dan
ekonomi.
Tahun 1970 PKn difusikan ke dalam mata pelajaran IPS. Tahun 1972,
dalam seminar di Tawangmangu Surakarta, menetapkan istlah ilmu
kewargaan Negara (IKN) sebagai pengganti CIVICS, dan pendidikan
Kewargaan Negara (PKn) sebagai istilah civic Education. Dengan
demikian, IKN lebih bersifat teoritis dan PKn lebih bersifat praktis
antara keduanya merupakan kesatuan tak terpisahkan, karna
perkembangan PKn sangat tergantung pada perkembangan IKN.
d. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Menurut
Kurikulum 1994.Kurikulum 1994 mengintegraiskan antara pengajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan nama mata
pelajaran PPKn.

E. Perkembangan PKn pada Masa Transisi Demokrasi

Perkembangan PKn pada era Orde Baru, ternyata lebih


ditentukan faktor kepentingan untuk membangun negara (state Building)
ketimbang untuk membangun bangsa (Nation Building). Hal tersebut di
sebabkan karena:

1. Kemerosotan nilai estetika dan moral para penyelenggara negara yang


sudah kehilangan semangat pengabdian, pengorbanan kejujuran dan
keikhlasan.
2. Hukum lebih merupakan alat kekuasaan dari pada alat keadiland
an kebenaran.
3. Fandalisme, paternalisme dan absolutism
4. Posisi dan peran ABRI lebih merupakan alat kekuasaan dari pada
alat negara untuk mengabdi kepada kepentingan rakyat.

Akibat dari kondisi kndisi siatas tersebut membuat perubahan-perubahan


kurikulum PPKn dan pelaksanaan pengajarannya di lapangan yang lebih
menekankan untuk teru mendukung status quo atau legitimasi dan pembenaran
(justifikasi) berbagai kebijakan rezim orba dari pada untuk meningkatkan
pemberdayaan warga Negara dalam berhubungan dengan negara. Di era
reformasi ini tantangan PPKn semakin berat. P4 dipermasalahkan substansinya,
karena tidak memberikan gambaran yang tepat tentang nilai Pancasila sebagai
satu kesatuan. Dengan adanya perubahan UU No. 2 tahun 1989 yang diubah
dengan UU No. 2 tahun 2003 tidak dieksplisitkan lagi nama pendidikan
Pancasila, sehingga tinggal Pendidikan Kewarganegaraan. Begitu pula
kurikulum 2004 memperkenalkan istilah Pengganti PPKn dengan
kewarganegaraan/pendidikan kewarganegaraan. Perubahan nama ini juga diikuti
dengan perubahan isi PKn yang lebih memperjelas akar keilmuan yakni politik,
hukum dan moral.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah Civics tersebut secara formal tidak dijumpai dalam Kurikulum


tahun 1957 maupun dalam Kurikulum tahun 1946. Namun secara materiil
dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat mata pelajaran tata
negara dan tata hukum, dan dalam kurikulum 1946 terdapat mata pelajaran
pengetahuan umum yang di dalamnya memasukkan pengetahuan mengenai
pemerintahan.

Latar belakang lahirnya pendidikan Kewarganegaraan berawal dari


perjalanan sejarah panjang bangsa Indonesia yang dimulai sejak dari
perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai pada pengisian
kemerdekaan, bahkan terus berlangsung hingga zaman reformasi. Kondisi
perebutan dan mempertahankan kemerdekaan itu ditanggapi oleh bangsa
indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang
senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi
oleh jiwa, tekad dan semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh dan
berkembang menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada


Mahasiswa mengenai hubunga antara warga negara dengan negara serta
PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

B. Saran

Sebagai warga negara yang baik dan penerus bangsa ini kita harus
memahami dan mengetahui sejarah perkembangan PKn, agar dalam
melaksanakan pendidikan tidak terjadi kesalahan. Hal ini penting karena
PKn adalah pelajaran yang diwajibkan di semua jenjang Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai