Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Modalitas Radioterapi
Dosen : Rasyid,S.Si, MT
Disusun oleh:
I PUTU ANDREANA (P1337430218173)
SLAMET MARHENGKI (P1337430218195)
SUMIMI (P1337430218196)
SUSMIATI (P1337430218197)
SYIFFA ANDRIANA (P1337430218198)
TOIBAH ERLIANTI (P1337430218199)
TRISYA NURANTIANA (P1337430218200)
WIRATNO (P1337430218201)
YESI MEGASILVIA (P1337430218202)
YUSRI HARTIANI (P1337430218203)
YUSTINI BIKU PIA (P1337430218204)
Sinar-X yang mengalami atenuasi setelah menembus objek akan ditangkap oleh
detektor yang berhadapan dengan sumber sinar dan terletak di belakang objek. Pada
saat yang bersamaan detektor menerima berkas sinar-X yang langsung berasal dari
sumber, berkas radiasi tersebut oleh detektor diubah dalam bentuk sinyal listrik yang
akhirnya oleh analog digital converter diubah dalam bentuk digital. Selanjutnya data
tersebut dikirim ke komputer dan melalui proses matematis datadata tersebut
direkonstruksi dan ditampilkan kembali pada layar monitor berupa citra dengan skala
keabuan.
2. Pengolahan Data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari
perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan
detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi arus
listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal melaui proses
berikut:
3. Rekonstruksi citra, representasi citra dan penyimpanan
Setelah detektor mendapatkan penghitungan transmisi yang cukup, data
dikirim ke komputer untuk proses selanjutnya. Komputer menggunakan teknik
matematika khusus untuk merekonstruksi gambar CT pada beberapa tahap yang
dinamakan rekonstruksi algoritma. Sebagai contoh, rekonstruksi algoritma yang
dipakai oleh Hounsfield dalam mengembangkan CT Scan pertama dikenal dengan
algebraic reconstruction technique.
Suatu komputer berperan sentral dalam proses pembentukan gambar CT.
Secara umum, terdiri atas komputer mini dan mikroprosesor yang terkait dalam
melakukan fungsi-fungsi tertentu. Pada beberapa CT Scan, detektor mampu
melakukan perhitungan yang sangat cepat dan mikroprosesor khusus melakukan
operasi pemrosesan gambar.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk merekonstruksi gambar
tomografi, mulai dari back projection sampai konvolusi.
Metode back projection banyak digunakan dalam bidang kedokteran.
Metode ini menggunakan pembagian pixel-pixel yang kecil dari suatu irisan
melintang. Pixel didasarkan pada nilai absorbsi linier. Kemudian pixel-pixel ini
disusun menjadi sebuah profil dan terbentuklah sebuah matrik. Rekonstruksi
dilakukan dengan jalan saling menambah antar elemen matrik
Untuk mendapatkan gambar rekonstruksi yang lebih baik, maka digunakan
metode konvolusi. Proses rekonstruksi dari konvolusi dapat dinyatakan dalam bentuk
matematik yaitu transformasi Fourier.Dengan menggunakan konvolusidan
transformasi Fourier, maka bayangan radiologi dapat dimanipulasi dan dikoreksi
sehingga dihasilkan gambar yang lebih baik.
Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom dari picture element
(pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini merupakan
salah satu struktur elemen dalam memori komputer yang berfungsi untuk
merekonstruksi gambar. Jumlah ukuran matriks yang dapat digunakan yaitu 80 x 80,
128 x 128, 256 x 256, 512 x 512 dan 1024 x 1024. Rekonstruksi matriks ini
berpengaruh terhadap resolusi gambar yang akan dihasilkan. Semakin tinggi matriks
yang dipakai, maka semakin tinggi resolusi yang akan dihasilkan.
INSTRUMEN CT SIMULATOR
A. CT SIMULATOR
Istilah CT Simulator selalu dikaitkan dengan "simulasi virtual", mengacu
pada proses di komputer, menggunakan data set pasien CT 3 Dimensi, yang
memungkinkan simulasi penuh dan verifikasi pengobatan radioterapi. CT Simulator
adalah CT scan dan Virtual Simulasi Radioterapi. Bagian utama dari peralatan yang
dibutuhkan adalah CT Scanner terhubung ke komputer yang berisi paket program
untuk membuat proses yang diuraikan di atas termasuk pembuatan virtual simulator
radioterapi bersama-sama dengan pembuatan dengan penambahan laser bergerak di
bawah kontrol komputer dan meja pemeriksaan CT Scan yang datar.
Salah satu fitur lain adalah laser yang diletakkan pada dinding dan atau di
langit – langit ruangan sesuai dengan sumbu x, y dan z. Laser ini dapat bergerak dan
dapat diposisikan sesuai dengan laser bawaan yang ada di dalam gantry CT Scan.
Proses pergerakan laser tersebut dipandu oleh sebuah computer. Fungsi laser ini juga
dapat menjadi penanda/perekam posisi sumbu x, y dan z pada titik origin untuk
dikirim ke Treatment Planning System dan ke Ruang Penyinaran. Karena dari posisi
titik origin itulah yang akan menentukan sejauh mana posisi titik isocenter yang akan
digunakan sebagai titik sentrasi dalam penyinaran.
Persyaratan khusus dari CT Simulator menunjukkan bahwa CT Scan khusus
dirancang agar sesuai dengan tuntutan perencanaan radioterapi. Namun, ada juga yang
ingin menggunakan CT Simulator mereka dalam bidang radiodiagnostik. CT Scan
untuk Radiodiagnostik yang dikembangkan untuk tujuan selain radioterapi, kita dapat
melihat perbedaan dalam pengembangan antara kedua jenis peralatan tersebut asalkan
koneksi jaringan komputer dapat dibuat sehingga setiap CT scanner dapat
dihubungkan ke komputer dengan paket virtual simulasi ( TPS ), dengan kebutuhan
juga menambahkan system laser dan meja pemeriksaan yang datar.
B. Komponen CT SIMULATOR
a. Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk
dilakukannya pemeriksaan CT-Simulator. Bentuknya flat dan terbuat dari Carbon
Graphite Fiber. Setiap scanning satu slice selesai, maka meja pemeriksaan akan
bergeser sesuai ketebalan slice ( slice thickness ). Meja pemeriksaan terletak
dipertengahan gantry dengan posisi horizontal dan dapat digerakkan maju,
mundur, naik dan turun.
b. Gantry
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Simulator yang didalamnya
terdapat tabung sinar-x, filter, detektor, DAS (Data Acquisition System). Serta
lampu indikator untuk sentrasi. Pada gantry ini juga dilengkapi denganindikator
data digital yang memberi informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi
objek dan kemiringan gantry.
Pada pertengahan gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-x dan detektor
yang letaknya selalu berhadapan didalam gantry akan berputar mengelilingi objek
yang akan dilakukan scanning.
1) Tabung sinar-x
Berfungsi sebagai pembangkit sinar-X dengan sifat:
- Bekerja pada tegangan tinggi diatas 100 Kv
- Ukuran focal spot kecil 10 – 1 mm
- Tahan terhadap goncangan
2) Kolimator
Pada pesawat CT-Simulator, umumnya terdapat dua buah kolimator, yaitu:
- Kolimator pada tabunng sinar-x
Fungsinya: untuk mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas luas
lapangan penyinaran dan mengurangi bayangan penumbra dengan
adanya focal spot kecil.
- Kolimator pada detektor
Fungsinya: untuk pengarah radiasi menuju ke detektor, pengontrol
radiasi hambur dan menentukan ketebalan lapisan (slice thickness).
3) Detektor dan DAS ( Data Acqusition system )
Setelah sinar-x menembus objek, maka akan diterima oleh detector
yang selanjutnya dan dilakukan proses pengolahan data oleh DAS. Adapun
fungsi detector dan DAS secara garis besar adalah: untuk menangkap sinar-x
yang telah menembua objek, mengubah sinar-x dalam bentuk cahaya tampak,
kemudian mengubah cahaya tampak tersebut menjadi sinyal-sinyal electron,
lalu kemudian menguatkan sinyal-sinyal electron tersebut dan mengubah
sinyal electron tersebut kedalam bentuk data digital.
A. Persiapan Pasien
- Lepaskan semua benda logam yang ada pada daerah kepala
B. Persiapan Alat
- CT Simulator
- Orfit
- Laser
- Masker Kepala
C. Teknik Pemeriksaan
- Posisi Pasien
Pasien supine dengan head first, kedua tangan ada di samping tubuh pasien
- Posisi Obyek
Posisikan kepala pada bantalan fiksasi, pasang masker kepala sebagai fiksasi agar
tidak bergerak
- Posisi Laser
Posisikan laser sagittal dan axial pada daerah glabella, dan posisikan laser coronal
pada daerah temporal. Pasang titik origin sebagai titik refrensi awal
- Scan Parameter
Batas Scan : batas atas 2 cm diatas kepala, batas bawah sepertiga thorax superior
Slice thickness : 3 mm
kV : 120
mAs : 150
- Gambar yang dihasilkan dari ct simulator dikirim ke TPS
PROTEKSI RADIASI CT SIMULATOR
A. Proteksi Ruangan
Ketebalan dinding
Bata merah dengan ketebalan 25 cm (dua puluh lima sentimeter) dan
kerapatan jenis 2,2 g/cm3 (dua koma dua gram per sentimeter kubik), atau beton
dengan ketebalan 20 cm (duapuluh sentimeter) atau setara dengan 2 mm (dua
milimeter) timah hitam (Pb), sehingga tingkat Radiasi di sekitar ruangan Pesawat
Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun (satu milisievert per tahun).
(satu milisievert per tahun).
Pintu ruangan CT Simulator
Pintu ruangan dilapisi dengan timah hitam dengan ketebalan tertentu sehingga tingkat
Radiasi di sekitar ruangan CT Simulator tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1
mSv/tahun (satu milisievert per tahun).
KESIMPULAN
CT Simulator adalah proses yang di gunakan oleh tim terapi radiasi untuk menentukan lokasi
yang tepat, bentuk dan ukuran tumor yang akan dilakukan penyinaran. Hasil gambaran CT
akan memberikan informasi tidak hanya tentang target volume melainkan juga organ at risk.
CT Simulator terdiri dari gantry, meja pemeriksaan, laser, dan computer. Proses fisika pada
CT Scan mulai dari akuisisi data, pengolahan data, dan Rekonstruksi citra, representasi citra
dan penyimpanan. Teknik pemeriksaan ct simulator ada beberapa tahapan yaitu mulai dari
persiapan pasien, persiapan alat, posisi pasien, penentuan penempatan laser dan proses
scanning. Pada Ruangan CT simulator terdapat beberapa proteksi radiasi yang berguna untuk
melindungi petugas dan masyarakat di sekitar agar tidak terkena radiasi di atas NBD, salah
satu proteksinya adalah ketebalan dinding minmal 25 cm dan pintu ruangan di lapisi timah
hitam/ Pb.