MISSION HMI
SENIOR COURSE
Oleh :
Lailatul Afifah
CABANG PAMEKASAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Lailatul Afifah
2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MISSION HMI
A. Bahan Pembelajaran
3
pembaharuan
: c. Modal social mahasiswa
2. Hakikat keberadaan HMI
a. Makna HMI sebagai Organisasi yang
berasazkan Islam
b. Makna Independensi HMI
3. Tujuan, fungsi dan peran HMI
a. Penjelasan Tafsir Tujuan
b. Penjelasan fungsi dan peran Strategis HM
4. Hubungan antara status, sifat,
asas,tujuan,fungsi dan peran HMI secara
Integral
5. Strategi implementasi Tujuan HMI
Instrumen 1. Afektif 50 %
Penilaian : 2. Konitif 30 %
3. Psikomotorik 20 %
B. Aktivitas Pembelajaran
4
untuk mengisi materi.
2 Aktivitas Utama :
a) Pemateri menjelaskan Ceramah
Mission HMI
b) Hubungan Antara mission Branstorming 4 jam
HMI dan Khalifah Fil Ard
c) Pemateri memberikan Diskusi
kesempatan kepada peserta
untuk bertanya.
3 Penutup :
a) Pemandu memberikan ice Ceramah 5 menit
breaking kepada peserta
b) Pemandu melakukan Diskusi 10 menit
penajaman kembali materi
Mission HMI kepada
peserta.
c) Pemandu menutup sesi
dengan mengucapkan
Alhamdulillah
5
Mission merupakan tugas dan tanggung jawab yang diemban, sehingga
mission HMI dapat diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diemban
oleh kader HMI. Sebagai organisasi kader yang memiliki platform yang jelas,
sejak awal berdirinya HMI mempunyai komitmen asasi yang disebut dengan
dua komitmen asasi, yakni (1) Mempertahankan negara Republik Indonesia
dan mempertinggi derajat bangsa Indonesia, yang dikenal dengan komitmen
kebangsaan, dan (2) Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam, yang
dikenal dengan wawasan keislaman/keumatan. Kesatuan dari kedua wawasan
ini disebut dengan wawasan integralistik, yakni cara pandang yang utuh
melihat bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus
dilakukan sebagai warga negara dan umat Islam Indonesia. Penerjemahan
komitmen HMI ini disesuaikan dengan konteks jaman, sehingga HMI selalu
aktual dan mampu tampil di garda terdepan dalam setiap even.
Bila dicermati belakangan ini bisa dikatakan bahwa HMI mengalami
stagnasi, untuk tidak dikatakan degradasi. Hampir tidak ada gagasan cerdas
yang disumbangkan oleh HMI di tengah carut marut dan tunggang
langgangnya tatanan republik ini, dimana masalah disintegrasi perlu segera
diatasi, masalah ekonomi mendesak untuk segera diperbaiki, masalah
supremasi hukum yang harus ditegakkan, masalah pendidikan mendesak
untuk diperhatikan, dan masalah-masalah lain yang melingkari, seperti
budaya, pertahanan keamanan, yang kesemuanya membutuhkan penanganan
secepatnya. Singkatnya, Indonesia sekarang sedang diterma krisis multi
dimensional. Di tengah kondisi ini, komitmen HMI tidak lebih dari sebatas
slogan tanpa jiwa. Oleh sebab itu untuk mendongkrak kembali ghirah kader
HMI dalam berperan serta untuk penyelesaian problematika bangsa dan umat
perlu adanya reaktualisasi mission HMI dalam jiwa kader HMI melalui proses
perkaderan yang selama ini perjalanannya tidak lebih hanya sebagai proses
pencapaian status dengan meninggalkan makna sesungguhnya, yaitu sebagai
proses pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan kemampuan,
yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian seorang muslim
yang utuh (kaffah), sehingga kader HMI memiliki keberpihakan yang jelas
6
terhadap kaum tertindas (mustad’afin) dan melawan kaum penindas
(mustakbirin).
HMI sebagai organisasi berbasis mahasiswa yang merupakan kaum
intelektual, generasi kritis, dan memiliki profesionalisme harus mampu
menjadi agen pembaharu di tengah masyarakat dan kehidupan bangsa. Karena
mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa dalam tatanan kehidupan
bangsa dan negara, maka seluruh gerak perubahan yang terjadi di bangsa ini
dimotori oleh kelompok mahasiswa dan pemuda, mulai dari proklamasi,
revolusi, hingga reformasi, selalu ada andil mahasiswa. Namun demikian arah
perubahan harus sesuai dengan usaha untuk mewujudkan masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT sebagaimana termaktub dalam penggalan
tujuan HMI. Dalam perjalanannaya, gerakan mahasiswa begitu dimanis,
mengikuti perkembangan jaman dan selalu eksis dalam setiap momen penting
kebangsaan. Kekonsistenan itu harus diiringi oleh pegangan yang teguh
terhadap idealisme dan menjaga sikap hanif sehingga kehadiran mahasiswa
sebagai kaum intelektual yang dalam tatanan sosial masyarakat mendapat
tempat yang penting sebagai embun penyejuk. Untuk itulah HMI sebagai
organisasi mahasiswa harus mampu menetaskan kader-kader yang berkualitas
insan cita sebagaimana yang tersurat dalam tujuan HMI “Terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, dan bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4
AD HMI).
B. Hakekat Keberadaan HMI
HMI sebagai Organisasi Mahasiswa (pasal 7 AD HMI) Makna HMI
sebagai organisasi mahasiswa adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa
yang menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi
(Universitas/Akademi/Institut/Sekolah Tinggi) atau yang sederajat, dan
memilki ciri-ciri kemahasiswaan. Adapun ciri-ciri kemahasiswaan tersebut
adalah ilmiah, kritis dan analitis, rasional, obyektif, serta sistematis. HMI
sebagai Organisasi berasaskan Islam (pasal 3 AD HMI) HMI sebagai
organisasi berasaskan Islam maksudnya adalah organisasi yang menghimpun
mahasiswa yang beragama Islam, dimana secara individu dan organisatoris
7
memiliki ciri-ciri keislaman, menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai
sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi, dan sumber aspirasi dalam
setiap aktivitas dan dinamika organisasi.
HMI sebagai Organisasi yang Bersifat Independen (pasal 6 AD HMI) HMI
yang bersifat independen adalah waktak organisasi yang selalu tunduk
danberorientasi pada kebenaran (hanif), sehingga kiprah setiap individu dan
dinamika organisasi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
mempunyai pola pikir, pola sikap, dan pola tindak tidak terikat dan tidak
mengikatkan diri secara organisatoris dengan kepentingan atau organisasi
mana pun, segala sesuatu tidak didasarkan atas kehendak atau paksaan pihak
lain. Independensi dilihat dari dua dimensi, yakni :
1. Indepndensi Etis
2. Independensi Organisatoris
8
diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan yang membawa organisasi
atas kehendak pihak luar manapun.
2. Kader HMI terutama aktivitasnya tidak dibenarkan mengadakan komitmen
dalam bentuk apapun dengan pihak luar selain segala sesuatu yang telah
ditetapkan dan diputuskan secara organisatoris.
3. Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang meneruskan dan
mengembangkan watak independensi etis dimanpun mereka berada dan
berfungsi sesuai dengan profesinya dalam rangka membawa hakekat misi
HMI, menganjurkan serta mendorong alumni HMI untuk menyalurkan
aspirasinya secara tepat melalui semua jalur pengabdian, baik jalur
organisasi profesi, instansi pemerintah, wadah aspirasi politik, dan jalur
lainnya yang semata-mata karena hak dan tanggung jawab dalam rangka
merealisasikan kehidupan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
SWT.
9
beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja
kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 4 AD
HMI) adalah sebagai berikut :
1. Kualitas Insan Akademis
10
4. Kualitas Insan yang bernafaskan islam
Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan
pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menajdi pedoman
dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal
Islam. Dengan demikian Islam telah menapasi dan menjiwai karyanya.
Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam
dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah
dari split personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai
warga negara dan dirinya sebagai muslim insan ini telah
mengintegrasikan masalah suksesnya dalam pembangunan nasional
bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan
sebaliknya.
5. Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT
11
Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia uang beriman berilmu dan
mampu beramal saleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil) Dari
lima kualitas lima insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami
dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan
pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi
tersebut merupakan insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang
ridhoi Allah SWT. Yang dimaksud dengan masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT adalah masyarakat yang menjalankan kehidupannya
selalu berlandaskan atas asas keadilan sehingga tercapai kemakmuran dan
dalam perjalanan pencapaian masyarakat adil makmur tersebut tidak
mendobrak aturan Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an sehingga adil
makmur yang dicapai oleh masyarakat merupakan adil makmur yang
dikehendaki oleh Allah SWT. Jadi setiap usaha dalam pencapaian
masyarakat adil makmur harus berpedoman pada ajaran Islam yang
tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
12
dilakukan secara utuh dan menyeluruh, dan satu sama lain saling
mempengaruhi, dan menentukan sehingga tidak bisa ditinjau secara parsial.
Dalam diri kader HMI harus :
1. Senantiasa memperdalam kehidupan rohani agar menjadi luhur dan
bertaqwa pada Allah SWT.
2. Selalu tidak puas dan berkemauan keras untuk mencari kebenaran, HMI
hanya komit pada kebenaran.
3. Jujur pada dirinya dan pada orang lain dan tidak mengingkari hati
nuraninya.
4. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional jika berhadapan dengan
orang yang berbeda pendirian.
5. Bersikap kritis dan berfikir bebas kreatif
13
DAFTAR PUSTAKA
14