Rahmat Rizal
Email: rizalrahmat273@gmail.com
Abstract
This paper aims to: (1) know the development process of technological progress, (2)
determine changes in human life patterns due to technological advances, (3) determine the
effect of technological progress on the thinking culture of HMI cadres, and (4) discover the
role of HMI cadres in era competition millennial This paper is the result of literature study
sourced from books and internet articles. The data obtained were analyzed descriptively by
the writer. The results of the discussion in this paper show the following: (1) concepts
regarding science, technology and culture and their relationships; (2) technological
advances continue to develop very rapidly and give birth to a digital society; (3) preparation
of human resources towards a society with a culture of science and technology; (4) the role
of HMI cadres in restoring intellectual traditions to welcome the millennial era.
PENDAHULUAN
Islam dan Ilmu Pengetahuan adalah sebuah konsep yang sejak awal sejarah peradaban
Islam telah disadari oleh umat Islam sendiri. Ajaran Islam menekankan begitu pentingnya
ilmu. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dalam Al-Quran sendiri
begitu banyak ayat yang menginspirasi pembacanya untuk merenungkan dan memikirkan
berbagai macam kejadian Alam. Menengok sejarah peradaban dunia dan Ilmu pengetahuan.
Kita akan mendapati bagaimana peradaban Islam memiliki sumbangsih yang begitu besar
terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan. Ketika Rasulullah saw diutus sebagai Rasul,
kondisi dunia saat itu berada dalam stagnasi ilmu pengetahuan, terutama di negara negara
Eropa.
Teori-teori ilmiah Barat, khususnya yang berimplikasi religius, merupakan tantangan
filosofis tersendiri bagi kaum intelektual muslim, yang perlu segera mendapat jawaban yang
lugas dan jelas (Nata, Abbudin, 2005 : 79). Pada era globalisasi saat ini, penguasa-an
teknologi menjadi prestise dan indikator kemajuan suatu negara. Negara dikatakan maju jika
memiliki tingkat penguasaan tek-nologi tinggi (high technology), sedangkan negara-negara
yang tidak bisa beradaptasi de-ngan kemajuan teknologi sering disebut sebagai negara gagal
(failed country). Berikut ini 10 negara di dunia terhebat dengan penguasaan teknologi tinggi ;
1. Finlandia, 2. Amerika serikat, 3. Jepang, 4. Swedia, 5. Korea Utara, 6. Belanda, 7. Inggris,
8. Singapura, 9. Korea Utara, 10. Australia. (top10newsworld.blogspot.com)
Jika kita cermati dari ke semua negara-negara tersebut merupakan negara-negara yang
penduduk muslimnya minoritas. Menurut Dr. Badri Yatim M.A dalam “Sejarah Peradaban
Islam” pusat peradaban Islam dalam segi ilmu pengetahuan, teknologi, dan politik saat ini
adalah ; 1. Baghdad, 2. Kairo (Mesir), 3. Isfahan (Persia), 4. Istanbul, 5. Delhi (India), 6.
Samarkhand dan Bukhara (Transoxania). Dalam buku History and Philosophy of
sciense karangan L.W.H. Hull (1950), di terangkan bahwa setidaknya sejarah filsafat dan
ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi 3 periode (i) filsafat Yunani; (ii) Kelahiran Nabi Isa;
dan Periode Kebangkitan Islam, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh terkenal saat
itu. Pertama, masa yang paling dasar atau pertama adala filsafat Yunani (Abad 6 SM-0 M ).
Pada masa ini ahli filsafatnya adalah Thales yang ahli filsafat astronomi dan geometri. Dalam
pengembaraan intelektualnya menggunakan pola deduktif serta masa transisi inilah
kemunculan ilmu sangat berkembang di kalangan masyarakat. Kedua, adalah periode
kelahiran Nabi Isa (Abad 0 M-6 M ). Pada masa ini pertentangan antar gereja yang diwakili
oleh para pastur dan para raja yang pro kepada gereja. Sehingga pada masa ini filsafat
mengalami kemunduran. Para raja membatasi kebebasan berpikir sehingga filsafat seolah-
olah mati suri. Ilmu menjadi beku, kebenaran hanya menjadi otoritas gereja, gereja dan para
raja yang berhak mengatakan dan menjadi sumber kebenaran, Perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa ini sempat mengalami keterpurukan, karena, terjadi pembatasan
kebebasan seseorang dalam berpikir dan berkarya. Ketiga, adalah periode kebangkitan Islam
(Abad 6-13 M), pada masa ini dunia Kristen Eropa mengalami kegelapan, ada juga yang
menyatakan periode ini sebagai periode pertengahan. Masa keemasan atau kebangkitan Islam
di tandai dengan banyaknya ilmuan-ilmuan Islam yang ahli di bidang masing-masing,
berbagai buku ilmiah diterbitkan dan di tulis. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Hanafi,
Maliki, Syafi’i dan Hanbali yang ahli dalam buku Islam, Al-farabi ahli astronomi dan
matematika, Ibnu Sina ahli kedokteran dengan buku terkenalnya yaitu The Canon of
Medicine. Al-kindi ahli filsafat, Al-ghazali intelek yang meramu berbagai ilmu sehingga
menjadi kesatuan dan kesinambungan dan mensintesis antara agama, filsafat, mistik, dan
sufisme (Adib, 2-3 : 2011).
Umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia merupakan ruh bagi setiap perubahan di
Indonesia dengan begitu keadaan umat islam di Indonesia menjadi parameter bagi keadaan
bangsa Indonesia kebagkitan disini berarti menjadi umat islam yang memiliki watak inklusif
dan moderat sesuai dengan nilai-nilai islam, memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki akses terhadap sumber daya manusia dan yang paling penting memiliki
akhlakul karimah sebagai landasan berperilaku beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Tantangan inilah yang menjadikan umat islam berfikir adalah bagaimana cara
menghadapi era milenial serta pengaruh globalisasi. Tantangan perubahan zaman tersebut
pula yang mengantarkan umat manusia kedalam suatu kondisi dimana manusia di dorong
untuk memenuhi kebutuhan hidup serta tingkat efisiensi dan efektifitas pekerjaannya. Maka
untuk pemenuhan kebutuhan itu ilmu pengetahun dan teknologi akan terus berkembang
secara dinamis, baik di bidang teknologi, komunikasi, informasi transportasi dan sebagainya
melalui IPTEK tersebut pulalah yang membuat dimensi ruang dan waktu tidak lagi menjadi
hambatan yang signifikan.
Dua tugas yang di emban HMI sejak kelahirannya hingga sekarang, yaitu tugas
Negara dan Agama, memberi isyarat mutlak yang tidak terpisahkan dari hidup dan kehidupan
bangsa Indonesia. Konfigurasi politik, pendidikan, ekonomi, Agama dan Kebudayaan yang
melatar belakangi berdirinya HMI, telah mengantar dan menempatkan pula HMI sebagai
organisasi pembaruan (Sitompul, 2008: 1).
Sebuah janji atas kelahirannya, HMI dengan segala identitas yang melekat pada dirinya
sebagai organisasi kader dan perjuangan dituntut untuk mampu terus nalar reflektifnya dalam
menjawab tantangan zaman ini. Dengan melihat peluang yang sedemikian terang di masa
akan datang, HMI tentu tidak boleh hanya menjadi penonton saja. Komitmen dasar untuk
membangun pendidikan tidak lagi menjadi sekedar kiasan yang hanya bermakna retoris tanpa
ada langkah nyata secara organisatoris (Hasan, Arif Rosyid, 2015 : 9).
Dizaman modern yang canggih seperti saat ini, kemajuan akan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (yang kemudian disingkat IPTEK, sangatlah berpengaruh terhadap segala aspek
dalam kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri, keberadaan IPTEK tidak pernah lepas
dengan keberadaan manusia. Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan
itu sendiri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah pula teknologi .
Keberadaan yang tidak akan pernah terpisahkan tersebut, kemudian memunculkan beberapa
dampak terhadap kehidupan manusia didunia. Dampak tersebut berupa dampak positif dan
negatif. Adanya dampak negatif terhadap kehidupan manusia ini, akan menimbulkan
beberapa yang kurang di inginkan. Oleh karena munculnya permasalahan-permasalahan
tersebut baik dalam sekala global maupun nasional maka yang perlu di cermati adalah
bagaimana langkah kader HMI dalam menghadapi era milenial basis teknolgi seperti saat ini
METODE
Atikel jurnal ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka
dengan melihat berbagai referensi baik berupa buku, artkel, jurnal, maupun website website
berkenaan dengan topik pembahasan untuk mengetahui peranan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai budaya berpikir HMI dalam kompetisi milenialperanan ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai budaya berpikir HMI dalam kompetisi milenial
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Secara sosiologis, teknologi merupakan salah satu aspek yang turut mempengaruhi
setiap aktivitas, tindakan, serta perilaku manusia. Teknologi mampu mengubah pola
hubungan dan pola interaksi antar manusia. Kehadiran teknologi merupakan sesuatu yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Aktivitas manusia sedikit banyak akan
dipengaruhi oleh kehadiran teknologi. Kemajuan teknologi dewasa ini ditandai dengan
semakin canggihnya alat-alat di bidang informasi dan komunikasi, satelit, bioteknologi,
pertanian, peralatan di bidang kesehatan, dan rekayasa genetika. Muculnya masyarakat digital
dalam berbagai bidang kehidupan merupa-kan bukti dari kemajuan teknologi. Masyarakat
dan negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk dapat menguasai teknologi tinggi (high
tech) sebagai simbol kemajuan, kekuasaan, kekayaan dan prestise. Dalam masyarakat
Postmodern berlaku hukum “barang siapa yang menguasai teknologi maka ia akan menguasai
dunia”.
HMI pada tahun ke 70 berdirinya saat ini tidak saja sekedar seremonial tanpa makna
tapi lebih dari itu kehidupan dan perjalanan HMI harus direnungi oleh setiap kader HMI.
HMI adalah organisasi kemahasiswaan yang berorientasi kepada keilmuan dengan kewajiban
menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci kemajuan
dalam mewujudkan intelektual muslim. Pembangunan Indonesia jauh lebih berat dari pada
sekedar merebut kemerdekaan. Karena itu perlu dibina dan di kembangkan calon
cendekiawan yang memiliki pengetahuan luas disegala bidang dengan dasar iman dan taqwa
kepada Allah SWT, bagi kepentingan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Seorang kader HMI haruslah berusaha senantiasa meningkatkan kemampuannya
khusunya kesadaran dan rasa tanggap akan kondisi sosial masyarakat, meningkatkan
kematangan berfikir, meningkatkan sikap intelektualitas dan menjadi tauladan yang baik
untuk lingkungannya. Diperlukan komitmen dan motif yang benar agar segala sesuatu yang
kita dambakan dapat tercapai. Penguatan basis didalan internal HMI harus mutlak dilakukan,
warnai setiap sudut lingkungan dengan nuansa keislaman, akademis intelektual serta budaya
positif lainnya oleh kader-kader HMI sehingga harapan agar HMI kembali menjadi anak
kandung umat dan bangsa sekali lagi dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. (2010). Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan (2 ed.). (Dimaswids, Ed.) Yogyakarta, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Alfian, A. (2013). HMI 1963-1966 Menegakkan Pancasila di Tengah Prahara. Jakarta,
Jakarta, Indonesia: PT Kompas Media Nusantara.
Baswedan, A. (2015). Merawat Tenun Kebangsaan Refleksi Ihwal Kepemimpinan,
Demokrasi, dan Kepemimpinan. (M. Husnil, Ed.) Jakarta, Jakarta, Indonesia: PT
Serambi Ilmu Semesta.
Hasan, A. R. (2015). Merebut Optimisme HMI dan Masa Depan Indonesia. (E. Arisandi, &
D. Iskandar, Eds.) Jakarta Selatan, Jakarta, Indonesia: PB HMI Publishing.
Hidayat, K. (2012). Membingkai Perkaderan Intelektual Setengah Abad HMI Cabang
Ciputat. (R. Zakaria, I. Thaha, & E. Arisandi, Eds.) Ciputat, Jakarta, Indonesia: CV.
Sejahtera.
Hidayat, K., & Dkk. (2015). Menggugat HMI Mengembalikan Tradisi Intelektual. (A. Nata,
Ed.) Jakarta: HMI Cabang Ciputat.
Keraf, S., & Dua, M. (2001). Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis. Sleman,
Yogyakarta, Indonesia: PT Kanisius.
Muis , A., & Dkk. (1997). Wawasan dan Visi Pembangunan Abad-21. (D. Rahardjo, Ed.)
Jakarta, Indonesia: PT Intermasa.
Siagian, S. P. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sitompul, A. (2008). Pemikiran HMI dan Relevansinya Dengan Perjuangan Bangsa
Indonesia. Jakarta, Indonesia: CV Misaka Galiza.
Taw, R. (2012, November Senin). 10 Negara Terhebat Di Dunia. Retrieved from
top10newsworld: top10newsworld.blogspot.com
Yatim, B. (2013). Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Depok, Jawa Barat,
Indonesia: PT Rajagrafindo Persada.