Anda di halaman 1dari 7

Nama : Anisa Wahyu Kusumaningtyas

NIM : 210151601814
Kelas : A5F
NO : 03
TUGAS MERANGKUM
A. SEJARAH PKN
Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1957 saat
pemerintahan Sukarno atau yang lebih dikenal dengan istilah civics. Penerapan Civics
sebagai pelajaran di sekolah-sekolah dimulai pada tahun 1961 dan kemudian berganti
nama menjadi pendidikan Kewargaan negara pada tahun 1968.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam kurikulum sekolah di
Indonesia pada tahun 1968. Saat terjadi pergantian tahun ajaran yang awalnya Januari –
Desember dan diubah menjadi Juli – Juni pada tahun 1975, nama pendidikan
kewarganegaraan diubah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Nama mata pelajaran PMP diubah lagi pada
tahun 1994 menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada masa
Reformasi PPKn diubah menjadi PKn dengan menghilangkan kata Pancasila yang
dianggap sebagai produk Orde Baru. Untuk perguruan tinggi, jurusan pendidikan
kewarganegaraan pada awalnya menggunakan nama jurusan Civic Hukum kemudian
pada orde baru berubah menjadi Program Studi PMP-KN dan saat ini banyak yang
menggunakan Program Studi PPKn (PKn). Kembali Ke Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn)
Saat ini terjadi perdebatan dan perbincangan di elit penentu kebijakan pendidikan di
Indonesia untuk menambahkan kembali kata Pancasila ke mata pelajaran PKn menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) kembali.
Salah satu alasan adalah nilai-nilai pancasila dalam diri peserta didik sudah mulai luntur,
maka perlu menghadirkan kembali nilai pancasila dari sila pertama sampai dengan sila
kelima kepada semua siswa. Rancangan ini masuk kurikulum 2013 namun
pelaksanaannya masih belum merata di Indonesia sampai tahun 2016 ini. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan berkaitan erat dengan peran dan kedudukan serta
kepentingan warganegara sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan
sebagai warga negara Indonesia yang terdidik, serta bertekad dan bersedia untuk
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
PPKn dapat sebagai upaya mengembangkan potensi individu sehingga memiliki
wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan
untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila. Pancasila merupakan
dasar negara dan sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia yang mengandung makna
bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus
berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Esensi Domain Paradigma PKN
Pendidikan Kewarganegaraan/ PKn dapat dilihat dalam lima status (Udin S Winataputra,
2001). Kelima status itu adalah Pertama, sebagaimata pelajaran di sekolah. Kedua,
sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan
disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru. Keempat,
sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah
dikelola oleh Pemerintah sebagai suatu crash program. Kelima, sebagai kerangka
konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yang
dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenai pendidikan
kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga, dan keempat
Lalu ada komponen PKN. Ketiga komponen PKn (civic knowledge, civic skills dan civic
dispositions) secara konseptual dan teoritik dapat dipilah – pilah, tetapi dalam penerapan
pada praktek pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Aspek – aspek
civic skills seperti telah disebutkan di atas, muncul lebih didasarkan pada tuntutan
kebutuhan hidup yang nyata dan mendasar bagi warganegara untuk mengambil peran
yang bertanggungjawab dalam kehidupan publik (bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara) dalam sebuah masyarakat yang demokratis. Oleh karena itu obyek yang
menjadi sasaran civic skills harus benar – benar persoalan publik riel, substansial dan
aktual. Ini berarti obyeknya tidak terkungkung di kelas, tetapi menembus dinding kelas
meluncur pada kehidupan politik, pemerintahan dan kemasyarakatan baik level lokal,
regional, nasional bahkan mondial/internasional. Aspek – aspek karakter
kewarganegaraan lebih merupakan dampak dari praktek pembelajaran jangka panjang
yang mengembangkan civic skills daripada didesain secara eksplisit dan dapat
diwujudkan secara langsung (seketika). Hal ini disebabkan pembentukan watak/karakter
atau sifat yang melekat (inheren) pada setiap warganegara merupakan proses transformasi
yang membutuhkan waktu relatif lama. Oleh karena itu, ketika mengembangkan civic
skills seharusnya sudah dapat diprediksi dampaknya bagi upaya pembentukan karakter
kewarganegaraan.
C. Landasan, fungsi, ruang lingkup, tujuan PPKn, dan perwujudannya dalam kurikulum
PPKn SD.
Landasan PKn SD
1. Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
Landasan hukum Pendidikan Kewarganegaraan meliputi :
- UUD 1945; Pembukaan UUD 1945 pada alinea kedua dan keempat, pasal 27,
pasal 30 (1), pasal 31 (1)
- Tap MPR Nomor II/MPR/1999
- Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 berisikan tentang Pertahanan Negara
- Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 yang berisikan tentang Sisdiknas
- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang memuat isi tentang Pendidikan
Tinggi
- SK Dirjen Dikti nomor 43/DIKTI/Kep/2006 berisikan tentang rambu-rambu
pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
2. Landasan Historis Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan ditelusuri dengan melihat dan mempelajari berbagai
upaya bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan antara lain:
Perjuangan para pahlawan dari berbagai daerah di tanah air dalam melawan
penjajahan seperti contohnya perjuangan Pangeran Diponegoro, Untung Surapati,
Imam Bonjol, Hasanuddin, Cut Nyak Dien.
Pergerakan pemuda dengan mendirikan organisasi-organisasi pemuda, seperti Boedi
Oetomo, Taman Siswa, Muhammadiyah, Nadhatul Ulama (NU) sebagai wujud
Kebangkitan Nasional. Organisasi-organisasi tersebut bergerak dalam bidang
pendidikan, keagamaan, sosial kemasyarakatan berupaya untuk mendorong semangat
dalam mencapai kemerdekaan.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bentuk perwujudan tekad
dan semangat pemuda-pemuda bangsa untuk bertanah air satu tanah air Indonesia,
berbangsa satu bangsa Indonesia, dan berbahasa persatuan bahasa Indonesia.
Pada masa penjajahan Jepang, para pemuda menyusun persiapan untuk mendirikan
negara Indonesia sebagai negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia masih berjuang untuk mempertahankan
kemerdekaannya dengan menghadapi Belanda yang ingin menjajah dan menguasai
kembali Indonesia. Setelah kemerdekaan tercapai, bangsa Indonesia masih
berjuangan dalam menghadapi pengkhianatan, pemberontakan, penyelewengan, dan
separatis
Fungsi PKn SD
Pkn merupakan mata pelajaran yang penting dalam usaha pendididikan dan pembentukan
karakter pada peserta didik. Pkn akan membentuk karakter dari peserta didik agar mampu
dan siap untuk terjun dalam hidup bermasyarakat. Dalam penerapannya sebagai salah
satu mata pelajaran wajib pada kurikulum SD, Pkn memeliki fungsi yang cukup esensial
sebagai pendidikan kewarganegaraan yang tentunya turut andil dalam membentuk
karakter peserta didik. Mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler
pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pkn memiliki peranan yang cukup penting baik dalam proses pembudayaan maupun pada
proses pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladaan,
pembangunan/pembentukan kemauan,dan pengembangan kompetensi dari sisi
kekreatifitasan peserta didik dalam proses pembelajaran. Membantu peserta didik
sebagai generasi muda untuk mendapatkan pemahaman cita-cita nasional dan tujuan
Negara. Pkn juga dapat membantu peserta didik sebagai genersi baru agar mampu
mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah
pribadi, masyarakat serta negara. Dapat mengapresiasi cita-cita nasional dan dapat
memberikan keputusan-keputusan yang cerdas. Pkn juga dapat dijadikan sebagai
sarana/media guna membentuk warga negara yang cerdas, terampil, serta memiliki
karakter yang setia kepada bangsa serta negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
melalui kebiasaan berpikir juga berperilaku sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
NKRI 1945. Dengan beberapa paparan fungsi Pkn ada mata pelajaran di SD maka
diharapkan akan lebih baik apabila melalui PKn sekolah perlu di kembangkan sebagai
pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup serta berkehidupan yang
demokratis guna menciptakan kehidupan demokrasi
Ruang Lingkup PKn SD
Pada standar isi kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan 2006, materi pendidikan
kewarganegaraan yang ada merupakan ruang lingkup PKn. Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan nasional No. 22 Tahun 2006 mengenai ruang lingkup kurikulum mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tingkat Pendidikan sekolah dasar, meliputi
aspek-aspek berikut ini :
- Persatuan dan Kesatuan bangsa
Dalam aspek ini, meliputi :keterbukaan dan jaminan keadilan, sikap positif terhadap
NKRI, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, cinta lingkungan sekitar, Hidup rukun
dalam perbedaan, sumpah pemuda. Keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan
negara.
- Norma, hukum dan peraturan
Dalam aspek ini, meliputi ; Tertib dalam kehidupan lingkungan keluarga, Tertib di
lingkungan sekolah, Jenis norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat,
Peraturan-peraturan yang terdapat di daerah, Jenis norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional , dan Sistem hukum
dan peradilan internasional.
- Hak asasi manusia
Dalam aspek ini, meliputi : Hak dan kewajiban sebagai seorang anak, Hak dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional hak
asasi manusia, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan terhadap hak asasi
manusia.
- Kebutuhan warga negara
Dalam aspek ini, meliputi : Hidup untuk saling bergotong royong antar sesame
manusia, Harga diri sebagai warga lingkungan masyarakat, Kebebasan untuk
berorganisasi antar sesama, Kemerdekaan dalam mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan Bersama dan menerima dengan lapang dada, Prestasi dalam
diri manusia , Persamaan tanpa ada perbedaan kedudukan sebagai warga negara.
- Konstitusi Negara
Dalah aspek ini, meliputi: Proklamasi kemerdekaan Indonesia dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Negara Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
- Kekuasan dan Politik
Dalam aspek ini, meliputi: Pemerintahan di desa dan pemerintah di kecamatan,
Pemerintahan di daerah dan pemerintah otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem
pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi .
- Pancasila
Dalam aspek ini, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai salah satu dasar negara
indonesia dan ideologi negara negara indonesia, Proses perumusan Pancasila sebagai
dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila
sebagai ideologi terbuka .
- Globalisasi
Dalam aspek ini, meliputi: Globalisasi yang berada di lingkungannya, Politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
Semua aspek dalam ruang lingkup sebenarnya membuka ruang untuk guru agar
mampu mengembangkan aspek moral peserta didik. Karena di dalam KTSP ada
beberapa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) yang difokuskan dengan
meletakkan dasar pengembangan moralitas dan kepribadian (character education) dalam
pembelajaran tingkat sekolah dasar.misalnya :
- Membiasakan dan menerapkan hidup rukun dalam berbagai perbedaan,
- Membiasakan dan menerapkan hidup tertib di lingkungan rumah dan di lingkungan
sekolah,
- Menerapkan hak anak di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah,
- Menerapkan kewajiban anak di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah,
- Membiasakan dan menerapkan hidup bergotong royong di lingkungan masyarakat
antar sesama manusia, dan sebagainya.
Tujuan dan Perwujudan PKn SD
Tujuan PKn
Menurut Depdiknas (2006:49) tujuan pendidikan PKn yaitu untuk membagikan
kompetensi seperti berikut:
- Dalam menelaah isu Kewarganegaraan kita dituntut untuk bersikap kritis, rasional,
dan kreatif
- Mengikuti kegiatan masyarakat, berbangsa dan bernegara dengan aktif cerdas dan
bertanggung jawab
- Supaya bisa hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain kita harus bisa berkembang
secara positif dan demokratis untuk mengembangkan kepribadian berdasarkan
karakter-karakter masyarakat di Indonesia.
- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada untuk berkomunikasi
secara virtual dengan bangsa-bangsa lain.
Menurut Djahiri (1994/1995:10) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu sebagai
berikut :
Secara umum. Pendidikan PKn bertujuan untuk mengkokohkan dan sebagai mendorong
keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu: “menumbuhkan manusia Indonesia
seutuhnya, yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan melalui program kehidupan bangsa yang cerdas.
Secara khusus. Diharapkan melalui pendidikan PKn dapat mencerminkan iman dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa di tengah berbagai perbedaan golongan agama, tindakan
yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, munculnya tindakan yang lebih
mengutamakan kepetingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan
dengan melalui musyawarah mufakat perbedaan pendapat ataupun kepentingan dapat
teratasi, serta tindakan yang mendorong usaha untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh
rakyat Indonesia.
Sapriya (2001) berpendapat bahwa tujuan pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut :
Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga
negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional
Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun
ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang
meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan mendukung
berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Perwujudan
Beberapa hal yang dapat diterapkan guru PKn guna mewujudkan pendidikan karakter
yang mengandung moral, nilai, demokrasi serta Pancasila:
- Guru PKn harus mengerti konsep dan indikator karakter dengan baik dan sebaiknya
pembelajaran dilakukan melalui pendekatan komprehesif, baik komprehensif dalam
isi, metode, maupun dalam keseluruhan proses pendidikan agar pembelajaran dapat
terlaksana secara efektif.
- Guru PKn dapat melakukan berbagai metode pembelajan seperti penanaman nilai
melalui studi pustaka, klarifikasi nilai melalui mengamati/mengobservasi, analisis
nilai melalui pemecahan masalah/kasus, maupun diskusi kelas untuk menanamkan
nilai berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif agar pembelajaran dapat berlangsung
secara aktif.
- Setiap sikap dan tindakan guru PKn seharusnya dapat dijadikan model atau contoh
untuk peserta didik sebagai pencerminan guru yang berkarakter dan dapat
diinternalisasikan kepada peserta didiknya.
D. Struktur PPKN SD
Istilah pembelajaran integrative sering dinamakan dengan integrated teaching and
learning integrated curriculum approach a coherent curriculum approach. Pembelajaran
tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang dan dikemas berdasarkan tema-
tema tertentu. Pendekatan tematik adalah cara mengajar dan belajar di mana banyak
bidang mata pelajaran yang terhubung bersama dan terintegrasi dalam tema.
Pembelajaran tematik-integratif merupakan perpaduan dari pembelajaran tematik dan
pembelajaran integratif. Pelaksanaan pembelajaran tematik-integrative disusun
berdasarkan tema-tema dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rups agar
peserta didik secara aktif menkonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan -
tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengomunikasikan konsep atau prinsip yang ditemukan. Keterkaitan PPKN dengan IPS
sangat kuat. Sebelum diberi nama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, PPKN
adalah bagian studi IPS. Mata pelajaran PKN merupakan mata pelajaran yang bersifat
interdisipliner terutama disiplin ilmu hokum, politik dan bersifat moral. Keterkaitan
bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan dengan muatan bidang studi lainnya, seperti,
ilmu politik, sosiologi, dan ilmu sejarah.
E. Pendekatan, strategi pembelajaran serta model pembelajaran inovatif yang khas PPKn
Pendekatan tematik dan permasalahan pkn disini kami artikan sebagai cara-cara atau
kegiatan pembelajaran yang dikemas secara tematik namun menyinggung permasalahan-
permasalahan dalam bidang PKN. Pendidikan Kewernegaraan di sekolah dasar
merupakan program pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai pancasila, dengan tujuan
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada kepribadian
Bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri setiap induvidu siswa yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari. Namun dalam
pelaksanaanya pembelajaran dengan cara tematik masih ditemui berapa
permasalahan.Antara lain pelaksanaan pelaksanaan dan pelaksanaan penilaian. Ada
beberapa strategi pembelajaran PKN antara lain : 1. Strategi pembelajaran langsung 2.
Strategi pembelajaran tak langsung 3. Strategi pembelajaran interaktif 4. Strategi
pembelajaran empirik .Dengan adanya pembelajaran ini dapat membantu guru
merencanakan dan membuat program studi, mengelola materi pembelajaran, mengelola
kegiatan belajar siswa, nilai-nilai pengelolaan, penarikan kembali siswa, menunjukkan
transkripsi nilai dan mengelola aspek pembelajaran.
