Anda di halaman 1dari 19

MEMPERSIAPKAN GENERASI EMAS

INDONESIA TAHUN 2045

OLEH
ARTI LESTARI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LABORA


2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada tahun 2045, sebagai tahun emas bangsa Indonesia dengan
Generasi Emas sesudah 100 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pada tahun ini, sejalan dengan skenario positif yang dirancang masa
sekarang, bisa ditafsirkan kalau Indonesia muncul selaku negeri maju
dengan tingkatan perkembangan ekonomi yang besar serta kesejahteraan
warga yang menyeluruh sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh banyak aspek. Salah satu di antara
lain, keahlian meningkatkan serta menggunakan teknologi data serta
komunikasi ataupun teknologi digital serta macam aplikasi kecerdasan
buatan (artificial intelligence) buat melejitkan keadaan perekonomian
nasional. Pertumbuhan sains serta teknologi direspons secara bijaksana
serta terencana. Sehingga berakibat positif pada pertumbuahn Indonesia
selaku bangsa yang majemuk serta dinamis. Indonesia hendak senantiasa
terpelihara keberadaan serta keutuhannya dalam bingkai pandangan
hidup Pancasila serta negeri Kesatuan Republik Indonesia.

Pada tahun 2045, bersamaan dengan pertumbuhan geopolitik serta


geostrategis baik di area regional serta internasional, Indonesia
diperkirakan hendak mengalami bermacam tantangan yang tidak ringan.
Pertumbuhan serta dinamika pasca-Revolusi Industri 4.0 serta Society
5.0, senantiasa hendak memperkenalkan masalah-masalah klasik yang
terpaut dengan tantangan serta kesempatan dalam isu-isu semacam
ketahanan pangan serta keamanan tenaga, bonus demografi, pergantian
ekonomi regional serta internasional, keadaan geografis, pertumbuhan
teknologi serta inovasi, dan dinamika sosial, politik, serta budaya. Isu-isu
tersebut tumbuh bersamaan dengan kompetisi antarbangsa yang terus
menjadi ketat. Bangsa yang berdaya saing besar berpeluang
memenangkan persaingan. kebalikannya, energi saing terbatas ataupun
rendah, menimbulkan bangsa tersebut tertinggal di balik.

Ciri persaingan masa depan bukan lagi ditandai konteks globalisasi abad
ke-20, tetapi globalisasi yang sudah bercorak digital.

Pertumbuhan pesat teknologi digital ke depan mendorong perubahan


di bermacam bidang. Peta pergantian ke depan butuh dianalisis secara
terperinci, sehingga kemampuan kendala serta goncangan ataupun
disrupsi teknologi di segenap aspek kehidupan bisa direspons dengan
baik serta pas. Charles Fadel (2009) menggambarkan, salah satunya
perihal yang tidak berubah ubah terjalin dari tahun ke tahun merupakan
pergantian. perihal ini sejalan dengan pemikiran Herakleitos (540-480 SM)
yang melaporkan “Panta rhei ka uden menei” bisa dimaksud kalau seluruh
entitas bergerak (mengalir), seluruhnya berganti, serta tidak terdapat
suatu juga yang abadi Selanjutnya masalah ini dalam harmoni dengan
Patrick Dixon (2019) yang melaporkan pada dekade mendatang, manusia
terus berlomba dengan kecepatan perubahan.. Siapa yang kilat merespon
pergantian dan menepis ekses disrupsi teknologi, hendak berpotensi
memenangkan persaingan. Kecepatan pergantian meniscayakan
kecepatan adaptasional. Sebagian kecenderungan yang bisa dicatat
antara lain, berikut:

1. bidang ekonomi. Pertumbuhan bidang ini terus dipengaruhi oleh


pemanfaatan teknologi digital yang secara otomatis memarginalkan pola
perdagangan dan kegiatan ekonomi konvensional. Jenis-jenis pekerjaan
yang didominasi oleh pekerja manusia dipindahkan atau diselanjakan oleh
aplikasi ekonomi digital yang berjalan lebih efektif dengan kemampuan
pasar yang sangat luas. Ekonomi masa depan terus memperkuat aplikasi
ekonomi digital yang mengakomodasi ekonomi kreatif yang ditetapkan
oleh kreativitas dan inovasi. Ekonomi digital terus menyebabkan unicorn-
unicorn baru. Namun, persaingan regional dan internasional melalui
mekanisme kerja sama multilateral juga terus menjadi ketat di tengah-
tengah terbatas pada sumber energi alam. Kompetisi ekonomi digital juga
sangat ketat, di mana pola interaksi ekonomi baru akan muncul dalam
bentuknya yang berbeda dari saat ini. Pola penciptaan, distribusi dan
konsumen objek dan layanan juga harus membentuk mekanisme modal
baru yang terus terintegrasi dan kolaboratif.

2. Bidang sains serta teknologi. Pertumbuhannya hendak sangat pesat


bersamaan macam inovasi teknologi serta kecerdasan
buatan.Kemampuan sains serta teknologi sesuatu bangsa terus menjadi
memastikan kemajuannya, paling utama dalam bidang ekonomi. tetapi,
kemajuan sains serta teknologi pula terus menjadi menuntut mekanisme
politik yang demokratis, sebab partisipasi digital mengaitkan individu-
individu yang tersambung secara digital. Tercantum dalam ranah ini,
pengembangan singularitas teknologi memuncak pada tahun 2045 Pada
tahun tersebut, singularitas teknologi ialah kala digitalisasi hayati berpadu
dengan kecerdasan buatan luar biasa diprediksi hendak terjalin secara
sempurna. Dibayangkan, digitalisasi dapat merekam informasi yang
ditaruh dalam otak manusia serta memindahkannya ke mesin, sehingga
manusia secara fitur lunak hendak “abadi”.

3. Bidang sosial budaya. Kemajuan teknologi digital mendesak dinamika


serta pertumbuhan bidang sosial budaya. Arus data yang tidak memahami
Batasan mendesak interaksi serta asimilasi sosial budaya secara lebih
intensif. Dinamika kehidupan sosial serta demokrasi politik terus menjadi
mengandalkan media sosial. Seluruh itu bisa berakibat positif ataupun
negatif. Adopsi budaya dari luar bisa tumbuh nyaris secara tidak
terkontrol. pasti fenomena tersebut berakibat pada pergantian style hidup
serta cara berpikir. Oleh sebab itu, terus menjadi disadari berartinya
mempertahankan jati diri bangsa . Ini berarti bahwa kekritisan semua
bangsa dapat memfilter data dan tidak larut dalam aliran data palsu yang
menyesatkan, bukan fakta dan kebenaran (tipuan). Di sisi lain, kesadaran
untuk menjaga kearifan lokal dan harta budaya nasional terus menekan di
tengah-tengah arus globalisasi data yang berat, pertumbuhan demografis,
budaya asing, dan dominasi digital.

1.2. Tujuan

1.2.1 Menciptakan Novel Arah Kompetensi Generasi Indonesia Mengarah


2045

1.2.2 Manfaat

Buku Arah Kompetensi Generasi Indonesia Mengarah 2045 bisa


membagikan khasiat selaku sebagai berikut:

1.2.3 Berkontribusi mengubah pemikiran pembelajaran saat ini dan masa


depan yang bermanfaat bagi orang-orang.

1.2.4 jadi orientasi serta fokus pengembangan kebijakan terpaut Standar


Nasional Pembelajaran di masa depan.

1.2.5 Landasan Pemikiran

1.3. Landasan Keberagamaan

Landasan keberagamaan mengedepankan serta mengutamakan


ukuran keagamaan di bidang pembelajaran. Indonesia selaku negara
yang berKetuhanan yang Maha Esa, hingga agama serta kepercayaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa ialah acuan serta nilai berarti (Pasal 29

UUD NRI Tahun 1945) dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini,
segenap masyarakat negara Indonesia ialah masyarakat negara yang
beragama serta berkeyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Sehingga
bawah kepercayaan serta nilai-nilai spiritual hendak menyatu pada tiap diri
manusia Indonesia selaku landasan serta khasanah dalam pembangunan
nasional di seluruh bidang, termasuk khususnya pada bidang
pembelajaran.
Nilai-nilai keagamaan dalam bidang pembelajaran wajib dijunjung
tinggi lebih khusus tertuang pada Pasal 31 UUD NKRI Tahun 1945, agar
sistem pembelajaran meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia (ayat 3); dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama serta persatuan
bangsa (ayat 5). Keagamaan memiliki posisi strategis dalam menetapkan
tujuan dan pencapaian pembangunan di seluruh bidang termasuk
pembelajaran.

1.3.1 Landasan Filosofis

Filsafat ialah ilmu tertua yang bergelut dalam pencarian kebenaran


serta kebijaksanaan. Etos keilmuan yang menopang peradaban umat
manusia, berkembang serta tumbuh sebab bertumpu landasan filosofis
yang kokoh. Pendekatan filosofis jadi berarti, apabila berhubungan
dengan kemampuan manipulasi pasca-kebenaran (post-truth) di masa
digital.

Landasan filosofis berkaitan dengan hakikat pembelajaran serta


menelaah masalah-masalah pokoknya. Aspek-aspeknya meliputi
metafisika, epistemologi, logika, serta etika. Aspek metafisika meninjau
hakikat seluruh suatu di alam. Manusia ditatap makhluk spiritual, sekaligus
material.Sebagai makhluk spiritual, pendidikan merupakan proses
pembebasan jiwa dari ikatan-ikatan semu. selaku makhluk modul,
pembelajaran ialah fasilitas menanggapi kompleksitas tantangan hidup,
membuat kehidupan manusia menyenangkan.

Aspek epistemologi menggali pengetahuan serta kebenaran. Sumber


pengetahuan berkaitan dengan otoritas keilmuan, pengetahuan universal
(common sense), intuisi, benak, pengalaman, serta pengetahuan ilmiah.
Kebenaran epistemologi dilihat dari konteks koherensi (tidak berubah
ubah dengan kebenaran universal), koresponden (ketepatan dengan
kenyataan), pragmatisme (kemanfaatan untuk kehidupan), serta
skeptisisme (dicari secara ilmiah). kalau pengetahuan serta kebenaran
bisa dicari tidak dari satu sumber, melainkan lewat sumber serta
pendekatan yang bermacam macam. Sehingga, manusia unggul tidak
semata mata mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan dalam
kecerdasan intelektual, namun pula kecerdasan emosional serta spiritual.

Aspek logika mengulas metode berpikir dengan benar. Kecerdasan


intelektual serta tradisi berpikir ilmiah-kritis ialah suatu yang berarti.
Karenanya, kaidah-kaidah ilmiah akademis wajib terus jadi etos dalam
pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi buat tujuan kemajuan
serta kesejahteraan umat manusia.

Aspek etika terpaut sikap manusia, nilai, serta n Perkembangan


pembelajaran harus merujuk pada otoritas ilmiah, menghargai kapasitas
dan menghindari "kematian para ahli" (kematian para ahli).orma warga,
landasan filosofi pembelajaran membingkai pembelajaran dalam nilai-nilai
serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam konteks
penyelenggaraan pembelajaran di Indonesia, nilai-nilai serta norma-norma
tersebut bertolak pada pandangan-pandangan filosofis Pancasila.
Sehingga, sumber energi manusia unggul Indonesia yang diharapkan
merupakan yang religius, humanis, anti-diskriminasi, toleran, gemar
bergotong-royong, serta mempunyai solidaritas yang besar dalam
kebangsaan yang berkeadilan sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

1.3.2 GENERASI EMAS INDONESIA YANG BERKARAKTER

"Beri aku sepuluh pemuda, maka akan ku guncangkan dunia," seperti


yang dikatakan. Soekarno sebagai founding father Indonesia yang
menyoroti bagaimana posisi generasi muda dalam kemajuan bangsa dan
negara berarti. Generasi termuda harus memiliki kepribadian yang kuat
untuk membangun suatu bangsa dan negaranya, memiliki karakter besar,
semangat nasionalisme, kompetitif, mampu mendominasi pengetahuan
dan teknologi untuk bersaing di seluruh dunia.

Masa depan bangsa dan dunia adalah generasi termuda. Oleh karena
itu, sesuatu dari sesuatu yang ingin dikembangkan jika ada intensitas
generasi tertua generasi muda yang lebih muda dan lebih baru daripada
generasi sebelumnya. Ini sebenarnya adalah kewajiban penuh kami.
Karena, hidup bersama tanpa unit dan persatuan positif tidak dapat
menjadi manusia yang mampu mengatasi penderitaan hidupnya di dunia
ini. Unit dan unit tidak akan memberikan manfaat jika tidak cerdas dan
bijak. Keragaman tetap menjadi simbol berbagai bentuk.

Generasi emas yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Nasional


bertepatan pada 2 Mei 2012, diproyeksikan sebagai hadiah 100 tahun dari
kemerdekaan Indonesia. Meski begitu, menurut M. Noah, dari 2012
hingga 2035, Indonesia menerima bonus demografis, populasi usia
produktif sangat besar di antara masa kecil dan orang tua. Berdasarkan
informasi yang diperoleh oleh Badan Pusat Statistik 2011, jika jumlah
anak-anak dari 0 hingga 9 tahun mencapai 45,93 juta, di sisi lain, usia 10
hingga 19 tahun yang lalu berjumlah 43,55 juta. Ini adalah anak-anak dari
Golden Cadre 2045 Generation, karena nanti tahun 2045 lebih dari 0
hingga 9 tahun berasal dari 35 hingga 45 tahun dan dari 10 hingga 19
tahun adalah sekitar 45 hingga 54 tahun. Dan pada kenyataannya, usia
ini, orang-orang yang ingin menjadi pemegang pemerintah dan selebaran
kehidupan di Indonesia.

Dalam rangka mempersiapkan bangkitnya generasi emas Indonesia


dibutuhkan pembangunan pembelajaran dalam perspektif masa depan,
ialah mewujudkan warga Indonesia yang bermutu, maju, mandiri, serta
modern, dan tingkatan harkat serta martabat bangsa. Kepribadian pula
ialah bagian integral yang wajib dibentuk, supaya generasi muda selaku
harapan serta penerus yang akan menentukan masa depan bangsa wajib
mempunya perilaku serta pola pikir yang berlandaskan moral yang kuat
serta benar dalam upaya membangun bangsa.

Kepribadian merupakan metode berpikir serta berperilaku yang jadi


karakteristik khas masing-masing orang buat hidup serta berkolaborasi,
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa serta negara. orang
yang berkarakter baik merupakan orang yang dapat membuat keputusan
serta siap mempertanggung jawabkan masing-masing akibat dari
keputusan yang dia buat. Pembuatan kepribadian ialah salah satu tujuan
buat meningkatkan kemampuan generasi muda buat mempunyai
kecerdasan, karakter serta akhlak mulia serta tidak cuma membentuk
insan Indonesia yang pintar

Bermacam kasus yang menyerang bangsa belum lama ini ditengarai


sebab jauhnya kita dari kepribadian. Jati diri bangsa seakan tercabut dari
pangkal yang sebetulnya. Sehingga pembelajaran kepribadian jadi topik
yang hangat di bicarakan belum lama ini.

Krisis kepribadian menimbukan terdapatnya degradasi moral. bagi


Lincoln (2011), terdapat sepuluh isyarat degradasi moral yang ialah faktor-
faktor yang menunjukkan kehancuran suatu bangsa. Tanda-tanda
degradasi moral itu antara lain merupakan penyimpangan sikap dalam
warga (tercantum anak umur sekolah), meningkatnya kekerasan pada
anak muda, pemakaian perkata yang memburuk, pengaruh peer group
(rekan sejawat) yang kokoh dalam tindak kekerasan, meningkatnya
pemakaian narkoba, alkohol, serta seks bebas.

rendahnya rasa tanggung jawab orang serta masyarakat negeri,


membudayanya ketidakjujuran, serta terdapatnya silih curiga serta
kebencian di antara sesama.

Siswa umur emas di Jepang lebih banyak diajari etika, moral, budaya,
kemandirian, ketertiban, tanggung jawab, cocok dengan pertumbuhan
anak, tanpa beban berat pelajaran calistung. Tidak terdapat uju tes dari
tingkatan awal hingga tingkat ke tiga (setara SD kelas 1 hingga SD Kelas
3), sebab tujuan pembelajaran merupakan buat menanamkan konsep
serta pembentukan kepribadian, bukan Cuma uji serta indoktrinasi.
Finlandia menduduki rangking awal dalam Global Education Rank sejagat
malah sebab sistem pembelajaran yang mewajibkan sekolah tidak lama
serta tidak terdapat pekerjaan rumah. Tetapi senantiasa dengan
pemaknaan pada tiap proses pendidikan.

Generasi emas (Gold generation) selaku generasi penerus bangsa


yang hendak memastikan masa depan serta integritas bangsa Indonesia..
Generasi yang memiliki perilaku serta pola pikir yang berlandaskan moral
yang kuat serta benar dengan visi ke depan yang cemerlang. Generasi
emas ini pula diharapkan mempunyai kompetensi yang mencukupi,
kepribadian yang kuat, kecerdasan yang besar, serta kompetitif.

