Anda di halaman 1dari 33

Malam begitu dingin hanya selimut tua yang sudah pudar akibat umurnya

mulai menua, yang dapat menyelimuti dirinya. seorang laki-laki yang tampak dari
raut wajahnya penuh bentol-bentol akibat gigitan nyamuk yang begitu riang
menghisap darahnya. Panggil saja Fadel lebih lengkap fadel anshori muslihat,
biasa pula temannya memanggilnya fadel minta maaf karena nama tengahnya
seperti orang inggris minta maaf, I am sorry (anshori). Ia sekolah salah satu
sekolah swasta yang ada di gowa. Di gowa ia tinggal bersama tantenya yaitu adik
dari ayahnya. Ia sesosok laki-laki yang bingung terhadap kehidupan yang penuh
dengan pencitraan dan penindasan.

Tepat pukul 01.58 AM. Fadel terbangun dari tidurnya lantaran ia belum
mengerjakan tugas sekolah yang diberkan oleh salah satu guru disekolahnya
bernama Pak Zainal. Sebagian siswa memanggilnya Pak Kambing, mugkin karena
ia mempunyai jenggot seperti kambing. Pak zainal mengajarkan mata pelajaran
kimia di sekolah itu. Lalu fadel bangun bagaikan orang yang sedang diburu anjing
ia tergesah gesah mengambil buku di dalam tasnya untk mngerjakan tugas itu.

Dipagi hari fadel bangun, lalu ia melihat jam dinding menunjukkan pukul
07.40 AM. Ia sontak kaget dan langsung lari kekamar mandi bagaikan damkar
yang tengah ada tugas dadakan lantaran ada rumah warga yang terbakar. Setelah
itu dia langsung bersiap-siap berangkat ke sekolah tanpa peduli mengisi perutnya
yang kosong. Padahal di meja makan sudah tersedia menu sarapan yang begitu
nikmat hidangan 4 sehat 5 sempurna, di sempurnakan oleh segelas susu putih
yang dibuat oleh tantenya. Tanpa berfikir lama ia langsung tancapkan motornya
menuju kesekolahnya, yang kebanyakan para siswa disekolah disana sangat
bangga sekolah disina tetapi menurut ia bersekolah disana sangat biasa-biasa saja.

Jam menunjukkan pukul 08.15 am, Ketika ia sampai di pintu gerbang


sekolah, disana sudah ada manusia yang menunggunya dengan tatapan paling
sinis yang pernah ia lihat. Yaaa siapa lagi kalau bukan guru piket dan seorang ibu
BK (bimbingan konseling). Ia sadar dimana letak kesalahannya dan ia siap
menerima konsekuensi dari para guru yang diberikan pada ia nantinya. Beruntung
ia dia berikan hukuman yang ringan yaitu membersihkan halaman sekolah dari
sampah-sampah yang berhamburan disebabkan oleh para siswa yang mungkin
tidak menggunakan akalnya pada saat ia membuang sampah bukan di tempat
sampah dan membersihkan dedaunan yang berhamburan yang bisa saja itu
merupakan bentuk ikhtiar pohon itu kepada tuhannya.

Ketika ia membersihkan dedaunan, ia melihat dari jauh sesosok


perempuan yang ia rasa perempuan itu bernasib sama dengan dia. Ternyata benar
dugaannya perempuan itu memang terlambat juga. Perempuan itu beralasan
kepada guru piket.
“kenapa terlambat nak? Baru kali ini kamu terlambat”kata guru piket.
Sambil memainkan pulpen di tangannya.

“iye pak, lambat ki tadi bapakku atarka pak. Sibuk i juga kalau pagi-pagi
dia antar dulu adekku yang masih sd kesekolahnya pak.”jawab siswi itu dengan
raut wajah yang begitu minta dikasihani.

“kalau begitu kamu bersihkan saja itu sampah-sampah di sekitaran pos


satpam!”sambil menunjuk ke arah pos satpam.

“iye pak” sambil menggendong tas ranselnya, berjalan menuju kepos


satpam.

Fadel memperhatikan siswi itu dengan penuh tanda tanya dimana ia belum
pernah melihat siswi itu selama dua tahun iya tercap sebagai siswa di sekolah itu.
Lalu siswi itu menyapu disekitaran pos satpam itu menggunakan sapu lidi yang
masih baru nampaknya. bagaikan seorang penari yang menggunakan
selendangnya ia menyapu dengan penuh kelembutan yang nampak di raut wajah
yang berseri-seri bagai matahari yang ingin menampakkan dirinya dialam
semesta.

Dengan penuh rasa penasaran dan keraguan, akhirnya fadel pun


memberanikan dirinya untuk mengampiri sisiwi tersebut, bermaksud ingin
kenalan dengan siswi itu. Kebetulan hanya mereka berdua yang kena hukuman
dari guru piket pada hari itu.

Sesampainya ia dengan siswi itu, dengan rasa yang begitu mencekam ia


lontarkan sapaan yang menjadi awal pembicaaran ia nantinya.

“hai..” kata fadel sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.

“hai..” kata siswi itu, dengan kaget karena ia tidak menyadari ternyata ada
seseorang didekatnya.

“eeemmm… siapa nama ta? Baru ki kulihat” Tanya fadel yang begitu
malu-malu yang jelas nampak di raut wajahnya.

“iyeee, lisa kak” jawab siswi itu dengan singkat.

“kaya baru ki kulihat, dua tahun ma sekolah disini ternyata ada juga pale
dih perempuan yang cantik sekolah disini...hehehe, siswi pindahan ki kah?” tanya
fadel begitu bersemangat berkenalan dengan perempuan itu bernama lisa.

“heheh… iyee kak” sambil tersenyum malu.


“pindahan dari mana ki iyya? Tanya fadel.

Kringgg kriiing kriiinggg… Jam pertama pun berakhir, lalu lisa pun
mengambil ranselnya yang ia simpan di pos satpam lalu bergesak masuk
kekelasnya dengan mengakhir perjumpaannya dengan mengucapkan
“dadadada…”. Fadel pun menjawabnya dengan melambaikan tangan sambil
tersenyum. Perasaan fadel begitu berbunga-bunga karena selama dua tahun ia
bersekolah disana ia belum pernah merasakan hal seperti ini.

Sesampainya dikelasnya fadel menanyakan tentang siapa perempuan tadi


yang ia jumpai di pos satpam kesalah satu teman baiknya, namanya aul biasa
dipanggil ambong. Iya dia memang berasal dari ambon. Sejak ia berumur tunas
kepala sampai menjadi pohon kelapa yang gede ia tinggal di salah satu perumahan
di daerah pao-pao. Aul merupakan siswa yang akrab kesemua adik kelas, jadi
pantas sja kalau aul lah tempat yang tepat untuk menanyakan hal itu. Dia salah
satu penguruh osis disekolah itu. Sebenarnya fadel merupakan salah satu pengurus
osis juga tapi ia seakrab si aul kepada para junior khusunya perempuan.

“oi… ambong, weee.. sini ko dulu ada mau ku tanyakan ko! Oi sini sai ko
dulu eee” dengan nada yang sedikit di keraskan bak orang tua ketika memanggil
anaknya yang keras kepala.

“apa?” tanya aul dengan raut wajah yang begitu santai.

“ehhh…. Nu tau ki junior kaa..lisa namanya. Na bilang tadi siswi pindahan


i?” tanya fadel dengan penuh pengharapan.

“bah… kukenal ki. Cantik itu…pindahan dari bulukumba. kalau tidak


salah kelas 10 IPA B. kenapa memang ikah? Ketemuko tadi? (bulukumba salah
satu daerah di sulawesi selatan).

“iyo, sama-sama ka tadi di hukum di bawah.”

Setelah mendengarkan jawab dari temannya itu, fadel merasa begitu


bahagia entah setan apa yang merasukinya. Mungkin saja ini bisa jadi berkah dari
tuhan bagi fadel yang selama 2 tahun ia tidak pernah merasakan jatuh cinta.

Detik, menit, jam pun berlalu begitu cepat. Hanya rasa bahagia saja yang
dia rasakan setelah dia berjumpa dengan siswi itu. Didalam kelas ia tidak begitu
tertarik memperhatikan pak zainal yang tengah melaksanakan kewajibannya,
mengajar mata kuliah kimia.
Kriiingggg… kriiinggg… kringggg, bel berbunyi, begitu kerasnya, jam
menunjukkan pukul 03.00 pm. Seketika membuat siswa-siswi begitu riang
gembira. Menandakan jam pulang sudah tiba. Tetapi hanya fadel lah yang tidak
sadar akan hal itu, dia terus melamun di kursinya sambil bertopang dagu,
membayangkan siswi cantik itu yang tadi ia jumpai di pos satpam pagi tadi. Aul
pun melihat fadel yang terus melamun dan sontak mengagetkannya.

“woiiii… tidak mko pulang.. disini mko saja bermalam temani Dg Tayang
jaga sekolah..hahahahha” kata aul dari pintu kelas sambil berjalan menuju tangga.
( Dg tayang adalah penjaga keamanan di sekolah itu)

“heeeeyyy.. tunggu ka.” Panggil fadel. Ia tersadar lalu mengejar temannya


itu.

Fadel dan aul pun berjalan bersama-sama menuju ke parkiran motor yang
bertempat dekat pos satpam. Ketika mereka sampai di parkiran dan sibuk masing-
masing mengurus motornya. Tak disangka fadel melihat siswi itu sedang menggu
jemputannya di pos satpam. Seketika daun-daun pun berjatuhan, dengan
anggunya siswi itu menolehkan pandangannya ke fadel seperti film drama india.
Mereka pun saling bertatap muka dari kejauhan.

Rasa misteriuspun yang menimpa fadel pada saat itu tidak dapat ia
definisikan. Bahagia,senang,malu saling campur aduk. Aul pun menyadari akan
hal itu Ia menepuk pundak fadel begitu keras, seperti ketika ia memukul bola kasti
ketika pelajaran olahraga. Sontak fadel pun kaget.

“siapa lagi mulihat itu… baper nanti anaknya orang kalau mulihati terus i.
kaya mi mulihat pencuri i sambrang…haha” aul tertawa begitu kerasnya, ia
begitu senangnya membully fadel yang tengah fokus memandang siswi cantik itu.

“apa kah? Kau kahh.. nu ganggu ki.. tidak mengertimu jadi teman.” Wajah
fadel begitu marah, bukan disebabkan dari pukulan yang diberikan oleh aul, tapi
momen yang begitu indah sekali ia rasakan di kaucaukan oleh aul.

“kulihat lihat itu anak, belum ada pi jemputannya. Apa pi eksekusi mi


langsung, dewa neptunus menyertai mu kawan..hahha” dengan memberikan kode
kepada si fadel agar ia yang mengajrnya pulang.

Ia menunggu momen yang pas untuk menghampiri si sisiwi itu, ia


menunggu sunyi dahulu di sekitaran pos satpam itu. Dengan perasaan yang
bingung dan suasana yang dingin sedingin kekosongan yang sunyi. Entah apa di
pikiran fadel saat itu,ia begitu tak paham tentang apa yang ia rasa,mungkin kah ini
dinamkan cinta?tanya fadel hatinya.
Akhirnya dengan berat hati ia pun menghampiri siswi cantik itu dengan
hati yang malu, yang nampak jelas dari raut wajahnya. Sekarang mereka berdua
saling berhadapan. Dimana pos satpamlah yang menjadi saksi bisu pada saat itu.

“Emmm.. belum ada jemputan ta? Mau mi magrib ini nanti sampai malam
ki disini.” Tanya fadel.

“iye belumpi ada kak, dari tadi saya telfon bapakku tapi tidak aktif
i.”jawab lisa dengan raut di wajahnya penuh kecemasan.

“dimana ki tinggal kah?” Tanya fadel dengan penuh pengharapan agar ia


dapat mngetarkan lisa pulang ke rumahnya.

“di manggarupi kak” jawab lisa dengan nada yang pelan sambil melihat
jam yang ada ditangannya.

Jam menunjukkan pukul 04.30 pm, dan sebentar lagi gerbang sekolah akan
ditutup oleh Dg tayang .Mungkin benar kata aul bahwa dewa neptunus sedang
berpihak dengan dia. Dan kebetulan juga rumah lisa searah dengan rumah fadel.

“Eeehhh… searah ji rumah ta, saya tidak di paccinongan. Bagaimana kalau


saya antarki pulang dari pada sampai malam ki disini. Anak baik-baik ja saya
kodong…heheh” tawar fadel dengan rasa iba.

Mau, tidak mau. Seakan tidak ada pilihan lagi buat lisa. Akhirnya ia
setujui tawaran fadel. Dengan perasaan yang penuh dengan kekhawatiran. Baru
tadi pagi ia berjumpa dengan pria itu bhakan ia belum terlalu tau persis siapa pria
itu. Wajar saja bila lisa khawatir, dimana ia juga baru 2 minggu yang lalu ia
tinggal di gowa. Selayaknya wanita pada umumnya.

Dengan perasaan yang begitu senang nan bahagia. Fadel pun mengatarnya
pulang ke rumahnya. Selama di perjalanan mereka berdua kurang banyak bicara.
Mereka sama-sama canggung, situasi sangat dingin bagaikan kekosongan hati
fadel yang selama dua tahun tidak ada yang mengisi.

Sesampainya di rumah lisa, akhirnya fadel memberanikan diri untuk


mempertanyakan salah satu akun sosial media yang dimiliki oleh perempuan itu.

“emm.. lisa ada akun instagramta?” tanya fadel dengan berhati hati dalam
berbicara.

“iye ada kak.. @lisa_xxxx. Nanti saya folback kak…heheh ” sambil


tersenyum.(akun disamarkan)
Senyumnya begitu manis, dan sangat ikhlas membuat detak jantuk fadel
berdetup kencang. Mungkin detupan jantugnya 1000 kali perdetik. Rasa yang
bebunga bunga yang ia rasakan.

Fadel pun bingung, dengan jawaban dari lisa itu yang langsung to the point
dia begitu terbuka dengan laki-laki, bahkan laki laki yang baru ia kenal. Biasanya
para wanita kebanyakan, ia sok jual mahal. Tetapi teori konspirasi itu
terbantahkan oleh sesosok perempuan yang tepat ada dihadapannya.

Fadel pun pamit untuk pulang di perjalanan menuju rumahnya, ia


berbicara sendiri di atas motornya entah kepada siapa ia berbicara mungkin
kepada udara atau kepada asap kenalpot yang di hasilkan dari motor tua yang
sudah termakan usia yang dikendarai oleh seeorang kakek di depannya.

Sesampainya fadel dirumahnya, ia langsung nge-DM (mengirim pesan) ke


lisa, lewat sosial media yaitu instagram. Dari sinilah awal kedekatan mereka
berdua. Dengan ucapan salam yang menjadi pembuka dari chatnya pada hari itu
dan basi-basi menanyakan kabar yang menjadi pelengkapnya.

Dua minggu kemudian mereka berpacaran. Bagi fadel ini merupakan


pertama kalinya ia berpacaran. Dimana hanya rasa ingin jumpahlah dengan
kekasihnya itu yang ia inginkan ketika masuk ke sekolah. Alhasil ia tidak lagi
terlambat seperti biasanya karena ia ingin berjumpa dengan kekasihnya itu di pagi
hari sesudah pelaksanaan sholat dhuha berjamaah di sekolah yang di adakan setiap
harinya.

Setelah fadel berpacaran, banyak sekali masalah-masalah baru yang ia


dapatkan. Mulai dari teman-teman lisa yang kurang setuju ketika lisa berpacaran
dengan dia. Teman-teman lakinya juga yang mungkin cemburu karena fadel
berpacran dengan perempuan yang cantik itu yang merupakan kembang desa.
Ditambah lagi masalah ia dengan para guru-guru yang mengaku pendidik tetapi ia
melakukan deskriminasi terhadap sebagian siswa-siswi.

Sebulan kemudian, fadel dipersilahkan lagi masuk ke ruang bk dengan


kasus perkelahian. Sudah tiga kali ia masuk di ruang bk dengan kasus yang beda-
beda. Alhasil sesuai dari keputusan pimpinan sekolah ia kan dipindah sekolahkan.
Fadel pun pindah sekolah di salah satu sekolah negeri yang ada dikolaka utara
sulawesi selatan, tepatnya di MAN 1 kolaka utara.

Akhirnya fadel pun pindah sekolah, dimana ini merupakan salah satu
impiannya. Ia tidak suka dengan sekolah lamanya, karena guru-gurunya yang
diskriminasi, dan ia sering di pandang sinis dengan kebnyakan guru-guru disana
karena ia tidak suka ketika guru itu mengajar. Mungkin saat itu dengan pemikiran
yang masih labil ia membenarkan hal-hal seperti itu.

Keesokan harinya fadel pun berangkat ke kolaka. Sesampainya ia


dirumahnya, Ia pun menerima pesan dari kekasihnya lisa, lisa pun meminta
hubungannya di putuskan dengannya. Mau bagaimana lagi fadel hanya bisa
pasrah dengan keinginan lisa itu.

Tepat akhir semester satu kelas tiga. Fadel pun pindah sekolah. Awal fadel
sekolah disana ia mendapatkan sesuatu yang ia belum pernah temukan di sekolah
lamanya yaitu bentuk peduli guru-guru disana dan keterbukaan para siswa siswi
disana.

Dengan usaha yang keras fadel pun mudah untuk beradaptasi di


lingkungan barunya. Ia pun berusaha tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan
yang telah ia lakukan di sekolah lamanya dulu. Dan ia telah bertekadnya bahwa ia
akan bersungguh-sungguh belajar dan disekolah dan tidak ingin menimbulkan
kegaduhan disekolah barunya itu. Beruntung orang tua fadel selalu memberikan
support memberikan motifas-motifasi kepadanya.

Ini merupakan hari pertama fadel masuk di sekolah barunya. Dengan


perasaan yang gugup, ia pun masuk kesekolah di temani oleh ayahnya. Ia
langsung menuju ke ruang kantor untuk bertemu dengan wali kelasnya. Dari jauh
tatapan dari siswa siswi yang memandang orang yang asing bagi mereka, tapi
pandangan penuh dengan senyuman, bukan seperti tatapan sinis yang fadel
dapatkan di sekolah lamanya.

Jam menunjukan pukul 07.10am. semua siswa siswi berkumpul dihalaman


sekolah untuk melaksanakan apel pagi. Fadel hanya bisa memandang dari kaca
jendela kantor. Melihat para siswa siswi yang berbaris dengan rapi tanpa ada
komando. Setelah mereka melaksanakan apel pagi, mereka pun langsung
memungut sampah yang berserakan sesuai instruksi dari guru yang memimpin
apel pada saat itu

Jam menunjukkan pukul 07.30am, datanglah seorang guru yang bernama


Egawardani. Dengan perawakan bugis jawa, hanya senyum yang selalu keluar
dari wajahnya. Dan ternyata dialah yang akan menjadi wali kelas fadel nantinya.

“hai.. assalamu alaikum pak. Ada bisa saya bantu pak?” Sapa ibu ega ke
ayah fadel sambil memberikan tangannya untuk bersalaman.
“assalamu alaikum bu. Saya ayahnya fadel. Ini anak saya dia baru mau
masuk sekolah disini. Pindahan dari gowa. Katanya staf tadi dia suruh saya
menunggu disini sampai datang wali kelasnya fadel. Namanya ibu ega.” Kata
ayah fadel. Sambil menunjuk kearah fadel.

“ohhh… ini namanya fadel. Iya pak saya ibu ega. Kalau begitu, nanti saya
antar kekelasnya fadel, kebetulan saya akan mengajar disana.”kata ibu ega.

Ternyata Ibu sudah tahu bahwa akan ada siswa baru yang akan menjadi
anak didiknya, dia mendapatkan informasi dari kepala kesiswaan.

Setelah pertemuannya dengan ibu ega, ayah fadel pun pamit untuk pulang.
Dia menuju ke parkir motor untuk mengambil motornya. Dengan perasaan yang
senang karena guru-guru disana begitu baik menyambut mereka.

Fadel dan ibu ega pun bergegas menuju kekelas. Tepatnya kelas 12 MIA 1,
dari jauh para siswa-siswi kelas 12 itu, melihat ibu ega. Mereka menyadari bawha
ibu ega lah yang akan masuk dijam pertama. Tapi mereka bertnya-tanya
dikepalanya siapakah yang bersama ibu ega itu?. Mereka langsung masuk kekelas
tanpa ada komando.

Sesampainya di kelas, ibu ega pun langsung memberitahukan bahwa ada


siswa baru yang akan masuk dikelas itu.

“baiklah anak-anak, hari ini kita kedatangan siswa baru setahu saya ia
pindahan dari salah satu sekolah yang ada digowa. Untuk memperjelas saya
silahkan kepada siswa baru ini untuk memperkenalkan diri, silahkan nak.” Kata
ibu ega dengan tangan yang mempersilahkan fadel untuk memperkenalkan
dirinya.

Fadel pun memperkenalkan dirinya, dengan perasaan yang malu-malu dan


bingung apa yang akan ia katakan. Akhirnya fadel pun memperkenalkan dirinya
didepan kelas.

“assalamualaikum,” kata fadel, sebagai kata pembuka untuk


memperkenalkan dirinya.

“waalikumussalam” jawab dari siswa-siswi. Dengan perasaan yang


nampak jelas di wajah mereka.

“perkenalkan nama saya fadel anshori muslihat, teman-teman bisa


memanggil saya fadel. Saya lahir dikolaka, saya pindahan dari MA ****(sekolah
disamarkan) sekarang saya tinggal ditojabi.” Fadel memperkenalkan diri
dihadapan para sisiwi-siswi.
Setelah memperkenalkan diri, fadel pun di persilahkan duduk di bangku
yang kosong. Kebetulan ada satu bangku yang koson tepat di pojok sebelah kiri
ruangan. Dimana bangku itu merupakan tempat yang dulunya ditempati oleh
seorang siswa tetapi sebulan yang lalu siswa itu sudah pindah sekolah.

Lalu ibu ega pun memulai proses pembelajaran. Dimana ia membawakan


mata pelajaran matematika minat. Ternyata materi yang dipelajari pada saat itu,
merupakan materi yang telah di pelajari oleh fadel disekolah lamanya dulu.
Alhasil fadel pun tidak kesusahan memahami materi itu.

Setelah ibu ega menjelaskan materi yang ia bawakan, ia pun memberikan


contoh soal, dimana ia meminta kepada para siswa untuk mengerjakan soal itu di
papan tulis. Meskipun papan tulis itu sudah tidak bagus lagi, banyak coretan-
coretan yang sudah menempel dipapantulis itu. entah apa makna dari coretan-
coretan itu,mungkin saja merupakan karya estetik yang dibuat oleh siswa disana
atau hanya coretan-coretan asal-asalan. Tetapi itu bukan merupakan masalah bagi
para siswa disana mereka tetap serius dan penuh antusias belajar.

Ibu ega pun mempersilahkan kepada para siswa yang ingin mengerjakan
tugas itu. Karena tidak ada yang yang berminat untuk mengerjakannya, ia pun
menunjuk satu-satu para siswa.

“siapa yang mau mengerjakan soal ini?. Shinta! genta! tiara! aulia! kalian
bisa jawab soal yang ad di papan tulis?. Tanya ibu ega kepada para siswa

Tidak ada satupun yang dari mereka yang bisa menjawab soal itu,
mungkin saya mereka belum paham materi itu atau mereka malu untuk menjawab
tugas itu. Lanjut ibu ega menyebut nama para siswa.

“iyaa… bagaimana muthia, atau putry, mungkin kamu bisa menjawab soal
dipapan tulis.”tanya ibu ega. Tetapi mereka pun tidak dapat menjawab soal itu.

Alhasil nama fadel pun disebut juga. Semua para siswa melihat ke
belakang kepojok kiri belakang kelas tepatnya mereka memandang wajah fadel.
yang masih malu-malu yang nampak jelas di wajahnya karena ia belum terbiasa
dengan kondisi disekitarnya.

Tetapi dalam hati fadel berbicara, sampaikan dia akan sepeti ini. Akhirnya
ia memberanikan diri untuk menjawab soal itu. Fadel pun melangkahkan kakinya
kearah papan tulis. Dan dia bersedia menjawab soal yang diberikan oleh ibu ega.
Fadel mampun menjawab dengan mudah dari soal itu. tanpa memakan waktu
yang lama, soal itu pun sudah mendapatkan jawabannya yang benar.
Fadel pun berajak ke bangkunya kembali. Semua siswa dan siswi kagum
melihat fadel, yang begitu mudahnya memjawab soal itu. Ibu ega pun
memerintahkan semua siswa untuk bertepuk tangan. Dan disitulah awal bagi fadel
mulai mendapatkan ruang perhatian dari teman-teman barunya.

Jam menunjukkan pukul 09.10am. bel pun berbunyi menandakan jam


waktu istirahat sudah tiba. Ibu ega pun langsung menutup kelasnya dan
mengisikan kami untuk beristirahat. Sebagian siswapun berajak pergi dari kelas
untuk keluar menikmati udara segar yang dihasilakan dari pohon besar pas
didepan kelas.

Fadelll… fadell suara terdengar dari pojok kanan ruangan. Ternyata ada
seorang siswa yang memanggil namanya. Fadel memalingkan wajahnya ke
sumber suara itu lalu ia menyapanya. Siswa itu kemudian menghampiri fadel
yang tengah memberesakn buku-bukunya.

“ dimana ko tinggal digowa? Saya dulu tinggal dimakassarka didaerah


perumnas antang.” Tanya siswa itu dengan wajah penasaran.

“di pacinongan ka saya. Berdekatan ji dengan antang.” Jawab fadel


singkat.

“ehhh…. Belumpi pale kuperkenalkan namaku dih. Saya agus.”kata siswa


itu sambil menjulurkan tangan ke hadapan fadel.

Mereka berduapun berkenalan, dan saling cerita tentang lokasi tinggal


mereka waktu di makassar. Itu merupakan basi-basi yang sudah lumrah dilakukan.
Akhirnya aguspun mengajak fadel untuk pergi kekantin. Yang bertempat di
samping kantor kepala sekolah. Entah mengapa fadel langsung mengiyakan saja,
meskipun ia tidak lapar sama sekali. Yah mungkin saja ini merupakan langkah
yang bagus bagi fadel untuk lebih mengenal lagi sekolah barunya itu.

Mereka berdua pun berjalan menuju kekantin. Sesampainya disana, para


siswa-siswi disana heran ia bertnya-tanya dikepalanya siapa siswa baru yang
ditemani si agus ini. Kemudian datanglah seorang siswa yang begitu percaya
dirinya tanpa rasa malu, langsung mendatangi fadel dan mengajaknya berkenalan.

Namanya furqan, dia kelas 12 mia 3. Ia juga merupakan siswa pindahan


dari salah satu sekolah yang ada di kendari. Dia pindah kesekolah itu sekitar 3
bulan yang lalu. Dengan alasan mengikut dengan orang tuanya yang pindah tugas
dikolaka utara. Mau tidak mau furqan harus ikut dengana ornag tuannya.

Mereka bertiga fadel, agus, dan furqan mulai saling akrab satu sama lain.
Mereka memesan nasi kucing harganya begitu murah dan porsinya yang banhyak.
Hanya 8 ribu ditambahah dengan es teh yang membuat dahaga dan rasa gerah
disiang pagi menjelang siang itu menghilang seketika.

Banyak juga siswi yang makan disana, dan tidak sedikit ada yang
memandang fadel dari jauh. Ibu kantin pun sangat ramah yang nampak jelas dari
sikapnya yang sering membuat siswa disana tertawa dengan candaannya
menggunakan bahasa bugis. dia ditemani oleh anaknya yang membantunya
mengurus kantin.

Kringgg..kringgg.. bel pun berbunyi menandakan perintah untuk para


siswa-siswi untuk kembali masuk kekelasnya msing-masing. Fadel dan agus pun
cepat-cepat menghabiskan makanannya. Setelah itu mereka kembali kekelasnya.
Dan siap untuk menerima pelajaran selanjutnya.

Ibu gurupun masuk untuk memberikan pembelajran kepada para siswa.


Namnya ibu athy dia mengajarkan mata pelajaran fisika. Tetapi dikelas hanya ada
sedikit siswa. Entah mereka kemana, 10 menit kemudian mereka semua baru
datang. Alhasil mereka di hadang didepan kelas oleh ibu athy. Sebelum mereka di
persilahkan masuk, mereka disuruh untuk membersihkan sampah didepan kelas.
Setelah itu mereka dipersilahkan untuk masuk kekelas.

Jam menujukkan pukul 01.00 pm. Kami diarahkan oleh untuk menuju ke
masjid untuk melaksannakan sholat dhuhur. Setelah sholat dhuhur, ada kultum
yang diwakan oleh para siswa yang, seminggu lalu telah di pj kan ke dia. Setlah
kulkum para sisiwa–siswi masuk ke kelas masiing-masing. Untuk melaksanakan
proses pembelajaran selanjutnya.

Kringgg..kringgg. bel berbunyi, menunjukkan jam pulang. Para siswa-


siswi berhampuran keluar dari kelasnya masing-masing, untuk melaksankan apel
pulang yang menjadi kultur disekolah itu.

Setelah melaksanakan apel pulang, fadel ingin menelfon ayahnya untuk


menjemputnya, tetapi agus menawarkan untuk mengantarkan fadel, dia lah yang
akan mengantarnya pulang. Karena di kantin tadi agus mengetahui bahwa fadel
datang kesekolah diantar oleh ayahnya. Alhasil fadel tidak menolak keinginan
agus itu, mereka berdua pun bersama-sama pulang.

Pukul 03.00 pm. Fadel mendapatkan pesan dari agus. Isi pesannya, agus
mengajak fadel untuk ikut dengannya pergi pantai, karena teman kelasnya
mengadakan acara makan-makan disana. Fadel pun izin pamit ke ayahnya, dan
ayahnya mengizinkan. Dan fadel mengiyakan dari ajakn fadel.
Sesampainya di pantai, ternyata teman-teman yang lain sudah datang
duluan. Mereka sedang memasak untuk makan nanti. Ada yang membersihkan
tempat makan, ada yang sedang membakar ikan, ada yang sedang bermain gitar
mungkin untuk menyemagati teman-temannya yang sedang mempersiapkan
makanan, selebihnya mereka sudah duluan basa karena mereka duluan mandi di
pantai.

Setelah makanan sudah siap, temannya berlarian seperti orang tidak pernah
makan tiga hari. Mereka berlomba-lomba untuk mengambil ikan bakar. Setelah
makan, mereka menangkap salah satu temannya bernama doni, doni yang tubuh
kecil dan banyak bicara membuat temannya-teman lainnya jenggel kedia. Doni
pun didilempar kepantai. Teman-teman lainnya tertawa puas melihat eksperisi
doni yang pasrah itu. Moment itu diabadikan oleh salah satu temannya bernama
aulia. Aulia pun tanpa berpikir panjang langsung mengupload video itu di sosial
medianya. Ini merupakan momen yang bahagia bagi fadel karena ia jarak
mendapatkan momen seperti ini.

Senja mulai nampak menandakan malam hari segera datang. Dan suara
yang merdu adzan berkumandang dari surau yang ada didekat pantai. Fadel dan
teman-temannya pulang dengan ketawa yang tak pernah lepas yang keluar dari
mulut mereka. Mereka bersama-sama pulang dan berpisah di simpang jalan,
sementara fadel diantar oleh agus.

Keesokan paginya fadel pergi sekolah menggunkan motor, tetapi kali ini
fadel tidak ditemani oleh ayahnya. Tetapi fadel sendiri yang menggunakan motor.
Sesampainnya disekolah fadel memarkir motornya diparkiran.

Terdengar dari jauh suara yang memanggil. Ternyata pak iradat yang
meneriakinya dari ruang guru. Pak iradat menyuruh fadel untuk tidak parkir motor
disitu, karena itu merupakan tempat parkir para guru-guru dan staf sekolah. Fadel
tidak tau bahwa disekolah itu memiliki tempat parkir masing-masing. Fadel pun
langsung memindahkan motornya keparkiran siswa, yang tempatnya dipojok
belakang sekolah. Mungkin pihak sekolah sengaja memberikan parkiran untuk
siswa dibelang supaya para siswa tidak memiliki potensi untuk bolos sekolah.

Setelah memarkir motornya, fadel pergi kekelas untuk menyimpan


tasnnya. Dia menjadi siswa yang pertama datang dikelasnya. 10 menit kemudian
teman-temannya pun berdatangan

Jam menunjukkan pukul 07. 10 am Bel pun berbunyi, menandakan apel


pagi akan dilaksanakan. Ini merupakan pertama kalinya fadel mengikuti apel pagi.
Setelah apel pagi, ada salah satu guru yang memanggilnya untuk keruang guru.
Fadel pun pergi ke ruang guru untuk mnjumpai guru itu. Ternyata guru itu adalah
guru yang bertungas dibidang kemahasiswaan, nama pak dirman. Guru itu
memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang prestasi dan kemampuan fadel
dibidang apa saja. Fadel menjelaskan bebrapa prestasi yang pernah ia dapatkan
disekolah lama. Salah satunya fadel pernah masuk di paskibraka. Mendengar hal
itu guru itu menyuruh fadel, untuk senin depan dia lah yang akan menjadi
pengerek bendera saat upacara. Mau bagaimana lagi fadel tidak ada pilihan lain
selian megiyakan permintaan guru itu.

Setelah fadel menemui guru itu, fadel pun kembali kekelasnya untuk
mengikuti proses pembelajaran. Karena guru yang akan mengajar diajam pertama
sudah masuk terlebih dahulu sebelum fadel sampai kekelasnya. Hanya ada kata
gugup, malu, tidak percaya diri yang ada di otak fadel kala itu ketika ia mengingat
lagi tentang keinginan pak dirman yang memintanya untuk menjadi pengibar
bendera.

Sore hariya fadel di minta untuk datang kesekolah untuk latihan menjadi
mengerek bendera. Fadel pun pergi kesekolah ditemani oleh agus, karena agus
bersedia menemanya. Disana sudah ada pak dirman yang akan melatih fadel dan
temannya yang akan bertugas dalam upacara nanti. Temannya sangat rama
mebuat fadel betah disana tanpa ada perasaan yang membuatnya ingin pulang.

Setelah latihan, fadel dan agus pun pergi ke warung bakso. Dimana cacing
yang ada diperut mereka berdua minta makan. Tetapi entah mengapa warung
bakso semua tutup, mungkin pada hari merupakan hari anti bakso sedunia.

Hari senin pun tiba, fadel datang pagi-pagi kesekolah dengan pakaian
bersih dan rapi yang telah disetrika oleh ibunya dirumah pagi tadi. Disana sudah
banyak para siswa dan siswa yang telah datang lebih duluan. Tak lama kemudian
bel pun berbunyi. Menandakan akan dilaksanakannya upacara bendera. Para siswa
dan siswi mulai berhamburan dari kelasnya, dan mereka menuju ke lapangan
upacara.

Setelah barisan telah diatur dengan rapi oleh ketua kelas masing-masing,
dan operator backsound sudah siap upacara pun dimulai. Dimana fadel bertugas
menjadi mengerek bendera.

Perasaan fadel saat itu sangatlah gugup dan canggug. Kaki yang gemetaran
lantaran ini merupakan pertama kalinya ia menjadi pengibar bendera disana.

“acara selanjutnya, pengibaran sang mendera merah putih” kata pembaca


acara upacara (Master of Ceremony) dengan lantang dibantu oleh microphone.
Inilah saatnya tugas fadel yang menjadi sosrotan karena suksesnya upacara
ini ada ditangan fadel dan dua temannya lagi. Dengan gemetaran fadel
melangkahkan kakinya sedikit dihentakkan ketanah dengan ayunan kaki yang
serentak dengan kedua temannya.

Bendera merah putih pun berhasil dibentangkan oleh fadel dengan


gagahnya, dimana mengeluarkan suara yang khas yang membuat semua peserta
upacara terkejut lantaran suara yang begitu keras.

“hormaaaatttt geraak” teriak pemimpin upacara dengan tegasnya sambil


memberikan hormat kepada bendera merah putih.

Semua peserta upacara pun mengikuti instruksi dari pemimpin upacara.


Mereka secara serantak menggerakkan tangan dan memberikan hormat kepada
bendera. Benderapun ditarik perlahan-lahan ditemani dengan lagu indonesia raya
yang membuat bulu kuduk pun berdiri dengan sendirinya.

Lagu indonesia raya pun berhenti bersamaan dengan bendera yang sudah
sampai di tiang paling atas. Dengan eloknya bendera itu berkibar disebabkan oleh
tiupan aingin yang membuat peserta menjadi bersemnagat lagi dalam
melaksanakan upacar bendera.

“tegaaaaap geraakkkk”. Teriak pemimpin upacara sambil menurunkan


tangannya. Dan para pesertapun mengikuti intruksi dari pemimpin upacara.

Setelah itu fadel dan kedua temannya kembali ke barisan awalnya.


Akhirnya perasasan fadel pun legah dan senang lantaran dia berhasil mengibarkan
bendera dengan sempurnya. Tubuhnya pun mulai kembali normal, dimana
sebelumnya gemetaran yang tidak dapat di kendalikan olehnya.

Setelah upacara selesai. Para siswa dan siswi pergi kekelasnya masing-
masing tak terkecuali fadel. Sesempainya ia di kelasnnya, fadel mendapat pujian
dari teman-temannya. Lantaran mereka baru pertama kalinya melihat pengibaran
bendera seperti yang dilakukan fadel di sekolah itu. Tidak ada lagi kata canggung
yang dirasakan fadel ketika bersama teman-temannya. Lantaran mereka sudah
sangat akrab bahkan dimedia sosial.

Hari-hari pun berlalu, fadel sudah terbiasa dengan lingkugan barunya.


Hari-hari yang selalu membuatnya senang ketika ke sekolah. Dia sudah bukan
fadel yang dulu dimana ketika kesekolah tidak ada hal yang menarik disekolah
lamanya. Sekarang fadel sudah menjadi orang yang selalu rajin dan tak pernah
terlambat lagi kesekolah, kedisiplinan yang selalu ia lakukan.
Tak terasa semester satu kelas tiga akan segera usai, yang ditandai akan
diadakan ujian semester. Hanya belajar yang dilakukan oleh fadel dimalam
harinya Tidak ada kata warkop, jalan-jalan, nongkrong pada hari itu. Semua
catatan yang fadel tidak punya, ia minta ketemannya untuk di fotokopi.

Selama seminggu ia melaksanakan ujian semester, dan ia tidak merasa


kesusahan dalam menjawab soal-soal ujian itu. Meskipun ketika ujian fadel dan
teman-temannya saling mengerjakan soal itu. Semaksimal mungking mereka tidak
diketahui guru pengawas.

Hari libur pun tiba, fadel berlibur ke kampung neneknya. Yang masih
wilayah kolaka utara tepatnya desa watunohu. Disana dia tinggal bersama
sepupunya lantaran neneknya sudah meninggal dua tahun yang lalu. Dan
rumahnya hanya ditinggal oleh sepupunya itu.

Aktifitas fadel sehari-hari yaitu kekebun milik ayahnya yang terbengkala


lantaran tidak ada yang mengurusinya. Semua rumput-rumput liar yang ada
dikebunnya dia habiskan dengan parang tajamnnya yang telah dia asah
sebelummnya. Bibit kakao dia tanam sendirian tanpa ad bantuan siapa-siapa.
Biasanya fadel pergi kekebun bersama ayahnya. Tetapi kali ini ia pergi sendirian
lantaran ayahnya masih memiliki kerjaan di kantornya.

Dimalam hari fadel pergi kerumah sepupunya yang umunya seumuran


dengan dia. bahkan waktu smp dulu, mereka menempati sekolah yang sama
disalah satu sekolah swasta di kampung neneknya, tepatnya di desa watunohu di
MTs darul istiqamah. Dirumah sepupunya itu fadel nogkrong dengan teman-
teman lamanya sewaktu mts dulu. Menghabiskan waktu dengan bermain gitar dan
bercerita yang nampak tak ada ujungnya. Hanya perasaan ngantuklah yang dapat
memnyudahi cerita-cerita itu.

Hari-hari pun berlalu tak terasa, hari masuk sekolah akan datang. Tersisa
dua hari lagi masa libur akan usai. Fadel pun pulang kembali kerumahnya yang
ada di lasusua tepatnya di tojabi. Untuk mempersiapkan hal-hal yang akan
diperlukan saat sekolah nanti. Mulai dari buku tulis, pulpen, dan lain-lain ia
siapkan.

Hari masuk sekolah pun tiba. Fadel bertemu lagi dengan teman-temannta.
Dimana sudah seminggu merkeka tidak berjumpa. Hari pertama masuk sekolah
tidak satupun guru yang masuk mengajar, entah mengapa guru-guru tidak masuk
mengajar. Mungkin karena para siswa, guru, dan staf sibuk untuk membersihkan
sekolah.
Fadel dan teman-temannya menghabiskan waktu sekolahnya dengan
candaan yang sangat menggelitik perut. Sambil bermain gitar dan memakan tahu
isi yang mereka beli di kantin. Kebetulan hari itu mata pelajaran yang akan masuk
yaitu mata pelajaran seni, jadi salah satu temannya membawa gitar ke sekolah.

Waktu berlalu begitu cepatnya, tak terasa jam menunjukkan pukul 01.30
pm. Kegiatan yang menjadi kultur disekolah itu akan dilakukan yaitu apel pulang.
Hanya canda dan tawa yang fadel lakukan seharian. Fadel pun pulang seperti
biasanya.

Dimalam hari, grub wa kelas terbunyi menandakan banyak pesan yang


masuk. Salah satu dari temannya mengajak untuk pergi ke warkop. Tanpa berpikir
panjang mereka semua pun mengiyakan ajakan itu termasuk fadel. Tempat
nongkrong malam itu bernama warkop bugis. Yang jaraknya tidak jauh dari
rumah fadel sekitar 600 meter dari rumahnya. Disanalah mereka berkumpul
menghabiskan waktu bermain game, bercerita, dan bernyayi yang di ditemani
petikan gitar yang dihasilkan oleh temannya bernama gaffar.

Gaffar sangan mahir dalam bermain gitar, semua gitar ia bisa. Tak
terkecuali gitar listrik. Ia sangat disengani oleh teman-teman lainnya, bahkan
sekolah lain pun menyeganinya. Karena badannya yang besar dan wajahnya
menakutkan, mungkin itu yang menjadi alasan mengapa gaffar sangat disegani
oleh teman-temannya.

Ada juga yang bermain game mobile legend. Bahasa sekarang dikatakan
(mabar/main bareng). Ada doni, jol, agus, ari dan haerul, yang menjadi squad
mereka. Hanya kata-kata kotor yang sering keluar dari mulut mereka ketika
mereka kalah dalam pertandingan.

Sementara teman perempuannya ada yang fokus kepada gaffar yang begitu
indahnya memainkan melody gitar. Dan adajuga yang hanya fokus dengan
handphonenya . yang memproritaskan doinya yang mungkin merindukannya.

Sedangkan fadel hanya menikmati suasana yang begitu membahagiankan


dirinya. Dia tidak fokus ke satu kelompok saja melainkan kesemua kelompok itu.

Hari-hari pun berlalu, tak terasa waktu begitu cepatnya. Dimana semester
ini merupakan semester terakhir fadel ada disekolah itu. Dan semester itu lah
jadwal ujian-ujian sangatlah banyak. Mulai dari ujian UAMBN, UASBN,dan
UNBK. Fadel pun mulai membatasi nongkrong dengan kawan-kawannya.

Fadel fokus dengan ujian yang akan ia hadapi, dan mulai mempersiapkan
sasaran keuniversitas mana yang nantinya ia kan masuki. Dengan giat, fadel
belajar dengan penuh ketekunan dan tekat yang kuat. Dia kembali mempelajari
buku-buku lks yang ia beli di sekolah lamanya dulu secara otodidak, dan dia
bersama teman-temannya kelompok study. Dimana disanalah mereka saling
betukar pikiran tentang hal-hal yang sulit dia jawab.

Ujian UAMBN, dan UASBN fadel telah lalui. Sisa seminggu lagi ia
melaksanakan UNBK. Ia memilih mata pelajaran fisika sebagai mata kuliah
minatnya., dan ternyata hanya dia sendiri mengambil mata pelajaran itu.
Kebanyakan temannya memilih mata pelajaran biologi yang menjadi mata
pelajaran minatnya di UANBK nanti.

Fadel pun belajar privat dengan guru fisikannya disekolah bernama ibu
athy. Ibu athy merupakan guru favorit bagi fadel, karena dia sangat paham apa
yang dibutuhkan oleh para siswa. Dan dia begitu lembut mengajari para siswa,
alhasil para siswa pun mudah memahami materi yang disampaikan oleh ibu athy.

Setiap harinya fadel mengerjakan soal yang diberikan oleh ibu sebanyak
sepuluh nomor perhari. Itu merupakan cara yang sangat efektif bagi fadel untuk
mudah mengingat rumus-rumus fisika yang biasanya masuk di ujian nasional.
Tidak hanya itu fadel juga di mempelajari soal-soal UN tahun lalu.

Ujian nasional pun tiba. Dimana tahun itu merupakan pertama kalinya
sekolah itu menggunakan sistem komputer dalam pelaksanaan ujian nasional.
Fadel datang pagi-pagi kesekolah untuk mengambil kartu ujian. Ternyata fadel
mendapatkan jadwal ke dua yaitu jam 01.00pm. fadel dan temannya yang
mendapatkan jadwal kedua pergi ke perpustakaan hanya sekedar mengahbiskan
waktu dan bercerita bebas dengan para guru disana.

Jam menunjukkan pukul 12.30pm. fadel dan teman-temannya kembali ke


ruang akan diadakan ujian. Mereka siap-siap dipanggil masuk untuk
melaksanakan ujian.

“iya… semuanya berkumpul. Sekarang kita menuju ke sesi kedua. Yahhh


diharapkan kepada siswa dan siswi untuk berbaris didepan ruangan ini” minta pak
guru yang merupakan operator ujian.

Guru itu pun menyebutkan satu-satu siswa-siswi yang akan melaksanakan


ujian nanti. Setelah semua para peserta ujian masuk, mereka mendapatkan arahan
mengenai tatacara menjawab soal nanti. Dan dimulailah ujian itu.

Fadel sangat kaget melihat soal-soal yang muncul dari layar monitor.
Lantaran soalnya sangat berbeda dengan apa yang selama ini dia pelajari. Pada
hari itu mata pelajaran yang diujiankan yaitu matematika. Fadel sangat susah
menjawab soal-soal itu. Mudah waktu lama ia dapat menjawab satu soal sehingga
banyak memakan waktu. Alhasil tidak semua jawaban yang ia jawab adalah
jawaban yang real hasil cakarannya. Selebihnya ia hanya mengandalkan
keberuntungan dalam menjawab soal-soal itu. Setelah ujian selesai fadel bertekat
untuk lebih giat lagi belajar. Dan dia meminta wali kelasnya untuk
mengajarkannya.

Ujian nasional berstandar nasional diadakan selama empat hari. Dimana


dihari terakhir yaitu mata pelajaran minat. Fadel dengan serius mengerjakan soal-
soal itu. Dia sudah paham tata cara menjawab soal dengan benar, yaitu dengan
mengerjakan terlebih dahulu soal-soal yang mudah setelah itu mengerjakan soal
yang levelnya lebih sulit. Alhasil dengan teori seperti itu lebih mengefesienkan
waktunya.

Setelah ujian nasional telah mereka lewati. Seketika tidak ada lagi beban
yang ada difikiran mereka hanya rasa senang yang mereka rasakan pada saat itu.
Fadel dan kawan-kawannya berencana membuat sebuah acara kecil-kecilan. Yaitu
acara makan-makan, dengan tujuan bentuk rasa syukur karena mereka telah
melaksanakan ujian nasional.

Akhirnya ditentukanlah jadwal acara itu. Yaitu pada malam hari setelah
sholat isya dirumah salah satu teman fadel yang berna shinta. Dan ternyata teman-
teman fadel menyadari bahwa tanggal kelahiran wali kelasnya itu bertepatan pada
waktu itu. Dimomen ini pula mereka akan merayakan tanggal kelahiran ibu ega
yang telah menjadi wali kelasnya selama tiga tahun..yahh meskipun fadel hanya
lima bulan mengenal ibu ega, tetapi ibu ega merupakan sesosok yang paling
berjasah bagi fadel.

Jam menunjukkan pukul 07.40pm. fadel dan teman-temannya sudah ada


disana. Tetapi ibu ega belum datang, dan ini sudah menjadi konsep yang akan di
berikan ke ibu ega. Tak lama kemudian ibu ega datang ditemani oleh calon
pasangannya, yang memiliki pekerjaan sama dengan ibu ega dan temapat yang
sama, yaitu guru di MAN 1 kolaka utara.

Diruang tamu sudah tertata balon-balon dan tulisan ucapan happy birthday
ibu ega. Kue ulang tahun pun sudah dipersiapkan dan sebuah kado yang akan
menjadi surprise untuk ibu ega. Ibu ega pun masuk kedalam rumah.

“happy birthday ibu ega…”teriak fadel dan teman-temannya dengan penuh


kebahagiaan. Sambil melanjutkan menyayikan lagu ulang tahun.
Ibu ega pun terheran-heran yang nampak jelas di wajahnya. dia tidak
percaya bahwa dia akan diberikan kejutan oleh siswa-siswinya. Mata ibu ega
berkaca-kaca yang melambangkan bentuk perasaan terharu.

Lalu muncullah kue ulang tahun yang dipegang oleh tiara dari balik
gorgen rumah. Dan sebuah kado yang yang dipegang oleh arif. Lagu pun berubah,
yang awalnya lagu selamat ulang tahun. Berubah menjadi lagu tiup lilin. Ibu ega
pun meniup lilin yang ada diatas kue ulang tahun itu. Dimana mata ibu ega tak
dapat lagi menahan derasnya air yang ingin keluar dari pupil matanya. Dan kado
pun diberikan, ibu ega langsung membuka kado itu. Dimana ada sebuah kotak
yang ketika dibuka muncul foto-foto bersama ibu ega. Air mata ibu ega semakin
deras keluar.

Beberapa hari kemudian, fadel mendaftar masuk perguruan tinggi melalu


jalur sbmptn. Jadi ia harus pergi kemakassar untuk mengikuti tes utbk. Akhirnya
fadel pun pergi ke makassar bersma temannya yang bernama aulia untuk
mengikuti tes utbk.

Sesampainya di makassar fadel tinggal dirumah sepupunya yang ada di


perumnas antang. Dimana lima hari lagi dia kan mengikuti tes itu yang bertempat
di man 2 model. Setelah mengikuti tes utbk fadel pun memilih di kampus ugm
jurusan teknik industri dan jurusan kehutanan. Jadwal penentuan lulus ditetapkan
seminggu kemudian. Kemudian fadel diberi tahu oleh sepupunya untuk mengikuti
tes umptkin. Dan fadel mengiyakan saran itu.

Fadel pun mendaftar melalui jalur umptkin juga, yaitu jalur masuk
perguruan tinggi islam. Dijalur itu ia memilih jurusan ekonomi syariah di UIN
kalijaga dan jurusan ekonomi islam di UIN alauddin. Kebetulan pengumuman
jalur umptkin beda dua hari dengan pengumuman jalur sbmptn.

Tetapi dewa fortuna tidak berpihak dengan dia, karena tidak ada satupun
jurusan yang menerimannya. Fadel mulai frustasi dan dia tidak ingin kuliah di
tahun itu. Tetapi ayahnya menyuruh fadel untuk kuliah, lewat jalur mandiri di uin
aluddin makassar. mau tidak mau fadel mengiyakan keinginan dari ayahnya,
seolah-olah tidak ada pilihan lain lagi.

Fadel pun mendaftar jalur mandiri di uin alauddin makassar. dia


mengambil paket IPA. Yaitu jurusan teknik perencanaan wilayah dan kota dan
pendidikan fisika. Setelah mendaftar dia mencari tempat ujian tesnya nanti, tak
disangka tempat tesnya merupakan tempat sekolah lamanya dulu yaitu di madani.
Ini merupakan kesialan bagi dia, lantaran dia dulu merupakan siswa yang
bermsalah disana.
Hari tes pun tiba. Jadwal tes fadel yaitu jam 07.00am. tetapi malam bagi
dia. Dia terlambat bangun lantaran semalam dia belajar sampai larut malam.
Ketika fadel bangun jam menunjukkan pukul 06.40 am. Tambah berpikir panjang
dia langsung menggati bajunya dan mengambil ranselnya lalu ia pergi ke tempat
tes itu. Tanpa membersihkan madannya sebelumny. Dia menancap gas motornya
dan ngebut dijalanan.

Sesampainya ditempat tesnya, fadel merasa sangat kecewa dengan dirinya.


Lantaran ia kesiangan. Setelah ia memarkir motornya ia langsung lari menuju
ruangan tempat tesnya yang ada dibagunan paling belakang. Ia tahu semua tempat
di sekolah itu.

Pintu ruangan pun tertutup,ia pun memberanikan dirinya untuk membuka


pintu itu.

“assalamu alaikum”. kata fadel sambil membuka pintu dengan perlahan


dan menampakkan wajahnya kepengawas.

“waalaikumussalam silahkan masuk nak.” jawab orang yang ad didalam


ruangan itu. Sambil melihat kepintu dengan wajah yang begitu penasaran.

Fadel pun izinkan masuk, beruntung ujian belum dimulai. Tetapi ketika
fadel melihat pegawas yang ada dipojok ia terkejut lantaran yang menjadi
mengawasnya itu kepala sekolah disekolah itu bernama ibu rina dimana mereka
berdua saling kenal.

Fadel pun duduk dibangkunya sesuai dari nomor tes yang ia miliki. Fadel
pun kebingugan lantaran mengapa harus orang yang ia kenal yang menjadi
pengawasnya. Ibu rina pun memberikan kertas soal dan lembar jawaban kepada
fadel. Ia berbisik

“ohhh disini ki lagi mau lanjut nak,”kata ibu rina sambil tersenyum

“heheheh iye kayanya ibu” kata fadel dengan candaannya.

Ibu rina merupakan guru yang sangat baik disekolah itu, hanya dialah yang
sering membela fadel ketika fadel mendapatkan masalah di guru bk dulu. Dengan
kebaikannya fadel sangat menghormati ibu rina, bahkan saat fadel ditetapkan
dipindah sekolahkan ibu rinalah yang memeluk fadel dan berkata “jangan pernah
berhentik sekolah nak, jangan jadi malas lagi, jangan sering terlambat lagi, kamu
harus berubah nak.” Kata-kata itulah yang menjadi tamparan keras bagi fadel,
dimana apa yang fadel lakukan dahulu itu merupakan sebuah kesalahn dan tak
boleh ia ulangi lagi.
Setelah pengawas membagikan soal dan kertas jawaban. Ia pun memberi
arahan dalam menjawab soal-soal. Setelah selesai ia pun memperdilahkan para
peserta untuk menjawab soalnya yang dibatasi waktu selama 120 menit.

Setelah melaksanakan tes. Fadel di panggil oleh ibu rina, fadel mendekat
kemeja pengawas. Nampaknya ibu rina penasaran dengan kehidupan sekolah
fadel setelah ia pindah dari sekolah lamanya itu.

“ dimana sekolah nak? Disekolah ji toh.” Tanya ibu rina dengan nada yang
halus.

“ iyebu.. di MAN I kolaka utara bu,” jawab fadel sambil menundukkan


kepalanya. Ia tak mampu menatap wajah ibu rina.

“alhamdullah bagus itu nak, jadi mau nanti lanjut di uin ini?” tanya ibu
rina dengan nada yang halus sambil menggerakkan pulpen yang ada di tanagnnya.

“iye bu… rencana ambil jurusan pwk sama pendidikan fisika” jawab fadel
dengan nada yang pelang, sambil menggerakkan-gerakkan kakinya.

“wahhh bagus itu nak, nanti kamu yang gantikan saya disini mengajar
fisika. “ kata ibu rina dengan terseyum.

Ibu rina merupakan guru fisika disekolah itu, ibu rina merupakan gur
fisika fadel. Sewaktu ia bersekolah disana. Setelah itu ibu rina pun pergi kekantor
untuk membawa jawaban para peserta yang ikut tes tadi.

Jadwal pengumuman jalur mandiri sekitar dua minggu lagi. Lantas fadel
tidak memiliki kegiatan selama dua minggu kedepan. Keesokan paginya fadel
mendapatkan pesan dimedia sosial oleh temannya yang ada digowa, ia mengajak
fadel unutk berlibur di bantaeng. Fadel pun mengiyakan penawaran itu. Liburan
itu merupakan liburan bersama teman-teman disekolah lamanya dulu.

Mereka pun berangkat ke bulukumba di sore hari. Ada sekitar dua belas
orang yang ikut kesana. tujuh laki-laki, lima perempuan. Fadel sangat menikmati
perjalanan bersama teman-temannya. Kapan lagi ia merasakan liburan seperti ini.
Disana mereka berlibur selama tiga hari lamanya. Mereka mgimap di rumah
salah-satu temannya bernama icha.Setelah sudah merasa puas dengan liburannya,
mereka pun pulang kembali di makassar.

Tak terasa hari-hari pun berlalu, dan pengumuman tentang kelulusan jalur
mandiri di uin alauddin akan diumumkan. Fadel pun mengikuti perkembangan
dari pengumuman itu. Dan jam 07.00 pm akan di umumkan di washila (lembaga
pers kampus) dan ternyata fadel lulus di pendidikan fisika.
Awalnya fadel tidak merasa senang lantaran jurusan yang ia idamkan yaitu
teknik perencanaan wilayah dan kota. Yahhhh mau bagaimna lagi ia hanyabisa
pasrah dengan kelulusannya di jurusan pendididkan fisika. Lantar ia berprinsip
bahawa kuliah hanyalah formalitas.

Fadel mengikuti prosedur jadwal pengumpulan berkas, dan lain-lain.


Sampai akhirnya tes wawancara. Dimana ia ditemani oleh tanteya ketika tes
wawancara.

Hari pertama pbak ia tidak kenal satupun dari angkatannya, lantaran ia


tertarik unutk berkenalan dengan seangkatan jurusannya. Ia lebih sering bergaul
dengan teman-teman lamanya yang kebetulan ia kuliah di uin.

Hari kedua pbak, ia mulain terbuka dengan teman-temannya lantaran, pbak


ini skala fakultas. Mau tidak mau fadel berfikir bahwa ia harus bergaul dengan
teman-teman sengkatannya khusnya dijurusan fisika. Disini fadel mulai kenal
sebagian temannya bernama sul, sofyan, ancu, adnan, dan ahmad. Fadel dan
temannya ini selalu sama-sama di hari kedua pbak.

Hari ketiga pbak, dimana ini merupakan skala jurusan yah ia berfikir
sampai kapan ia harus menutup diri. Dia memberanikan diri untuk
memperkenalkan dirinya kepada teman-temannya terlebih dahulu. Alhasil ia
mulai banyak mengenal teman-temannya.

Awal masuk aktif kuliah, ia merasakan ada sebuah ketidak nyamanan yang
ia rasakan. Lantaran ia akan menggunakan pakain hitam putih selama dua
semester. Ia merasa dibatasi hak kemerdekaannya. Fadel pun mempertanyakan
alasan tentang mengapa mereka angkatan baru harus menggunakan pakaian hitam
putih. Tapi tidak ada satupun senior yang dapat menjelasknnya secara rasional.

Setiap selesai mata kuliah fadel dan teman-temannya selalu kumpul


dibawah pohon tepatnya di samping masjid. Disana mereka saling berdikusi
tentang kampus, apa yang akan melreka lakukan selanjutanya. Fadel dan teman-
temannya berinisitif untuk membuat suatu bascamp. Dengan tujuan utnuk
mempersatukan angkatan dan sebagai tempat untuk mengerjakan laporan
bersama-sama.

Akhirnya mereka menemukan rumah kontrakan di daerah romang polong


yang cukup luas seharga sepuluh juta. Teman-temannya yang lain pun menyetujui
rumah kontrakan itu. Akhirnya deal lah rumah kontrakan itu akan dijadikan
bascamp fisika angkatan 19.
Banyak dari mereka yang datang kesana dan bermalam disana. Bahkan
teman perempuannya pun serinng bermalam disana. Awal-awal adanya bascamp
itu, hampir fadel dan teman-teman lainnya tidak menemukan tempat tidur lantaran
terlalu banyak dari mereka yang datang disana.

Selain menegerjakan laporan fadel dan teman-temannya, setiap malam


jumat mengaji bersama-sama. Tidak ada lagi kata milik pribadi tetapi semua milik
bersama. Bahkan baju, celana, sabun cuci muka, semua milik bersama.

Setiap pagi mereka , semuan berlomba-lomba untuk siapa yang cepat


mandi lantaran banyak antiran. Tapi hanya fadel lah yang tidak masuk dalam
kategori lomba itu. Lantaran ia bangunnya selalu kesiangan. Teman-temannya
sudah mandi semua, fadel baru sadar dari mimpi indahnya.

Dengan adanya bascamp itu keharmonisan dari angkatan 19 fisika sangat


kuat. Semua masalah diselesaikan secara bersama-sama. Bahkan masalah kecil
sampai besar mereka saling menyelesaikan masalah secara bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai