A. Silabus
JENJANG:
LATIHAN KADER I
KONSTITUSI HMI
ALOKASI WAKTU:
10 JAM
1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prof. DR. Mukhtar Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH, Pengantar Ilmu Hukum; Suatu
pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 2000.
Prof. Chainur Arrasjid, SH. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000
Literatur lain yang relevan.
B. Materi Terurai
Pengertian
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi dasar dan sumber semua
peraturan perundangan yang dibawahnya dalam suatu organisasi/negara.
Konstitusi : - Aturan pokok
- Hukum pokok
Quran & Hadist
Pancasila & UUD 1945
AD/ART
Islam
Indonesia
Organisasi
Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan piagam (sebagai dasar
pijakan) :
1. Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang berlaku dalam suatu
organisasi/negara.
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah yang penting harus
dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas-azasnya saja.
3. Sifatnya
Universal
Fleksibel
Luwes
PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)
Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran
1. Monotheisme
Konsep tauhid terdapat dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan akhir pasal 47
2. Persatuan dan kesatuan
Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37
3. Persamaan dan keadilan
Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40
4. Kebebasan beragama
Terdapat pada pasal 25
5. Bela negara
Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44
6. Pelestarian adat yang baik
Terdapat dalam pasal 2 10. Adat yang dipertahankan seperti gotong-royong, pembayaran diat dan
tebusan tawanan.
Ruang Lingkup Konstitusi HMI
Mukadimmah
Alinea 1 : Landasan Teologis
Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19)
Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172)
Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30)
Pengabdian diri (Az-Zariat 56)
Alinea 2 : Landasan Ideologis
Azas keseimbangan (Al-Qashash 77)
Duniawi Ukhrawi, Individu Sosial, Iman Ilmu Amal
Panduan Utuh kehidupan : Islam
Islam harus menghadapkan dirinya pada realitas sosial
Islam dijadikan sebagai senjata ideologis dalam melakukan perubahan sosial
Alinea 3 : Landasan Kebangsaan
Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT (At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25)
Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam) (Al-Anfal 61, Al-Jumah 10, Ar-Radu 11)
HMI harus punya kepedulian terhadap permasalahan-permasalahan kebangsaan
Membentuk masyarakat Adil makmur yang diridhoi Allah SWT
Alinea 4 : Landasan Keumatan
Membangun ukhuwah islamiyah
HMI harus punya kepedulian terhadap permasalahan-permasalahan keumatan
Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56)
Membentuk masyarakat Adil makmur yang diridhoi Allah SWT
Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga Pengembangan Profesi pun semakin menarik
sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya lembaga Pengembangan Profesi ditunjukkan dari :
Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga Pengembangan Profesi,
struktur organisasi dan wewenang lembaga Pengembangan Profesi
Keinginan untuk menjadi lembaga Pengembangan Profesi otonom penuh terhadap organisasi induk
HMI
Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Tekhnik Mahasiswa Islam (LTMI),
Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya
dengan latar belakang di atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan Kongres dengan
memberikan status otonom penuh kepada lembaga Pengembangan Profesi dengan memberikan hak yang
lebih kepada lembaga Pengembangan Profesi tersebut, antara lain :
a. Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai rayon
b.
c.
Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan lembaga, namun di lain
pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan justru menimbulkan permasalahan serius. Ini
dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat
tersebut lembaga Pengembangan Profesi sudah cenderung mengarah kepada perkembangan untuk
melepaskan diri dari organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di Malang tahun 1969
antara lain melalui papernya mempertanyakan :
a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b.
Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga Pengembangan Profesi adalah bagian mutlak
dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb.
Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi menjadi permasalahan
dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga Pengembangan Profesi perlahan-lahan
mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud tentang pengaturan
kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978.
Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya kembali, lembaga
Pengembangan Profesi yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di Ujung Pandang. Kemudian LK menjadi
perhatian/alternatf baru bagi HMI karena gencarnya isu profesionalisme. Melalui kongres XVI di Padang
tahun 1986 pendayagunaan LK kembali dicanangkan.
Lembaga Pengembangan Profesi
Yang dimaksud dengan Lembaga Pengembangan Profesi adalah badan-badan khusus HMI (diluar KOHATI,
BPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang
garapan) masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan dalam proses
pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapa dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian
HMI yang meliputi :
1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah Rasul yakni dasar keyakinan bahwa Tiada
Tuhan melainkan Allah, dan Allah adalah merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan.
2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan akhirat, jasmaniah dan
rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan kritis, hingga memilki
kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan cepat memberikan
respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga memiliki fungsi pelopor yang militan.
5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader seluruh umat Islam
Indonesia menuju persatuan nasional.
6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotik mengutamakan
kepentingan bersama bangsa datas kepentingan pribadi. Memihak dan membela kaum-kaum yang
lemah dan tertindas dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan
manifestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan makmur
yang diridhoi oleh Allah SWT.
Dilihat dari jenisnya, maka lembaga Pengembangan Profesi yang pernah ada :
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Lagu yang
HYMNE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bersyukur dan Ikhlas
Himpunan Mahasiswa Islam
Yakin Usaha Sampai
Untuk kemajuan
Hidayah dan taufiq
Bahagia HMI
Berdoa dan Ikrar
Menjunjung tinggi syiar Islam
Turut Quran dan hadist
Jalan keselamatan
Ya Allah berkati
Bahagia HMI
Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan secara khusus dijelaskan
dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi sebagai penjelasan teknis hal-hal yang
dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Secara hirarki hukum
konstitusi merupakan aturan tertinggi.