Disusun Oleh :
Devan Tantjube / 11
Kornelius Owen / 20
Graciella Beauty / 8
Kellvin / 18
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Media Sosial
Terhadap Mental Remaja di SMAK Saint John” ini tepat pada waktunya. Dalam tahapan
penyusunan karya ilmiah ini, tidak lepas dari bimbingan ibu guru. Maka dari itu kami selaku
penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Septa Caroline selaku guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari K.D karya ilmiah. Karya
ilmiah ini membahas tentang bagaimana pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental
remaja khususnya siswa-siswi SMAK Saint John serta solusi pencegahannya.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih butuh
banyak perbaikan. Oleh karena itu, kami terbuka terhadap kritik dan saran dari para pembaca.
Mohon maaf jika ada kesalahan kata atau kalimat dalam karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah
ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan pembacanya.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar 1
Daftar isi 2
Bab I (Pendahuluan) 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
Bab II (Landasan Teori) 5
2.1 Definisi Media sosial 5
2.2 Definisi Sehat 5
2.3 Definisi dan Gejala Gangguan Mental 6
2.4 Landasan Lokasi 6
Bab III (Metodologi Penelitian) 7
3.1 Objek Penelitian 7
3.2 Data dan Sumber data 7
3.3 Metode Pengumpulan Data 7
3.4 Waktu Penelitian 7
Bab IV (Pembahasan) 8
4.1 Hasil Survei 8
4.2 Pembahasan 13
Bab V (Kesimpulan dan Saran) 15
Daftar Pustaka 17
Lampiran 18
Riwayat Hidup Penulis 19
2
Bab I
Pendahuluan
3
Tidak hanya sebagai sarana bekerja, media sosial juga menjadi sarana hiburan.
Berbagai macam hiburan seperti video lucu, meme, dan sebagainya disajikan untuk
menghibur para penggunanya. Berbagai macam trend baru terus bermunculan dan
menarik perhatian kalangan muda khususnya remaja.
Media sosial memang memiliki banyak kelebihan yang memudahkan kita sebagai
penggunanya. Namun dibalik itu semua sosial media jika tidak digunakan dengan bijak
dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan termasuk kesehatan mental. Jangkauan
informasi dan komunikasi yang sangat luas jika tidak dimanfaatkan dengan baik justru
bisa menjadi boomerang bagi penggunanya.
4
Bab II
Landasan Teori
5
2.2 Definisi Sehat
Sehat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti baik seluruh badan serta
bagian-bagiannya (bebas dari sakit), waras, yang mendatangkan kebaikan pada badan,
sembuh dari sakit, baik dan normal (tentang pikiran), boleh dipercaya atau masuk akal
(tentang pendapat, usul, alasan, dan sebagainya), berjalan dengan baik atau sebagaimana
mestinya (tentang keadaan keuangan, ekonomi, dan sebagainya, dijalankan dengan
hati-hati dan baik-baik (tentang politik dan sebagainya).
Berikut adalah tanda-tanda dan gejala mental illness atau disorder yang umum
terjadi:
● Sering merasa sedih.
● Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
● Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan atau perasaan bersalah yang
menghantui.
● Perubahan mood atau suasana hati yang drastis.
● Tampak menarik diri dari teman dan lingkungan sosial.
● Kelelahan yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.
● Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
● Paranoid serta delusi dan halusinasi.
● Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.
● Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan atau
menggunakan narkoba.
6
● Perubahan besar dalam kebiasaan makan
● Perubahan pada gairah atau dorongan seksual.
● Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
● Kerap merasa tak berdaya atau putus asa.
● Berpikir untuk bunuh diri
7
Bab III
Metodologi Penelitian
8
Bab IV
Pembahasan
9
● Dari 30 orang, 23 orang menggunakan whatsapp (22,33%)
● Dari 30 orang, 25 orang menggunakan instagram (24,27%)
● Dari 30 orang, 21 orang menggunakan tiktok (20,38%)
● Dari 30 orang, 7 orang menggunakan discord (6,79%)
● Dari 30 orang, 3 orang menggunakan telegram (2,91%)
● Dari 30 orang, 15 orang menggunakan youtube (14,56%)
● Dari 30 orang, 3 orang menggunakan line (2,91%)
● Dari 30 orang, 6 orang menggunakan Twitter (5,82%)
Pembahasan :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa media sosial yang paling sering
digunakan adalah Instagram (24,27%)
10
1 = ada 4
2 = ada 8
3 = ada 12
4 = ada 6
● Berkomunikasi
1 = ada 6
2 = ada 8
3 = ada 6
4 = ada 10
● Hiburan
1 = ada 9
2 = ada 4
3 = ada 7
4 = ada 10
11
● Ya = 18 orang
● Tidak = 12 orang
Pembahasan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 18 dari 30 orang atau sekitar 60% siswa
kecanduan menggunakan media sosial
5. Apakah jam tidur anda terganggu karena terlalu lama bermain social media?
Hasil Survei
● Ya = 14 orang
● Tidak = 16 orang
Pembahasan :
Dari data diatas sebanyak 53,3% siswa menyatakan bahwa media sosial tidak
mengganggu jam tidur, sedangkan 46,7% lainnya menyatakan bahwa media sosial
mengganggu jam tidur mereka
12
6. Jika anda aktif di media social, apakah jumlah like, komentar, dan postingan
orang lain mengganggu mood/pikiran anda?
Hasil Survei :
● Ya = tidak ada
● Tidak = 30 orang
Pembahasan
Dari data diatas, seluruh responden memberi tanggapan yang sama bahwa media
sosial tidak mempengaruhi mood/pikiran mereka
● Pernah = 15 orang
● Tidak pernah = 15 orang
13
Pembahasan :
Dari data diatas diperoleh data yang seimbang, sebagian responden pernah merasa
takut ketika hendak memposting sesuatu sedangkan sebagian responden
memposting sesuatu di media sosial tanpa merasa takut.
14
Pembahasan :
Dari 30 orang rata-rata semua menjawab untuk hiburan, berkomunikasi, dan
mengetahui informasi terkini.
4.2 Pembahasan
Bedasarkan informasi dari yankes.kemkes.go.id (2022:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1314/definisi-mental-illnessgangguan-mental)
15
Mental illness adalah kondisi yang umum terjadi pada siapapun. Menurut World Health
Organization (WHO), satu dari lima anak-anak dan remaja di dunia memiliki gangguan
mental. Sementara pada orang dewasa, kondisi ini memengaruhi satu dari empat orang di
dunia. Remaja merupakan usia rawan munculnya gangguan mental yang kerap terjadi.
Dalam kaitannya dengan media sosial, hal ini disebabkan karena kondisi emosi seorang
remaja yang belum stabil dan belum cukup matang untuk menerima semua informasi
yang tersebar luas di media sosial. Inilah yang menjadi salah satu pengaruh media sosial
terhadap kesehatan mental remaja.
Manusia memiliki 24 jam dalam sehari, rata-rata murid SMAK Saint John
menggunakan media sosial selama 4-7 jam setiap harinya (16,65%-29,1% waktu dalam
sehari digunakan untuk media sosial). Lebih dari setengah responden (sebanyak 60%)
menyatakan bahwa penggunaan media sosial membuat mereka kecanduan. Kebanyakan
dari mereka menggunakan media sosial instagram yang dimana di dalamnya terdapat
berbagai macam konten yang menghibur. Konten yang disajikan oleh media sosial ini
meningkatkan dopamin otak yang memberikan efek kesenangan setelah menggunakan
media sosial. Akhirnya, otak mengidentifikasi aktivitas ini sebagai aktivitas bermanfaat
dan menyenangkan yang harus diulangi lagi.
Kecanduan media sosial bisa memberikan berbagai dampak negatif seperti tidak
bisa mengatur waktu dengan baik bahkan tidak sedikit (46,7%) dari responden yang jam
tidurnya jadi terganggu karena terlalu lama menggunakan media sosial. Berdasarkan
informasi dari yankes.kemkes.go.id (2022:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1108/ketahui-dampak-negatif-media-sosial-bagi
-kesehatan-mental) cahaya gadget dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang
berfungsi untuk menimbulkan rasa kantuk. Tidur yang cukup tidak hanya berpengaruh
terhadap kesehatan tubuh seseorang melainkan berpengaruh terhadap kesehatan mental
juga. Berdarkan informasi dari halodoc.com (2020:
https://www.halodoc.com/artikel/tidur-bisa-memengaruhi-kesehatan-mental-ini-alasanny
a) Para ilmuwan masih terus mencari tahu kaitan pasti antara tidur dan kesehatan mental.
Sejauh ini, sudah ditemukan bahwa gangguan tidur bisa mempengaruhi hormon stres, dan
16
menyebabkan kekacauan di otak, mengganggu pikiran, serta menghambat proses
pengaturan emosional. Hal itulah yang disebut menjadi alasan gangguan tidur bisa
meningkatkan efek kesehatan mental, dan sebaliknya.
Sebanyak 50% dari responden merasa takut dan berpikir panjang sebelum
memposting sesuatu di akun media sosialnya sendiri. Rasa takut ini disebabkan oleh
berbagai faktor, salah satu faktor utamanya adalah takut terhadap komentar atau
pandangan orang lain mengenai postingan tersebut. Beberapa diantaranya mungkin
pernah mendapat cibiran atau komentar yang tidak mengenakan mengenai postingannya.
Hal ini dapat membuat seseorang membuat seseorang kehilangan rasa percaya diri
bahkan sampai depresi dan mengalami kecemasan yang berlebih.
17
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari hasil survei dan pembahasan di Bab sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa media memberi pengaruh yang cukup besar terhadap kesehatan mental remaja,
khususnya siswa-siswi SMAK Saint John. Pengaruh utamanya adalah kecanduan,
hiburan yang ditawarkan oleh media sosial membuat tidak sedikit dari murid SMAK
Saint John sulit untuk berhenti menggunakannya. Kecanduan media sosial ini dapat
memberi banyak dampak negatif, salah satunya dapat mengganggu jam tidur atau kualitas
tidur seseorang.
Aktivitas posting foto atau video di media sosial menjadi salah satu aktivitas yang
biasanya dilakukan seseorang untuk mengabadikan momen atau mengekspresikan
dirinya. Luasnya jangkauan media sosial membuat siapa saja bisa melihat dan memberi
komentar hal ini bisa memberi peluang terjadinya cyberbullying. Tidak sedikit dari
responden yang merasa takut ketika hendak memposting sesuatu di akun media sosialnya
sendiri. Rasa takut dihina/dihujat ini membuat seseorang merasa kehilangan rasa percaya
diri. Bahkan beberapa orang mengalami depresi dan kecemasan berlebih akibat komentar
yang diterimanya.
Terlepas dari berbagai pengaruh negatif diatas, media sosial memiliki berbagai
macam manfaat atau dampak positif bagi para penggunanya. Kebanyakan dari responden
berpendapat bahwa media sosial sangat diperlukan untuk berkomunikasi dengan
teman-teman, sebagai sarana hiburan dan sarana informasi. Bagaimanapun juga
penggunaan media sosial sudah tidak dapat dihentikan. Tidak bisa dipungkiri, sekarang
ini kegiatan belajar mengajar pun memanfaatkan media sosial. Media sosial tidak pernah
salah, bagaimanapun media sosial dibuat untuk memudahkan manusia sebagai
penggunanya. Masalahnya ada pada kita sebagai penggunanya, media sosial akan
berdampak baik jika kita bisa menggunakannya dengan bijak
18
5.2 Saran
Dampak dari media sosial tergantung dari kita yang menggunakannya. Oleh
karena itu berikut ini saran yang bisa menjadi penyelesaian dari masalah ini
1. Batasi penggunaan media sosial : Latihlah diri kita untuk disiplin terhadap waktu
penggunaan media sosial. Jika sulit, bisa mencoba metode menghapus aplikasi
yang membuat kita kecanduan
2. Cari kesibukan atau aktivitas lain yang lebih bermanfaat
3. Memprioritaskan tugas atau pekerjaan yang lebih penting
4. Mengaktifkan mode private di media sosial, sehingga tidak semua orang bebas
melihat/mengunjungi profil kita
5. Tidak menerima informasi dari media sosial secara mentah-mentah. Lihat apakah
informasi tersebut fakta dan nilailah secara objektif
19
Daftar Pustaka
20
Lampiran
21
Riwayat Hidup Penulis
3. Nama : Kellvin
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 16 Juli 2006
Jenis kelamin : laki-laki
Email : kellvin1793@gmail.com
Agama : Buddha
Riwayat pendidikan :
22
- SD : SD Tunas Bangsa
- SMP : SMP Kristen Saint John
- SMA : SMA Kristen Saint John
23