REPUBLIK INDONESIA
JUDUL :
MEWUJUDKAN PEMBENTUKAN MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA
DI ERA DISRUPSI
OLEH :
KELOMPOK H
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mewujudkan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya merupakan
hakikat dari pembangunan nasional. Hal ini menjadi penting tatkala kita menyadari
bahwa manusia merupakan komponen utama dan terpenting dalam
keberlangsungan suatu negara. Sebagai mahluk yang berpolitik (zon politicon),
makhluk yang bermasyarakat, makhluk yang berbudaya, makhluk yang
berbahasa, dan makhluk yang berbicara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, peran manusialah yang utama sebagai pengelola dari segala sumber
daya suatu bangsa1. Sedangkan sebagai homo faber, manusia didefinisikan
sebagai makhluk yang berkarya. Artinya, tangan dan kreatifitas manusialah yang
menentukan kondisi suatu bangsa.
Bagi bangsa Indonesia, perwujudan manusia Indonesia seutuhnya dapat
diartikan sebagai perwujudan kembali manusia Indonesia pada kondisi awal yaitu
kondisi dimana bangsa Indonesia memiliki budaya dan kehidupan yang belum
terdistorsi oleh perkembangan jaman. Pembentukan watak manusia Indonesia
seutuhnya menjadi hal yang mendesak, terlebih saat ini tengah terjadi era disrupsi
yang berimplikasi meluas pada seluruh aspek kehidupan nasional. Era disrupsi
dapat dipahami sebagai masa ketika perubahan terjadi sedemikian tidak terduga,
mendasar dan hampir dalam semua aspek kehidupan. Hal ini juga ditandai dari
hadirnya tatanan baru menggantikan tatanan lama, yang dianggap sudah tidak
sesuai dengan tuntutan zaman.2
Di satu sisi, pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami
kemajuan. Pada tahun 2019, BPS merilis bahwa Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Indonesia mencapai 71,92. Angka ini meningkat sebesar 0,53 poin atau
1 Lemhannas RI. 2020. Kerangka Acuan Peserta PPRA LXI Bidang Studi Sosial Budaya Jakarta:Lemhannas RI.
2 Bashori, Khoiruddin. 2018. Pendidikan politik di era disrupsi. Sukma: Jurnal Pendidikan 2, no. 2.
Hlm. 287
2
tumbuh sebesar 0,74 persen dibandingkan tahun 2018. Namun di sisi lain,
perwujudan Manusia Indonesia Seutuhnya juga menjadi tantangan serius di era
disrupsi, mengingat terjadinya pergeseran nilai-nilai dan budaya yang cenderung
tidak sesuai dengan falsafah hidup bangsa.
Usaha perwujudan kembali manusia Indonesia merupakan suatu tantangan
disaat perkembangan jaman yang disertai perkembangan teknologi (era disrupsi)
mulai merasuk pada aspek aspek kehidupan bangsa. Kemajuan teknologi telah
mempengaruhi bahkan merubah berbagai aspek kehidupan bangsa di segala
bidang. Bahkan revolusi 4.0 yang menandai perkembangan teknologi digital telah
menyentuh dan berpengaruh ke dalam aspek identitas kita sebagai manusia dari
suatu bangsa. Gelombang informasi, teknologi dan digitalisasi telah merubah
semua aspek kehidupan. Teknologi komunikasi berbasis internet membuat
tatanan ruang dan waktu menjadi semakin tipis sehingga mengubah perilaku dan
budaya manusia di seluruh dunia. Indonesia termasuk negara dengan penetrasi
digital yang sangat tinggi.
Digitalisasi yang berlangsung sangat cepat dan tersebar luas di seluruh
wilayah Indonesia membawa tantangan dan sekaligus peluang. Penggunakan
internet of things, artificial intelelegence, big data, cloud computing, additive
manufacturing, teknologi robotic dan teknologi digital lainnya menghadirkan
efisiensi yang sangat signifikan, namun memangkas lapangan pekerjaan secara
besar-besaran. Berbagai penelitian menyatakan bahwa lebih dari 60% kegiatan
usaha saat ini akan terdisrupsi, digantikan oleh teknologi. Namun digitalisasi juga
akan memunculkan peluang usaha baru yang cukup besar yang kental dengan
inovasi dan kreativitas sehingga menuntut pendidikan dan keahlian baru.
Sebagai negara dengan penduduk yang besar dengan penetrasi digital
yang tinggi, dihadapkan pada pilihan, apakah hanya akan menjadi penonton dan
pasar yang besar bagi bangsa lain dan menanggung beban pengangguran yang
tinggi, atau menjadi pelaku yang menentukan kemana teknologi digitalisasi akan
dibawa bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Pilihan kedua menuntut SDM
yang unggul, yang bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta
berdaya saing global tetapi juga memiliki karakter yang baik dan cinta tanah air.
SDM dengan karakter yang baik dan cinta tanah air inilah yang akan mampu
memilah nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai moral bangsa sehingga dapat
menghindarkan diri dari pengaruh buruk kemajuan teknologi. Manusia unggul
3
pangkal sekaligus titik akhir dari setiap usaha dan kerja yang sedang
diusahakan dan dikerjakan oleh seluruh manusia Indonesia 3.
3). Era Disrupsi. Menurut KBBI disrupsi adalah hal yang tercabut dari akarnya.
Apabila diartikan dalam bahasa sehari-hari maka dapat berarti perubahan
yang mendasar atau fundamental. Era disrupsi ini merupakan fenomena
ketika masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di
dunia nyata, ke dunia maya. Fenomena ini berkembang pada perubahan
pola dunia bisnis. Kemunculan transportasi gadget/daring adalah salah satu
dampaknya yang paling populer di Indonesia 4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3 https://merdesa.id/membangun-manusia-indonesia-seutuhnya/, diunduh 04-09-2020 Jam 20.15
4 https://www.kompasiana.com/melynda25588/5b470217ab12ae455956c0a2/beradaptasi-dengan-era-
disrupsi?page=all, diunduh 04-09-2020 Jam 20.20
6
7. Umum
Dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya di era disrupsi, perlu di
lakukan berbagai upaya, antara lain melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Era disrupsi menjadikan sumberdaya manusia menjadi pelaku yang
menentukan kemana teknologi digitalisasi akan dibawa bagi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa, disamping itu SDM yang unggul dituntut bukan hanya
harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdaya saing global
tetapi juga memiliki karakter yang baik dan cinta tanah air. SDM dengan karakter
yang baik dan cinta tanah air inilah yang akan mampu memilah nilai-nilai yang
tidak sesuai dengan nilai moral bangsa sehingga dapat menghindarkan diri dari
pengaruh buruk kemajuan teknologi
Untuk itu pembahasan lebih lanjut terkait dengan pembangunan Manusia
Indonesia seutuhnya dalam Bab ini dikaitkan landasan pemikiran yang meliputi
Peraturan perundang-undangan yang merupakan acuan atau pijakan dasar dan
landasan operasional dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, fakta
dan data untuk menjawab pertanyaan kajian yang telah diajukan sebelumnya,
serta berbagai teori yang memiliki hubungan pembahasan dan lingkungan
strategis yang memiliki korelasi dan relevansi dengan pembahasan manusia
Indonesia seutuhnya. Prespektif yang digunakan dalam membahas persoalan dan
kemudian dijadikan tolok ukur agar mendapatkan solusi dalam upaya membangun
manusia Indonesia di era disrupsi.
8. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistim Pendidikan Nasional yang
selanjutnya digantikan oleh UU No.20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Menurut undang-Undang ini,
pemahaman manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan,
manusia Indonesia seutuhnya dapat digambarkan sebagai manusia yang memiliki
kepribadian terpadu (kognitif, psikomotorik dan afektif) dengan penekanan yang
lebih besar pada aspek afektifnya serta terpadu jasmani dan rohaninya.
7
9. Kerangka Teoretis
1). Teori Human Development Indeks (HDI) yang disampaikan oleh Todaro
2). Teori strategi dari Liddell Harts.
3). Teori Reformasi Pendidikan dari Levin Benyamin
4). Teori yang disampaikan oleh Mc Luhan tentang ‘a global vilage’.
10. Data dan Fakta
BPS mencatat IPM Indonesia pada tahun 2018 sebesar 71,39 % dan pada
tahun 2019 mencapai 71,92 %. Walaupun terihat meningkat akan tetapi tidak
mencapai taget karena IPM 2019 ditargetkan sebesar 71,98 %. 5 Selain itu juga,
BPS melaporkan bahwa angka umur harapan hidup saat lahir mencapai 71,20.
Artinya kemampuan hidup manusia Indonesia mencapai usia 71 tahun, angka
tersebut cukup menggembirakan selanjutnya perlu dipertahankan dan jika perlu
ditingkatkan. Pada dunia pendidikan, BPS memberikan hasil penghitungan index,
yaitu, penduduk Indonesia berusia 25 tahun ke atas rata-rata sudah menempuh
8,17 tahun masa sekolah yang artinya sampai dengan kelas VIII. Sedangkan usia
7 tahun yang ,ulai sekolah dapat mengenyam pendidikan di angka 12.91 atau
setara dengan D-I (diploma I).6 Selanjutnya dari data BPS juga, Indeks
Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) kita masih rendah.
Walaupun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, IP-TIK Indonesia tahun
2018 sebesar 5.07 dengan skala 0-10.7
Sedangkan data pengguna Internet yaitu, dari hanya sekitar 42 juta
pengguna pada tahun 2007, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 175
juta pada tahun 2019. Namun, yang demikian belum ditopang oleh penggunaan
konten internet secara bertanggung jawab. Ancaman penggunaan internet masih
merajalela, terutama dalam bentuk hoaks, SARA, dan ujaran kebencian. Salah
satu indikator lemahnya kualitas literasi SDM Indonesia terlihat dari fakta bahwa
59% tautan daring yang disebar oleh pengguna tidak pernah diklik terlebih dahulu
5 https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200217140707-532-475349/jokowi-gagal-capai-target-indeks-
pemba-ngunan-manusia-di-2019. Diakses tanggal 27 Agustur 2020 pukul 22.07 WIB.
6 https://www.cnbcindonesia.com/news/20190827153154-4-95076/bps-usia-harapan-hidup-ri-capai-712-
tahun
7 Badan Pusat Statistik (BPS) diakses dari https://www.bps.go.id/publication/2019/11/29/0328ba9a85b461816e917291/indeks-
pembangunan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-2018.html pada tanggal 28 Agustus 2020 pada pukul 21.58 WIB.
8
8 Handira Nurul Azzara, Unpad, 2020, Dampak covid-19 terhadap fenomena bonus demografi di
indonesia. https://www.researchgate.net/publication/340998511. Diakses 28 Mei 2020 jam 04.30
10
seutuhnya di era disrupsi dapat ditinjau dari aspek astagrata yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) Geografi. Wilayah geografis Indonesia membentang secara horizontal
dari Sabang di sebelah Barat sampai Merauke di sebelah Timur
sepanjang ± 5.140 km, dan secara vertikal dari pulau Miangas di sebelah
Utara sampai pulau Dana di sebelah Selatan sepanjang ± 1.949 km.
Wilayah laut Indonesia yang sangat luas yakni ± 5,8 juta km2 dengan
ditaburi pulau-pulau besar dan kecil yakni 17.504 pulau. Dibutuhkan
manusia yang berkualitas untuk mengelola seluruh kekayaan alam
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke tersebut
sehingga daerah yang sangat luas tersebut bukan menjadi pemisah
tetapi menjadi factor pemersatu bangsa9.
2) Demografi. Sesuai dengan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik
pada tanggal 5 Mei 2020, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 269,6
juta jiwa dengan usia produktif/angkatan kerja mencapai ± 67%.
Penduduk Indonesia terdiri dari lebih dari seribu etnis dan sub etnis,
disertai keragaman budaya, agama, dan bahasa. Kondisi ini merupakan
suatu kekuatan yang sangat besar apa bila mampu dikelola dengan baik,
sehingga dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa 10. Usia
produktif yang lebih tinggi dari usia non produktif selama tahun 2020-
2030 bagi negara Indonesia merupakan bonus demografi yang apabila
tidak dikelola dengan baik akan merupakan beban, oleh karena itu p[erlu
peningkatan sumber daya manusia agar bonus demografi akan
menunjang pencapaian tujuan pembangunan nasional.
3) Sumber Kekayaan Alam. SKA berdasarkan sifatnya yaitu: SKA
terbarukan (renewable), SKA tak terbarukan (non-renewable) dan SKA
yang tidak habis terpakai, sedangkan berdasarkan pemanfaatan
dikategorikan menjadi SKA hayati dan SKA non-hayati. Sumber
kekayaan alam nasional, yang terdiri dari hutan dan perkebunan, lahan
pertanian, perikanan, sumber daya air, energi dan mineral tersebar dari
bagian barat ke bagian timur dan dari bagian utara ke bagian selatan
9 Lembaga Ketahanan Nasional RI, 2020, Materi Pokok Bidang Studi Geografi, Jakarta:
Lemhannas RI, hal. 18.
10 Opcit, Materi Pokok Bidang Studi Demografi, Jakarta: Lemhannas RI, hal. 96
11
11 Lembaga Ketahanan Nasional RI, 2020, Materi Pokok Bidang Studi Sumber Kekayaan Alam,
Jakarta: Lemhannas RI, hal. 15.
12 Tim Pokja Bidang Studi Politik Lemhannas RI, 2020, Materi Pokok Bidang Studi Politik, Lemhannas RI
Jakarta
12
13 Tim Pokja Sosial Budaya Lemhannas RI, 2020, Materi Pokok Bidang Studi Sosial Budaya, Lemhannas RI
Jakarta.
13
1) Peluang.
a) Global dan Regional. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi peluang bagi Indonesia untuk merangsang sumber
daya manusia agar mampu bersaing, beradaptasi dengan kemajuan
Iptek serta berinovasi menciptakan karya-karya baru yang mampu
menciptakan daya saing dalam tenaga kerja di Indonesia. Di satu sisi,
terhambatnya perekonomian dunia sebagai akibat dari Pandemi covid
19, justru menjadi peluang bagi Indonesia untuk berupaya lebih mandiri
dan mengurangi ketegantungan terhadap produk luar negeri dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan mendorong produk rekayasa
produk lokal seperti produk kesehatan dan produk lainnya. Dengan daya
saing tenaga kerja yang ada akan membantu penciptaan produk-produk
baru yang mampu bertahan di era disrupsi ini. Mendorong tenaga-tenaga
kerja yang terampil dan terlatih menggunakan teknologi canggih
terutama di bidang IoT (Internet of Things) juga akan mampu membantu
eksistensi perekonomian Indonesia.
b) Nasional. Luas geografis Indonesia serta kekayaan alam yang
begitu besar menjadi peluang untuk pengelolaan dalam rangka
meningkatkankan kualitas manusia Indonesia. Disamping itu iklim politik
yang kondusif, manusia Indonesia yang mampu dipersatukan oleh
ideologi bangsa marupakan kekuatan utama dan modal dasar dalam
pembangunan. Di samping itu kemampuan manusia Indonesia untuk
beradaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menjadi factor
penentu dalam pencapaian manusia Indonesia seutuhnya.
2) Kendala.
a) Global dan Regional. Dengan anjloknya perekonomian dunia,
berpengaruh terhadap menurunya komoditi ekspor, berkurangnya
kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi yang berkualitas serta
hilangnya kesempatan tenaga kerja lokal untuk berkiprah di luar negeri.
14
Demikian juga dalam aspek social budaya, masuknya budaya baru dan
pengaruh negatif dari luar melalui kemudahan akses internet dapat
mempengaruhi generasi muda kita dalam menghadapi tantangan global.
Beberapa negara kawasan merupakan bagian dari lapangan pekerjaan
bagi tenaga kerja Indonesia seperti di sektor konstruksi, pabrik dan
khususnya tenaga kerja perempuan sebagai asisten rumah tangga.
Dengan adanya pandemi covid19 ini, pemulangan TKI dan pengetatan
serta pembatasan yang dilakukan oleh negara kawasan/regional ini akan
memperbanyak jumlah pengangguran, khususnya bagi sebagian
masyarakat yang selama ini menggantungkan pada sektor kerja
tersebut.
b) Nasional. Perekonomian negara yang terus menurun untuk
menanggulangi pandemi covid19 yang diprediksi terus berlanjut menjadi
kendala dalam upaya pemerintah menyiapkan anggaran pendidikan,
kesehatan dan lapangan kerja melalui inverstasi baru, demikian juga
dalam aspek sosial budaya makin renggangnya hubungan antar
keluarga, masyarakat dan instansi/lingkungan kerja.
BAB III
PEMBAHASAN
12. Umum
15
15 Johanis Ohoitimur, 2018, Disrupsi: Tantangan bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Peluang bagi
Lembaga Pendidikan Tinggi, RESPONS volume 23 no. 02 (2018): 143-166
21
19 Afid Nurkholis, Teori Pembangunan Sumberdaya Manusia: Human Capital Theory, Human Investment
Theory, Human Development Theory, Sustainable Development Theory, People Centered Development
Theory, (diunduh 30 Agustus 2020, jam 09.40)
20 “Bappenas: Kualitas SDM Indonesia Masih Ketinggalan Jauh dari Vietnam” -
https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/5e9a50395709c/bappenas-kualitas-sdm-indonesia-
masih-ketinggalan-jauh-dari-vietnam diakses pada 30 Agustus 2002 Pk. 09.51 WIB
21 “Koneksi Internet di Indonesia Masih Tertinggal dari Negara-Negara ASEAN” -
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/06/04/koneksi-internet-di-indonesia-masih-
tertinggal-dari-negara-negara-asean#:~:text=Kecepatan%20Koneksi%20Internet%20di
%2010%20Negara%20Asean&text=Untuk%20rata%2Drata%20kecepatan%20mengunggah,di
%20peringkat%20ke%2D123%20dunia. Diakses pada 30 Agustus 2020 Pk. 10.49 WIB
23
oleh program pada K/L di bawah jajarannya. Hal ini penting dilakukan agar GNRM
bukan hanya berada di tataran wacana dan ideal, namun harus dapat
terimplementasikan secara nyata agar manusia Indonesia semakin siap
menghadapi era disrupsi. Selain itu, Kemenkominfo yang relatif lebih sering
bersentuhan dengan permasalahan disrupsi digital juga perlu mengevaluasi
aturan-aturan misalnya di sektor ITE serta berupaya mengintensifkan pelatihan
Literasi Digital bagi seluruh segmen masyarakat Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
1. Simpulan
24
Buku-Buku
25