F. Pendekatan Tematik Saintifik dan Permasalahan
Pendekatan tematik dan permasalahan pkn disini kami artikan sebagai cara-cara atau
kegiatan pembelajaran yang dikemas secara tematik namun menyinggung permasalahan-
permasalahan dalam bidang PKN. Pendidikan Kewernegaraan di sekolah dasar
merupakan program pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai pancasila, dengan tujuan
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada kepribadian
Bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri setiap induvidu siswa yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari. Namun dalam
pelaksanaanya pembelajaran dengan cara tematik masih ditemui berapa
permasalahan.Antara lain pelaksanaan pelaksanaan dan pelaksanaan penilaian.
Permasalahan pelaksanaan:
1. ketersediaan bahan ajar yang masih menggunakan pendekatan mata pelajaran sehingga
menyulitkan guru memadukan materi sesuai tema
2. kurang sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa karena bahan ajar tematik
masih bersifat nasional
3. model team teaching sesuai untuk kondisi sekolah yang menerapkan sistem guru
bidang studi. Namun model ini memerlukan koordinasi dan komitmen yang tinggi pada
masing-masing guru
4. sekolah yang kekurangan jumlah guru menerapkan model pembelajaran kelas rangkap,
sehingga kesulitan menerapkan pembelajaran tematik di kelas awal
5. mebutuhkan perencanaan yang matang dalam hal bobot penyajian antar mata pelajaran.
Permasalahan penilaian:
(1) Guru kesulitan dalam melakukan penilaian bagi siswa kelas 1 yang belum lancar
membaca dan menulis
(2) Penilaian lisan, unjuk kerja, tingkah laku, produk maupun portofolio sudah dilakukan
namun jarang didokumentasikan
(3) Guru masih kesulitan membuat instrumen penilaian unjuk kerja, produk dan tingkah
laku, sehingga cenderung lebih suka menggunakan penilaian tertulis
(4) Guru masih kesulitan menentukan Kriteria ketuntansan Minimal
(5) Guru juga menemui kesulitan dalam cara menilai pembelajaran tematik, karena rapor
siswa menggunakan mata pelajaran. Meskipun dalam bentuk tematik yang membuat
pelajaran PKN bercampur dengan pelajaran yang lainya, namun siswa tetap diharapkan
lebih mengerti hubungan antar pelajaran pada suatu topik. Dan kesesuaian dengan
kehidupan nyata, sehingga dengan mudah tertanam dan dilaksanakan bersosial sehari-
hari.
G. Strategi pembelajaran yang menekankan kepedulian, pertimbangan, tindakan.
Macam macam strategi pembelajaran:
1) Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak digunakan
oleh guru. Pembelajaran langsung bersifat deduktif. Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap. Kelebihan
strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan
utamanya dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap
yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar
kelompok.
2) Strategi Pembelajaran Tak Langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Dalam strategi ini peran peserta
didik sangat dominan dan guru hanya sebagai fasilitator dalam mengelola kelas.
Kelebihan dari strategi ini antara lain:
– Mendorong ketertarikan dan keingintahuan peserta didik
– Menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah
– Mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan
kemampuan yang lain
– Pemahaman yang lebih baik
– Mengekspresikan pemahaman Sedangkan kekurangannya adalah memerlukan
waktu panjang, outcome sulit diprediksi. Strategi ini juga tidak cocok apabila peserta
didik perlu mengingat materi dengan cepat.
3) Strategi Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta didik.
Diskusi dan sharing memberikan kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap
gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk
membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan. KeIebihan strategi ini
anatara lain:
– Peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan
sosial dan kemampuan-kemampuan.
– Mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional. Strategi
pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok-kelompok dan
metode-metode interaktif.
Kekurangan dari strategi ini sangat tergantung pada kecakapan guru dalam menyusun
dan mengembangkan dinamika kelompok.
4) Strategi Pembelajaran Empirik (Experiental)
Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta
didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi
perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam
pembelajaran empirik efektif. Kelebihan dari strategi ini antara lain:
– Meningkatkan partisipasi peserta didik
– Meningkatkan sifat kritis peserta didik
– Meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi
yang lain. Sedangkan kekurangannya adalah penekanan hanya pada proses bukan
pada hasil, keamanan peserta didik, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang
panjang.

Anda mungkin juga menyukai