Manfaat IBD dan fenomena masyarakat Pasca Reformasi Substansi ISBD (Pengantar) Substansi ISBD Pendahuluan ISBD Pendahuluan dari karya ilmiah “Ilmu Budaya Dasar (Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar/Basic Social Culture/Social Culture)” : 1. Keniscayaan argumentasi sebagai respons yang perlu disampaikan. 2. Kecenderungan pihak tertentu dari pemangku kekuasaan dan para akademisi yang akan atau telah mereduksi Ilmu Sosial Budaya Dasar. Apa saja sih fenomena masyarakat yang terjadi pasca reformasi? Fenomena Masyarakat Pasca Reformasi Maraknya Radikalisme Terorisme atas nama agama Korupsi merajalela Hal tersebut terjadi karena masyarakat yang mengabaikan kejujuran, kesetiakawanan, dan kebersamaan, sehingga sistem nilai dan etika sosial runtuh. Tahukah Kamu?? Menurut laporan dari Human Development Report 2011, Sustainability and Equity: Better Future For All, Indeks Pembangunan Manusia di negara Indonesia memperoleh angka 0,617. Indonesia berada di peringkat ke-124 dari 187 negara (HDR 2011, 15 November 2011) Manfaat IBD IBD adalah pengetahuan dasar tentang nilai-nilai dasar manusia (basic humanities) di antaranya meliputi: • Cinta kasih, • Keindahan, • Penderitiaan, • Keadilan, • Pandangan hidup, • Tanggung jawab, • Kegelisahan, • Harapan , • Keyakinan, • Pengabdian, dan • Kematian. Manfaat IBD IBD digunakan untuk merespon dan menyelesaikan masalah sosial budaya masyarakat. Melalui pembelajaran IBD melatih dan mengasah mahasiswa budaya nalar. Masyarakat akademik yang dibekali pengetahuan IBD akan memiliki perbedaan cara merespon realitas multikultural/realitas perbedaan dalam berbagai aspek. Substansi Ilmu Sosial Budaya Dasar (Pengantar)
Kepmen Diknas RI Nomor
232/U/2000 dalam pasal 10 ayat 2: Mata Kuliah IBD dan ISD merupakan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi. 1. Misi dan Visi ISD/IBD Misi ISD/IBD : Meningkatkan pengetahuan dan wawasan sosial budaya para mahasiswa agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas kepribadiannya. Visi ISD/IBD : Menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan personal, kemampuan akademik (Komunikasi akademik) dan kemampuan profesional. 2. Nilai Strategis ISD/IBD ISD/IBD mempunyai kontribusi strategis bagi pengembangan kepribadian mahasiswa, agar waawasan sosial budayanya dapat menjadi rujukan dan modal dalam mengambil kebiijakan. 3. Pengakuan Dunia Pendidikan tentang Urgensi ISD/IBD Hasil konferensi sembilan menteri pendidikan yang berpenduduk terbesar di dunia di New Delhi 1996: a. Menyiapkan pribadi sebagai warga nergara dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab. b. menanamkan dasar pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan manusia dan melestarikan lingkungan hidup c. berorientasi kepada pengguasaan dan pengembangan serta menyebarkan iptek demi kemanusiaan. 3. Pengakuan Dunia Pendidikan tentang Urgensi ISD/IBD Hasil “Word Conference on Higher Education” UNESCO 1998 bahwa perguruan tinggi sebagai: Komponen vital pembangunan budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Pembangun kemampuan masyarakat untuk demokrasi dan perdamaian. Penjamin keseimbangan antara misi pendidikan dan amanat nasional. Melahirkan lulusan yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan manusia. Ajang pendidikan sepanjang hayat dan peluang untuk mendapatkan pendidikan tertinggi. Substansi ISBD Berdasarkan hasil rapat kerja para rektor universitas negeri seluruh Indonesia di Jakarta tanggal 26-28 Februari tahun 1980 telah diputuskan bahwa Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang terdiri dari: Agama, Pancasila, Kewiraan Ilmu Alamiah Dasar (IAD), Ilmu Sosial Dasar (ISD), dan Ilmu Budaya Dasar (IBD) merupakan mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa. Substansi ISBD Mata Kuliah ISBD memiliki 7 topik pembahasan, yaitu: 1. Manusia dan kebutuhan adab, 2. Manusia sebagai makhluk budaya, 3. Manusia sebagai makhluk sosial, 4. Moralitas dan hukum, 5. Manusia dan lingkungan, 6. Manusia sains dan teknologi, dan 7. Multikulturalisme. 1. Manusia dan Kebutuhan Adab Manusia beradab adalah manusia yang berakhlak, memiliki kesopanan, dan budi pekerti. Peradaban dikaitkan dengan masyarakat yang telah memiliki organisasi sosial, kebudayaan, dan cara hidup yang sudah maju yang membedakannya dengan masyarakat lain. Manusia yang berbudaya bukan hanya melek huruf, tetapi juga memiliki daya nalar. Kebudayaan Indonesia telah dibentuk oleh berbagai peradaban, yang sekaligus merupakan respon terhadap faktor internal dan eksternal. 2. Manusia Sebagai Makhluk Budaya a) Manusia berbudaya sebagai individu yang selalu ingin menyesuaikan dengan sesama dan lingkungan alam sekitar. b) Diperlukan suatu strategi/rekayasa agar perubahan kebudayaan menjadi ke arah positif. Menurut Koentjaraningrat, perlu memperhatikan serangkaian kelemahan manusia Indonesia. Strategi yang tepat dengan memperhatikan 3 komponen berikut: masa depan dunia pada umumnya, kelemahan manusia Indonesia pada umumnya, dan sistem pendidikan di Indonesia. 3. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia pertama Adam dan Hawa
Takdir sebagai makhluk sosial
Hidup berkelompok
Kelompok sosial kekerabatan
Kelompok lingkungan permukiman
4. Moralitas dan Hukum Moral mengacu pada perbuatan, pemikiran, dan pendirian manusia tentang apa yang baik/tidak baik, yang benar/yang tidak benar, dan yang patut/tidak patut dilakukan. Moral berakar dalam batin manusia Hukum menyangkut paksaan yang diatur dalam negara dan harus dilaksanakan. Pemerintah bertindak sebagai pengawas pelaksanaan hukum. Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara. 5. Manusia dan Lingkungan Kajian ISBD dalam konteks manusia dan lingkungan meliputi 4 kelompok subjek kerangka sosial budaya yaitu (teori person): a. sistem sosial, b. sistem budaya, c. sistem demografi, dan d. lingkungan fisik geologi.
Dimensi lingkungannya adalah:
Lingkungan manusia, Lingkungan biotik, dan Lingkungan fisik. 6. Manusia, Sains, dan Teknologi • Manusia tumbuh bersama dengan sains dan teknologi, artinya teknologi sebagai instrinsik sistem budaya. • Rekayasa, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan, tetapi saling memanfaatkan. Hal ini menujukkan karakter asli manusia dalam berkreasi dan berlogika, keinginan kerjasama (makhluk sosial) serta ciri modern pertanggung jawab ilmiah manusia 7. Multikulturalisme Pendidikan multikulturalisme harus dibarengi dengan pendidikan demokrasi melalui pendidikan kebangsaan (civic). Multikulturalime memiliki penekanan pada kesederajatan ungkapan-ungkapan budaya yang berbeda-beda. Multikulturalisme merupakan pengikat dan jembatan yang mengakomodasi perbedaan dalam masyarakat yang multikultural. Model multikulturalisme mungkin hanya hidup dan berkembang dalam masyarakat yang memegang prinsip demokrasi. PROBLEM PERMASALAHAN “Manusia yang berbudaya bukan hanya melek huruf, tetapi juga memiliki daya nalar.” Faktanya: Di Indonesia masih banyak warga yang buta huruf. Artinya, pendidikan masih belum rata. Kelompok 1: Stevie Louise Estella da Costa Muhammad Fuad Hasyim Gabrella Mahardika Windarti
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita