Anda di halaman 1dari 48

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Dr. Purbodjati, M.S.


Literatur: Ristekdilti, 2016 (ebook)
Tim MKWU Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014,2017
I. PENDAHULUAN
Indonesia: Negara Besar yang Harus Selalu Dijaga
>5.000 km | CA-NY → <4.000 km | 20x Middelburg - Groningen

Sumber : BIG (2016)

GDP #16 | 17.508 Pulau | 34 Provinsi| 508 Kab./Kota | 82.505 Desa | 250 juta jiwa|
Indonesia: Negara Demokrasi
Terbesar ke-3 di Dunia

Demokrasi Biodiversitas Ekonomi

Terbesar Terbesar Tumbuh


ke-3 ke-2 5,07 %
DUNIA DUNIA 2017

Tahun 2025 Indonesia diprediksi menjadi negara dengan


kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN
atau di urutan ke-10 terbesar di dunia.
Sumber : Bank Dunia (2015)
Kekayaan Indonesia

Minyak Bumi Gas Alam Batu Bara

Tembaga Emas Flora


Indonesia Towards the Big 7

7
• 113 juta pemuda yang
terampil dibutuhkan.
2030
• Dalam sepuluh tahun
terakhir, dibutuhkan
pekerjaan 80% • 113 million skillful youths needed.
Kompetensi STEM.
• Pada 2018, 30 posisi
• In the last ten years, 80% jobs
pekerjaan strategis require
akan membutuhkan
kompetensi STEM. • STEM competence.
In 2018, 30 strategic job positions
will require STEM competence.
Apakahproklamasi kemerdekaan & kekayaan
alam yang kita miliki serta merta membawa
kemakmuran bangsa?

Diperlukan pengokohan
penerapan Ideologi Pancasila
& peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia !
Tantangan NKRI
• Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
• Kesenjangan Ekonomi
Dari • Narkoba
Dala •

Radikalisme, intoleransi, anti Pancasila
SARA
m • Disintegrasi bangsa
Nege • HOAX

ri • Invasi/penguasaan wilayah

Dari • Infiltrasi budaya dan ideologi


asing
Luar •
Negeri •
Membanjirnya produk asing
Membanjirnya tenaga kerja asing
DESKRIPSI HISTORIS RADIKALISME

HTI 1982, TIDAK BISA BERKEMBANG, BARU BISA


BERKEMBANG SETELAH REF0RMASI 1998. Berdasarkan
Ketentuan Hukum sudah dibijaksanai oleh Pemerintah
untuk mengakhiri eksistensi aktivitas keormasannya.
DESKRIPSI HISTORIS
RADIKALISME/TERORISME
BOM BALI I TAHUN 2000
BOM HOTEL MARIOT 2002
BOM BALI II TAHUN 2005
BOM TENTENA TAHUN 2005
BOM SOLO TAHUN 2011 DAN 2012
BOM SARINAH 2016
BOM CILANGKAP, JAKARTA TAHUN 2018
BOM SURABAYA TAHUN 2018
BOM RIAU TAHUN 2018
HASIL STUDI SAIDI (LIPI) TERHADAP
MAHASISWA DI KAMPUS UMUM
TAHUN 2015

▪ 4% penduduk Indonesia menyetujui


negara ISIS, yang 5%-nya adalah
mahasiswa
▪ Yang menyebarkan ideologi
tersebut adalah KAMMI, Salafi dan
HTI.
HASIL STUDI SAIDI (LIPI) TERHADAP
MAHASISWA DIKAMPUS UMUM TAHUN
2016

▪ 25 % SISWA DAN 21% GURU MENYATAKAN


PANCASILA TIDAK RELEVAN.
▪ 84,8% SISWA DAN 76,2% GURU
MENYATAKAN SETUJU DENGAN
PENERAPAN SYARIAT ISLAM.
4 ALASAN MUNCULNYA RADIKALISME
MENURUT LIPI

▪ KEPENTINGAN PERSONAL (IDEOLOGI


ATAU FINANSIAL)
▪ PROPAGANDA POLITIK YANG MENARIK
▪ PEMAHAMAN SOAL PENYUCIAN DIRI
▪ ETIKA PARA POLITISI YANG BURUK
WAHID INSTITUTE (YENNY WAHID)

▪ SURVAI TERHADAP 1.520 RESPONDEN


DENGAN METODE MULTI STAGE
SAMPLING DIDAPATKAN HASIL :
▪ 0,4% PENDUDUK INDONESIA PERNAH
BERTINDAK RADIKAL (600 RIBU)
▪ 7,7 % MAU BERTINDAK RADIKAL KALAU
MEMUNGKINKAN (11 JUTA)
PENYEBARAN RADIKALISME DI MEDSOS
DAN
▪ YOUTUBE
▪ FACEBOOK
INTERNET
▪ INSTAGRAM
▪ BBM
▪ TWITTER
▪ WHATS APP
▪ VIDEO ANCAMAN ISIS
▪ VIDEO PROPAGANDA ANAK
▪ VIDEO HASUTAN
Fakta ini merupakan indikator minimnya
pemahaman terhadap Ideologi Pancasila bisa
membuat generasi muda saat ini semakin
individualistis dan tidak mempunyai pegangan di
tengah arus informasi global di penghujung
milineal 4.0.

Tantangan ini harus kita tangkal dengan Peneguhan

Wawasan Kebangsaan dan Ideologi Pancasila sebagai

ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa

Indonesia.
R
A I
A S G
D LO
EP O
S D E
O N I
K
1. Ideologi dianggap sebagai perangkat prinsip
pengarahan yang dijadikan dasar serta
memberikan arah dan tujuan untuk dicapai
dalam melangsungkan dan mengembangkan
hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa
dan negara. (Lemhannas, 1995)
2. Menurut Shariati (1982:146), ideologi sebagai
suatu ilmu tentang keyakinan dan cita-cita
yang dianut sekelompok tertentu, kelas sosial
tertentu, atau suatu bangsa dan ras tertentu.
3. Dengan demikian, ideologi dapat dikatakan
sebagai sistem paham mengenai dunia yang
mengandung teori perjuangan dan dianut kuat
oleh para pengikutnya menuju cita-cita sosial
tertentu dalam keidupan. (Tim Pendidikan
Pancasila-Unesa, 2014:191)
Dalam pandangan Riberu (1986:5), ideologi sebagai suatu paham
mengandung unsur-unsur:

1. Pandangan yang komprehensif tentang manusia, dunia, dan alam


semesta dalam kehidupan
2. Rencana penataan sosial politikk berdasarkan paham-paham
tersebut
3. Kesadaran dan pencanangan dalam bentuk perjuangan melakukan
perubahan-perubahan berdasarkan paham dan rencana dari
ideologi tersebut
4. Usaha mengarahkan masyarakatuntuk menerima ideologi tersebut
yang menuntut loyalitas dan keterlibatan para pengikutnya
5. Usaha memobilisasi seluas mungkin para kader dan massa yang
akan menjadi pendukung ideologi tersebut. (Tim Pendidikan
Pancasila-Unesa, 2014:192)
Sedangakan menurut Thompson (1984),bahwa
ideologi megandung tiga unsur utama, yaitu:
1. Adanya penafsiran atau pemahaman
terhadap kenyataan. Kenyataan yang
dianggap benar setidaknya bagi para
penganutnya
2. Memuat seperangkat nilai atau keyakinan
moral. Seperangkat nilai itu akan mengatur
dan menata kondisi masyarakat.
3. Memuat orientasi pada suatu tindakan. Hal
ini mengandung makna bahwa ideologi
bukan sekedar penafsiran semata akan
tetapi merupakan pedoman untuk
mewujudkan nilai atau keyakinan moral.
Oleh karenanya, ideologi harus memiliki
suatu interpretasi, etika, dan retorika. (Tim
Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014:192)
Dimensi ideologi adalah sebagai berikut :
1. Realitas, mencerminkan kemampuan ideologi untuk
mengadaptasikan nilai-nilai yang hidup dan berkembang
dalam masyaratakt. Ideologi mencerminkan citra bahwa
dirinya sama dan sebangun dengan realitas yang ada di dalam
masyarakat
2. Idealisme, kadar atau kualitas idealisme yang terkandung di
dalamnya mampu menggugah harapan, optimisme, dan
motivasi bagi para pendukungnya sehingaa gagasan-gaga1
san pokok yang terkandung di dalamnya benar-benar diyakini
3. Fleksibelitas, mencerminkan suatu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi sekaligus menyesuaikan diri dengan
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat (Pasha, 2002:33-
34). Hal ini mengandung pengertian bahwa ideologi harus
mampu mengikuti perkembangan jaman akan tetapi tanpa
mengubah jati diri yang sesungguhnya. (Tim Pendidikan
Pancasila-Unesa, 2014:194)
IDEOLOGI PANCASILA DI
TENGAH IDEOLOGI LAIN
IDEOLOGI LIBERALISME
1. Ideologi liberalisme berpangkal pada onologis, bahwa manusia
pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu yang bebas.
Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa
berjuang untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka
dalam hidup masyarakat bersama akan menyimpan potensi
konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya
sehingga manusia harus membuat suatu perlindungan
bersama. Negara yang pertama kali memulai timbulnya
liberalisme adalah negara Inggris.

