Anda di halaman 1dari 11

TANTANGAN HMI DI ERA MILENIUM DALAM

KONTEKSTUALISASI FUNGSI DAN PERANNYA


Jurnal Ini Ditulis Sebagai Syarat Mengikuti Advance Training/Latihan Kader III
Himpunan Mahasiswa Islam Badan Koordinasi Jawa Timur
15 – 21 Februari 2020

Kode Jurnal (F)

Disusun oleh :

Arif Rahmat Triasa

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


CABANG CIPUTAT
2020
Tantangan HMI di Era Milenium Dalam Kontekstualisasi Fungsi dan Perannya

Arif Rahmat Triasa


HMI Cabang Ciputat
arif.triasa0398@gmail.com

Abstract

The millennium era is a different era from the previous era. The changes that have
become a challenge for people who are unable to follow the development of science and
technology today. If this change is not addressed, a dangerous stuttering will occur,
therefore, the rapid change will be a daunting task for the young generation of
Millennials. Moreover, HMI as a youth organization understands the context of its
function and role. The idea of the context of the function and role of HMI is contained in
the text of the NDP HMI, which is the formulation of ideological ideas originating from
the Koran and Hadith, emphasizing the importance of its cadres to understand the value
of tauhid, that tauhid will have consequences for the birth of views on human values,
freedom , justice, social relations and the modernization of Islamic thought. The idea is
still relevant to this day to answer the challenge of changing times.
Keywords: millennium, change, challenge, HMI, context, function, role.

Abstrak

Era millenium adalah era yang berbeda dengan era sebelumnya. Perubahan-perubahan
yang ada menjadi tantangan bagi orang-orang yang tidak sanggup mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa dewasa ini. Jika perubahan ini
tidak disikapi, maka akan terjadi sebuah kegagapan yang berbahaya, oleh karenanya,
pesatnya perubahan menjadi tugas berat bagi pemuda generasi millenium. Terlebih HMI
sebagai organisasi kepemudaan memahami konteks fungsi dan perannya. Gagasan
tentang konteks fungsi dan peran HMI termaktub dalam teks NDP HMI, yang merupakan
rumusan gagasan ideologi yang bersumber dari al-Quran dan Hadist, menekankan
pentingnya kader-kadernya memahami nilai ketauhidan, bahwa tauhid akan
berkosekuensi kepada lahirnya pandangan tentang nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan,
keadilan, pergaulan sosial, dan modernisasi pemikiran Islam. Gagasan tersebut sampai
hari ini masih relevan menjawab tantangan pergantian masa.
Kata Kunci: millenium, perubahan, tantangan, HMI, konteks, fungsi, peran.

Pendahuluan millenium, yang didominasi oleh orang-


Pada era millenium, manusia mulai orang kelahiran tahun 1980 sampai
meninggalkan cara-cara konvensional tahun 2000an, dan berusia antara 15-34
dalam menjalani kehidupannya. tahun. Usia ini jelas bahwa rata-rata
Ditandai dengan lahirnya trend dan gaya mereka adalah individu yang masih
hidup yang lebih segar dan muda, atau berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa.
yang biasa dikenal dengan istilah Era millenium, atau era kekinian ini,
kekinian. Masyarakat Indonesia 33% merupakan era yang berbeda dengan era
pada saat ini merupakan masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi

1
menjadi sebuah tantangan bagi paham- Pemikiran dan kelahiran HMI dapat
paham lama, karena tidak sanggup dikatakan sebagai keresahan sosial umat
mengikuti perkembangan ilmu Islam, diwakili oleh pemuda Islam, pada
pengetahuan dan teknologi masa dewasa masa itu, di mana HMI berdiri ketika
ini. Jika perubahan ini tidak disikapi, awal kemerdekaan Indonesia yang
maka akan terjadi sebuah kegagapan dibayangi imprealisme dan kolonialisme
yang berbahaya, berimbas kepada Belanda, sehingga melahirkan protes
generasi yang tidak mampu berdiri tegak keagamaan untuk menunjukkan
di atas kakinya sendiri.[ CITATION kekuatan Islam. Maka HMI berdiri pada
Silalahi \l 1057 ] tanggal 5 Februari 1947 untuk merespon
sejarah itu, dengan semangat gerakan
Meneropong pesatnya perubahan dan
pembaharuan untuk membebaskan umat
goncangan dahsyat yang dihasilkan, era
Islam dan bangsa Indonesia dari
millenium menjadi tantangan, dan tugas
penjajahan.[CITATION Sufirman \l 1057 ]
berat bagi pemuda generasi millenium.
Penjajahan terjadi menurut Tan Malaka
Dengan pilihan untuk melakukan
akibat keterbelakangan pemikiran, yang
modernisasi berfikir, yang
disebabkan kepercayaan terhadap hal-
keniscayaannya tidak mudah dilakukan
tanpa usaha yang sadar dan memiliki hal mistis. [CITATION Tan43 \l 1057 ]
rasa kepedulian. Alas logika diatas menjadikan HMI
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi Islam yang bercorak
merupakan organisasi kepemudaan yang Indonesia, karena sejak awal histori
turut andil dalam perjalanan bangsa HMI menampilkan modernisme dengan
Indonesia. Kelahirannya merupakan merumuskan konsep-konsep hidup
usaha sadar mahasiswa akan kondisi bernegara secara terus-menerus
bangsa Indonesia dan umat Islam ketika mengikuti zaman, yang mencapai
itu. Dipelopori Lafran Pane, dengan puncak gemilang dengan lahirnya Nilai-
beberapa faktor yang melandasi nilai Dasar Perjuangan (NDP) pada
berdirinya organisasi ini, yaitu: 1) tahun 1969 yang digagas oleh
penjajahan Belanda atas Indonesia dan Nurcholish Majdid (Cak Nur).
tuntutan perang kemerdekaan; 2) NDP, merupakan rumusan gagasan
kesenjangan dan kejumudan umat Islam ideologi yang bersumber dari al-Quran
dalam pengetahuan; pemahaman, dan dan Hadist, menekankan pentingnya
penghayatan serta pengalaman agama nilai ketauhidan, bahwa tauhid akan
Islam; 3) kebutuhan akan pemahaman berkosekuensi kepada lahirnya
dan penghayatan keagamaan; 4) pandangan tentang kemanusiaan,
munculnya polarisasi politik dan situasi kebebasan, keadilan, pergaulan sosial,
dunia internasional pada saat itu; 5) dan modernisasi pemikiran Islam.
berkembangnya faham dan ajaran Gagasan tersebut bersifat normatif dan
Komunis; 6) kedudukan perguruan applicable, dan sampai hari ini masih
tinggi dan dunia kemahasiswaan yang relevan menjawab tantangan pergantian
strategis; 7) kemajemukan bangsa masa, perjalanan bangsa dan negara
Indonesia; 8) tuntutan modernisasi dan Indonesia. Sehingga, NDP inilah yang
tantangan masa depan.[CITATION mewarnai perjuangan HMI, yang
Satria \l 1057 ], Faktor-faktor yang mengarahkan kepada modernitas Islam
melandasi ini menjadikan HMI sebagai yang mementingkan substansi dari
anak umat dan bangsa, dengan tujuan literalisme. [CITATION Sufirman \l
awal HMI yaitu: 1) Mempertahankan 1057 ]
Negara Republik Indonesia dan Oleh karenanya, dalam menjawab
mempertinggi derajat rakyat Indonesia; tantangan di era millenium, HMI mesti
dan 2) menegakkan dan melakukan rekontekstualisasi fungsi
mengembangkan ajaran Islam. sebagai organisasi perkaderan dan
[CITATION Sitompul \l 1057 ].

2
peranannya dengan pemahaman NDP bodoh dan rusak apabila tiada
sebagai gagasan ideologisnya. pengawasan dan bimbingan eksternal
Metode yang membantu manusia memahami
kebenaran. [ CITATION Harari \l 1057 ]
Jenis penelitian yang penulis gunakan
adalah penelitian kepustakaan (library Pada era millenium, pola pikir setiap
research), karena sumber data yang individu harus memiliki arah dan
digunakan berasal dari perpustakaan karakter agar dalam kehidupannya dapat
atau dokumentatif, dengan mengkaji menjunjung tinggi nilai kebenaran dan
literatur-literatur yang berkaitan dengan melakukan aktivitasnya berdasarkan
tema rekonstektualisasi fungsi dan peran nilai-nilai. Karakter dibentuk dengan
HMI di era millenium. [CITATION pemahaman sadar atas fungsi dan
Berg \l 1057 ] perannya sebagai manusia, yang
menjadikannya bekal dalam kehidupan
Selanjutnya, data yang diperoleh diolah masyarakat.
menggunakan metode analisis data
Manusia yang berkarakter adalah
kualitatif. Menganalisis data berarti
manusia yang memiliki kepribadian
secara sistematis menyusun,
yang dapat membedakan benar dan salah
mengintegrasikan, dan menyelidiki
serta mengetahui mana hal yang
untuk mencari pola hubungan dengan
dilaksanakan dan yang seharusnya
kondisi yang diharapkan, sehingga
ditinggalkan. Manusia yang memiliki
lahirlah gambaran konstekstualiasi HMI
kepribadian ini adalah manusia yang
dalam menjawab tantangan era
dibentuk dari proses pengajaran tentang
millenium. [CITATION Neuman \l 1057 ]
nilai-nilai kebaikan, yang ajaran tersebut
dia jadikan sebagai komitmen dan
Pembahasan keyakinannya, dan kemudian dia
jewantahkan kedalam tindak
Era millenium adalah sebuah era di perbuatannya. Manusia yang berkarakter
mana teknologi berkembang pesat dan dapat merespon situasi dengan cara yang
informasi terbuka selebar-lebarnya, yang baik dan bermoral. Prilaku baik yang dia
digambarkan oleh Mastuhu dengan jewantahkan akan berdampak baik
kehidupan yang sangat cepat, semakin terhadap lingkungan sosialnya dan juga
cepat, kompleks, dan sering kali dicontoh bagi siapa saja yang
mengejutkan karena banyak hal yang menginginkan menjalani kehidupan
terjadi diluar perhitungan akal dan dengan benar. Karakter yang baik
kehidupan manusianya yang dikenal merupakan aspek terpenting bagi
dengan masyarakat informasi. sumber daya manusia di muka bumi, dan
[ CITATION Mastuhu \l 1057 ] Gambaran merupakan aset berharga yang
kehidupan millenium adalah yang menjadikan manusia bermoral dan
mengarahkan manusia beraktivitas berintelektual tinggi.
dengan memanfaatkan kemajuan
Kini dunia semakin mengglobal, karena
teknologi dan informasi.
dalam era ini bisa dikatakan bahwa
Dalam kehidupan di masyarakat, konteks kemajuan teknologi dan
individu senantiasa memiliki informasi memiliki kencenderungan
kemampuan dan kesempatan sebagai berikut: 1) tingkat keruwetan
mengembangkan dirinya demi menjalani masyarakat semakin tinggi, 2) terjadi
kehidupannya yang lebih baik. Oleh restrukturisasi di berbagai bidang
karenanya, ilmu pengetahuan menjadi kehidupan dan prosesnya akan
alat manusia yang menginginkan berlangsung cepat, 3) pola komunikasi
kemajuan dikehidupannya. Meskipun dan interaksi akan berubah, 4) nilai-nilai
kemampuan dan kesempatan manusia kerja dan profesionalisme akan bergeser,
tersebut diterima secara luas, manusia 5) saling bergantung dan mempengaruhi
bisa dipandang sebagai makhluk yang

3
pada berbagai lapisan akan meningkat milenial lebih cenderung memilih ponsel
baik nasional maupun internasional, 6) dibanding TV, 3) milenial wajib punya
tuntutan otomatisasi untuk media sosial, 4) milenial kurang suka
mempertinggi efisiensi dan produktivitas membaca secara konvensional, 5)
akan meningkat, sehingga akan milenial cenderung tidak loyal tetapi
mendorong restrukturisasi kerja, 7) bekerja secara produktif, 6) milenial
interaksi manusia akan mengalami cenderung melakukan transaksi secara
restrukturisasi dan pergeseran ke arah cashless, 7) milenial lebih tahu
egaliterianisme dan demokrasi. Dari teknologi dibanding orang tua mereka,
kecenderungan diatas dapat kita lihat era 8) milenial memanfaatkan teknologi dan
ini bisa mendatangkan peluang atau informasi, 9) milenial cenderung lebih
melahirkan persoalan baru.[ CITATION malas dan komsumtif, dan lain-lain.
Efendi \l 1057 ] [ CITATION hit16 \l 1057 ]
Selanjutnya, dalam konteks komunikasi Berdasar karakter diatas, kita bisa
yang mengglobal, di era millenium melihat bahwa generasi milenial
komunikasi media elektronik menjadi memang cenderung komsumtif, dan juga
andalan transfer pengetahuan, generasi yang cenderung pemalas2.
menjadikan keterbatasan ruang dan Maka timbullah pertanyaan, apakah
waktu tidak lagi relevan. Kosekuensi semua perkembangan ini akan
dari perubahan berpengaruh secara melahirkan peradaban yang lebih baik?
mendasar pada pola berkiprah, berfikir, Kita bisa berasumsi bahwa
dan bermasyarakat dari pola yang perkembangan ini berefek sebaliknya.
konvensional. Kemudahan-kemudahan yang dihasilkan
Tentu, kehidupan manusia akan terus era ini secara mengejutkan justru
berubah dari masa kemasa. Melihat melahirkan kemudharatan.
potensi perubahan tersebut, era Donald Michael dalam [ CITATION Sar96
millenium akan menjadi sebuah
\l 1057 ] menyimpulkan bahwa “adalah
kebermanfaatan bagi kehidupan umat
suatu ironi besar dalam kebudayaan
manusia, dan juga bisa menjadi ancaman
kita bahwa salah satu premis paling
yang menyerang manusia. Di mana
dasarnya – yaitu, makin banyak
perubahan yang terjadi menyebabkan
informasi, semakin banyak ilmu
manusia memiliki pola pikir yang
pengetahuan, dan makin banyak
komsumtif.
pengetahuan, makin besar untuk
Perubahan gaya hidup yang komsumtif melakukan pengendalian – terpatahkan.
sangat terlihat pada generasi modern Sebagai gantinta, kita malah
atau yang biasa disebut dengan generasi menghadapi kenyataan yang tak
milenial (Millenium Generation). terelakan: semakin banyak informasi
Kehidupan generasi ini bersamaan telah menyebabkan semakin disadarinya
dengan perubahan tersebut. Generasi
milenial (atau disebut juga generasi Y) melihat produk itu dari iklan yang
ini lahir sekitar tahun 1980 sampai 2000. dipasarkan, tetapi dari review atau
Bisa dikatakan mereka adalah generasi testimoni orang yang telah membeli produk
muda hari ini, dengan rentangan umur itu di internet, dan mereka tidak ragu untuk
19 – 40 tahun. [ CITATION Lancaster \l membagikan pengalaman baik dan buruk
1057 ] Karakteristik dari generasi yang mereka dapati terhadap produk
milenial sebagai berikut: 1) milenial tersebut agar orang lain mendapatkan
lebih percaya user generated content informasi.[CITATION Cen10 \l 1057 ]
2
(UGC)1 daripada informasi searah, 2) Hal ini dikarenakan milenial menyukai hal
yang instan dalam segala hal, dalam arti
1
atau konten dan informasi yang dibuat ingin menjadi tidak terbebani oleh waktu
oleh perorangan. Contoh ketika ingin untuk mendapatkan apa yang dinginkan.
membeli sebuah produk, milenial tidak (ART)

4
bahwa segala sesuatunya tidak dapat mau dan mampu menyumbangkan ide
dikendalikan. Informasi tentang dan tenaganya bagi pembangunan
perusakan lingkungan, kekacauan bangsa dan negara. Tanpa peranan kaum
ekonomi, limbah beracun, keamanan milenial, yang secara umum masih
nasional, keretakan rumah tangga, atau memiliki idealisme daan tenaga yang
terhunyung-hunyungnya pendidikan tinggi, pembangunan tidak dapat
sekolah, semuanya menunjukkan arah dilakukan secara maksimal.
yang sama: kita tidak mampu Dalam perkembangan bangsa Indonesia
mengendalikan masyarakat kita, baik modern, gerakan mahasiswa merupakan
mengarahkannya secara informal dan kekuatan pressure gruop3 yang
mengaturnya secara formal, menuju berpengaruh dan penentu perubahan
masyarakat yang kita inginkan.” Lebih tatanan kemasyarakatan dan kenegaraan.
lanjut dia mengatakan: “...: tak Dalam sejarah, pase kebangkitan bangsa
seorangpun benar-benar paham tentang dimulai dengan usaha mahasiswa,
apa yang harus dilakukan dan sampai pada runtuhnya orde baru,
bagaimana mengendalikan situasi. kekuatan mahasiswa mampu monumen
Kecurigaan dan pertentangan yang mahasiswa dalam gerakan pembebasan
ditimbulkan oleh hal itu pada gilirannya dan kemerdekaan. Kesemua ini
mengrongrong upaya-upaya untuk memperlihatkan bahwa gerakan
memperoleh kendali demi mencapai mahasiswa itu bukanlah gerakan politik
tujuan-tujuan yang diinginkan, atau yang berorientasi kepada kekuasaan,
bahkan demi mempertahankan setting tetapi gerakan politik moral/nilai yang
norma yang andal, yang dengan berorientasi kepada pembelaan terhadap
demikian memperjelas indikator- segala kekuatan masyarakat, hanya
indikator ketidakkompetenan. Akhirnya, berpihak kapada kebenaran, keadilan,
informasi dalam bentuk studi-studi dan demokrasi, dan segera bertindak
masa depan dengan jelas menyiratkan apabila ada kesewenang-wenangan yang
bahwa masa depan segala sesuatunya dilakukan oleh penguasa.
sangat tidak mungkin untuk bisa
dikendalikan.” Sebagai bagian dari itu, Himpuan
Mahasiswa Islam (HMI), sebagai
Karenanya, era millenium menjadi organisasi kepemudaan dan
sebuah kenyataan yang menghasilkan kemahasiswaan Islam, menghayati nilai-
berbagai problem, yang solusi nilai tersebut dalam proses
pemecahannya menjadi tantangan yang kaderisasinya, menekankan pemahaman
harus dijawab demi kelangsungan hidup akan fungsi dan perannya dalam
fisik mapupun budaya manusia. mewujukan visi HMI.4
Sejarah Indonesia sampai hari ini
3
memberikan bukti valid bahwa generasi Adalah sekelompok orang yang bekerja
muda adalah potensi strategis bagi bersama-sama dalam mempengaruhi orang
bangsa. Hal ini didasari oleh kondisi lain atau pemerintah tentang subjek
sosial yang memiliki kesadaran yang tertentu, untuk mencapai hal-hal yang
tinggi dalam proses pembangunan. Dan mereka inginkan. Merupakan sinonim dari
juga, generasi ini juga memiliki waktu kata aktivis. (ART)
4
dan kesempatan yang luas dalam Visi HMI, sebagaimana yang tertulis pada
pasal 4 Anggaran Dasar (AD) HMI, yaitu:
mengaktualisasikan dirinya dalam upaya
“Terbinanya insan akademis, pencipta,
menjawab tantangan zaman. Hal ini
pengabdi, yang bernafaskan islam dan
sangat diperlukan, karena di masa depan
bertanggungjawab atas terwujudnya
aktor utama yang memainkan peran
masyarakat adil makmur yang diridhoi
adalah generasi muda. Sebagai bagian Allah SWT.”, yang kemudian tujuan ini
yang memiliki fungsi dan peran yang ditafsirkan dalam tafsir tujuan HMI, bahwa
strategis inilah, generasi milenial HMI memiliki visi mencetak pribadi kader
sebagai generasi muda bangsa harus yang berkualitas Insan Cita, dengan proses

5
Ciri khas kaderisasi (proses tersebut Dasar Perjuangan (NDP) HMI. NDP
dinamai dengan perkaderan) ini selalu menjadi gambaran bagaimana HMI
menempel pada HMI. Secara formal ciri memahami Islam sebagaimana yang
ini dicantumkan pada kongres ke-XXII tercantum dalam al-Quran, yaitu
di Jambi tahun 1999, yaitu pasal 7, 8, mengajarkan formulasi nilai-nilai
dan 9 Anggaran Dasar HMI yaitu, HMI kepribadian kader dalam menjalankan
berstatus organisasi mahasiswa, amanah Tuhan sebagai khalifah fil ardh.
berfungsi sebagai organisasi kader, dan NDP adalah landasan ideologis
berperan sebagai organisasi perjuangan. perjuangan HMI, sebagai ruh yang
[CITATION Pen02 \l 1057 ] Secara mendorong moral pergerakan kader.
aspiratif dimensi kemahasiswaan Pemahaman terhadap NDP diharapkan
sesungguhnya wujud keberadaan HMI, dapat menumbuhkan kepercayaan diri
karena di dalam dimensi ini terkandung kader akan keyakinan Ilahiyahnya,
juga pengertian terhadap alam membangun semangat humanisme
kehidupan yang dilakoninya, yaitu alam dalam hubungan antar manusia, dan
kepemudaan, alam kependidikan dan sebagai sumber moral yang mengiringi
perkaderan, dan alam kehidupan ilmu pengetahuan dalam membangun
keilmuan atau karakteristik keberadaan peradaban kemanusiaan.
generasi muda yang memiliki kumpulan
utama sifat kaum muda, seperti Perumusan NDP, sebagaimana yang
kepeloporan, kritis, kreatif, semangat diungkapkan Nurcholish Madjid (Cak
patriotis dan rensponsif. Dengan Nur) dalam [ CITATION Sufirman \l 1057
kemampuan ini, HMI mampu menjawab ], diinspirasi oleh beberapa faktor: 1)
tantangan masa kini dan akan datang. tiada bacaan yang komprehensif dan
[ CITATION Azi97 \l 1057 ] sistematis tentang pemikiran Islam. 2)
kecemburuan terhadap anak-anak muda
Melihat hal demikian, HMI sebagai komunis, yang oleh partainya, dibekali
organisasi senantiasa melakukan buku pedoman kecil tentang marxisme
perombakan, pembaharuan, perbaikan, berjudul Pustaka Kecil Marxis (PKM).
dan penyempurnaan terhadap koteks 3) ketertarikan terhadap buku Willy
tatanan masyarakat yang tidak sesuai Eicher, Fundamental Values and Basic
dengan tuntutan kontemporer. Maka Demand of Democratic Socialis. Tulisan
kaderisasi HMI melahirkan kader-kader ini merupakan upaya reformasi ideologis
yang menjadi problem solver, dapat bagi Partai Sosialis Demokrat Jerman di
merespon permasalahan yang terjadi di Jerman Barat. Dan tidak bisa juga lepas
masyarakat, bahkan mengantisipasi bahwa NDP dirumuskan karena
permasalahan tersebut, maka dapat semangat awal berdirinya HMI, yaitu
diamati kontribusi fungsi dan perannya merespon kondisi yang dihadapi oleh
dalam kehidupan masyarakat. bangsa Indonesia terkhusus umat Islam,
Dan tentu, disamping fungsi dan kondisi kepemudaan , kemahasiswaan,
perannya dalam masyarakat, HMI juga dan perguruan tinggi waktu itu. Dan
menjadikan penegakkan dan oleh karena itu, Cak Nur ingin agar NDP
pengembangan ajaran Islam sebagai sebagai ideologi dapat bersaing dengan
salah satu tujuannya. Dengan begitu ideologi-ideologi lain, dan dapat
Islam dijadikan sebagai landasan/asas merespon tantangan masa depan.
organisasi, dan HMI menjadi kelompok Secara garis besar, NDP membahas
intelektual pembaharu pemikiran Islam. tujuh persoalan yang membangun
Dalam menampung pemahaman ini, perjuangan HMI, 1) dasar-dasar
HMI menuangkannya dalam sebuah teks kepercayaan, 2) pengertian-pengertian
pedoman yang diberi nama Nilai-nilai dasar tentang kemanusiaan, 3)
kemerdekaan manusia (ikhtiar) dan
perkaderan yang merupakan fungsi dari keharusan universal (taqdir), 4)
HMI. (ART)

6
Ketuhanan Yang Maha Esa dan dicermati dan menjadi landasan dalam
perikemanusiaan, 5) individu dan mengambil langkah-langkah untuk
masyarakat, 6) keadilan sosial dan menghadapinya: 1) revolusi teknologi di
keadilan ekonomi, 7) kemanusiaan dan dunia berakibat kepada meningkatnya
ilmu pengetahuan. Kemudian tujuh produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
bahasan ini diikhtisarkan dalam tiga yang pesat sehingga terjadi perubahan
kata: iman, ilmu, dan amal.5 [ CITATION pola hidup manusia, 2) perkembangan
Sufirman \l 1057 ] teknologi yang pesat merupakan
tantangan dan mesti dijawab dengan
Dengan meintegrasikan iman, ilmu, dan
menjadikannya peluang, dengan
amal ini, harapannya HMI menjawab
kerakter dan ilmu pengetahuan sebagai
tantangan era millenium, yang menuntut
sumber daya utama, menggatikan
manusia mampu hidup berkembang
modal, kekayaaan alam, maupun tenaga
dengan mengikuti kemajuannya dan
kerja, 3) digitalisasi, globalisasi, dan
tidak melupakan karakter sebagai bentuk
futurisasi berkembang dalam kehidupan
penghayatan nilai-nilai. Kita mesti
plural, sehingga persaingan antar negara
memahami manfaat dan mudharat
beralih ke pertarungan ilmu
teknologi informasi, karena dengannya
pengetahuan, teknologi, dan kekuatan
bisa dimanfaatkan untuk mencapai
ekonomi terpadu.
tujuan. Secara ideal, kita harus
mengembangkan kecakapan khas dalam Pada tingkat organisasi, bisa dikatakan
menciptakan dan memanfaatkan organisasi yang berkembang di era ini
teknologi, memodifikasi sedemikian adalah organisasi yang memiliki: 1)
rupa dengan konsep ideologis dan memiliki visi, misi, nilai yang
kultural dari peradaban yang di tuju, dan diperjuangkan, dan slogan, 2) memilki
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan climate-building skills (keterampilan
keperluan kita. membangun skill), termasuk team
building (membangun tim), iklim
Terkait dengan fenomena yang terjadi
organisasi yang positif, 3) komunikasi
pada era ini, ada tiga hal yang mesti
yang efektif, 4) change-driven
5 (mendorong perubahan), 7) memiliki
Kesimpulan ini Cak Nur rumuskan sebagai
competitive advantage (keunggulan
bentuk implementasi nilai-nilai yang beliau
yang kompetitif), dan 8) people-driven
dapatkan melalui interpretasi mendalam
terhadap al-Qur’an dan Sunnah. (para pendobrak, pendorong).[ CITATION
Pemahaman terhadap iman membuat Efendi \l 1057 ]
manusia, secara personal, menyadari bahwa Berdasarkan pemaparan diatas, HMI
kehidupan kita bergantung terhadap nilai, dalam menjawab tantangan ini mesti
dan iman merupakan sandaran dari nilai memiliki delapan hal diatas. Dan hal ini
kita, keyakinan kepada Allah adalah segala- dapat dicapai dengan memahami
galanya, dan sumber kebenaran, melahirkan kembali konteks (rekontekstualiasi)
Syahadat dengan pengakuan bahwa Tiada fungsi HMI sebagai organisasi
tuhan kecuali Allah, yang pernyataan ini perkaderan dan perannya sebagai
melahirkan tindakan menjalankan perintah-
organisasi perjuangan.
perintahNya, dan menjauhi larangan-
larangannya, dan berorientasi innalillahi wa Rekontekstualisasi atau memahami
inna ilaihi. Kemudian, iman mengarahkan ulang konteks merupakan usaha yang
manusia untuk mewujudkan Islam dengan melakukan pemaparan kembali tentang
ilmu, mendalaminya dengan sungguh- suatu proses, dan dibuat relevan dengan
sungguh, merespon perubahan yang kondisi, masa, dan budaya hari ini.
diciptakan sejarah. Dan imu menjadikan Dengan kata lain, proses ini adalah
personal ini menjadi muslim yang dalam akulturasi yang direlevansikan dengan
amalnya mewujudkan kebaikan, dan worldview (cara pandang dunia) era
progresif dalam menjawab tantangan masa millenium. Menurut Kraft: “worldview
depan. (ART)

7
is culturally structured assumptions, fungsi HMI dilakukan dengan
values, and commitments underlying a merelevankan pola perkaderan HMI,
people’s perpection of baik secara formal yaitu training dan
reality.6”[ CITATION Cha \l 1057 ] informal yaitu kehidupan berorganisasi,
mengarah kepada pengembangan
Dalam konteks fungsi dan peran HMI,
intelektualitas dengan modernisasi
rekontekstualiasi berarti melakukan
pemikiran keislaman di era millenium.
usaha pemaparan fungsi dan perannya
agar relevan dengan era millenium. HMI Kemudian, peran HMI sebagai
dapat menjawab tantangan tersebut organisasi perjuangan, memperjuangkan
dengan upaya modernisasi NDP HMI dengan menyinkronkannya
keorganiasisan HMI, dalam arti, dengan fungsi HMI sebagai wadah
menurut Cak Nur, pengembangan intelektual, sehingga
merasionaliasikan/perombakan cara HMI di era millenium masih sanggup
berfikir dari tata kerja lama, dan mencetak kader “insan cita”, yang
mengganti dengan pola kerja baru yang merupakan tujuan dari HMI.
bersifat rasional. Dengan tujuan
menciptakan daya-guna fungsi dan
peran HMI dan efesiensi yang Referensi
maksimal. [CITATION Mad13 \l 1057 ]
Modernisasi pemikiran ini diarahkan
kepada kecenderungan generasi milenial
pada pengatan karakter dan usaha
maksimal dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, yang berdasar kepada cita-
cita HMI, memberikan kontribusi
kemajuan bagi peradaban umat manusia,
terkhusus umat Islam dan Bangsa
Indonesia

Kesimpulan
Tantangan era millenium, dengan
generasi milenial sebagai aktor utama
penggeraknya, adalah hadir dan hasilnya
kehidupan mereka dengan kemajuan
teknologi, digitalisasi, dan revolusi
informasi, yang berdapak kepada prilaku
konsumtif dan malas dalam berbuat.
Sebagai organisasi kepemudaan yang
anggota/kadernya hari ini merupakan
generasi milenial, HMI mesti menjawab
tantangan era millenium dengan
rekonstektualisasi fungsi dan perannya.
Rekonstektualisasi degan bentuk
melakukan usaha yang relevan dengan
kondisi era millenium. Rekonstektualiasi
6
Berarti “cara pandang dunia adalah
struktur budaya yang berupa asumsi-
asumsi, nilai-nilai, dan komitmen yang
didasari perspektif masyarakat tentang
realitas.”

8
Aditya, R. (2010). Millenials: A Portrait of Generation Next. Pew Research Center, Pew
Research.
Aziz, H. A. (1997). Dalam Kemandirian, Keintelektualan, Keprofesian, Membina
Marwah Bangsa. Dalam A. Sitompul, Pemikiran HMI dan Relevansinya dengan
Sejarah Perjuangan Bangsa. Yogyakarta: Penerbit Aditya Media.
Chulsum, U., & Novia, W. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Terbaru.
Surabaya: Yoshiko Press.
Efendi, A. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21, Kritik MI, EI, SQ, AQ, dan Successful
Intellegence Atas IQ. Bandung: Alfabeta.
Harari, Y. N. (2018). Homo Deus, Masa Depan Umat Manusia. (Y. Musthofa, Penerj.)
Ciputat: PT. Pustaka Alvabet.
hits.com. (2016). www.hits.com. Diambil kembali dari www.hits.com:
https://www.hits.com/kenali-lebih-jauh-karakteristik-generasi-millenial-lewat-7-
poin-ini/
Kraft, C. H. (t.thn.). Christiany in Culture.
L, B. B. (2001). Qualitative Reaserch Metodhs for Social Sciences. Massachussets: Allyn
and Bacon.
Lancaster, L. C., & Stillman, D. (2002). When Generations Collide: Who They Are. Why
They Clash, How to Solve the Generational Puzzle at work. New York: Harper
Collins.
Madjid, N. (2013). Modernisasi Ialah Rasionalisasi Bukan Westernisasi. Dalam N.
Madjid, & A. E. Santoso (Penyunt.), Islam, Kemoderenan, dan Keindonesiaan.
Bandung: Mizan.
Malaka, T. (2000). Madilog. Jakarta: Teplok Press.
Mastuhu. (2003). Menata Ulang Sistem Pendidikan Nasional Abad 21. Yogyakarta:
Safira Insania Press.
Neuman, W. L. (2015). Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. (E. T. Sofia, Penerj.) Jakarta: PT. Indeks.
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam. (2002). Hasil-hasil Kongres ke-XXII HMI
di Jambi 29 November-5 Desember 1999. Jakarta: Pusat Data dan Informasi PB
HMI.
Sardar, Z. (1996). Tantangan Dunia Islam Abad 21 Menjangkau Informasi. (A. P. Hasan,
Penerj.) Bandung: Mizan.
Satria, H. W. (2010). Lafran Pane Jejak Hikayat dan Pemikirannya. Jakarta.
Silalahi, T. S., & dkk. (2019). Pemuda Milenial. Sukabumi: CV Jejak.
Sitompul, A. (2008). Menyatu dengan Umat Menyatu dengan Bangsa (Pemikiran
Keislaman-Keindonesian HMI 1947-1997).

9
Sufirman. (2017). Modernitas dan Globalisasi (Tafsir Konsep Modernitas dan
Keindonesiaan HMI dalam Tantangan Abad 21). Makassar: CV. Sosial Politic Genius

10

Anda mungkin juga menyukai