Anda di halaman 1dari 9

BAB I

KONSEP

A. PENGERTIAN DISRUPSI TEKNOLOGI


Disrupsi teknologi mengacu pada fenomena perubahan drastis yang terjadi dalam
suatu industri atau sektor sebagai akibat dari adopsi dan perkembangan teknologi
baru. Efek yang mengganggu atau merusak model bisnis yang telah mapan disebut
"disrupsi teknologi". Penggunaan teknologi baru yang mengubah cara kita
berinteraksi, bekerja, dan hidup secara keseluruhan biasanya disebut sebagai disrupsi
teknologi.

Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), big data, dan
blockchain telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk
transportasi, keuangan, perdagangan, dan bidang lainnya, sebagai bagian dari disrupsi
teknologi. Perubahan dapat mengubah lanskap bisnis secara signifikan, membuka
peluang baru, tetapi juga mengancam keberlangsungan bisnis yang tidak dapat
menyesuaikan diri.

B. IDEOLOGI PACASILA SEBAGAI DASAR NEGARA INDONESIA


Filosofi Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Pancasila berasal dari kearifan
lokal dan budaya Indonesia, dan mencerminkan nilai-nilai universal seperti Tuhan
yang maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan,
dan keadilan sosial untuk setiap orang Indonesia.

Saat Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, mereka


mengadopsi ideologi Pancasila. Pancasila berfungsi sebagai fondasi untuk
menyatukan berbagai latar belakang sosial, budaya, suku, dan agama yang ada di
Indonesia. Selain melindungi hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan
pluralisme, Pancasila berkomitmen pada persatuan, keadilan, dan kemajuan bangsa.

C. ERA GLOBALISASI DAN PERUBAHAN PARADIGMA


Era globalisasi adalah masa di mana dunia semakin terhubung secara global melalui
perkembangan teknologi informasi, transportasi yang lebih cepat, dan interaksi
ekonomi yang semakin intens. Era ini telah mengubah cara orang berkomunikasi,
berbisnis, berinteraksi sosial, dan mendapatkan informasi. Globalisasi juga telah
mempengaruhi nilai-nilai budaya, sistem politik, dan paradigma sosial-ekonomi.
Dalam era globalisasi, perubahan paradigma terjadi sebagai respons terhadap
dinamika global yang berubah dengan cepat. Konsep-konsep seperti pasar terbuka,
liberalisasi perdagangan, integrasi ekonomi regional, dan pergeseran kekuatan politik
telah mengubah cara negara dan masyarakat beroperasi. Persaingan global yang
semakin ketat dan aksesibilitas teknologi yang meningkat telah mempercepat laju
perubahan di berbagai sektor. Beberapa dampak globalisasi di Indonesia adalah:

1. Meningkatnya pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, dan
paradigma berpikir masyarakat

2. Liberalisasi ekonomi dan teknologi di era globalisasi membawa problem filosofis


terhadap paradigma ilmu hukum di Indonesia karena ideologi kapitalismenya
yang sarat kepentingan pemilik modal dan praktik monopoli sehingga merugikan
pelaku usaha kecil dan menengah

3. Globalisasi juga diklaim mengikis sistem ekonomi dan kebudayaan lokal yang ada
di negara-negara Dunia Ketiga karena proyek-proyek yang dilakukan untuk
memperkuat Trio Pusat (Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang)

4. Globalisasi memunculkan sebuah perubahan sosial akibat dari perkembangan


teknologi yang memfasilitasi terjadinya pertukaran budaya dan transaksi ekonomi
internasional.

Ketika paradigma berubah di era globalisasi, hal-hal seperti kebebasan individu,


inovasi, kolaborasi lintas batas, dan persaingan global menjadi lebih penting.
Selain itu, globalisasi menghadirkan tantangan untuk mempertahankan identitas
budaya dan nilai-nilai yang sesuai dengan ideologi nasional, seperti Pancasila di
Indonesia.

Dalam konteks ini, kemandirian Pancasila di era globalisasi dihadapkan pada


tantangan karena disrupsi teknologi dan persaingan global. Agar ideologi
Pancasila tetap relevan dan berdaya tahan di tengah perubahan yang terus
berlangsung, negara dan masyarakat Indonesia harus menghadapi tantangan ini
dengan cara yang bijaksana dan strategis.

BAB II

MASALAH

Dalam era disrupsi teknologi dan persaingan global, terdapat sejumlah masalah atau
permasalahan yang dapat mengancam ketahanan ideologi Pancasila di Indonesia. Masalah-
masalah tersebut meliputi:

1. Penyimpangan Nilai-nilai Pancasila


Perkembangan teknologi dan pengaruh globalisasi dapat menyebabkan penyimpangan
nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai individualistik, materialistik, dan konsumeristik yang
didorong oleh persaingan global dapat menggeser fokus pada kepentingan sosial,
keadilan, dan kerakyatan yang menjadi inti ideologi Pancasila. Hal ini dapat
mengancam kohesi sosial dan kesatuan bangsa.

2. Ancaman Identitas Budaya


Globalisasi membawa pengaruh budaya asing yang dapat mempengaruhi dan
mengubah identitas budaya lokal. Penyebaran budaya populer dan nilai-nilai global
dapat menggeser preferensi budaya masyarakat, yang kemudian mempengaruhi
pemahaman dan penerapan ideologi Pancasila yang berakar dari budaya Indonesia.
Ancaman terhadap identitas budaya dapat melemahkan kesatuan dan keberagaman
yang menjadi pijakan ideologi Pancasila.

3. Kesenjangan Digital dan Sosial


Disrupsi teknologi juga berdampak pada kesenjangan digital dan sosial.
Ketidakmerataan akses terhadap teknologi dan penguasaan yang tidak merata dapat
memperdalam kesenjangan sosial dan ekonomi antara mereka yang memiliki akses
dan mereka yang tidak. Hal ini bisa berdampak pada ketimpangan peluang dan
kesejahteraan, yang bertentangan dengan prinsip keadilan sosial yang dijunjung tinggi
dalam ideologi Pancasila.
4. Manipulasi Informasi dan Penyebaran Hoaks
Era globalisasi, di mana akses informasi semakin mudah melalui internet dan media
sosial, juga membawa risiko penyebaran hoaks, pemahaman yang salah, atau
manipulasi informasi terkait ideologi Pancasila. Informasi yang tidak akurat atau
disengaja dapat menyebabkan kelalaian dalam penerapan nilai-nilai Pancasila, bahkan
dapat digunakan untuk tujuan politik atau kepentingan tertentu yang bertentangan
dengan ideologi Pancasila.

5. Tantangan dalam Menjaga Keberlanjutan Pendidikan Ideologi Pancasila


Pendidikan ideologi Pancasila memiliki peran penting dalam memperkuat
pemahaman dan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai Pancasila. Namun, tantangan
dalam menjaga keberlanjutan pendidikan ideologi Pancasila di era disrupsi teknologi
dan persaingan global masih ada. Perkembangan teknologi yang cepat membutuhkan
penyesuaian metode dan pendekatan dalam pendidikan ideologi Pancasila, agar tetap
relevan dan mampu menghadapi tantangan zaman.

Dalam menghadapi masalah dan permasalahan tersebut, diperlukan upaya kolaboratif


dari pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan, dan semua pemangku kepentingan.
Langkah-langkah strategis seperti pengembangan pendidikan yang inklusif dan
berkelanjutan, penguatan identitas budaya lokal, pembentukan kebijakan yang
mendukung keadilan sosial, peningkatan kesadaran akan bahaya hoaks dan
manipulasi informasi, serta adaptasi pendidikan ideologi Pancasila dengan
perkembangan teknologi, perlu dilakukan untuk menjaga ketahanan ideologi
Pancasila di era disrupsi teknologi dan persaingan global.
BAB III

REALITAS

Dalam menghadapi disrupsi teknologi dan persaingan global yang menjadi tantangan
terhadap ketahanan ideologi Pancasila di era globalisasi, diperlukan pemahaman yang
mendalam tentang realitas yang ada. Pada bab ini, akan diuraikan realitas yang perlu
diperhatikan dalam konteks tersebut. Realitas tersebut meliputi:

1. Perubahan Cepat dalam Teknologi dan Inovasi


Kemajuan teknologi yang cepat telah menyebabkan perubahan besar dalam berbagai
aspek kehidupan. Inovasi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things, robotika, dan
teknologi blockchain telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan
berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Sangat penting untuk memahami keadaan
saat ini dan dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi yang terus-menerus.

2. Pengaruh Globalisasi dalam Era Digital


Era digital adalah saat di mana globalisasi menjadi kenyataan. Dengan
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, jaringan yang lebih luas dan
saling terhubung di seluruh dunia telah terbentuk. Perkembangan ini membawa
konsekuensi seperti penyebaran informasi yang cepat, hubungan bisnis yang melintasi
batas negara, dan pertukaran nilai-nilai dan budaya antar negara. Oleh karena itu,
penting bagi kita untuk memahami dampak disrupsi teknologi pada globalisasi dan
beradaptasi dengan dinamika global yang semakin terhubung ini.

3. Ketimpangan dalam Akses Teknologi dan Pengetahuan


Meskipun teknologi terus berkembang, beberapa daerah atau kelompok masyarakat
masih menghadapi kesulitan mendapatkan infrastruktur teknologi yang memadai atau
mendapatkan pengetahuan dan pendidikan terkait teknologi. Realitas ini
mengingatkan kita untuk memastikan bahwa semua orang diterima dalam
pengembangan teknologi dan pendidikan agar tidak tertinggal.

4. Pertentangan Nilai dan Pandangan


Pertentangan nilai dan perspektif yang muncul sebagai akibat dari perkembangan
teknologi dan persaingan global. Nilai-nilai dan budaya baru yang dibawa oleh
globalisasi dapat bertentangan dengan Pancasila dan identitas budaya lokal.
Bagaimana memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam konteks keadaan
global yang rumit dapat dibagi oleh orang-orang. Ini menunjukkan betapa pentingnya
berbicara dan memahami satu sama lain dengan rasa hormat ketika ada perbedaan
pendapat dan nilai.

5. Kompleksitas Tantangan Global


Menjaga kekuatan ideologi Pancasila tidaklah mudah. Situasi semakin diperumit oleh
kemajuan teknologi yang cepat, persaingan global yang ketat, perubahan budaya, dan
perspektif masyarakat yang berbeda. Dalam kenyataannya, menghadapi tantangan ini
membutuhkan pendekatan yang luas dan strategis, yang melibatkan semua pemangku
kepentingan yang bekerja untuk menjaga keutuhan ideologi Pancasila.

Dengan memahami realitas yang ada, kita dapat lebih siap dan tanggap untuk
menghadapi disrupsi teknologi dan persaingan global, yang merupakan tantangan bagi
kelangsungan hidup Pancasila di era globalisasi. Semua tindakan yang diambil harus
menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang situasi tersebut dan
menggabungkan nilai-nilai Pancasila sebagai pijakan yang kuat untuk menghadapi
perubahan dan tantangan yang datang dengan waktu.

Berikut ini adalah contoh kasus yang menggambarkan realitas dalam menghadapi
disrupsi teknologi dan persaingan global, Penyebaran Informasi Palsu dan
Kontroversial. Contohnya, terdapat kasus di mana narasi yang bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila disebarkan secara luas melalui media sosial, memicu ketegangan
sosial dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
1. Budaya Konsumerisme dan Materialisme yang Dominan. Contohnya, adanya
dorongan untuk mengutamakan kepentingan pribadi, mencari keuntungan materi,
dan meningkatkan status sosial secara individual. Hal ini dapat menggeser fokus
pada nilai-nilai Pancasila yang mementingkan kepentingan sosial, keadilan, dan
kerakyatan.
2. Ketimpangan Akses Teknologi dan Digital Divide: Contohnya, terdapat kasus di
mana akses terhadap pendidikan online atau lapangan kerja yang terkait dengan
teknologi lebih terbatas bagi masyarakat di daerah terpencil atau kalangan
ekonomi lemah.

BAB IV

SOLUSI

Dalam menghadapi realitas disrupsi teknologi dan persaingan global yang menjadi tantangan
terhadap ketahanan ideologi Pancasila di era globalisasi, perlu dicari solusi-solusi yang tepat
dan efektif. Pada bab ini, akan diuraikan beberapa solusi yang dapat diimplementasikan untuk
mengatasi masalah tersebut. Solusi-solusi tersebut meliputi:

1. Peningkatan Literasi Digital dan Kritis


Meningkatkan literasi digital dan kritis masyarakat sangat penting agar mereka dapat
memahami, menganalisis, dan memilih secara cerdas informasi yang diterima.
Dengan memahami bagaimana teknologi dan media sosial berfungsi, masyarakat
dapat lebih waspada terhadap penyebaran informasi palsu (hoax), dan
mempertahankan ideologi Pancasila yang akurat.

2. Penguatan Pendidikan Ideologi Pancasila


Ideologi Pancasila harus diajarkan lebih banyak di sekolah, baik formal maupun non-
formal. Kurikulum harus mengajarkan siswa nilai-nilai Pancasila dan bagaimana
mereka relevan dengan era persaingan global dan kemajuan teknologi. Mereka juga
harus mengajarkan siswa tentang keadilan sosial, toleransi, dan inklusivitas.

3. Kolaborasi antara Pemerintah, Sektor Swasta, dan Masyarakat


Untuk menangani tantangan ini, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus
bekerja sama dengan baik. Pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung
kemajuan teknologi yang berkelanjutan, memastikan semua orang memiliki akses
yang sama ke teknologi, dan mengatur dan mengawasi konten yang beredar di
internet. Sektor swasta juga dapat berpartisipasi dalam mempromosikan praktik bisnis
yang bertanggung jawab secara sosial dan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke
dalam operasi mereka. Selain itu, masyarakat harus aktif berpartisipasi dalam
mempertahankan integritas ideologi Pancasila melalui partisipasi dalam forum
diskusi, organisasi kemasyarakatan, dan kegiatan sosial.

4. Penguatan Kerjasama Internasional


Meningkatkan kerjasama internasional sangat penting dalam menghadapi tantangan
global. Indonesia memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan negara lain untuk
berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam menghadapi disrupsi teknologi dan
persaingan global. Melalui kolaborasi ini, Indonesia dapat memperkuat posisinya
dalam melindungi prinsip-prinsip Pancasila di seluruh dunia dan menghadapi
ancaman terhadapnya.

5. Promosi Nilai-nilai Pancasila dalam Media dan Konten Digital


Media dan konten digital dapat digunakan untuk mempromosikan nilai-nilai
Pancasila. Platform ini dapat berperan dalam menyebarkan informasi yang akurat,
inspiratif, dan meningkatkan pemahaman tentang ideologi Pancasila. Membantu
melawan penyebaran konten negatif atau ekstremis adalah kampanye dan program
yang berfokus pada pengembangan konten positif dan edukatif yang mencerminkan
nilai-nilai Pancasila.

Solusi-solusi di atas merupakan langkah konkret yang dapat dilakukan untuk


mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat disrupsi teknologi dan persaingan
global, serta menjaga ketahanan ideologi Pancasila di era globalisasi. Dalam
implementasinya, diperlukan kesadaran, kolaborasi, dan komitmen dari semua
pemangku kepentingan untuk menjaga keutuhan ideologi Pancasila sebagai pijakan
yang kuat dalam menghadapi perubahan zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmatullah, I., & Atikah, I. (2022). Ilmu Hukum Berparadigma Pancasila di Era
Globalisasi: Sebuah Tantangan Liberalisasi Ekonomi dan Teknologi. Wajah Hukum,
6(2), 386-400.
Silitonga, T. B. (2020). Tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap
aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Jurnal Civics: Media Kajian
Kewarganegaraan, 17(1), 15-28.
Wajihuddin, W. (2021). Analisis Ketahanan Ideologi Pancasila Generasi Milenial Di Sman
Wilayah Kota Kabupaten Jember. Jurnal Kewarganegaraan, 5(2), 782-793.

Anda mungkin juga menyukai