2. Ajaran liberalisme bertolak belakang dari hak asasi manusia


yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapa
diganggu gugat oleh siapapun kecuali dengan persetujuannya.
Hak asasi tersebut memiliki nilai-nilai dasar, yaitu kebebasan
individu secara mutlak, kebebasan mengejar kebahagiaan
hidup dan dicapai dengan bebas. (Tim Pendidikan Pancasila-
Unesa, 2014:195)
Paham liberalisme tentu sangat bertolak belakang dengan
Pancasila. Tentu saja kebebasan yang sebebas-bebasnya
tidak sesuai dengan Pancasila yang memandang manusia
sebagai makhluk Tuhan, yang mengemban tugas sebagai
makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial sehingga
dalam kehidupan bermasyarakt wajibmenyelaraskan
kepentingan pribadinya dengan kepentingan masyarakat
dan haknya selalu dikaitkan dengan kewajibannya terhadap
masyarakat. (Tim Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014:196)
IDEOLOGI
PANCASILA DI
TENGAH
IDEOLOGI LAIN
IDEOLOGI sosialisme komunis
 Tokoh utama yang mengajarkan komunisme adalah
Karl Marx (1818-1883), tokoh sosialis revolusioner yang
banyak menulis naskah di bidang sosial dan ekonomi.
Masyarakt yang dicita-citakan komunis adalah masyarakat
komunis dunia yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasional.
 Hal ini bertolak belakang dengan ajaran Pancasila.
Secara tegas, Pancasila menyatakan bahwa nasionalisme
yang dijiwai oleh kemanusiaan yang adil dan beradab.
Masyarakat komunis masa depan adalah masyarakat tanpa
kelas, yang dianggap akan memberikan suasana hidup yang
aman dan tentram dengan tidak adanya hak milik pribadi
atas alat produksi dan dihapusnya pembagian kerja. (Tim
Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014:197-198)
 Komunisme yang dicestukan Karl Marx memandang bahwa
hakikat, kebebasan, dan hak individu itu tidak ada. Sedangkan
manusia pada hakikatnya merupakan sekumpulan relasi, sehingga
yang mutlak adalah komunitas bukannya individualitas.
 Individualisme merpakan sumber penderitaan rakat. Hak
milik individual harus diganti dengan hak milik kolektif,
individualisme diganti sosialisme komunis. Oleh karena tidak adanya
hak individu, maka dapat dipastikan bahwa menurut paham
komunisme demokrasi individualis itu tidak ada, yang ada hanyalah
hak komunal.
 Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas yang saling
berinteraksi secara dialektis, yaitu kelas kapitalis dan kelas proletar,
buruh. Kelas kapitalis senantiasa melakukan penindasan atas kelas
buruh proletar. Oleh karena itu harus dilenyapkan melalui suatu
revolusi. (Tim Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014:198)
IDEOLOGI
PANCASILA DI
TENGAH
IDEOLOGI LAIN
IDEOLOGI pancasila
 Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat istiadat, serta
dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup
bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai
pandangan hidup bangsa yang telah diyakini kebenarannya
kemudian diangkat oeh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat
negara kemudian menjadi ideologi bagngsa dan negara.
 Manusia menurut Pancasila berkedudukan kodrat sebagai
makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena itu, nilai-nilai Ketuhanan senantiasa menjiwai kehidupan
bangsa dalam hidup bernegara. Kebebasan manusia dalam rangka
demokrasi tidak melampaui hakikat nilai-nilai Ketuhanan, bahkan
nilai Ketuhanan menjelma dalambentuk moral dalam ekspresi
kebebasan manusia. (Tim Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014:199)
Ideologi mempengaruhi cara suatu bangsa mengatasi
masalah pada bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan, dan keamanan. Dua ideologi yang telah
dibicarakan sebelumnya dipelopori oleh Amerika
Serikat dan Uni Soviet. Namun dalam er globalisasi
ini, ideologi komunis tidak mampu bertahan karena
tidak mampu mewujudkan impian masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. (Tim
Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014:200)
IDEOLOGI
PANCASILA
Ideologi Pancasila

1. Ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas dan
karakteristik masing-masing bangsa. Ideologi pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui suatu proses yang
panjang, pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa indonesia sebagai padangan hidup bangsa.
2. Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai
mahluk individu dan mahluk sosial. selain itu bahwa manusia menurut
Pancasila berkedudukan kodrat sebagai mahluk pribadi dan sebagai mahluk
Tuhan Yang Maha Esa. (Aziz, 2009 dalam Tim Pendidikan Pancasila-
Unesa,2014:199).
3. Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang digagas oleh The Founding
Father, setelah melakukan perenungan yang mendalam dan panjang untuk
menyepakati Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara republik
Indonesia. (Tim Pendidikan Pancasila-Unesa,2014:200).
 Proses Globalisasi membawa dampak yang
luas.
Dalam bidang ideologi kita melihat adanya dua
kekuatan ideologi besar, yaitu :
 Ideologi Liberalis
 Ideologi Komunis.
Dua ideologi tersebut menjadi kekuatan dunia
selama beberapa dekade, yang dipelopori oleh
Amerika Serikat dan Uni Soviet. (Tim
Pendidikan Pancasila-Unesa,2014:200).
 Namun ideologi komunis tidak mampu
bertahan, hancurnya ideologi komunis
disebabkan karena ideologi komunis dibangun
dari suatu filosofi yang tidak universal. Konsep
matrealisme dan konsep sama rasa sama rata
bertentangan dengan kodrat manusia.
 Sedangkan pada Ideologi Liberalis yang
sampai sekarang masih bertahan didasarkan
pada kebebasan. Namun,dalam perkembangan
selanjutnya, liberalisme mengarah kepada
individualisme, sehingga kepentingan dan hak-
hak individu lebih ditonjolkan. (Tim
Pendidikan Pancasila-Unesa,2014:201).
Suatu Ideologi akan mampu mempunyai
ketahanan, jika ideologi tersebut didukung
oleh masyarakat bangsanya. Dukungan
tersebut akan makin kuat, bila ideologi
tersebut diyakini kebenaranya. Keyakinan
akan kebenaran itu semakin kokoh, jika
ideologi tersebut memang mengandung
kebenaran. (Tim Pendidikan Pancasila-
Unesa,2014:202).
Kebenaran Pancasila secara filosofis, menurut
Notonegoro terletak pada hakikatnya yang
abstarak umum dan universal. Menurut
Notonegoro hakikat Pancasila yaitu kelima
nilai yang terkandung dalam pacasila tersebut
berlaku bagi siapa saja, kapan saja dan
dimana saja, sebab kelima nilai tersebut
berdasarkan pada kodrat manusia. Menurut
Notonegoro hakekat manusia terdiri atas tiga
kodrat yaitu bahwa manusia terdiri dari jiwa
raga, individu-sosial, makhluk pribadi-
makhluk Tuhan. (Tim Pendidikan Pancasila-
Unesa,2014:203—204).
Kebenaran Pancasila secara religuis bisa dilihat
dari hakikatnya, yaitu berupa Ke-Tuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan tidak bertentangan dengan ajaran
semua agama. Jika agama diasumsikan sebagai
suatu kebenaran maka Pancasila juga benar,
karena itu pancasila mengandung kebenaran
secara religius (paling tidak pada sila
pertama). . (Tim Pendidikan Pancasila-
Unesa,2014:205).
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila sebagai Ideologi terbuka dalam arti nilai-nila


Pancasila tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari kekayaan rohani,moral dan budaya bangsa
Indonesia (Frans Magnis Suzeno, 1987).
Hal ini menyebabkan Pancasila mampu menyatukan bangsa
Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, adat dan
kebudayaan serta agama. Berdasarkan persamaan masa
lampau dan cita-cita Kemasa depan. Sebagai ideologi terbuka
berarti Pancasila bisa menerima pendapat-pendapat yang
hidup dalam masyarakat dan memberi kesempatan kepada
setiap orang untuk dapat memahami serta berpartisipasi
dalam pembangunan sebagai pengalaman Pancasila.
(Tim Pendidikan Pancasila-Unesa,2014:205).
1. Kebenaran Pancasila secara religius dilihat dari
hakekatnya yang terdiri atas Ke-Tuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan
tidak bertentangan dengan ajaran agama. Secara
ilmiah bisa dilihat dalam kenyataan hidup sehari-
hari bangsa Indonesia. Secara koherensi, kebenaran
Pancasila dilihat pada susunannya. Sedangkan jika
dilihat dari hukum sebab akibat (yang juga
merupakan asumsi ilmu) maka susunan Pancasila
juga mengandung kebenaran (Tim MKU Pendidikan
Pancasila Universitas Negeri Surabaya: 206)
PANCASILA IDEOLOGI SEBAGAI
IDEOLOGI TERBUKA
Sebagai Ideologi terbuka Pancasila bisa
menerima pendapat-pendapat yang hidup
dalam masyarakat dan memberi
kesempatan kepada setiap orang untuk
memahami serta berpartisipasi dalam
pembagunan sebagai pengalaman pancasila
dan tidak menolak bahan-bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat
mengembangkan dan memperkaya derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia. (Tim
Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014:207).
Dalam wacana politik internasional yang tidak menentu
dan globalisasi bersama dengan gagasan-gagasan yang tidak
seimbang saat ini telah menyebabkan bangsa-bangsa dunia
ketiga dalam posisi sulit, terutama dalam rangka
mempertahankan jati dirinya. Hal ini karena politik
internasional dan globalisasi adalah sebuah proses
penaklukan budaya, upaya mempertahankan jati diri ini
adalah mekanisme melestarikan diri sebagai sebuah bangsa.
Bangsa yang takluk secara budaya, disukai atau tidak, akan
mengambil budaya penakluk tersebut tanpa melalui sebuah
proses kreatif (Rosyid dalam Tim MKU Pendidikan
Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014:208).
Dalam menghadapi globalisasi yang ditandai dengan persaingan
dan tuntutan demokrasitisasi, yang harus dilakukan bangsa
Indonesia agar mampu bersaing dan duduk sejajar dengan
bangsa-bangsa lain adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, baik kualitas moral, kualitas sosial, dan kualitas
intelektual. Kualitas moral dan kualitas sosial berkaitan dengan
jati diri bangsa. Pembangunan jati diri bangsa bukan hal yang
instan melainkan membutuhkan waktu panjang dan harus
dimulai sejak dini serta dilakukan terus-menerus.
Proses kreatif bangsa adalah upaya bangsa untuk melakukan
evaluasi diri secara terus-menerus, keberanian meningalkan
aspek-aspek negatif budaya sendiri, dan mengambil aspek-aspek
positif budaya mainstream, serta mengambil keputusan atas
postur budaya mereka sendiri dengan penuh tanggung jawab.
(Tim Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014:208—209).
Peran kreatif manusia harus dipandang sebagai peran
utamanya sebagai makhluk sejarah. Sejarah (history) adalah
kisah upaya kreatif manusia dalam menjawab tantangan
hidup. Menjadi kreatif berarti mengambil keputusan untuk
bertanggung jawab. Kewenangan kretaif ini dipijakkan pada
kapasitas kreatifnya, yaitu :
1. Kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan, termasuk
“pasar” yang dilayaninya;
2. Kesanggupan untuk melayani orang lain secara tidak
deskriminatif;
3. Kejujuran untuk melakukan evaluasi diri secara terus
menerus;
4. Kekayaan imajinasi untuk menyediakan alternatif
pemecahan masalah;
(Tim Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014:210).
5. Kecerdasan untuk menilai kelayakan rumusan
pemecahan masalah tersebut;
6. Keberanian untuk memilih pemecahan masalah
dengan penuh tanggung jawab; dan
7. keterampilan untuk melaksanakan pemecahan
masalah tersebut secara etis, terutama dalam
sebuah lingkungan yang majemuk (Rosyid,
2007:10). (Tim Pendidikan Pancasila-
Unesa,2014:210).
Kesimpulan
1. Ideologi
yang disepakati oleh bangsa Indonesia dalam bernegara adalah Ideologi Pancasila.
Ketangguhan nilai-nilai luhurnya bersumber dari beragam nilai-nilai dalam keragaman
perbedaan adat-istiadat Suku, Ras, Agama seluruh bangsa Indonesia sebagai kesatuan
pandangan hidup. Oleh karena itu, ideologi Pancasila ada pada kehidupan bangsa dan
bersatu padu untuk melangsungkan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945.
2. Suatuideologi akan mampu mempunyai ketahanan jika ideologi tersebut didukung oleh
masyarakat bangsanya. Dukungan tersebut akan semakin kuat bila ideologi tersebut
diyakini kebenarannya.
3. Keyakinan akan kebenaran itu akan semakin kokoh jika ideologi tersebut memang
mengandung kebenaran. Sebagai ideologi, Pancasila diambil dari pandangan hidup bangsa
yang nilai-nilainya diambil dari sosial-budaya Indonesia sendiri. Dengan dijadikannya
pandangan hidup bangsa, nila-nilai Pancasila telah diyakini kebenarannya oleh bangsa
Indonesia dan dijunjung serta diterima oleh masyarakat Indonesia
Kesimpulan

Ideologi yang dipakai oleh negara Indonesia adalah Ideologi Pancasila.


Ideologi Pancasila bersumber dari nilai-nilai dalam adat-istiadat serta dalam
agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup. Oleh karena itu,
ideologi Pancasila ada pada kehidupan bangsa dan terlekat pada
kelangsungan hidup bangsa dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Suatu ideologi akan mampu mempunyai ketahanan jika ideologi tersebut


didukung oleh masyarakat bangsanya. Dukungan tersebut akan semakin kuat
bila ideologi tersebut diyakini kebenarannya.

Keyakinan akan kebenaran itu akan semakin kokoh jika ideologi tersebut
memang mengandung kebenaran. Sebagai ideologi, Pancasila diambil dari
pandangan hidup bangsa yang nilai-nilainya diambil dari sosial-budaya
Indonesia sendiri. Dengan dijadikannya pandangan hidup bangsa, nila-nilai
Pancasila telah diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia dan dijunjung
serta diterima oleh masyarakat Indonesia
Daftar pustaka

Tim Pendidikan Pancasila-Unesa, 2014, Pendidikan Pancasila,


Cetakan Tujuh, Penerbit Unesa University Press,
anggota IKAPI, ISBN 978-979-028-627-6,Surabaya.
Thank You
For Your Fin, Paris City
Attention.

Anda mungkin juga menyukai