DISUSUN OLEH:
1. Sonia Adellia
2. Siti Rosilah
3. Anisa Safitri
Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena
Bimbingan – Nya maka saya dapat menyelesaikan sebuah karya tulis ilmiah dengan judul “Dampak Globalisasi
Terhadap Pendidikan”
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan sebuah
karya tulis ilmiah yang dapat di pertanggung jawabkan hasilnya. Saya ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang
telah membantu kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan sarn
dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan
Terima kasih dan Semoga Makalah ini dapat memberikan sumbangan positif bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
1. LATAR BELAKANG
Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Lalu arti
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran,
dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk
kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling
ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Arti Globalisasi juga adalah suatu proses yang
mendunia, tidak kenal batas ruang dan waktu. Proses globalisasi berlangsung melalui 2 dimensi, yaitu dimensi ruang
dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan
terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat
tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang
pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin cepatnya arus globalisasi dunia
membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia mulai melakukan globalisasi dalam
sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school,
dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah.
Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta yang membuka program kelas internasional.
Salah satu dari globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu
hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak
dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini,
untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar.
Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan
masyarakat. Hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin
maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang
semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan
anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk
sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi
menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam
masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.
Sumber:
RUMUSAN MASALAH
Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan” ini dapat
dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :
4. MANFAAT
Supaya bisa memperluas kesempatan studi ke luar negeri. Lalu, bisa juga menjadi pembanding untuk tenaga yang
tidak berkualitas yang akhirnya jadi pagar sekaligus semangat untuk lebih serius dan berkembang.
Untuk memperluas wawasan, dan semakin canggihnya ilmu pengetahuan. Selain itu, pikiran kita bisa menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman sekarang. Dan juga pikiran kita semakin berkembang dari zaman ke zaman. Dan
juga kita gak kalah terhadap pendidikan terhadap Negara lain.
BAB 2
PEMBAHASAN
Karena Globalisasi sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang didalamnya terdapat proses mempengaruhi
dalam segala bidang terutama dalam ranah pendidikan, yang berimbas pada nlai-nilai moral, sosial, budaya dan
kepribadian yang dapat berdampak positif dan negatif. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang
akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam
proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komperehensif dan fleksibel. Dan
dalam merespon globalisasi, kita hendaknya tidak terjebak ke dalam sikap-sikap ekstrem, mendukung dan
menerimanya tanpa reserve atau menolaknya mentah-mentah. Akan tetapi, hendaknya kita bisa bersikap lebih kritis
dan kreatif dengan melakukan penelaahan terhadap setiap sisi dari globalisasi.
1. Pendidik (Guru)
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya fungsi dari keberadaan guru sebagai tenaga professional, yang
mampu meningkatkan martabat serta mampu melaksanakan system pendidikan nasional dan mewujudkan pendidikn
nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Maka dari itu, masalah guru merupakan topik yang tidak pernah habis dibahas dan selalu aktual seiring dengan
perubahan zaman dan pengaruh globalisasi dalam pendidikan, karena permasalahan guru sendiri dan dunia pendiidkan
yang menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada dasarnya persoalan etika dan moral anak bangsa, bukan hanya
permasalahan guru namun jika yang dituju adalah moral peserta didik (siswa), maka tidak ada alasan untuk guru
dilibatkan. Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya harus membina para murid segi kognitif dan
psikomotoriknya demi peningkatan nilai angka. Akan tetapi, seorang guru sangat dituntut agar apa yang ia kerjakan
dipraktekan oleh para muridnya dalam kehidupan.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan juga kemerosotannya. Untuk itu tugas
guru tidak terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tapi yang paling penting adalah pencetakan karakter murid.
Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi seorang guru karena keterbatasan kontrolling pada murid kerap
membuatnya kecolongan.
Disamping itu, dalam menghadapi era globalisasi guru dituntut meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar dan
pendidik. Guru juga harus siap menghadapi kata kunci dunia pendidikan, seperti: kompetisi, transparansi, efisiensi,
dan kualitas tinggi. Dengan demikian kualitas mutu pendidikan harus sangat diperhatikan oleh para guru untuk
menyelamatkan profesinya.
Untuk itu dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa mengembangun tiga intelegensi dasar siswa.
Yaitu: intelektual, emosional, dan moral. Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya agar terpatri
dalam dirinya. Kemudian system pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga menjadi penting bagi guru, sehingga
dapat megembangkan seluruh potensi diri siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk maju yang diikuti
ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati melalui belajr mandiri (self study) yang kuat.
Dengan perkembangan bidang teknologi informasi semakin mendorong dalam kemajuan bidang ilmu pengetahuan,
sehingga dunia pendidikan harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin.
1. Peserta Didik (Siswa)
Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang siswa juga harus mampu memilah dan memilih segala
pengaruh yang masuk dalam dirinya, baik itu pengaruh dari teman sebayanya, lingkungannya, maupun media masa.
Dampak dari pengaruh globalisasi terhadap siswa akan sangat mungkin berdampak negativ dan menghancurkan
dirinya jika tidak segera ditanggulangi.
Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat terlihat jelas bagi siswa dalam perilaku dan tingkah
lakunya sehari-hari. Hal itu dikarenakan mereka masih dalam masa-masa labil, dan masa-masa dimana selalu ingin
mencoba sesuatu hal yang dianggap baru. Hal ini yang perlu diperhatikan bagi orang-rang dewasa yang ada
disekitarnya.
Akses internet yang terbuka seluas-luasnya akan berdampak buruk bagi siswa jika digunakan untuk mengakses video
porno, maupun gambar-gambar lainnya yang tidak sepantasnya mereka akses. Namun akan sangat baik jika akses
interet digunakan oleh mereka untuk mencari informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya karena dunia ini akan
terasa sempit melaui dunia maya.
Dua hal yang saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga tidak jarang yang menyalahgunkan dalam
pemanfaatan kemajuan teknologi bagi siswa. Maka dari itu tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional,
dan moral sangat penting untuk mereka miliki.
Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi dan tidak ketinggalan zaman, apalagi sampai
terbawa arus. Selain itu, dimensi emosional dan spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar bisa melahirkan
perilaku yang baik dan bisa bertahan diantara pengaruh demoralisasi di era globalisasi dengan prinsip spiritualnya.
1. Orang Tua
Orang tua atau keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi anak sebelum mereka dikenalkan dengan dunia
luar. Pengaruh keluarga juga sangat besar dalam pertumbuhan seorang anak, karena disamping mempunyai kedekatan
secara emosional, mereka juga mempunyai tingkat kebersamaan yang lebih karena tinggal dalam satu atap atau satu
rumah.
Peran orang tua untuk mencari tau segala kegiatan yang dilakukan oleh anak-anaknya sangat penting, dimana jika
keluarga sedikit mengbaikan itu maka akan berdampak pada kepribadian dan perilaku anak-anaknya yang tidak
terkontrol. Orang tua terkadang memberikan sepenuhnya kepada sekolah dalam mendidik dan mengembangkan
potensi anak, padahal tidak sampai disitu saja karena kontrol dari sekolah terbatas hanya dalam jam pelajaran sekolah.
Mencari tahu segala kegiatan anak tidak harus dengan mengikutinya setiap detik dan setiap waktu. Namun bisa
dilakukan dengan banyak hal dan cara, seperti dengan memberikan perhatian, menanyakan dengan siapa teman
bermain, menanyakan keadaan anak kepada guru-guru nya di sekolah, dan lain sebagainya. Hal seperti ini sangat
mudah dilakukan, namun terkadang orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing bahan tidak mau tahu
sehingga anak seringkali terabaikan.
Sumber: (https://anggaradian.wordpress.com/2011/12/30/pengaruh-globalisasi-terhadap-pendidikan-di-indonesia/)
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang telah menjadi bahasan dalam makalah ini.
Tentu juga makalah ini banyak kesalahan karena terbatasnya pengetahuan saya (penulis) serta rujukan
atau referensi yang saya(penulis) peroleh. Saya berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan lugas dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
1. Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk:
1. Masyarakat agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal pendidikan sehingga pendidikan
berjalan dengan lancar.
2. Pemerintah harus menganggarkan dana yang cukup untuk keperluan pendidikan dan menambah beasiswa bagi guru
untuk training
DAFTAR PUSTAKA
(https://anggaradian.wordpress.com/2011/12/30/pengaruh-globalisasi-terhadap-pendidikan-di-indonesia/)
(www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan.html)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi