Anda di halaman 1dari 24

TANTANGAN HMI DALAM MENGHADAPI ERA DIGITALISASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti kegiatan LK 2

HMI Korkom Walisongo

Cabang Semarang

oleh :

Muhammad Iqbal

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG PURWOKERTO

2022
i
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) organisasi adalah


kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan
sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu serta
kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai
tujuan bersama (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2008: 988). Organisasi
dibentuk agar para anggotanya dapat mencapai tujuannya secara sistematis.
Berkumpul, kerjasama rasional, terkendali dan terpimpin merupakan satu
kesatuan dalam organisasi. Cara yang demikian merupakan jalan yang
ditempuh dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Era digital yang terus maju ditandai dengan sebuah fakta bahwa segala
kebutuhan kehidupan manusia menjadi serba digital. Teknologi sudah menjadi
kebutuhan realitas manusia. Arus informasi melalui berbagai platform sosial
media yang semakin cepat dapat memberikan dampak positif bagi organisasi
Islam. Organisasi Islam dapat dengan mudah mentransfer nilai - nilai
keislaman melalui berbagai platform sosial media. Namun dalam waktu yang
bersamaan, era digital juga memberikan dampak negatif, sehingga menjadi
tantangan baru bagi organisasi Islam. Bukan permasalah siap atau tidak siap
tapi sudah menjadi konsekuensi. Arus perkembangan era digital bagaikan arus
laut yang terus berjalan di tengah - tengah kehidupan manusia. Maka tidak ada
pilihan lain selain mengendalikan dan menguasai teknologi dengan baik dan
benar demi terwujudnya tujuan organisasi Islam.

Salah satu organisasi keislaman pada ranah mahasiswa adalah


Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Organisasi yang didirikan oleh ayahanda
Lafran Pane pada tanggal 5 Februari 1947 di Jogjakarta. Tujuan Himpunan
Mahasiswa Islam HMI adalah "Terbinanya Insan Akademis, Pencipta,
Pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhai Allah subhanahu wata'ala". Demi
tercapainya tujuan HMI seluruh kader dan anggota HMI memeliki peran dan
tanggungjawab atas tercapainya tujuan HMI. Sehingga dibutuhkan kader yang
berwawasan keislaman, keindonesiaan dan kemahasiswaan dengan kualitas

ii
insan cita dalam rangka terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai
Allah SWT.

Perkembangan dunia digital yang semakin pesat. Kita menyaksikan


bagaimana dominasi media dalam mempengaruhi setiap sendiri kehidupan
manusia. Hal ini membuat manusia semakin dimudahkan dalam menghadapi
persoalan kehidupan. Adanya penemuan-penemuan berbagai teknologi dan
informasi di dunia ini jelas dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat
guna mencari informasi dengan secepat mungkin serta hanya menggunakan
algoritma klik dan keterpaparan(Simarmat, 2011). Pesatnya perkembangan
dunia digital saat ini tidak hanya membawa dampak positif melainkan juga
membawa dampak negatif.

Pemimpin merupakan kunci penggerak organisasi. Dengan begitu


pentingnya pemimpin sehinggu diperlukan sosok pemimpin yang berkualitas
untuk membangun sebuah organisasi dan menjalankannya untuk tetap
menjaga eksistensinya. Digital leadership merupakan kemampuan penting
yang harus dimiliki seorang pemimpin untuk menciptakan solusi dari berbagai
permasalahan di era digital. Digital leadership bukanlah seorang yang ahli
merakit komputer hingga programmer tetapi, digital leadership adalah
seseorang yang memiliki kemampuan dalam memimpin suatu organisasi atau
perusahaan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi di era
digital sehingga mencapai tujuan organisasi.,

Untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan adanya manajemen yang


mengatur arah gerak organisasi. Menurut G.R Terry Manajemen adalah suatu
proses yang khas yang terdiri dari tindakan - tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran - sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber - sumber lainnya. Dengan
adanya dampak negatif dari pesatnya perkembangan digital aktivitas suatu
organisasi perlu adanya manajemen supaya dampak negatif dari pesatnya
perkembangan digital bisa diatasi dengan baik.

Era digital erat kaitannya dengan sosial media. Berbagai platfrom


sosial media yang mampu menyalurkan informasi dengan sangat cepat dengan
berbagai inovasinya telah hadir. Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam yang
membawa misi besar harus mampu beradaptasi dalam kondisi saat ini. HMI

iii
harus mampu memberikan jawaban agar roda organisasi tetap berjalan dan
mewujudkan misinya sesuai yang tertuang pada pasal 4 didalam konstitusi

Melihat arus perkembangan era digital yang begitu pesat, organisasi


HMI mendapat tantangan untuk harus mampu menggunakan kemampuan
beradaptasi dan membaca arus zaman sebagi ujung tombak gerakan agar terus
dapat menjaga eksistensi dalam sistem perkaderan dan pencapaian tujuan
HMI. Oleh karena itu makalah ini akan membahas tentang apa saja tantangan
yang dihadapi HMI dalam menghadapi era digitalisasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan


permasalahannya yaitu "BAGAIMANA UPAYA HMI DALAM
i
MENGHADAPI TANTANGAN DI ERA DIGITALISASI"?

iv
BAB Ⅱ

PEMBAHASAN

A. Perjalanan HMI

Organisasi Himpunan mahasiswa islam (HMI) yang dipelopori oleh


ayahanda Lafran Pane merupakan organisasi pembaharu untuk membebaskan
umat islam dan bangsa indonesia dari ketertinggalan pemikiran keislaman dan
keindonesiaan. HMI menegaskan komitmennya terhadap keislaman dan
keindonesiaan yang terkenal dengan slogan keummatan dan kebangsaan.
Sehingga, dalam tafsiran perjuangan pada peran HMI dijabarkan dalam Nilai-
nilai dasar perjuangan (NDP) sedangkan fungsinya sebagai organisasi kader
dijabarkan dalam Pedoman perkaderan.

NDP yang dipelopori oleh 3 tokoh hebat yaitu Nurcholis Madjid,


Endang Syaifuddin Anshari dan Sakib Mahmud tersusun dalam 8 bab yang
terinci pada dasar-dasar kepercayaan, pengertian-pengertian dasar tentang
kemanusiaan, kemerdekaan manusia dan keharusan universal, ketuhanan yang
maha esa dan perikemanusiaan, individu dan masyarakat, keadilan sosial dan
keadilan ekonomi, kemanusiaan dan ilmu pengetahuan, serta kesimpulan dan
penutup. Demikianlah kemudian HMI hadir membawa niat memperjuangkan
nilai - nilai keislaman dan keindonesiaan guna mewujudkan tujuannya.

HMI adalah organisasi kemahasiswaan terbesar dan tertua. Kelahiran


organisasi ini dilatarbelakangi oleh tiga faktor utama.Pertama, situasi Negara
Republik Indonesia yang pada saat itu sedang dalam jajahan Belanda. Mereka
datang ke Indonesia dengan membawa misi agama dan peradaban dunia
Eropa yang bercorak sekuler. Misi ini memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap peradaban dunia khususnya Indonesia.

Kedua, situasi kehidupan umat Islam. Dalam perkembangan sejarah


Indonesia, Islam merupakan kekuatan sosial-politik yang digunakan sebagai
tameng untuk mengatasj kekuatan kolonialisme-imperialisme.

Perjuangan melawan kekuatan penjajah di berbagai daerah dipelopori


oleh pemuka-pemuka Islam dan setelah melalui perjuangan panjang dan
melelahkan akhirnya bangsa Indonesia merdeka.

1
Motivasi utama lahirnya HMI adalah karena pada masa itu juga
kondisi umat Islam dalam praktek keagamaannya masih dipengaruhi oleh
budaya sinkretisme dengan ajaran-ajaran Hindu-Budha dan kepercayaan
lokal. Ajaran Islam yang berkembang di Indonesia telah dimodifikasi dengan
ajaran-ajaran luar yang jauh dari norma-norma Islam yang sebenarnya.
Sinkretisme ajaran Islam terjadi karena kuatnya daya apresiasi para mubhalig
terhadap budaya lokal warisan Hindu sebagai sarana menyebarluaskan ajaran
Islam.Di samping itu juga faktor penting yang berperan dalam hal ini adalah
terjadinya proses akulturasi budaya Indonesia dengan budaya Persia, Arya dan
Iran. Sinkretisme biasanya bermuara pada praktek mistisisme Islam, seperti
kejawen, praktek-praktek sesaji dan slametan.

Dalam kondisi jumudnya umat Islam kala itu, upaya pembangkitan


pun mulai terlihat dengan munculnya program reformasi dan modernisasi
dalam tata kehidupan beragama. Gerakan-gerakan reformasi ini muncul dari
negara-negara Arab yang menjadi motor penggerak munculnya organisasi-
organisasi keislaman modern seperti SDI, Muhammadiyah, Al-Jamiatul al-
Wasliyah, Masyumi, PUI, Persis dan termasuk didalamnya adalah Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI).

Ketiga, kelahiran HMI juga dipengaruhi oleh kondisi Perguruan


Tinggi dan Kemahasiswaan. Sistem pendidikan yang berkembang di
Indonesia pada masa itu banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan Barat
yang berbau sekuler.

Berkembangnya sistem pendidikan sekuler ini menyebabkan


terjadinya ketidakstabilan (ketidakseimbangan) ditengah pergolakan
kehidupan kampus, yaitu tidak adanya perpaduan antara pemenuhan
kebutuhan duniawi dan ukhrawi.

Sudah barang tentu kondisi ini sangat bertentangan dengan doktrinasi


Islam, karena pda hakekatnya Islam menekankan pada pemenuhan kebutuhan
yang seimbang antara dunia dan akhirat.

Akhirnya, dalam kondisi seperti di atas pada tanggal 5 Pebruari 1947


yang bertepatan dengan tanggal 14 Rabi’ul Awal 1366 H di Yogyakarta lahir
sebuah organisasi berbasiskan Islam yang diberi nama Himpunan Mahasiswa
Islam disingkat HMI

2
Sehingga jelaslah HMI menginginkan adanya pernhargaan kepada
harkat martabat manusia serta menegakan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Saat itu HMI menjadi harapan baru dalam situasi ajaran
agama Islam yang masih dicampuradukan dengan budaya lokal. Karena HMI
mampu mempertegas eksistensinya dalam tataran visi dan gerakan organisasi.

HMI sebagai ruang berhimpun kader umat dan kader bangsa


diharuskan bertanggungjawab jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhai Allah SWT. Kader himpunan sudah seharusnya
mengisi pos - pos kritis di masyarakat. Tidak seharusnya kader himpunan
terjebak pada permasalah yang justru tidak strategis dan tidak produktif.

Dinamika awal - awal kehadiran HMI diwarnai dengan jejak - jejak


pergerakan revolusi indonesia. Saat itu HMI dikepung sejumlah persoalan,
antara lain :

1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang


kemerdekaan

2. Kesenjangan dan kejumudan umat islam terhadap pengetahuan,


pemahaman, penghayatan serta pengamalan ajaran Islam

3. Kebutuhan akan pemahamam dan penghayatan keagamaan

4. Munculnya polarisasi politik dan situasi dunia Internasional saat it

5. Berkembangnya faham dan ajaran komunisme

6. Kedudukan perguruan tinggi dan kemahasiswaan yang strategis

7. Kmajemukan bangsa Indonesia

8. Tuntutan modernisasi dan masa depan.

Di situasi seperti ini HMI mampu dengan cepat tanggap menghadapi


problemattika atau tantangan zaman.

Ada dua nafas ide yang menjadi komitmen HMI kalau itu, yaitu
*keislaman dan keindonesiaan" Yang lahir dari kekhawatiran kondisi masa
depan umat islam dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu ketia HMI berusia 9
bulan diadakannya Kongres 1 HMI di Yogyakarta pada 30 November 1947.

3
"Semangat" Kekhawatiran tersebut muncul dengan jelas tertuang dalam
rumusan awal tujuan HMI.

1. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan


mempertinggi derajat rakyat Indonesia

2. Menegakan dan mengembangkan ajaran Islam.

Segala usaha telah dilakukan HMI untuk memperjuangkan nilai - nilai


keislaman dan keindonesiaan dengan harapan umat islam dan bangsa
Indonesia terlepas dari belenggu penjajah, sehingga tercipta kehidupan yang
lebih baik di masa depan.

Meskipun demikian, HMI tidak serta - merta mendapat sambutan


positif dari berbagai pihak, terkhusus anggota kemahasiswaan dan pemuda.
Saat HMI memasuki usia 14 bulan, HMI mendapat reaksi kertas dari partai
masyumi melalui organisasi underbow nya yaitu Gerakan Pemuda Islam
Indonesia (GPII) dan dari Pelajar Islam Indonesia (PII) yang menguatkan
tuduhan Persyarikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) sebelumnya bahwa
kehadiran HMI bukan saja merusak konsolidasi bahkan menjadi pemecah
belah kekuatan mahasiswa dan pemuda. Arus tuduhan terus mengalir
menerola HMI selama kurang lebih sembilan bulan, yang berakhir pada
November 1947. Mengatasi reaksi tersebut. HMI menjawab dengan low
profile, menyusun aneka cara simpatik untuk memperkenalkan HMI, salah
satunya dengan cara menghadirkan tokoh - tokoh terkemuka kemudian
mempublikasikan melalui media - media cetak.

Selanjutnya, pada kesempatan Kongres Muslimin Indonesia di


Yogyakarta pada 12 November 1949, Lafran Pane mengatakan,

“Banyak orang-orang terutama kaum terpelajar biar pun penganut agama


Islam, malu mengakui terus terang bahwa ia beragama islam, lalu ada pula
yang mengatakan agama ini tidak sesuai lagi dengan zaman. Pendeknya,
mereka menganggap rendah agama ini.”

Hal ini mengindikasikan keberadaan dan perjalanan HMI sejak awal


sudah bersinggungan dengan problematika umat islam, problem nasional
Indonesia dan problem kepemudaan atau mahasiswa. HMI dapat dikatakan
sebagai bagian dari Islam dan bagian dari bangsa Indonesia. Hal ini dapat
dilihat dari tujuan awal HMI. Pertama, menegakkan dan mengembangkan
4
ajaran Islam. Kedua, mengangkat derajat dan rakyat Indonesia. Hali ini
dibuktikan oleh keterlibatan HMI dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.

Pada masa demokrasi terpimpin terjadi ketegangan antara HMI dengan


PKI. PKI mendesak pemerintah agar HMI dibubarkan karena dianggap
sebagai organisasi yang kontra revolusi dan bersikap reaksioner terhadap
pemerintah. Atas desakan PKI tersebut, Soekarno sudah hendak
membubarkan HMI, tetapi dibatalkan. K.H Zaifuddin Zuhri, selaku Menteri
Agama saat itu adalah salah satu tokoh yang berperan menyelamatkan HMI.
K.H Zaifuddin Zuhri memberi masukan kepada Soekarno agar tidak
membubarkan HMI dan ‘mengancam’ kalau Soekarno tetap hendak
membubarkan HMI ia akan berhenti dari jabatannya sebagai Menteri Agama
RI. Pada tahap selanjutnya, HMI turut serta menggagas terbentuknya
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menentang dan
mengakhiri masa pemerintah orde lama.

Sejak awal 1980-an, HMI merasa perilaku rezim dinilai tidak adil.
Bhineka Tunggal Ika dan kebebasan serikat pekerja untuk berkumpul dan
berekspresi dalam konstitusi tercermin dalam kebijakan kodifikasi organisasi
(Ulama di MUI, Buruh di SPSI, jurnalis di PWI, Konfederasi Partai Politik
dan lain-lain), larangan media, larangan buku tentang tema tertentu di segala
tempat dan puncaknya ditetapkannya Pancasila sebagai satu-satunya asas
bagi seluruh organisasi di Indonesia, atau lebih dikenal sebagai asas tunggal.

Pada masa orde baru sejarah panjang perlawanan kader-kader HMI


yang mengkonsolidasikan diri dalam wadah MPO. Dengan demikian, tidak
berlebihan jika disimpulkan bahwa HMI sejatinya telah melawan orde baru
sejak rezim tersebut mulai menjadi otoriter di tahun 1980-an. Perlawanan itu
dideklarasikan dengan penyelenggaraan kongres HMI-MPO pada tahun
1986 di Yogyakarta

Kini sudah 24 tahun pasca reformasi, sebagian agenda reformasi diyakini


belum tuntas dijalankan. Amandemen UUD 1945, pemberlakuan otonomi
daerah, pencabutan dwi fungsi ABRI mungkin bisa dijelaskan secara terukur
telah dijalankan dengan cukup baik. Namun pengadilan untuk Suharto dan
kroni-kroninya, pemberantasan KKN dan penegakan supremasi hukum masih
membutuhkan perjuangan keras untuk mewujudkannya.

5
Tugas kita bersama saat ini adalah mempertahankan dan melanjutkan
agenda reformasi. Jika tidak diantisipasi, penundaan pelaksanaan agenda
reformasi dapat menimbulkan kerinduan. Indo Barometer memperingatkan kita
telah munculnya tanda-tanda fenomena tersebut. Survei Indo Barometer dengan
tema evaluasi 20 tahun reformasi menunjukan bahwa masyarakat menilai
tuntutan reformasi saat ini masih belum terwujud seluruhnya. Dalam kondisi
demikian, masyarakat berpendapat jika era orde baru lebih baik dibandingkan
dengan era reformasi.

Reformasi dengan segala kelebihan dan kekurangannya sudah sepantasnya


untuk disukuri karena telah mengantarkan kita ke alam demokrasi.
Bagaimanapun juga, alam demokrasi menawarkan lebih banyak peluang untuk
mewujudkan supremasi hukum dibandingkan dengan alam otoriter dan diktator.
Karena itulah reformasi akan selalu memberikan harapan bagi kaum muda
untuk memperbaiki persoalan bangsa Indonesia.

Dari berbagai problematika dari masa kemerdekaan sampai masa


Reformasi saat ini HMI berusaha untuk terus mampu menjawab tantangan
zaman. Berbagai usaha dilakukan agar tetap menjaga eksistensi HMI. Tugas
HMI saat ini adalah menciptakan kader - kader militan dan revolusioner untuk
terus melanjutkan perjuangan HMI menciptakan masyarakat adil makmur yang
diridhai Allah SWT.

B. Dinamika HMI Dalam Arus Globalisasi

Globalisasi berasal dari kata globe, yang berarti bola dunia. Istilah ini
digunakan karena penyebaran informasi yang begitu luar biasa. Melalui
teknologi informasi yang canggih, arus informasi dengan cepat tersebar dari
satu bagian bumi ke bagian bumi yang lainlain secara merata. (6Kuntowijoyo,
Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya. 1995), h.17

Menurut Abuddin Nata globalisasi secara sederhana dapat ditunjukkan


dalam bentuk perluasan skala, pengembangan wilayah, dan percepatan
pengaruh dari arus dan pola-pola inter-regional dalam interaksi sosial
(8.Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003),
h.183

Dalam kamus istilah popular disebutkan bahwa kata globalisasi dapat


diartikan menyebarnya segala sesuatu secara sangat cepat ke seluruh dunia, hal

6
ini dikemukakan oleh Arif (2007 : 1). Lanjutnya, menurut beliau asal kata
globalisasi diambil dari kata global, yang mengandung makna universal atau
menyeluruh. Kemudian globalisasi diartikan juga sebagai suatu proses untuk
menjadikan sesuatu, baik itu benda maupun perilaku sebagai ciri dari setiap
individu di dunaia ini tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Menurut A.Qodri Azizy (2003 : 20) menyebutkan bahwa era globalisasi


menyebutkan bahwa era globalisasi akan terjadi pergesekan nilai-nilai budaya
dan agama di seluruh dunia yang memanfaatkan jasa komunikasi, transformasi
dan informasi yang merupakan hasil modernisasi di bidang teknologi.
Pertemuan dan gesekan ini akan menghasilkan kompetisi liar yang saling
memengaruhi, saling bertabrakannya nilai-nilai yang berbeda, atau bahkan
saling kerjasama yang akan menghasilkan sitesa dan antitesa baru.

Globalisasi adalah sebuah term yang telah lama mewacana sampai


sekarang ini, globalisasi masih terus menjadi materi perbincangan di kalangan
ilmuwan dari varian disiplin keilmuan yang biasanya ditandai dengan
kemajuan teknologi komunikasi informasi dan transportasi telah
menghasilkan perubahan dalam kebudayaan dan peradaban manusia.
Globalisasi selalu dihubungkan dengan modernisasi dan modernism. Para
pakar budaya mengatakan bahwa ciri khas modernisasi dan manusia modern itu
adalah tingkat berfikir, iptek, dan sikapnya terhadap penggunaan waktu dan
penghargaan terhadap karya manusia (7.M. Solly Lubis, Umat Islam Dalam
Globalisasi, ( Jakarta: Gema Insani Press. 1997), h 1997.

Dampak dari arus globalisasi tidak dipungkiri bahwa dunia semakin


sempit karena serba instan dan praktis akibat kecanggihan teknologi

Realitas globalisasi yang demikian, menurut Somantri (2001; 15)


membawa sejumlah akibat bagi pengembangan sumber daya manusia di
Indonesia. Satu di antara tuntutan globalisasi adalah daya saing. Daya saing
bangsa Indonesia akan terwujud apabila didukung oleh sumber daya manusia
yang handal. Pada prosesnya,sumber daya manusia berkualitas & handal yg
dibutuhkan merupakan pendidikan. Sebab pada hal ini pendidikan dipercaya
menjadi prosedur kelembagaan utama pada mengembangkan keahlian &
pengetahuan. Pendidikan adalah aktivitas investasi di mana pembangunan
ekonomi sangat berkepentingan. Sebab bagaimanapun pembangunan nasional
membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang unggul baik pada kapasitas

7
dominasi Iptek juga perilaku mental, sebagai akibatnya bisa sebagai subyek
atau pelaku pembangunan yang handal.

Tuntutan perkembangan era globalisasi menekankan pada liberation


(kebebasan), competition (persaingan), knowledge (pengetahuan) melalui
perkembangan informasi dan teknologi (technology and information), siap
tidak siap, harus ditanggapi dengan serius. Namun, hanya sedikit orang yang
secara sadar dan kritis memahami bahaya globalisasi, yang secara sistematis
mengancam kehidupan manusia, karena globalisasi dipahami hanya dari segi
kemajuan teknologi dan bukan dalam aspek lain yang sebenarnya memiliki efek
sosial yang luar biasa bagi kehidupan manusia.(

Era globalisasi membawa dapat positif dan negatif bagi bangsa Indonesia.
Dampak tersebut antara lain :

1. Dampak positif

A. Perubahan nilai dan sikap

Adanya globalisasi dalam kebudayaan menyebabkan terjadinya


perubahan nilai dan sikap masyarakat, yang semula irasional menjadi
rasional.

B. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat


semakin mudah dalam melakukan aktivitasnya dan terdorong untuk berpikir
ke depan.

C. Standar Hidup yang Lebih Baik

Pembukaan industri yang menghasilkan alat komunikasi dan


transportasi yang canggih merupakan salah satu upaya untuk mengurangi
pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Dampak negative

A. Gaya hidup konsumtif

8
Pesatnya perkembangan industri membuat pasokan barang kebutuhan
manusia berlimpah. Oleh karena itu, orang mudah tertarik pada produk
konsumen dengan banyak pilihan yang tersedia.

B. Sikap Individualistis

Masyarakat merasa dimudahkan dengan kemajuan teknologi yang


membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
melakukan berbagai aktivitas dan terkadang lupa bahwa mereka adalah
makhluk sosial.

C. Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak seluruh budaya barat baik dan cocok untuk diterapkan di


Indonesia. Anak-anak tidak lagi menghormati orang tua, kehidupan bebas
bagi remaja, dll merupakan contoh budaya negatif yang merubah budaya
aslinya.

Melihat dampak negatif dari fenomena era globalisasi mahasiwa yang


seharusnya menjadi tombak perubahan bangsa justru saat ini terkesan sebagai
individu yang apatis yang hanya mementingkan diri sendiri. Padahal dipundak
mereka kedepan jutaan rakyat "menantí" menjadi tanggung jawab mereka.
Orientasi mahasiswa pada saat ini hanyalah mendapat gelara sarjana" yang
kedepanya hanya menjadi sampah intelketual karna tidak mampu
mengaplikasikan ilmunya untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Ilmu
yang mereka pelajari hanya menumpuk

Matinya gerakan pengorganisasian di kancah kemahasiswaan merupakan


indikator utama bahwa ada yang tidak beres dengan mahasiswa HMI saat ini,
organisasi mahasiswa terbesar (dulu) paling progresif yang aksinya ditunggu-
tunggu jutaan rakyat Indonesia. Sekarang tampaknya lambat. Adapun tindakan
HMI saat ini hanya sebagai formalitas saja mereka ingin menunjukkan kepada
alumninya (KAHMI) sehingga melancarkan proses dukungan dana. Ada juga
yang melakukan aksi karena dibayar untuk kepentingan pihak tertentu, sehingga
hati nuraninya tidak menimbulkan kesadaran untuk melakukan tindakan
kemanusiaan dengan rasa keikhlasan.Bahkan, ada yang salah dalam tujuan
perikrutan kader-kader yang katanya "calon pemimpin bangsa" ini kebanyakan
dinina bobokan dengan politik praktis, keuntungan materi, dan hubungan relasi
untuk kedepannya. Rekrutmen yang seharusnya dirancang untuk memelihara

9
semangat militan, rasa kemanusiaan jarang diperhatikan. Memang banyak dari
mereka yang memahami konstitusi HMI, Independensi HMI dan NDP HMI.
Namun tujuan mereka bukan untuk memperkuat semangat gerakan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. , tetapi sebagai sarana arogansi
untuk menunjukkan bahwa mereka layak bersaing untuk posisi penting dalam
panel HMI.

Menjadi lebih tua dari organisasi kemahasiswaan lainnya harus mampu


menghadapi perubahan zaman. Di era globalisasi, HMI harus mampu
beradaptasi dan memiliki perjuangan yang berbeda dari para pendahulunya.
Terkadang kita terjebak oleh kejayaan HMI masa lalu yang membuat kita
tertidur. Menegakkan kembali Identitas hingga Nilai Dasar Perjuangan (NDP)
dalam jiwa kader HMI sehingga dapat memunculkan ide-ide alternatif yang
mampu menjawab semua permasalahan masyarakat di tengah era globalisasi
saat ini.Saatnya HMI membenahi diri kalau tidak mau mati, atau menjadi
simbolis belaka.

3. Tantangan HMI Di Era Digital

Era digital merupakan suatu masa dimana sebagian besar masyarakat di


era tersebut menggunakan sistem digital dalam kehidupan sehari - hari.
Perubahan dari sistem analog ke digital mengancam eksistensi media cetak.
Teknologi digital yang lebih fleksibel menyebabkan pelanggan media cetak
mulai beralih ke media onlineonline, bisa membaca informasi terupdate kapak
saja dan dimana saja. Hal ini diungkapkan oleh Jay David Bolter, Wesley Chair
of New Media.

Lima karakteristik digital, yakni numerik representasi; modularitas


(prinsip perakitan unit yang lebih besar dari yang lebih kecil); otomatisasi;
variabilitas; dan transcoding (hubungan antara komputasi dan budaya sehari-
hari). Dikutip dari buku The Language of New Media. Lev Manovich (2002).
Menurutnya Teori digital selalu berkaitan erat dengan media, karena media
berkembang seiring denga dengan kemajuan teknologi dari media lama ke
media terbaru, sehingga lebih mudah bagi orang-orang di semua bidang dengan
teori digital.

Dan sekarang era teknologi digital dimulai. Semua serba teknologi .


Apakah ini yang disebut era modern, era yang diprediksi para ilmuwan

10
dengan dulu? Era dimana semua aktivitas manusia dikendalikan oleh
kecanggihan teknologi : digitalisasi.

Akibat kecanggihan teknologi maupun produk arus globalisasi yang


dihasilkan memberikan pergeseran pola pikir dan karakter mahasiswa. Oleh
karena itu hal ini menyebabkan disorientasi kader untuk memanfaatkan
kecanggiban teknologi dan produk arus globalisasi.

Kepemimpinan merupakan kunci penggerak roda organisasi. Menghadapi


era digital HMI memerlukan pengetahuan tentang Digital Leadership. Digital
Leadership adalah bekal yang memungkinkan seorang pemimpin mengarahkan
organisasi yang dipimpinnya ke dalam transformasi digital. Seuah transformasi
sedang berlangsung yang dikenal seagai disrupsi yang merupakan era inovasi
dan perubahan besar yang secara mendasar mengubah semua sistem dan tatanan
yang ada dengan cara baru.

Digital Leader merupakan sebuah kebutuhan bagi organisasi Himpunan


Mahasiswa Islam (HMI), untuk dapat bertahan di era digital saat ini.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1) Startup berbasis teknologi yang muncul selama pandemi Covid-19

2) Pemimpin yang tidak memiliki semangat kepemimpinan digital, organisasi

yang dipimpinnya, akan menemukan kesulit beradaptasi.

3) Untuk mengatasi kondisi saat ini, pemimpin harus berpikir dan bertindak
lebih cepat dari perubahan yang terjadi.

4) Salah satu kunci untuk menghadapi kondisi ini adalah pengalaman dan
agility pemimpin, yang merupakan keharusan dan syarat mutlak baginya untuk
terus beroperasi dan menopang organisasi yang dipimpinnya.

Di era digital seperti sekarang ini, teknologi informasi dan komunikasi


semakin berkembang, sehingga perkembangan teknologi juga harus
dimanfaatkan untuk tujuan HMI dalam pasal 4 konstitusi. Berkat internet dan
munculnya media digital, transformasi kehidupan memasuki era baru. Dalam
hal ini, pemimpin dan kader HMI juga harus beradaptasi dengan menggunakan
teknologi dan sumber daya pembelajaran berbasis multimedia untuk
menanamkan nilai - nilai perjuangan berbasis digital.
11
HMI membutuhkan kriteria baru pemimpin di era digital untuk berhasil
membawa HMI di era digital. Eric Mary, Country Manager dari Robert Walers
Indonesia, berpendapat kriteria baru yang harus dimiliki seorang pemimpin di
era digital:

1. Kemampuan Komunikasi

Di era digital ini, para pemimpin tidak hanya harus mampu


berkomunikasi secara fisik dengan tatap muka, tetapi juga pandai
berkomunikasi melalui berbagai saluran yang didukung teknologi yang dapat
mendukung efektivitas dan efisiensi, seperti melalui email, aplikasi, hingga
platform chat messenger seperti WhatsApp.

2. Berfikir terbuka

Mengingat digitalisasi turut mendorong menggunakan teknologi dalam


kehidupan sehari-hari, kini masyarakat khususnya generasi milenial memiliki
metode dan cara kerja mereka sendiri. Dalam hal ini, seorang pemimpin harus
berpikiran terbuka untuk memberikan peluang kepada karyawannya. Untuk
menyelesaikan pekerjaan Anda dengan, metodenya sesuai dengan culture dan
cara kerjanya masing-masing, selama hasil yang dikirimkan memenuhi standar
yang ditetapkan oleh organisasi.

3. Tanggap terhadap perubahan

Para pemimpin era ini harus memiliki kepekaan dan kecepatan untuk
melihat perubahan, dan mengintegrasikan informasi ini ke dalam keputusan
manajemen organisasi, karena perkembangan teknologi yang pesat ini telah
membantu mengubah kebiasaan dan perilaku.

4. Berani mengambil risiko

Lantaran perubahan terjadi sangat cepat pada era ini, maka perusahaan
wajib turut bertransformasi dalam rangka menyesuaikan diri menggunakan
perubahan tersebut. Untuk itu, waktu ini seseorang pemimpin organisasi wajib
berani Mengambil risiko dengan bereksperimen mencoba cara baru dan menilai
secara komprehensif cara mana yang paling efektif diterapkan organisasi

Kepemimpinan yang baik dan ideal tidak hanya didasarkan pada


pengalaman seorang pemimpin, tetapi juga pada bagaimana seorang pemimpin

12
dapat memenuhi setiap potensi dalam dirinya, memiliki perilaku dan sikap yang
baik, dan gaya kepemimpinan yang kompeten untuk menghadapi era digital

Kepemimpinan yang baik dan ideal tidak hanya didasarkan pada


pengalaman kerja seorang pemimpin , tetapi juga pada bagaimana seorang
pemimpin dapat memenuhi setiap potensi dalam dirinya, memiliki perilaku
dan sikap yang baik, dan gaya kepemimpinan yang baik.menunjang kemajuan
organisasi untuk mampu melihat peluang baru yang dihasilkan oleh produk
digitalisasi.

Dari beberapa pendapat ahli tentang karakter seorang pemimpin di era


digital, bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemimpin yang harus berorientasi terhadap visi misi yang kuat dan jelas
mengenai organisasi yang dipimpin nya.

2. Kepemimpinan yang bukan lagi hanya memerintah anggota semata,


namun juga bisa melayani dan menginspirasi para anggotanya

3. Kepemimpinan tidak lagi vertikal (atasan - bawahan), tetapi


kepemimpinan horizontal yang dapat berkomunikasi, dan merangkul semua
anggota.

4. Kepemimpinan yang bukan lagi sifat senioritas, tetapi kepemimpinan


yang memiliki kemampuan atau keterampilan yang hebat dalam memimpin
organisasi.

Uraian mengenai kepemimpinan diatas yang dikutip dari beberapa ahli


dapat menjadi referensi para pemimpin HMI supaya mampu memimpin HMI di
tengah tantangan era digital. Tugas HMI sekarang adalah menanamkan
pemahan mengenai digitalisasi bagi para pemimpin dan kader dari tingkat
cabang sampai PB supaya HMI mampu untuk terus beradaptasi dan berinovasi
di era digital. Pemahaman tentang Digital Leadership adalah salah satu cara
agar HMI tidak tergerus oleh jaman. Selain menanamkan pemahaman tentang
Digital Leadership kepada pemangku kedudukan sebagai pemimpin di HMI
perlu adanya manajemen organisasi yang baik.

Kemajuan teknologi digital telah mengambil alih sebagian besar pekerjaan


kader himpunan. Digitalisasi membawa akses informasi yang tidak pernah
terduga sebelumnya, yang kemudian membawa berbagai manfaat seperti
13
kemudahan akses, pemerataan, serta kesejahteraan yang lebih besar, tetapi di
sisi lain mempengaruhi kompleksitas situasi, masalah menjadi lebih rumit,
pilihan sangat bervariasi sehingga fokus tujuan menjadi kabur, dan keadaan
menjadi begitu dinamis. Dalam hal ini, kepemimpinan memiliki tantangan
tersendiri untuk dapat bertahan dalam pengelolaan organisasi.

Seiring dengan transformasi digital yang dilakukan organisasi HMI, harus


diimbangi pula dengan transformasi pada manajemen organisasi dan
penempatan strategi organisasi. Transformasi digital juga harus mampu
meningkatkan kualitas kader, tanpa ada batasan jarak dan waktu, kapanpun
dimanapun berada tetap bisa terjalin komunikasi antar kader yang ada.

Sosial media merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh era
globalisasi dan digitalisasi. Sosial Media digunakan sebagai cara untuk
berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun jaringan melalui media
komunikasi berbasis internet. Pada dasarnya media online adalah
pengembangan terbaru dari kemajuan web berbasis internet, yang memudahkan
semua orang untuk membagikan, berpartisipasi, saling berbagi, dan menyusun
jaringan di internet, sehingga dapat menyebarkan konten mereka sendiri.
Posting di blog, tweet, atau video youTube dapat diproduksi dan dapat dilihat
secara langsung oleh jutaan orang secara gratis (Zarella, 2010).

Media sosial tentunya memberikan kebermanfaatan bari individu maupun


kelompok. Manfaat dari sosial media menurut puntoadi (2010) sebagai berikut :

1. Sebagai personal branding

Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam memiliki peluang mem branding


organisasinya ke masyarakat luas jika. Kader atau anggota Himpunan yang
memiliki karakter atau keahlian masing masing dapat melakukan branding
dirinya di berbagai platform sosial media yang pastinya bermanfaat bagi
dirinya.

2. Media sosial memberikan kesempatan untuk ber-interaksi lebih dekat


dengan "konsumen". Dalam hal ini Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam
yang bergerak dikampus memiliki kesempatan lebih besar dalam hal perekrutan
kader Himpunan dikampus. HMI sebagai wadah bagi Mahasiswa untuk
berproses dapat menawarkan produk produk yang dihasilkan oleh HMI melalui
media sosial dengan mudah karena adanya interaksi yang lebih dekat dan

14
mudah. Kini sudah tidak perlu lagi melakukan sosialiasi organisasi secara tatap
muka yang dinilai tidak lebih praktis dibanding secara online.

3. Media sosial memiliki sifat viral. Viral menurut Puntoadi (2011) berarti
memiliki sifat seperti virus yaitu menyebar dengan cepat. Informasi yang
muncul dari suatu produk dapat tersebar dengan cepat karena para penghuni
sosial media memiliki karakter berbagi. Tidak diragukan lagi produk sumber
daya manusia dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam memiliki kualitas
yang baik. Dengan Media sosial yang memiliki sifat viral merupakan peluang
bagi HMI untuk mengeskpos kualitas sumber daya manusianya ke masyarakat
Indonesia, selain mamajukan popularitas HMI nilai keislaman dan
keindonesiaan HMI daapt tersampaikan dengan baik kepada umat Islam dan
bangsa Indonesia.

Tidak bisa dipungkiri saat ini pelanggan Media cetak mulai beralih ke
Media digital karena Media digital dinilai lebih praktis dan update. Informasi
yang disebarkan melalui Media digital dapat di akses di manapun dan
kapanpun. Berbagai platform Media sosial yang hadir kini sudah beragam dan
memiliki algoritma nya sendiri, oleh karena itu untuk dapat memanfaatkan
Media sosial dengan baik oerlu adanya pemahaman mengenai algoritma sosial
Media dengan baik pula. Instagram adalah satlah satu dari sekian banyak
platform sosial media yang ada. Saat ini konten berbentuk tulisan di instagram
sudah sedikit peminatnya oleh para pengguna instagram, konten yang banyak
diminati di instagram sekarang konten dalam bentuk video singkat. Konten
tulisan bisa saja menarik jika dikemas dengan visual yang menarik pula. Seperti
akun instagram majalah tempo. Jika kita lihat konten majalah tempo yang
berbentuk tulisan atau bacaan dapat terlihat menarik apabila dikemas denga
visual yang menarik.

Berkurangnya eksistensi media cetak berdampak pada berkurangnya minat


mahasiswa dalam membaca buku. fenomena digitalisasi dalam masyarakat
yang telah menciptakan paradigma hidup baru, ada tantangan lain yang harus
diselesaikan, seperti rendahnya minat baca dan literasi masyarakat Indonesia.

Melihat fenomena rendahnya minat baca dan literasi masyarakat Indonesia


menjadi PR bagi HMI untuk mengatasi tantangan tersebut, sebuah inovasi
dirasa perlu dilakukan untuk tetap menjaga minat membaca, HMI perlu

15
beradaptasi dengan teknologi untuk meningkatkan minat baca masyarakat,
salah satunya dengan menyediakan berbagai platform digital

Prof. Dr. Gufran A. Ibrahim, Guru Besar Antropolinguistik, Fakultas Ilmu


Budaya, Universitas Khairun, pernah menyampaikan masyarakat saat ini
sedang mengalami dua lompatan besar dalam perilaku baca tulis. Dari media
cetak menjadi media digital. Apa yang terjadi dengan dua lompatan itu, di satu
sisi, perubahan perilaku membaca dari membaca di bucu menjadi membaca di
perangkat teknologi digital. Kemudian, dari transisi itu juga terjadi pengalaman
dan pembelajaran kecerdasan kinestetik, ada kesempatan untuk lebih banyak
membaca. Kemudian, dengan bergesernya ke media digital, maka akan lahir
pula komunitas baru yaitu netizen atau biasa disebut dengan netizen. Dengan
terjadinya disrupsi digital ini, dinilai literasi baca tulis menjadi berkurang dan
justru melahirkan kebiasaan baru yaitu kebiasaan lisan, mutakhirkan status,
banyak bertutur dengan jari tanpa berpikir terlebih dulu, hingga akhirnya
menurunkan minat membaca buku.

HMI perlu mencotoh terobosan yang sudah diterapkan oleh beberapa balai
pustakapustaka. Balai Pustaka kini sudah beradaptasi dengan era digital,
melalui literasi dan digitalisasi. Bahkan Balai Pustaka sudah membuat
terobosan taman bacaan digital.atau biasa dikenal dengan e-library. Dikutio
dari Romi dan Satria Wahono (1998) yang menjelaskan pengertian
perpustakaan digital atau e-library, perpustakaan digital atau e library adalah
"perpustakaan yang sebagian atau seluruh koleksinya dalam format digital dan
bisa diakses secara online melalui internet komputer (network)"

Saat ini Indonesia sendiri sudah mempunyai perpustakaan daring tak


terbatas dalam bentuk aplikasi, yakni iPusnas. Aplikasi ini sangat potensial
untuk meningkatkan minat baca masyarakat. HMI perlu memberikan fasilitas
berupa e-library untuk anggota HMI secara gratis agar menciptakan kader yang
unggul dan berkualitas.

Lalu melalui sosial media, akun-akun dengan pengikut atau followers


dalam jumlah banyak, atau biasa disebut dengan influencer juga bisa diajak
untuk mengangkat topik terkait minat baca dan literasi digital ini menggunakan
pendekatan yang menarik sehingga akan banyak masyarakat yang tertarik.
Akan lebih baik lagi jika disertai informasi terkait portal berita ataupun
16
platform terpercaya dan terverifikasi dari pemerintah yang bisa dikunjungi
masyarakat. HMI memiliki banyak tokoh hebat yang menjadi panutan para
anggota HMI, hal ini perlu dimanfaatkan untuk mengangkat topik terkait minat
baca dan literasi digital ini menggunakan pendekatan yang menarik.

Saat ini HMI dirasa belum siap untuk menghadapi disrupsi era digital.
HMI perlu menyediakan fasilitas dalam bentuk digital untuk para anggota
Himpunan supaya anggota himpunan dapat berproses dengan maksimal demi
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT. Karena jika
HMI tidak mampu untuk menghadapi era dimana segala aspek kehidupan
menggunakan berbasis data atau digital, maka HMI akan kesulitan untuk
berkembang dan akan selalu tertinggal.

BAB Ⅲ

PENUTUP

A. Kesimpulan
Digitalisasi membawa dampak positif dan dampak negatif bagi kehidupan
manusia. Sudah menjadi konsekuensi masyarakat dan organisasi menghadapi
era disrupsi. Maksimalkan kebermanfaatan yang dihasilkan di era digitalisasi

17
dan mengatur dampak negatif yang dihasilkan oleh era digitalisasi supaya
dapat diatasi dengan baik.
Himpunan Mahasiswa Islam adalah organisasi tertua yang sampai saat ini
masih terlihat eksistensinya, dengan umur yang sudah tua tetapi HMI masih
bisa terjaga eksistensinya, hal ini menandakan dari zaman ke zaman HMI
mampu beradaptasi dan memberikan inivasi dalam menghadapi arus
perkembangan zaman. Salah satunya di era digitalisasi ini. Era digitalisasi
yang banyak merubah pola hidup manusia, HMI harus mampu untuk
menjawab tantangan tersebut. Dengan selalu menganalisa permasalahan
dengan baik supaya dapat menghasilkan ide baru yang inovatif demi
menjaga eksistensi HMI.
Era digitalisasi erat kaitannya dengan perkembangan sosial media jaman
sekarang. Dengan adanya digitalisasi memberi dampak kepada cepatnya
penyebaran informasi dari berbagai belahan dunia. Tapi karena penyebaran
informasi ini terlalu cepat akan dimanfaatkan untuk membuat berita hoax
bagu mereka yang memiliki kepentingan.
Penyebaran nilai keislaman dan keindonesiaan dapat tersamlaikan dengan
mudah karena adanya sosial media. HMI dengan kader kader nya yang
berkualitas dan memiliki intelektual yang cukup dapat menyampaikan
pemikirannya.

18
19
i

Anda mungkin juga menyukai