Dengan terus menjadi luasnya akses serta tingginya mutu pembelajaran


diiringi dengan penguatan budaya sekolah serta kampus, diharapkan
mutu sumber energi manusia Indonesia terus menjadi baik, terus menjadi
sanggup mengelola peluang serta sumber energi yang kita miliki, dalam
rangka membangkitkan generasi emas Indonesia buat memajukan
bangsa serta negara yang bermartabat serta disegani oleh bangsa serta
negara lain di dunia.
Tantangan pembelajaran di masa data dikala ini pula mewajibkan guru
buat lebih kreatif, inovatif serta inspiratif dalam mendesain aktivitas
pendidikan yang bermutu buat menyambut generasi emas Indonesia
Tahun 2045. Dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta jiwa, Guru jadi
kunci utama keberhasilan sumber energi manusia yang tidak cuma
produktif namun pula unggul serta religius..

Tetapi masalah pendidikan akan selalu sesuai dengan kehidupan


karena pendidikan adalah pihak yang tidak lepas dari kehidupan. Di depan
dengan penarikan, jatuh, tinggi, lemah, martabat dan martabat suatu
negara ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan adalah yang paling
bertanggung jawab. Dan potret pendidikan Indonesia saat ini
mengkhawatirkan, pemasaran pendidikan yang menyebabkan biaya
pendidikan yang mengoceh pada umumnya.

Sadarilah generasi emas 2045 bukanlah pekerjaan yang mudah untuk


mengubah telapak tangan. Tapi itu tidak berarti tidak mungkin untuk
dijangkau. Generasi Emas tahun 2045 adalah kekuatan utama
pembangunan Bangsa Indonesia sebagai negara maju yang hebat, Jaya
dan Worthy. Manajemen generasi emas akan menjadi tantangan terbesar
bangsa Indonesia. Karena populasi produktif yang luar biasa adalah
bonus demografis yang sangat berharga (dividen demografis). Namun,
sebaliknya, jika arahnya tidak baik, kesempatan emas akan menjadi
bencana demografis (bencana bencana).

Sangat mendasar, ini adalah bagaimana kita dapat menghormati dan


mencerminkan identitas bangsa kita dalam kehidupan sehari-hari agar
tidak menjadi bangsa yang hebat yang tidak memiliki identitas. Dalam
generasi emas Indonesia 2045, harapan telah dipercayakan. Oleh karena
itu, untuk mencapai harapan dan impian, semua elemen masyarakat
harus memainkan peran aktif dalam mencapai cita-cita ini melalui
pendidikan karakter.
1.3.3 Tantangan Indonesia Tahun 2045

Bahkan sejauh ini, Indonesia masih mengalami berbagai masalah yang


belum selesai secara menyeluruh; Sebagai contoh: konflik interpretasi
horizontal, perdagangan narkoba, terorisme, kekerasan sosial dan
berbagai bentuk pidana lainnya. Jika Indonesia gagal bekerja dan
menyiapkan generasi emas tahun 2045, kejahatan dan kekacauan akan
meningkat karena pelaku kriminal pada umumnya menjadi populasi usia
produktif.

1.3.4 Empat Skenario Lemhanas

MIT menetapkan bahwa Ada lima variabel yang saling dependen dalam
model itu yakni (1) pertumbuhan penduduk, (2) kebutuhan bahan pangan,
(3) eksploitasi sumberdaya alam, (4) pertumbuhan industri, dan (5)
kerusakan lingkungan. (a) lima elemen di atas meningkat pada kecepatan
eksponensial (b) jika lima variabel terus berjalan seperti sekarang; Jadi
planet Bumi ditentukan hanya mampu melaksanakan kapasitas beban
kehidupan manusia selama lebih dari 100 tahun; (c) Masih ada
kesempatan bagi manusia, jadi tidak akan ada acara yang dijelaskan dan
lebih cepat, kemungkinan tingkat kesuksesan menjadi lebih besar.

Dalam tiga tahun, laporan kelompok Roma telah diterjemahkan ke


dalam 38 bahasa di dunia (di Indonesia: batas pertumbuhan). Sejak
publikasi buku "Batas pertumbuhan", banyak negara mengatur diskusi
atau seminar; Meskipun ada PRO dan kerugian dari isi buku, tetapi sejauh
ini, kami selalu merasakan perubahan lima faktor; Bahkan lebih akut.

Dalam skenario mata air, pada tahun 2045, proyek Lemhamnas


Indonesia akan diisi oleh generasi baru yang memiliki

pandangan berbeda dengan pendahulunya. Penduduk Indonesia mulai


didominasi oleh generasi yang berpendidikan tinggi, menguasai teknologi
komunikasi, aktif bermedia sosial, dan terpapar dengan nilainilai global
Generasi ini akan menempati posisi penting di bidang kebijakan,
birokrasi, bisnis dan organisasi massa. Di tingkat regional, kualitas
lembaga dan suber daya manusia belum didistribusikan secara seragam,
menyebabkan korupsi dan gesekan sosial antara kabel regional dan
migran sebagai akibat dari persaingan untuk sumber daya ekonomi.
Ketidaksetaraan intertdomain selalu terjadi karena aspirasi pemisahan diri.

Dalam skenario nusantara, dinyatakan bahwa pada tahun 2045


Indonesia terus ada di tengah peradaban modern dunia sebagai negara
multietnis, multikultural dan pluralistik dengan tingkat nasionalis yang tipis.
Orang Indonesia tidak akan menginspirasi perjanjian dasar bangsa dalam
pembukaan UUD 1945. Kekuatan militer menjadi lebih besar tetapi belum
efektif dan efektif karena kontrol teknologi tidak memadai. Indonesia
prihatin tentang keselamatan sumbu maritim global dan eksplorasi bawah
laut yang dilakukan oleh negara-negara lain di seluruh Indonesia.
Regionalisasi ketentuan operasional penerbangan dari wilayah udara
Indonesia masih dikuasai oleh negara-negara tetangga; kedaulatan
termasuk Indonesia masih banyak di eliminasi oleh negara-negara lain.

Dalam skenario air terjun, Indonesia pada tahun 2045 dimulai dengan
perencanaan pembangunan berbasis karbon. Pengembangan karbon
rendah adalah strategi utama untuk meningkatkan resistensi energi
domestik; Sementara kedaulatan pangan di masa sekarang digunakan
sebagai fokus pada pengelolaan ketahanan pangan pada tahun 2045.
Pemerintah secara bertahap meninggalkan praktik pengambilan
keputusan berdasarkan manfaat dan minat jangka pendek.
Pengembangan dilakukan dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan;
Sektor swasta memainkan peran aktif dalam membiayai program
pembangunan berkelanjutan melalui konsep "pembiayaan perbankan
hijau dan hijau".
1.3.5 Pendidikan Karakter Berbasis IESQ

Selain program pendidikan wajib 12 tahun, mempersiapkan generasi


keemasan tahun 2045, pendidikan Indonesia harus lebih fokus pada
pendidikan etis dan pendidikan karakteristik berbasis intelijen, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual.

Manullang (2013) mengatakan bahwa "akhir pendidikan adalah


karakter", oleh karena itu, semua kegiatan pendidikan harus
mengakibatkan pelatihan Karekter. Kegiatan intra dan ekstra-akademik
seperti jantung pendidikan di sekolah perlu dilakukan dalam konteks
pengembangan kepribadian. Karakter generasi emas 2045 harus
menunjukkan sosok kepribadain yang utuh dan asli, yang dianggap sesuai
dengan apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2010 telah memiliki


desain pendidikan kepribadian yang hebat dan telah direvisi berulang kali,
yang berisi: dasar pertimbangan konseptual, nilai-nilai zat yang
dikembangkan, proses budaya, pengembangan dan pemberdayaan,,
Integrasi ke dalam kegiatan intracolair, kokuric dan ekstrakurikuler,
tahapan pelatihan siswa, tuduhan nilai dan etika, pengembangan model
evaluasi dan evaluasi.

Karakter adalah nilai yang mendasari perilaku manusia berdasarkan


standar agama, budaya, hukum dan konstitusi, bea dan estetika.
Beberapa istilah yang memiliki arti serupa dengan karakter termasuk
moralitas, moralitas, karakter, karakter. Pendidikan karakter dianggap
sebagai sistem untuk menanam nilai perilaku (karakter) kepada warga
sekolah yang meliputi: pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk mengimplementasikan nilai-nilai; Pada saat yang sama
terhadap Tuhan Yang Mahakuasa, diri kita sendiri, orang lain, lingkungan
dan kebangsaan sehingga mereka menjadi orang-orang Kamil. Atas dasar
konsep ini, sejumlah karakter yang seharusnya dimiliki oleh siswa
meliputi: agama, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, independen,
demokratis, keingintahuan, semangat nasional, cinta untuk negara,
nikmati

Prestasi, ramah, cinta cinta, suka membaca, khawatir tentang lingkungan,


perawatan sosial dan bertanggung jawab.

Cara intelektual intelektual cepat dan menentukan aktivitas mental,


alasan pemikiran dan pemecahan masalah. Kemampuan interpersonal
meliputi kemampuan untuk memahami perasaan orang lain (empati),
kapasitas asuransi asuransi diri, dicintai oleh banyak orang, kemampuan
untuk memecahkan masalah interpersonal, keramahtamahan, solidaritas
dan rasa hormat. Spiritual Intelligence (SQ) mengacu pada sifat mulia dan
nilai-nilai kemanusiaan, kecerdasan terkait dengan makna dan masalah
nilai. Fondasi utama pemahaman tentang konsep adalah IQ, sedangkan
dasar konsep penegakan dalam bentuk saham adalah IEQ; Dan iesq
adalah fondasi dasar untuk pembentukan karakter. Pengembangan
keseluruhan iesq adalah prasyarat untuk penciptaan mentalitas penting,
sikap positif dan komitmen normatif dan keterampilan kapasitas.

1.4 Wajib Belajar 12 Tahun

Dasar hukum yang mengatur implementasi sistem pendidikan di


Indonesia adalah pertama kalinya kemerdekaan adalah Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1950 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1954 tentang UU
No. 4 tahun 1950 dari Republik Indonesia dahulu tentang dasar
pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia;
dilanjutkan dengan UU No. 2 tahun 1989 dan edisi 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Upaya perluasan dan pemerataan menjelaskan pembelajaran sebagai


cerminan dari prinsip keadilan sosial di Indonesia dimulai pada tahun 1974
(Repelita I) dengan membangun gedung sekolah dasar; Untuk
memastikan perluasan kapasitas SD untuk 85% populasi berusia 7 hingga
12 tahun pada akhir Pelita I, yang diperkirakan mencapai 23,0 juta.
Demikian pula, kapasitas di sekolah menengah / mi dan sekolah
menengah / profesional juga ditambahkan untuk mengakomodasi lulusan
SD / MI dan SMP / MTS untuk melanjutkan pendidikan mereka di tingkat
yang lebih tinggi.

Kebijakan ini juga disertai dengan pengangkatan guru sekolah dasar,


penyediaan berbagai jenis beasiswa, pergerakan orang tua perhotelan
(Gnota) dan penyediaan pembelian paket. Saat ini, itu juga telah
disediakan untuk bantuan operasional dari sekolah (BOS), bantuan untuk
siswa miskin (BSM), kartu Indonesia Pintar (KIP), beasiswa Bidikmisi,
beasiswa yang lebih tinggi, dll. Bahkan secara politis dan konstitusional,
perwakilan penduduk menyetujui alokasi anggaran sektor pendidikan yang
diatur oleh UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dalam Pasal 49 (1) yang menunjukkan bahwa "dana pendidikan selain gaji
pendidik Dan biaya pendidikan resmi diberikan hingga minimal 20% dari
anggaran pendapatan dan pengeluaran negara dan minimal 20% dari
anggaran DNA pengeluaran regional "

Kekhawatiran pemerintah dalam mencapai pendidikan berkualitas


dimulai dengan program pendidikan yang berkualitas. Salah satu program
ini adalah keberadaan program pembelajaran dasar 9 tahun yang
diluncurkan pada tahun 1994 sebagai kelanjutan dari program pendidikan
wajib 6 tahun dari Repelita III pada tahun 1984. Namun, hingga 2015,
program ini diperlukan di kelas 9. Pendidikan dasar pendidikan belum
mencapai 100%.

Untuk mengakomodasi generasi keemasan Indonesia pada tahun 2045,


pemerintah harus segera mengadopsi program pendidikan wajib 12 tahun
dengan harapan meningkatkan kapasitas sekolah menengah / kejuruan
dan didistribusikan secara seragam di seluruh wilayah NKRI sehingga API
penduduk berusia 16 tahun. 18 tahun telah mencapai angka lebih dari
90%.
BAB III

PENUTUP

Pada tahun 2045, bangsa Indonesia akan memasuki usia kemerdekaan


ke-100. Pada saat itu, Indonesia berada di tahun emas, dengan generasi
emas Indonesia. Di tahun emas, bangsa Indonesia diperkirakan akan
menjadi negara maju di beberapa bidang, baik sains maupun teknologi
dan ekonomi, dan dapat mengatasi berbagai masalah, baik kemiskinan
maupun lagse di bidang pendidikan. Namun, untuk mencapai hal ini,
semuanya harus memperhatikan berbagai tantangan dan peluang,
sebagai akibat dari perubahan pada beberapa sektor kehidupan, baik
secara nasional maupun global.

Dunia pendidikan harus dapat menyediakan berbagai kompetensi


kepada siswa untuk mempersiapkan generasi yang memasuki kehidupan
di zaman keemasan. Berbagai kompetensi diperlukan untuk menanggapi
berbagai tantangan ketika menggunakan berbagai peluang. Selain itu,
sehingga generasi Indonesia dapat disesuaikan dengan berbagai
perubahan berkelanjutan, tanpa tersesat sebagai orang yang memiliki
identitas tinggi dan nasionalisme, menghormati realitas keanekaragaman
atau pluralisme dalam kehidupan, dan negara-negara religius. Oleh
karena itu, perumusan Direktorat Persaingan dalam buku ini dapat
digunakan sebagai referensi untuk perumusan kebijakan dan
implementasi pendidikan untuk generasi yang akan menjadi kehidupan di
era emas Indonesia.

Generasi Emas Indonesia 2045 masih 29 tahun. Pada saat itu, sebagian
dari kita, terutama mereka yang sekarang pada siang hari dapat
menghilang. Tetapi, pada kenyataannya, generasi emas Indonesia 2045
ada di depan mata kita sekarang. Anak-anak yang masih kecil untuk
orang-orang di sekitar kita. Beberapa bermain sibuk, beberapa belajar;
Ada juga mereka yang ngamen di persimpangan jalan; Ada yang minum
minuman keras, obat-obatan atau terlibat dalam kejahatan lain. Mereka
akan mengambil negara ini pada tahun 2045 nanti.

Kita semua harus bersyukur bahwa pada periode 2010-2035 Banga


Indonesia diberkati dengan dewa mahakuasa potensi sumber daya
manusia dalam bentuk populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa.
Jika peluang emas pertama terjadi sejak kemerdekaan Indonesia, kita
dapat menangani dan digunakan dengan benar, ingin Tuhan, akan
menjadi bonus demografis yang sangat berharga. Namun, sebaliknya,
tidak mungkin bagi peluang emas untuk menjadi bencana demografis
(bencana bencana), kita tidak dapat bekerja dengan baik.

Masa 2010-2035, Indonesia, Harsan, membuat investasi besar-besaran di


bidang pengembangan sumber daya manusia sebagai upaya untuk
mempersiapkan generasi emas Indonesia tahun 2045, yang merupakan
generasi ketika rakyat Indonesia memiliki 100 tahun kemerdekaan.

Referensi

Ace Suryadi dan Dasim Budimansyah (2004). Pendidikan Nasional


Menuju Masyarakat Indonesia Baru. Bandung: Ganesindo

Delors,Jacques (Editor) (1998). Education for the Twenty-Firt Century:


Issues and Prospects. Paris: UNESCO Publishing.

Depdiknas (2005). Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional


Tahun 2005-2009. Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka
Panjang 2025. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas (2010). Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional


2010-2014. Jakarta:Kemendiknas

Doni Koesoema A. (2007). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di


Zaman Global. Jakarta:Grasindo
H.A.R Tilaar (2002). Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru.
Jakarta: Grasindo.

Hoery & Farih, 2013. Memandirikan Generasi Emas Indonesia. Info


Muria / Edisi XIV/ Mei – Juli 2013

Adioetomo, Sri Moertiningsih. (2005). Bonus Demografi: Hubungan Antara


Pertumbuhan Penduduk Dengan Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta:
BKKBN.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2013). Proyeksi Penduduk
Indonesia 2010- 2035. Jakarta: Bappenas
Badan Pusat Statistik. (2012). Penduduk Indonesia Menurut Provinsi
Tahun 1971, 1980, 1990, 1995, 2000, dan 2010. Jakarta: BPS.

Anda mungkin juga menyukai