Anda di halaman 1dari 3

Nama: Nadia Izzatun Nafsi

Kelas: VI MI Aswaja Kedawung I

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Alhamdulillah.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin wa bihi nasta’in wa ‘ala umurid dunya wad din.

Wa shatu wa salam ‘alla sayiddina wa maulana Muhammad saw wa ‘ala ashabihi wa ahli baity.
Aamiin.

Yang Terhormat Bapak Ahmad Hisbulloh Munir, selaku Kepala Sekola MI Aswaja Kedawung I

Yang kami hormati, Bapak/Ibu guru MI Aswaja Kedawung I

Yang kami hormati, Teman-teman senasib seperjuangan di MI Aswaja Kedawung I

Serta hadirin yang berbahagia

Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kita masih diberi nikmat sehat tanpa halangan suatu
apapun.

Sehingga pada kesempatan yang mulia ini kita masih diberi umur yang panjang dan dapat
berkumpul dalam acara peringatan maulid Nabi.

Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada penyelamat kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang yaitu Nabi Muhammad.

Nabi sejuta umat baginda Nabi Agung Muhammad Saw yang kita nantikan pertolongannya di
hari akhir kelak.

Pada kesempatan kali ini sedikit saya sampaikan pidato berjudul ‘Maulid Nabi Muhammad SAW
tentang Cinta Rasulullah kepada Umatnya’.

Maulid Nabi adalah rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebelum diangkat menjadi Rasul,
beliau sudah memikirkan tentang umat manusia.
Mengapa mereka tersesat? mengapa mereka saling menindas? Dan mengapa tatanan kehidupan
masyarakat demikian jahiliyah dan tersesat?

Setelah diangkat menjadi Rasul, beliau senantiasa berjuang untuk menyelamatkan umatnya dari
kejahiliyahan dan kesesatan yang bisa menjebloskan mereka masuk neraka. Allah
menggambarkan kecintaan dan kasih Rasulullah kepada umat dalam firman-Nya:

‫يص َعلَ ْي ُك ْم بِا ْل ُمْؤ ِمنِينَ َر ُءوفٌ َر ِحي ٌم‬ ِ ُ‫سو ٌل ِمنْ َأ ْنف‬
ٌ ‫س ُك ْم َع ِزي ٌز َعلَ ْي ِه َما َعنِتُّ ْم َح ِر‬ ُ ‫لَقَ ْد َجا َء ُك ْم َر‬

“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih
lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At Taubah: 128)

Begitu berat terasa oleh beliau penderitaan umat sehingga beliau bersedia menebus dan
meringankan penderitaan itu.

Misalnya sakaratul maut yang demikian berat. Saat menjelang wafat, putri beliau Fatimah
radhiyallahu ‘anha bertanya, “apakah sakaratul maut sakit ya Rasulullah.”

Rasulullah justru meminta kepada Allah agar sakitnya sakaratul maut umat ditanggung beliau.

Andaikan beliau tidak menanggung sebagian sakaratul maut umatnya, tentu sakaratul maut yang
dirasakan umat ini sangat berat.

Berlipat-lipat dari sakitnya sakaratul maut sekarang. Namun, demi meringankan penderitaan
umatnya, Rasulullah menanggung itu semua.

Beliau sangat menginginkan keimanan dan keselamatan umat. Maka beliau siang malam
berdakwah. Siang malam berdoa. Bahkan, ketika disakiti oleh kaumnya, hal itu tidak
menghentikan dakwah beliau.

Peristiwa yang paling menyakitkan beliau terjadi di Thaif.

Saat itu, dalam kondisi sedih karena ditinggal wafat istri tercinta Khadijah radhiyallahu ‘anha
dan Abu Thalib paman sang pembela serta permusuhan sengit kafir Quraisy sepeninggal
keduanya, Rasulullah berdakwah ke Thaif.

Bukannya diterima dengan baik, penduduk Thaif malah mengusir beliau dan melemparinya
dengan batu. Dalam kondisi demikian, malaikat Jibril dan malaikat penjaga gunung datang.

“Wahai Rasulullah, Allah telah mengetahui perlakuan penduduk Thaif kepadamu. Jika engkau
mau, aku timpakan dua gunung ini kepada mereka,” kata malaikat penjaga gunung.
Apa jawaban Rasulullah? “Tidak. Justru aku berharap keturunan mereka akan menyembah
kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.”

Masya Allah… inilah akhlak agung Rasulullah yang senantiasa mengharap keselamatan untuk
umatnya. Beliau tidak mau umatnya diazab. Beliau maunya umat mendapat hidayah dan masuk
surga bersama-sama.

Rasulullah sangat penyayang kepada orang-orang mukmin. Karenanya beliau menyimpan doa
pamungkas sebagai syafaat di akhirat kelak.

Ketika orang-orang kepanasan, kehausan dan ketakutan di padang mahsyar, Rasulullah akan
memanggil umatnya untuk diberi minum di telaga kautsar beliau.

Orang yang telah minum dari telaga itu takkan kehausan lagi selama-lamanya.

Dan di saat semua manusia bingung berharap pertolongan, mereka mendatangi sejumlah Nabi
mulai Adam, Musa, hingga Isa, semuanya tak ada yang bisa memberikan syafaat.

Akhirnya mereka semua datang kepada Nabi Muhammad dan beliau pun memberikan syafaat
kepada umatnya.

Hadirin yang berbahagia,

Demikian tauladan Nabi Muhammad yang dicontohkan kepada kita semua.

Dihari yang mulia ini, sebagai pertanda memperingati kelahiran baginda Rasul sepatutnya kita
gemakan sholawat nabi.

Semoga kita dicatat sebagai umatnya yang sholeh. Aamiin

Allahumma Sholli ‘ala Muhammad…

Saya Nadia Izzatun Nafsi, apabila ada tutur kata yang salah mohon dimaafkan.

Billahi taufiq wal hidayah, wa ridho wal ‘inayah

Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai