Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FISIKA INDUSTRI

“PRINSIP KERJA ALAT PENGUKURAN RADIOGRAFI”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Industri

Dosen Pengampu : Haris Suhendar, M.Sc.

Disusun Oleh :

Dandy Junior Tomy Pratama (1306623049)

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2024
Tugas Fisika Industri

➢ Jelaskan prinsip kerja alat pengukuran radiografi


• CT-Scan
• MRI
• Linac

Jawaban :
1. CT-Scan
• Penjelasan

CT-Scan (Computed Tomography Scan) adalah sebuah alat pengukur radiografi yang
digunakan untuk menghasilkan gambaran potongan tubuh yang sangat detail. Prinsip kerja
CT-Scan melibatkan penggunaan sinar-X dan pemrosesan data komputer untuk
menghasilkan gambaran potongan secara tiga dimensi (3D) dari bagian tubuh yang diamati.
Berikut adalah penjelasan secara rinci mengenai prinsip kerja CT-Scan:

Prinsip kerja CT-Scan didasarkan pada atenuasi atau pelemahan berkas sinar-X yang
melewati objek seperti pada pemeriksaan sinar-X biasa. Namun, berbeda dengan sinar-X
yang hanya mengambil gambar dua dimensi dari satu arah, CT-Scan mengambil gambar
dari berbagai sudut dengan menggunakan cincin yang berputar di sekitar tubuh pasien.
Cincin ini mengandung sumber sinar-X dan detektor yang dapat mengukur intensitas sinar-
X yang lolos dari objek. Detektor mengubah foton sinar-X menjadi sinyal listrik atau
analog yang kemudian diubah menjadi data digital atau numerik oleh komputer.

Komputer mengolah data dari detektor dengan menggunakan algoritma matematika


yang disebut rekonstruksi tomografi. Algoritma ini dapat menghitung nilai atenuasi sinar-
X untuk setiap piksel atau elemen gambar pada bidang penampang objek. Nilai atenuasi ini
disebut koefisien atenuasi linier atau CT number, yang menunjukkan kepadatan dan
komposisi objek. Nilai CT number ini ditampilkan dalam skala warna abu-abu yang disebut
Hounsfield Unit (HU), yang dinamai dari penemu CT-Scan, Sir Godfrey Hounsfield. Skala
HU ini berkisar dari -1000 (udara) hingga +1000 (tulang) atau lebih.
Dengan menggunakan rekonstruksi tomografi, komputer dapat menghasilkan gambar
tiga dimensi dari objek dengan resolusi tinggi dan kontras yang baik. Gambar ini dapat
diputar, dipotong, diperbesar, atau diperkecil sesuai kebutuhan. Gambar ini juga dapat
ditampilkan dalam berbagai mode, seperti mode axial (melintang), sagital (menurun),
koronal (membelah), atau volume rendering (menampilkan volume secara keseluruhan).

Gambar 1.1 Alat CT-Scan dalam dunia kedokteran untuk mendeteksi penyakit (sumber :
http://id.yjcompany.com/film-image-equipment/x-ray-system/ct-scan-medical-radiography-
imaging-equipment.html)

CT-Scan memiliki banyak kegunaan dalam bidang kedokteran, seperti untuk


mendeteksi penyakit, mengevaluasi cedera, memantau pengobatan, atau melakukan
prosedur invasif. Beberapa contoh kondisi yang dapat didiagnosis dengan CT-Scan adalah
kanker, penyakit jantung, stroke, patah tulang, tumor otak, abses, batu ginjal, dan lain-lain.

• Prinsip Kerja

Berikut adalah langkah-langkah prinsip kerja CT-Scan:

i. Pasien diminta untuk berbaring di atas meja yang dapat bergerak masuk dan keluar
dari lubang cincin CT-Scan. Pasien harus tetap diam selama proses pemindaian.
ii. Cincin CT-Scan berisi tabung sinar-X dan detektor sinar-X yang berlawanan arah.
Tabung sinar-X menghasilkan berkas sinar-X yang disebut model pensil, yaitu
berkas sinar-X yang sempit dan terfokus. Detektor sinar-X berfungsi untuk
mengukur intensitas sinar-X yang melewati objek.
iii. Tabung sinar-X dan detektor sinar-X berputar di sekitar pasien dengan kecepatan
tinggi. Sinar-X dilemahkan oleh objek yang dilaluinya sesuai dengan koefisien
atenuasi objek tersebut. Koefisien atenuasi adalah ukuran kemampuan objek untuk
menyerap sinar-X. Objek yang lebih padat, seperti tulang, akan menyerap lebih
banyak sinar-X daripada objek yang kurang padat, seperti jaringan lunak.
iv. Detektor sinar-X mengubah foton sinar-X menjadi sinyal listrik atau sinyal analog
yang harus berupa data digital (numerik) untuk dimasukkan ke dalam komputer.
Data digital ini disebut proyeksi, yaitu nilai atenuasi sinar-X pada satu sudut
tertentu.
v. Komputer mengumpulkan proyeksi dari berbagai sudut dan menggunakan
algoritma matematika untuk merekonstruksi gambar tiga dimensi dari objek.
Algoritma yang umum digunakan adalah filtered back projection (FBP) atau
iterative reconstruction (IR). Gambar tiga dimensi ini disebut tomogram, yaitu
gambar penampang melintang dari objek.
vi. Komputer menampilkan tomogram pada layar monitor dengan menggunakan skala
warna abu-abu yang disebut Hounsfield Unit (HU). HU adalah satuan yang
mengukur derajat atenuasi sinar-X oleh objek. Nilai HU bervariasi dari -1000
(udara) hingga +1000 (tulang). Objek yang lebih padat akan memiliki nilai HU yang
lebih tinggi daripada objek yang kurang padat.

Dengan demikian, prinsip kerja CT-Scan melibatkan penggunaan sinar-X, rotasi perangkat,
pengumpulan dan pemrosesan data, serta rekonstruksi gambar untuk menghasilkan
gambaran potongan tubuh yang sangat rinci dan berguna untuk diagnosis medis.

2. MRI
• Penjelasan
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah sebuah alat pengukuran radiografi yang
menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambaran anatomi
tubuh yang sangat detail. Prinsip kerja MRI melibatkan interaksi antara inti atom dalam
tubuh dengan medan magnet eksternal dan gelombang radio, yang kemudian diproses oleh
komputer untuk menghasilkan gambaran berbagai bagian tubuh.

MRI bekerja dengan memanfaatkan sifat-sifat fisika dari inti atom, terutama proton,
dalam tubuh manusia. Ketika tubuh terpapar pada medan magnet eksternal yang kuat, inti
atom dalam tubuh akan berorientasi sejajar dengan medan magnet tersebut. Prinsip kerja
MRI didasarkan pada sifat magnetik dari inti hidrogen (proton) yang terdapat dalam tubuh.
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, yang mengandung banyak atom hidrogen.
Inti hidrogen memiliki sifat seperti magnet kecil yang dapat berputar dan berorientasi
sesuai dengan medan magnet yang diberikan.

Gambar 1.2 Alat MRI yang melibatkan penggunaan medan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk
menciptakan gambaran yang akurat dari anatomi tubuh (sumber : https://www.alodokter.com/mri-

dapat-membantu-identifikasi-penyakit)

• Prinsip Kerja

Prinsip kerja MRI adalah sebagai berikut:

i. Pasien diminta untuk berbaring di atas meja yang dapat bergerak masuk dan keluar
dari lubang cincin MRI. Pasien harus tetap diam selama proses pemindaian.
ii. Cincin MRI berisi magnet yang sangat kuat yang dapat menghasilkan medan
magnet yang seragam di sekitar pasien. Medan magnet ini akan menyelaraskan arah
putaran inti hidrogen dalam tubuh. Sebagian inti hidrogen akan searah dengan
medan magnet, dan sebagian lainnya akan berlawanan arah.
iii. Komputer kemudian mengirimkan gelombang radio ke bagian tubuh yang ingin
dipindai. Gelombang radio ini akan merangsang inti hidrogen untuk berpindah dari
keadaan seimbang ke keadaan tidak seimbang. Inti hidrogen yang terstimulasi akan
memancarkan sinyal radio yang dapat ditangkap oleh antena atau koil yang
ditempatkan di dekat bagian tubuh yang dipindai.
iv. Komputer mengolah sinyal radio yang diterima dari inti hidrogen untuk
menghasilkan gambar tiga dimensi dari bagian tubuh yang dipindai. Gambar ini
disebut tomogram, yaitu gambar penampang melintang dari bagian tubuh.
Komputer dapat mengambil tomogram dari berbagai sudut dan kedalaman dengan
mengubah frekuensi dan arah gelombang radio dan medan magnet.
v. Komputer menampilkan tomogram pada layar monitor dengan menggunakan skala
warna abu-abu yang disebut Intensity Proportional to Signal (IPS). IPS adalah
ukuran yang menggambarkan intensitas sinyal radio yang dipancarkan oleh inti
hidrogen. Intensitas sinyal radio bergantung pada jenis jaringan, kepadatan air, dan
parameter lainnya. Jaringan yang berbeda akan memiliki nilai IPS yang berbeda
pula.

Dengan demikian, MRI memanfaatkan sifat-sifat fisika dari inti atom dalam tubuh untuk
menghasilkan gambaran yang sangat rinci dan berguna dalam diagnosis medis. Prinsip
kerja MRI melibatkan penggunaan medan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk
menciptakan gambaran yang akurat dari anatomi tubuh.

3. Linac
• Penjelasan
LINAC (Linear Accelerator) adalah alat pengukuran radiografi yang digunakan dalam
terapi radiasi untuk menghasilkan sinar radiasi dengan energi tinggi. Ini adalah salah satu
alat yang paling umum digunakan dalam radioterapi untuk mengobati kanker. Linac
bekerja dengan mempercepat partikel elektron dengan menggunakan gelombang frekuensi
radio, lalu menabrakkannya pada target logam berat untuk menghasilkan sinar-X.

LINAC terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk tabung penghasil radiasi,
sistem akselerator, sistem pengarah sinar, dan sistem pengendali. Proses radioterapi
menggunakan LINAC dimulai dengan merencanakan perawatan pasien, yang kemudian
ditentukan dosis dan pola sinar radiasi yang dibutuhkan.
Gambar 2.1 Alat Linac untuk mengobati kanker dengan menyasar dan merusak sel-sel kanker dalam tubuh
pasien. (sumber : https://www.nusabali.com/index.php/berita/50681/bunker-linac-segera-

rampung)

• Prinsip Kerja

Berikut adalah penjelasan dan prinsip kerja alat pengukuran radiografi Linac secara
panjang, lengkap dan rinci:

i. Pasien yang akan menjalani radioterapi Linac diminta untuk berbaring di atas meja
yang dapat bergerak masuk dan keluar dari lubang cincin Linac. Pasien harus tetap
diam selama proses pemindaian.
ii. Linac memiliki beberapa komponen utama, yaitu sumber gelombang mikro, sumber
elektron, tabung pemercepat, lempengan target, dan kolimator. Sumber gelombang
mikro dapat berupa magnetron atau klystron, yang berfungsi untuk menghasilkan
atau memperkuat gelombang frekuensi radio dengan frekuensi tinggi. Sumber
elektron berupa elektron gun, yang berfungsi untuk menghasilkan elektron dengan
cara memanaskan filamen tungsten. Tabung pemercepat berupa accelarator
waveguide, yang berfungsi untuk mempercepat elektron dengan menggunakan
medan magnet yang dihasilkan oleh gelombang frekuensi radio. Lempengan target
berupa logam berat, seperti wolfram atau tantalum, yang berfungsi untuk mengubah
elektron menjadi sinar-X berenergi tinggi. Kolimator berupa alat yang berfungsi
untuk membentuk dan mengarahkan sinar-X ke bagian tubuh yang ingin dipindai.
iii. Proses pemindaian dimulai dengan mengaktifkan sumber gelombang mikro, yang
akan menghasilkan atau memperkuat gelombang frekuensi radio. Gelombang
frekuensi radio ini akan disalurkan ke tabung pemercepat melalui sistem pandu
gelombang. Selanjutnya, elektron gun akan menghasilkan elektron dengan cara
memanaskan filamen tungsten. Elektron ini akan dimasukkan ke tabung
pemercepat, di mana mereka akan dipercepat oleh medan magnet yang dihasilkan
oleh gelombang frekuensi radio. Elektron yang dipercepat ini akan memiliki energi
kinetik yang tinggi, yang dapat mencapai 4-25 MeV. Elektron yang berenergi tinggi
ini kemudian akan ditabrakkan pada lempengan target, yang akan mengubah
mereka menjadi sinar-X berenergi tinggi. Sinar-X ini akan memiliki energi yang
sama dengan elektron yang menabraknya, yaitu 4-25 MeV. Sinar-X ini kemudian
akan dilewatkan melalui kolimator, yang akan membentuk dan mengarahkan sinar-
X ke bagian tubuh yang ingin dipindai. Sinar-X ini akan menembus jaringan tubuh
dan mengionisasi sel-sel yang dilaluinya, termasuk sel-sel kanker. Sinar-X ini akan
membunuh atau merusak sel-sel kanker, sehingga menghambat pertumbuhan atau
penyebarannya. Sinar-X ini juga akan mengenai detektor yang berada di seberang
sumber sinar-X, yang akan mengukur intensitas sinar-X yang melewati tubuh.
Detektor ini akan mengubah sinyal sinar-X menjadi sinyal listrik, yang kemudian
akan diolah oleh komputer untuk menghasilkan gambar tiga dimensi dari bagian
tubuh yang dipindai. Gambar ini disebut tomogram, yang menunjukkan kondisi
jaringan tubuh yang dipindai.
iv. Proses pemindaian dapat diulangi dengan mengubah arah atau sudut sinar-X,
sehingga dapat menghasilkan gambar dari berbagai penampang tubuh. Komputer
dapat menggabungkan gambar-gambar ini untuk menghasilkan gambar tiga
dimensi yang lebih lengkap dan akurat. Gambar ini dapat ditampilkan pada layar
monitor, dicetak, atau disimpan untuk analisis lebih lanjut.

Dengan demikian, LINAC adalah alat pengukuran radiografi yang penting dalam bidang
radioterapi untuk mengobati kanker dengan menyasar dan merusak sel-sel kanker dalam
tubuh pasien. Prinsip kerjanya melibatkan pembangkitan dan akselerasi elektron,
pembangkitan radiasi elektromagnetik, serta pengarah sinar dan pengaturan dosis untuk
memberikan perawatan radioterapi yang tepat dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai