Nim : 20600119062
Kelas : Pendidikan Fisika 3-4
PEMAKAIAN HURUF
Huruf merupakan satuan terkecil berupa bentuk atau lambang dari suatu sistem tulisan.
Huruf yang dipakai dalam bahasa Indonesia merupakan sistem 26 huruf “dalam alfabet latin
modern”
1.Huruf Abjad
Abjad adalah sistem penulisan yang menuliskan semua fonem, kecuali vokal. Hampir
semua tulisan-tulisan Semitik tergolong abjad, misalkan abjad Fenisia, abjad Arab, abjad Ibrani,
dan abjad Suryani. Bangsa Yunani yang mengadopsi abjad Fenisia menambahkan beberapa
lambang vokal ke dalam sistem tulisan mereka yang baru agar tidak terjadi ambiguitas. Sistem
tulisan itu disebut alfabet dan menurunkan alfabet Latin, Sirilik, dsb.
Dalam penggunaan bahasa Indonesia, istilah abjad juga bisa merujuk kepada huruf
Alfabet. Masing-masing huruf menggambarkan satu bunyi atau lebih, contoh huruf e dapat
menggambarkan bunyi e dalam kata bebek, e dalam kata senang atau e dalam kata tega. Urutan
abjad merupakan rangkaian huruf dari A hingga Z, terdiri dari 26 huruf.
2. Huruf Vokal
Yiatu bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat bicara, hambatan hanya terdapat
pada pita suara, tidak pada artikulator, jadi udara yang keluar dari paru-paru melewati
pita suara dan tidak ada artikulator atau alat ucap yang menghambat seperti bibir, gigi
ataupun lidah. Yang termasuk bunyi vokal ialah a,i, u, e, o, é. Huruf yang
melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri atas huruf a, e*, i, o, dan u.
Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda aksen ( „ ) dapat digunakan
jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
Misalnya :
3.Huruf Konsonan
Yaitu bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara yang keluar dari
paru-paru. Hambatan dapat terjadi pada sebagian alat bicara, seperti hambatan pada
dua bibir pada bunyi B, hambatan pada ujung lidah dengan menyentuh belakang gigi
depan atas pada bunyi T dan sebagainya.
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-
huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
4.Huruf Diftong
Huruf diftong adalah sebuah huruf yang mempunyai suatu intonasi vokal khusus
dan terbentuk atas penggabungan dari dua huruf vokal. Huruf-huruf yang masuk ke
dalam huruf diftong sendiri antara lai ai, au, ei, dan juga oi. Huruf-huruf ini bisa
diletakkan di awal, tengah, ataupun akhir suatu kata.Di dalam bahasa Indonesia
terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
.6.Huruf Miring
1. Kutipan
2. Penegasan
3. Istilah Asing
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam
Misalnya:
Catatan:
Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis
dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok
Misalnya:
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan
bahasa Indonesia.
Misalnya:
ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan
sebagai kata Indonesia.
Misalnya:
7.Pemenggalan kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
pan-dai
au-la
sau-da-ra
sur-vei
am-boi
Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing- masing
melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama
dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
ul-tra
in-fra
ben-trok
in-stru-men
Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
Misalnya:
ber-jalan
mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu
memper-tanggungjawabkan
di-ambil
mempertanggung-jawabkan
ter-bawa
mempertanggungjawab-kan
per-buat
me-rasakan
makan-an
merasa-kan
letak-kan
per-buatan
pergi-lah
perbuat-an
apa-kah
ke-kuatan
kekuat-an
Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti
pada kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai
me-nya-pu
me-nge-cat
pe-mi-kir
pe-no-long
pe-nga-rang
pe-nge-tik
pe-nye-but
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk
(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir
baris tidak dilakukan.
Misalnya:
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap
unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara
unsur-unsurnya.
Misalnya:
5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.