Anda di halaman 1dari 5

Pentingnya Pendidikan Sejarah Bagi Milenial Di Era Industri 5.

Oleh Muhammad Syeikhoni

(penulis adalah mahasiswa semester 1 jurusan sejarah peradaban islam )

Ketika dunia masih dikejutkan dan belum mampu semuanya untuk berdaptasi dengan
industry 4.0, dunia kemballi dikejutkan dengan industri 5.0, hal ini disampaikan oleh PM
jepang Shinzo Abe pada 23 januari 2019 di World economic Forum atau WEC di Davos Swiss,
dalam pernyataannya dia mempunyai visi mengenai Masyarakat 5.0 atau Society 5.0. Dia
mengatakan bahwa masyarakat 5.0 akan dihubungkan oleh data untuk meningkatkan
pertumbuhan di masa depan (Roby 2019; Haryanti 2019).

Jepang mendefinisikan society 5.0 yaitu masyarakat yang terpusat pada manusia dimana
dapat menyeimbangkan ekonomi dengan menyelesaikan masalah Menurut Fukuyama (2018, 47)
bahwa society 5.0 diajukan oleh pemerintah Jepang merupakan konsep yang jelas. Itu disusun
dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi kelima oleh Dewan Sains, Teknologi dan Inovasi,
dan disetujui oleh keputusan Kabinet pada Januari 2016.

Menurut Fukuyama (2018, 47) bahwa society 5.0 diajukan oleh pemerintah Jepang
merupakan konsep yang jelas. Itu disusun dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi kelima
oleh Dewan Sains, Teknologi dan Inovasi, dan disetujui oleh keputusan Kabinet pada Januari
2016.

Society 4.0 adalah masyarakat informasi yang menyadari peningkatan nilai tambah
dengan menghubungkan aset tidak berwujud sebagai jaringan informasi, dimulai dari
pertengahan abad 20. Sedangkan, society 5.0 adalah masyarakat informasi yang dibangun di atas
society 4.0, yang bertujuan untuk masyarakat yang lebih makmur. ( Fukuyama :2018, 47).

Sejak awal abad ke 21 masehi hingga sekarang, abad ini disebut abad millennium dan
sementara generasi yang lahir pada era demikian disebut dengan generasi milenial. Era
millennial antara lain ditandai oleh adanya generasi yang memiliki ciri aktif berkolaborasi, dan
terbiasa berfikir out of the box. Generasi millennial tidak mau lagi dikurung oleh suatu
pandangan tertentu, melainkan ia akan terus menjelajah, membuka diri, berintegrasi dengan
semua aliran, pemikiran, pandangan, gagasan dan sebagainya dalam rangka memperoleh
jawaban atas problema kehidupan yang kompleks.

Tidak bisa dipugkiri bahawaera generasi milenial ini, pembelajaran Pendidikan sejarah
mengalami problematika, diantara masalah yang dihadapi ialah lemahnya penggunaan teori,
miskin imajinasi, hingga acuan buku teks dan kurikulum yang state oriented, serta
kecenderungan untuk tidak memperhatikan fenomena globalisasi berikut latar belakang
historisnya.

Di era society 5.0 nanti masyarakat hanya akan menggandrungi teknologi dan informasi,
dari dulur strigma yang melekat pada pembelajaran sejarah adalah bahwa pendidikan sejarah
identik dengan hafalan.Selain itu, guru sejarah selalu diidentikkan dengan mengajar
menggunakan pola konvensional, yaitu guru hanya berceramah dalam menjelaskan materi, dan
siswa hanya mendengarkan. Hal ini sangat memungkinkan menjadi penyebab generasi yang akan
datang tidak mau mempelajari sejarah, padahal sejarah itu sangat penting.

Seiring pergeseran tuntutan ke arah kebutuhan yang bersifat bendawi dan diikuti
dengan adanya pergeseran budaya insani, mata pelajaran sejarah menjadi kurang popular di
masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda. Sikap demikian paling tidak akan
menyebabkan pemahaman keliru sebagian guru.

Sejarah tidak cukup dengan hanya dihafalkan dan dimengerti secara tekstual, namun
perlu adanya upaya penghayatan makna,

Marchiantalahatu dalam artikelnya ‘Tiada Masa Depan Tanpa Hari Kemarin : Pentingnya
Belajar Sejarah Untuk Memahami Masa Kini’ menjelaskan Mungkin bagi sebagai orang belajar
sejarah kalau tanpa dimulai dari sejarah. Munculnya sejumlah ahli di bidang sains dan teknologi,
mereka adalah tidak kurang dari pengggas sejarah dunia. Filisuf Yunani Aristoteles, Plato,
Socrates dan lainya, bahkan ilmu alam sejumlah ilmu lahir dari mereka. Presiden pertama
Soekarno yang merupakan seorang Insinyur di bidang sains dan teknologi juga di rekam sebagai
sejarahwan Indonesia.

Pembelajaran sejarah di lingkup pendidikan memiliki makna yang sangat penting bagi wujud dan
keberlanjutan suatu bangsa. Terkait dengan hal tersebut Wiriaatmadja (2002:55)menjelaskan
bahwa sejarah sebagai bagian dari pengajaran anak manusiausianya sudah cukup tua, jauh lebih
tua dari saat untuk pertama kali sejarah dituliskan. Sampai saat ini sejarah dimaknai sebagai
peristiwa yang pernah terjadi , kisah yang pernah terjadi dan ilmu yang mempelajari peristiwa itu
sehingga menghasilkan kisah sejarah yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar
bagi umat manusia dalam meniti kehidupan. Alasan orang mempelajari sejarah di setiap negara
adalah (Moedjanto dalam Atmadi Dan Setianingsih, 2000:44):

1. Alasan intelektual yang berawal dari keinginan manusia untuk mengetahui masa lalu
peradaban mereka.
2. Dorongan eksistensial, yaitu adanyaamnesia untuk menanyakan tentangasal- usulnya.
3. Doronganlegitimasi karena ingin memperolehpengabsahan atas kedudukannya.

Ketiga dorongan inilah yang telah membuktikan bahwa bagaimanapun manusia selalu
mempunyai keinginan untuk mencari akar jati dirinya sendiri,berikut legitimasi pemenuhan
Ketiga dorongan inilah yang telah membuktikanbahwa bagaimanapun manusiaselalu

mempunyai keinginan untukmencari akar jati dirinya sendiri,berikut legitimasi pemenuhan

sehingga dalam pembelajaran sejarah tidak hanya berurusan dengan benda -benda masa
lampau, melainkan juga dapat menginspirasi banyak hal yang akan kita pahami baik pada diri
sendiri maupun orang lain. Seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. mengatakan:
“Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya.” Hal ini berkaitan
dengan kehidupannya yang bila tidak belajar dari masa lalunya akan mengulangi hal yang sama.

Pendidkan sejarah seharusnya mambu memberikan , pencerahan, mencerdaskan ,


mendewasakan dalam dan menumbuhkan rasa patrotismesebagai warga bangsa. Materi – materi
pembelajaran sejarah harus menginspirasi para peserta didik, memberikan ruang untuk
berimajinasi, berdialektika terhadap dunia yang akan ia hadapi, kemudian dibawah kerealitas
historis yang kaya akan nilai luhur.

Kurikulum pembelajran sejarah harus mampu menyesuaikan dan menjawab tantangan


zaman dan pskiologis para milenial. Pemeblajaran sejarah harus diubah, Pendidikan sejarah
selama ini sangatlah ketinggalan perkembangan zaman menurut milenial, polanya harus diubah
sedemikian rupa agar kerangka berpikir progresif muncul saat atau setelah mempelajari sejarah.
Perkembangan teknologi yang sekarang begitu pesatnya, harus diirigi dengan perubahan cara
susut pandang dalam penidikan sejarah .
Pendidikan sejarah harus direvolusi, dan memenagkas bagian -bagian yang tidak pantas
dipertahankan karena sudah tidak relevan lagi. Selanjutnya disesuaikan dengan paradigma
penegtahuan social yang baru dan relevan untuk bangsa. Pendidikan sejarah harus meliputi tiga
konsep waktu; masa lalu adalah refleksikontemplasi, hikmah dan nilai luhur yang tersimpan dari
sejarah panjang umat manusia untuk dibawa ke masa kini. Masa kini adalah realitas yang harus
dihadapi mewujud dalam bentuk sikap, dan tindakan nyata mencerminkan kesadaran sejarah
(Doing History).

Kesimpulan

Sudah seharusnya Pendidikan sejarah melakukan perubahan seadaptif mungkin demi


menyambut era society 5.0. pembelajaran sejarah seharusnya mampu membangunkan kesadaran
sejarah para generasi milenial, Kesadaran bahwa kehadiran dirinya haruslah bermanfaat bagi
hidup dan kehidupan umat manusia juga mampu memiliki kesadaran global tanpa
menghilangkan kesadaran akan nilai-nilai luhur bangsa dan nasionalisme.

Sekali lagi, pendidkan sejarah diharapkan mampu untuk menumbuhkan pengetahuan sikap dan
tindakan. Melalui Pendidikan sejarah, generasi milenial mampu menggunakan pikiran sehat,
kritis, logika dan imajinasi. Supaya berperan dalam pembangunan bangsa demi menghadapi
society 5.0.

Daftar Pustaka

Hari Naredi, 2019 Pendidikan Sejarah Untuk Generasi Millenial Dalam Tantangan revolusi
Industri 4.0 : UHAMKA. Jakarta.

Ranti Nazmi, 2019 Urgensi Pendidkan Sejarah di Era Milenial : Seminar Nasional Sejarah ke 4
Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Padang

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/tiada-masa-depan-tanpa-hari-kemarin-
pentingnya-belajar-sejarah-untuk-memahami-masa-kini/
https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/

Anda mungkin juga menyukai