Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 3

Nama-nama Anggota Kelompok :

1. Syifa Shafiya Sholeha


2. Arti Lestari
3. Rani Pebriyanti
4. Rodliatan Mardiyyah
5. Rizqiah Amalia
6. Diesy Maradita
7. Sultan Indra Suryana
BIOGRAFI TOKOH PAHLAWAN NASIONAL

LAKSAMANA MALAHAYATI
Keumalahayati, adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh.
Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana
Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekitar tahun
1530–1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat
Syah (1513–1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.

Pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima
Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah
IV.

Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah
syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September
1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di
geladak kapal. Dia mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian
lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati. Saat meninggal dunia, jasad Malahayati
dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar.
Perjalanan Hidup Sang Laksamana
Wanita Asal Aceh
Sebagai seorang anak yang terlahir dari keturunan pendiri kerajaan di Aceh, membuat beliau
dianugerahi semangat juang tinggi.Bagaimana tidak, sang kakek tercinta yang berasal dari
ayahnya bernama Laksamana Muhammad Said Syah ternyata merupakan putra dari Sultan
Salahuddin Syah.Adapun Sultan Salahuddin Syah sendiri, merupakan putra dari Sultan Ibrahim
Ali Mughayat Syah yang merupakan sang pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.Diturunkan dari
sang ayah yang seorang laksamana, ternyata sejak belia Keumalahayati telah menyadari
adanya semangat juangnya yang menggebu gebu.Berdasarkan dari kemauannya sendiri,
akhirnya beliau memutuskan untuk memperdalam ilmunya dengan belajar di Akademik
Mahad Baitul Maqdis.Meski terlahir sebagai wanita, beliau tetap membuktikan bakat
terbaiknya di bidang militer hingga menjadi lulusan terbaik.Dalam biografi Laksamana
Malahayati, beliau bertemu dengan pria idamannya yang ternyata merupakan seniornya
sendiri ketika belajar di akademi.
Pria yang berhasil mencuri hati wanita tangguh ini bernama Mahad
Baitul Maqdis, dan berhasil menjadi panglima protokol istana.Usai
kelulusan, pasangan tangguh ini pun menikah dan menjalani
kehidupan rumah tangga seperti pasangan suami istri pada
umumnya.Memulai kehidupan baru, pasangan ini pun tetap
mempertahankan keamanan serta ketenteraman Kerajaan dari
berbagai gangguan eksternal.Sayangnya setelah lama sempat hidup
bersama, sang suami gugur di medan pertempuran saat melawan
Portugis di Teluk Haru.Hasil peperangan tersebut memang
dimenangkan pihak Kerajaan Darussalam, namun sayangnya harus ada
banyak korban berguguran termasuk suaminya sendiri.
Laksamana
Wanita Pertama
Di Dunia
Rasa sedih ditinggalkan pasangan
hidup, justru membuat beliau semakin
bangkit dan berubah menjadi Panglima
Angkatan Laut Wanita pertama yang
ada di dunia.Armada yang dipimpinnya
pun berisikan para janda dan diberi
nama Inong Balee, yang mana suami
dari para janda tersebut juga gugur di
medan perang. Jumlah anggotanya pun
kian meningkat, lantaran para gadis
muda yang belum menikah turut
bergabung dalam tim tersebut
Perjuangan Laksamana Malahayati
Semua anggotanya memanglah dari kaum wanita, namun keganasannya tidak boleh diremehkan begitu saja.
Bahkan dalam catatan biografi Laksamana Malahayati, kapal yang digunakan telah dilengkapi dengan
meriam.Sebagai pelengkapnya, armada ini pun memiliki benteng serta menara pengawas yang berlokasi di atas
bukit. Ketika berlayar ke luasnya lautan, Inong Balee menunjukkan ketangguhannya dengan memporak
porandakan Belanda dan begitu ditakuti.Selama sembilan tahun, beliau telah menjadi pemimpin Inong Balee
yang terkenal hingga ke seluruh penjuru negeri. Dalam rentan waktu itu pula, beliau berhasil memenangkan
peperangan yang beranggotakan kaum lelaki dengan semangat di dalam dadanya. Tidak heran jika Inggris yang
saat itu dipimpin oleh Ratu Elizabeth I lebih memilih jalur damai, dengan cara membawa surat bagi Sultan
Kerajaan Aceh Darussalam untuk membukakan jalur perdagangan. Pada akhirnya sang Laksamana pun gugur
ketika melawan pasukan Portugis di Selat Malaka, lalu jenazahnya dimakamkan di sebuah bukit yang berada di
daerah Krueng raya, Aceh Besar.Masyarakat pun hingga kini masih mengingat perjuangan kerasnya dengan cara
merawat makamnya dengan baik, dan ditemukan pula sekumpulan peziarah tengah berdoa.
Makam Laksamana Malahayati
Penghargaan Laksamana Malahayati
Dengan segala perjuangan dan keberaniannya, Presiden Joko Widodo
pun menganugerahi dan memberikan penghargaan kepada laksamana
Malahayati dengan gelar Pahlawan Nasional. Berdasarkan biografi
Laksamana Malahayati, dikatakan jika namanya telah disematkan pada
beberapa tempat.Penerapan namanya tersebut dapat ditemukan di
salah satu kapal perang milik Angkatan Laut, Universitas di Bandar
Lampung, Pelabuhan di Aceh Besar, serta digunakan oleh Ormas divisi
Wanita. Terkenal sebagai panglima perang dari Kesultanan Aceh,
dimana nama beliau semakin tersohor dari keberaniannya untuk
melawan angkatan laut asal Belanda dan Portugis.Ternyata darah
juangnya tersebut diturunkan dari sang kakek dan ayahnya sendiri
yang merupakan seorang bangsawan asal Aceh. Bahkan berkat
keberaniannya mengusir penjajah, membuat beliau dianugerahi gelar
sebagai Pahlawan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai