Anda di halaman 1dari 5

Arah Gerak HMI Menghadapi Perubahan Masa Kini

Oleh : Fatra Kurniawan

Pergolakan Arus Perubahan Dari Masa Ke masa

Keadaan bangsa saat ini khususnya masyarakat islam di Indonesia tidak bisa di lepaskan dari
intervensi arus modernitas yang begitu deras, baik di analisis dari segi sosiologi klasik, sosiologi
modern, sampai sosiologi kritik tetap saja di teropong adalah perubahan. sehingga dimana saja
perubahan itu berpijak hari ini adalah pada garis modernitas ingin lebih sedidit lebih kedepan.
Sebab, berbicara Islam di Indonesia hari ini, pada dasarnya juga berbicara dan berfikir tentang
Indonesia itu sendiri secara utuh.

Membincang himpunan mahasiswa Islam (HMI) tak pernah lepas dengan wacana ke Bangsaan
dan Indonesian. Kelahiran HMI yang hampir sama dengan kelahiran Negara ini
secara dejure seolah-olah membuat HMI dan Indonesia adalah saudara kembar. Kelahiran HMI
di tanggal 4 februari 1947 dan kelahiran Indonesia di tahun 17 agustus 1945 membawa dinamika
tersendiri sejak lalu hingga dalam konteks kekinian. Perjalanan Himpunan Mahasiswa islam
(HMI) Sebagai Organisasi hingga sampai saat ini bukanlah sebuah perjalanan yang begitu
mudah, dimana HMI mengalami berberapa Fase hingga menutut untuk selalu tetap survive
dalam mempertahankan Ideologi di setiap perubahan yang terjadi hingga yang terakhir fase
reformasi. Kader HMI menjadi benteng pertahanan anak muda dan mahasiswa dalam menjaga
Negara kesatuan republik Indonesia serta ikut serta dalam mendesain Indonesia hari ini. Hal ini
dibuktikan begitu banyak para alumni HMI menjadi bagian di pimpinan Negara ini. Tetapi, masa
masa fase terakhir saat ini, kader HMI telah banyak di nina bobok kan oleh kondisi perubahan.
Sedangkan dalam konteks ideologinya sendiri yakni nalar keislamannya sudah mulai memudar
bagi kader kadernya sehingga tidak jarang jika HMI yang dahulu disebut himpunan mahasiswa
islam kini masyarakat mengenalnya dengan Himpunan Mahasiswa Indonesia. Model gerak dan
perjuangan HMI pun dewasa ini semakin pragramatis praktik dan tenggelam dalam tarian-tarian
politik baik itu dari kalangan politikus KAHMI maupun gerbong kepentingan politik lain.
Dalam konteks kekinian HMI telah kehilangan elan vitalnya yakni komitmen keislaman, etos
intelektual, independensi, dan keberpihakan kepada rakyat akibat tidak ada lagi ruang yang
kondusif bagi upaya membangun wacana yang relevan dengan agenda reformasi bangsa saat ini.
Sehingga dibutuhkan sebuah upaya untuk mereposisi kembali pemikiran-pemikran HMI dalam
lanskap-lanskap intelektualitas dan keislaman.

Melihat kondisi yang terjadi hari ini terhadap kader HMI, kita harus memahami bahwa HMI
telah dibuktikan dalam sejarah dan perkembangannya, maka pada hekekatnya bahwa organisasi
ini sebagai pembinaan kader yang diarahkan dalam rangka pembentukkan pribadi kader yang
sadar akan keberadaannya sebagai pribadi muslim, khalifah di muka bumi dan pada saat yang
sama tersebut harus menyadari pula keberadaannya sebagai bangsa Negara Indonesia yang
bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita bangsa ke depan.

Paradigma Gerakan Mahasiswa dan Intelektual

Mahasiswa dan gerakan intelektual adalah dua hal yang sangat erat kaitannya karena mahasiswa
dan intelektual dilahirkan dari rahim yang sama yakni kebenaran dan perlawanan atas
penindasan. Gerakan mahasiswa yang memposisikan sebagai motor penggerak perubahan tentu
sangat bergantung pada nalar dan pemikiran sebagai modal atas perubahan itu sendiri. Sejarah
mahasiswa menorehkan banyak sekali prestasi yang mampu membuat jiwa ini bisa
menyombongkan diri atas apa yang sudah terjadi. Beberapa peristiwa yang mampu diselesaikan
contohnya peristiwa penumpasan PKI, malapetaka Januari, sampai peristiwa Mei 1998. Namun
hal itu hanya akan menjadi angin lalu yang hanya diulang cerita dan terus diulang tanpa
menghasilkan sebuah kongklusi atas permasalahan di tengah masyarakat yang tak ubahnya
sebagai romantisme sejarah. Hal ini bisa kita lihat betapa hebatnya mahasiswa dengan
pemikirannya sehinggga mampu menorehkan catatan indah dalam sejarah Indonesia. Sehingga
erat kaitannya mahasiswa dan pemikiran atau intelektual.

Pada era pasca reformasi hingga hari ini, mahasiswa harus tetap menjadi garda terdepan untuk
menjadi bagian penting bagi Bangsa Indonesia, karena proses perjuangan masa lalu bukanlah
menjadi sebuh dongeng sebelum tidur tetapi menjadi spirit motivasi untuk tetap survive di setiap
masanya. HMI lahir di tengah-tengah masyarakat dengan pemikirannya yang kritis, maka HMI
pada hari ini juga harus berjuang dengan pemikirannya. Budaya diskusi, kajian dan membaca
harus terus di galakkan agar seluruh mahasiswa kader HMI belajar untuk melatih nalar fikir nya
dalam memberikan solusi konkrit atas kondisi bangsa hari ini. Paradigma gerakan intelektual
mahasiswa bisa jadi semakin hari semakin menurun, hal ini dilihat banyak mahasiswa lebih
berfikir instan bahkan hedonis fragmatis. Teknologi menjadi alasan untuk mengikuti perubahan
zaman, tetapi mereka tidak sadar ketika perubahan itu tidak di kaji secara kritis maka bangsa
Indonesia akan menjadi korban perubahan dunia. Maka disanalah peran mahasiswa sebagai
kelompok Intelektual untuk mulai berfikir cerdas dalam menelaah perubahan dan memberikan
solusi konkrit terhadapt perubahan kepada bangsa dan dunia.

HMI harus kembali pada jati diri nya sebagai organisasi mahasiswa yang haus akan ilmu
pengetahuan, melalui budaya membaca, menulis, diskusi bahkan menganalisis kondisi sosial
yang terjadi dilingkungannya dengan memberikan konsep ide pemikiran yang baru agar
terciptanya perubahan yang lebih baik. HMI harus menjadi motor penggerak intelektual dalam
mempelopori setiap ruang ruang perubahan, karena itulah yang dilakkukan oleh para pejuang-
pejuang HMI terdahulu, hingga HMI tetap eksis hingga hari ini.

Kembali Ke Khittah Perjuangan

HMI adalah organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan yang hingga hari tetap ada
keberadaannya secara de jure maupun de fakto. Tetapi harus kita akui bahwa hingga hari ini
kepercayaan masyarakat terhadap HMI sebagai organisasi kader dan perjuangan sudah semakin
mundur dari sebelumnya. Hal ini karena kader HMI sudah semakin asyik menikmati alunan
pesta politik yang di kelola oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab, bahkan secara
pengkaderan sudah semakin jauh dari rel yang sebenarnya Sehingga output kader jadi semakin
liar. Maka sudah saatnya HMI harus bertobat dan kembali pada khittah perjuangan HMI yang
sebenarnya sebagai mahasiswa islam yang berjuang untuk Agama dan Negaranya secara
intelektual. Khittah Perjuangan HMI merupakan dokumen yang menggambarkan konsepsi ide
sebagai upaya kader memberi penjelasan tentang cara pandang HMI mengenai eksistensi,
kebenaran yang wajib diperjuangkan, jalan hidup yang wajib dijunjung tinggi, cita-cita yang
perlu diraih, dan nilai-nilai yang menjiwai kehidupan secara individual maupun sosial.

Khittah Perjuangan merupakan paradigma yang menjelaskan tentang pilihan ideologis, yaitu
prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dianut oleh HMI sebagai tafsir utuh antara azas, tujuan, usaha
dan independensi HMI. Definisi ini merupakan kelanjutan dan pengembangan dari berbagai
tafsir azas yang pernah lahir dalam sejarahnya. Tercatat bahwa sejak didirikanya di Yogyakarta
pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H atau 5 Pebruari 1947 M, HMI pernah memakai sejumlah
tafsir azas seperti; tafsir azas HMI (1957), Kepribadian HMI atau Citra Diri (1963), Garis-garis
Pokok Perjuangan (1967) dan Nilai-nilai Dasar Perjuangan (1969).

Muatan Khittah Perjuangan, merupakan penjabaran konsepsi filosofis azas, tujuan, usaha dan
Independensi. Azas menjelaskan landasan keyakinan HMI tentang ketuhanan, kesemestaan,
kemanusiaan dan kemasyarakatan, semangat perjuangan dan hari kemudiaan sebagai konsepsi
cita-cita masa depan kehidupan manusia. Keyakinan tersebut merupakan akar dari segenap
perbuatan manusia untuk menyempurna manusia sebagai insan kamil. Keyakinan dalam Islam
tertuang dalam prinsip tauhid yang mengingkari segenap penghambaan, ketundukan dan
keterikatan kepada hal-hal yang menyebabkan hilangnya kesempatan menyempurna menuju
kedekatan tertinggi di hadapan Allah SWT. Keyakinan ini tidak dipahami secara dogmatis
melainkan dibenarkan oleh kesadaran yang sejenih-jernihnya. Tujuan khittah perjuangan
merupakan penjabaran mengenai tujuan individual, sosial dan hakikat perkaderan sebagai upaya
sistematis HMI menuju cita-cita tersebut. Sedangkan Tafsir usaha dan independensi yang
dimaksudkan adalah untuk memberi penjelasan mengenai proses perjuangan yang diridhai untuk
mencapai cita-cita. Sedangkan secara dinamis Independensi merupakan nilai yang menyemangati
proses perjuangan sehingga perlunya konsep kemandirian dan kemerdekaan menentukan sikap
untuk berpihak kepada kebenaran.

Berdasarkan dari definisi Khittah perjuangan, HMI hari ini harus mulai mereposisi kadernya
dalam lanskap Intelektual dan keislaman serta kembali kepada khittah perjuangan HMI yang
sebenarnya. Ketika HMI hari ini mampu menjadi garda terdepan membela kaum tertindas dan
menampilkan Indonesia di mata dunia dengan cara Independen tanpa ada intervensi dari pihak
senior manapun, maka HMI akan semakin diakui keberadaannya. Karena penawaran ide yang
diberikan adalah hasil dari laboratorium pemikiran anak muda untuk Indonesia, bukan dari hasil
titipan pemikiran para senior yang takut akan perubahan. Karena kelompok yang di tunggu
Indonesia hari ini adalah konsep anak muda yang memiliki segudang perubahan yang di takuti
oleh kelompok orang-orang tua. Maka disanalah HMI mulai ambil peran menawarkan konsep
keislaman dan keindonesiaannya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BIODATA
Nama : Fatra Kurniawan
Tempat Tanggal Lahir : Semelako, 13 September 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Warga Negara : Indonesia
Umur : 24 Tahun
Domisili Asal : Bengkulu
Alamat Sekarang : Jalan Buncit raya No 17. Jakarta Selatan
HP : 085279836488
Email : Fatrakurniawan@yahoo.co.id

PENDIDIKAN FORMAL

Sekolah Dasar Negeri 11 Lebong 1997-2003


Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lebong 2003-2006
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lebong 2006-2010
Universitas Muhammadiyah Bengkulu 2011- 2015
Uni. Muhammadiyah Prof. Hamka Jakarta 2016 - sekarang

PENGALAMAN PENGKADERAN INTERNAL HMI

MAPERCA 2011 KOMISARIAT UNMUH BENGKULU


LATIHAN KADER 1 2011 KOMISARIAT UNMUH BENGKULU
LATIHAN KADER II 2013 HMI CABANG BENGKULU
TRAINING INSTRUKTUR 2014 HMI CABANG BENGKULU

Anda mungkin juga menyukai