Anda di halaman 1dari 14

Ceramah Maulid Nabi

Pengorbanan Rasulullah yang Mengharukan

Saudara-saudaraku, momentum Maulid Nabi seharusnya menjadikan kita lebih mencintai Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kecintaan itu membuat kita mengikuti beliau dan
meneladaninya. Jangan sampai, maulid Nabi justru membuat kita semakin jauh dari sunnahnya.

Untuk lebih mencintai Nabi, mendekati tanggal 12 Rabiul Awal yang diyakini sebagai hari
kelahiran Rasulullah, Maulid Nabi, perlu kita putar kembali ingatan kita kepada besarnya kasih
sayang dan pengorbanan beliau untuk umatnya. Kasih sayang itu, bahkan menjadi sifat
Rasulullah yang difirmankan Allah Ta'ala:

‫يص َعلَ ْي ُك ْم بِا ْل ُمؤْ ِمنِينَ َر ُءوفٌ َر ِحي ٌم‬ ِ ُ‫سو ٌل ِمنْ أَ ْنف‬
ٌ ‫س ُك ْم َع ِزي ٌز َعلَ ْي ِه َما َعنِتُّ ْم َح ِر‬ ُ ‫لَقَ ْد َجا َء ُك ْم َر‬
Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih
lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (QS. At-Taubat : 128)

Dalam menjelaskan ayat ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur'an mengatakan, "Allah
tidak mengatakan 'rasul dari kalian' tetapi mengatakan 'dari kaummu sendiri'. Ungkapan ini lebih
sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih menunjukkan ikatan yang mengaitkan mereka.
Karena beliau adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan mereka dengan
hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif."

Sedangkan Ibnu Katsir dalam Tafsir Qur'anil Adzim berkata, "Allah SWT menyebutkan
limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya kepada orang-orangy mukmin melalui seorang rasul
yang diutus oleh-Nya dari kalangan mereka sendiri, yakni dari bangsa mereka dan sebahasa
dengan mereka."

Diantara kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah tiga hal
berikut:

1. Selalu Menginginkan Keselamatan dan Kebaikan bagi Umatnya

Rasulullah senantiasa menginginkan keselamatan dan kebaikan bagi umatnya, meskipun pada
saat itu mereka masih menentang dakwah Rasulullah. Bahkan memusuhi dan menyakiti hati
Sang Nabi. Rasulullah tidak ingin umatnya diadzab Allah, meskipun malaikat telah datang
menawarkan bantuan, seakan malaikat itu sudah tidak sabar dengan penderitaan Muhammad
akibat permusuhan kaum/kabilah tertentu.
Hari itu, Rasulullah berdarah-darah. Kakinya terluka oleh lemparan batu penduduk Thaif.
Bukannya menerima dakwah Rasulullah, mereka justru mengusir Rasulullah dengan cacian dan
batu. Betapa sedih hati Rasulullah saat itu. Kesedihannya bukan karena merasakan sakitnya
darah mengalir, tetapi karena umatnya belum mendapat hidayah. Jika air mata Rasulullah
berlinang pada saat itu, itu bukan karena perihnya luka, tetapi karena sayangnya beliau kepada
umat.

Rasulullah kemudian bersimpuh, berdoa kepada Allah dengan doa yang menyayat hati, terutama
bagi Zaid bin Haritsah yang menemani beliau saat itu: "Ya Allah, kepadaMu juga aku
mengadukan kelemahan kekuatanku, kekurangan siasatku dan kehinaanku di hadapan manusia.
Engkau Yang Paling Pengasih, Engkau adalah Tuhannya orang-orang lemah, Engkaulah
Tuhanku, kepada siapa hendak Kau serahkan diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam
kepadaku, ataukah musuh yang akan menguasai urusanku? Aku tidak peduli asalkan Engkau
tidak murka kepadaku, sebab sungguh teramat luas rahmat yang Engkau limpahkan kepadaku.
Aku berlindung dengan DzatMu yang menyinari segala kegelapan dan yang karenanya urusan
dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menurunkan kemarahanMu kepadaku atau
murka kepadaku. Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan
kekuatan selain denganMu"
Saat itulah kemudian malaikat datang kepada beliau dengan menawarkan bantuan untuk
menghukum penduduk Thaif. "Wahai Rasulullah, berilah aku perintahmu. Jika engkau mau aku
menghimpitkan kedua bukit ini pun niscaya aku akan lakukan!"
Rasulullah menjawab, "Jangan... Jangan! Bahkan aku berharap Allah akan mengeluarkan dari
tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah semata, tidak disekutukanNya
dengan apa pun... !" Berkat doa Rasulullah ini, beberapa tahun kemudian penduduk Thaif
menjadi ahli tauhid. Bahkan ketika ada kasus murtad sepeninggal Rasulullah, Thaif merupakan
salah satu daerah yang steril dari kemurta dan.

Pada kesempatan yang lain, sahabat beliau Thufail bin Amr datang mengadukan kaumnya yang
tidak mau menerima dakwah, bahkan menentangnya. Thufail meminta Rasulullah berdoa kepada
Allah untuk kehancuran penduduk Daus, namun beliau berdoa dengan doa lain yang
membuatnya terpesona. “Ya Allah, tunjukilah penduduk Daus dan bawalah mereka ke sini
sebagai orang-orang Islam,” berkat doa Rasulullah ini, kelak ketika seusai perang Khaibar
penduduk Daus datang ke Madinah untuk memberikan kabar gembira keislaman mereka. Tak
kurang dari 80 keluarga datang bersama Thufail saat itu.

Demikian juga dalam banyak kesempatan yang lain. Ketika orang-orang Quraisy dan kafir
lainnya menentang Rasulullah dan mencaci makinya, beliau kerap membalas kejahatan mereka
dengan doa: "Allaahummahdii qaumii, fainnahum laa ya'lamuun" (Ya Allah, ampunilah kaumku.
Sesungguhnya mereka belum mengetahui).

Keinginan Rasulullah agar umatnya berada dalam keselamatan dan kebaikan serta terhindar dari
adzab ini diijabahi Allah dengan ketentuanNya. Dia mengistimewakan umat Muhammad dengan
tidak menurunkan adzab kepada mereka. Tidak seperti kaum terdahulu, di saat mereka ingkar
kepada ajaran Nabi, mereka dihukum dengan adzab yang menghancurkan dan menghabisi
riwayat kaum tersebut.

2. Memberi Syafaat bagi Umatnya


Inilah kasih sayang dan pengorbanan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang kedua,
yang tidak dimiliki oleh para nabi sebelumnya. Yakni syafaat untuk umat.
Sebenarnya, setiap Nabi diberikan doa mustajab oleh Allah. Namun, nabi-nabi sebelumnya telah
menggunakan doa tersebut, sebagiannya sebagai senjata pamungkas untuk menghancurkan
orang-orang kafir dengan adzab Allah. Adapun Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau menyimpan doa tersebut sebagai syafaat bagi umatnya, kelak di hari hisab.

Rasulullah bersabda:
َ‫ات‬II‫ا َء هَّللا ُ َمنْ َم‬I ‫ش‬ َ ‫اختَبَأْتُ َد ْع َوتِى‬
َ ْ‫شفَا َعةً ألُ َّمتِى يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة فَ ِه َى نَائِلَةٌ إِن‬ ْ ‫ست ََجابَةٌ فَتَ َع َّج َل ُك ُّل نَبِ ٍّى َد ْع َوتَهُ َوإِنِّى‬
ْ ‫لِ ُك ِّل نَبِ ٍّى َد ْع َوةٌ ُم‬
ْ ُ‫ِمنْ أُ َّمتِى الَ ي‬
َ ِ ‫ش ِر ُك بِاهَّلل‬
‫ش ْيئًا‬
"Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi menyegerakan doanya. Dan
sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafa'at bagi umatku pada hari kiamat. Dan
insya Allah syafa'atku untuk setiap orang yang mati dari kalangan umatku dalam keadaan tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun" (HR. Muslim)

Subhanallah… Rasulullah bersabar dengan kesabaran yang sempurna, bahkan tidak dimiliki oleh
Nabi sebelumnya, untuk tidak menggunakan "doa pamungkas" itu kecuali di akhirat nanti,
sebagai syafaat bagi umatnya.

Dalam hadits lain yang sangat panjang, dikisahkan bahwa nanti di hari kiamat manusia ingin
memperoleh syafaat. Mereka datang meminta syafaat kepada Nabi Adam, Ibrahim, Nuh, Musa,
dan Isa. Tetapi semuanya malu meminta syafaat kepada Allah. Maka mereka pun mendatangi
Rasulullah, dan beliau pun memintakan syafaat kepada Allah.

3. Meringankan Sakaratul Maut Umatnya


Kasih sayang dan pengorbanan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak kalah
besarnya terjadi pada akhir hayat beliau. Saat itu, Malaikat maut ditemani Jibril datang kepada
beliau mengabarkan hendak mencabut nyawa beliau.
“Bolehkah aku masuk?” kata seseorang yang mengetuk pintu rumah Rasulullah. Saat itu Fatimah
menunggui sang Nabi.
“Maaf, ayahku sedang demam,” jawab Fatimah.
Tetapi, Rasulullah yang tahu bahwa tamu itu adalah malaikat, beliau menyuruh Fatiman
mempersilakan. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” Fatimah menahan tangis, sadar akan
berpisah dengan ayah tercinta.

Malaikat maut datang menghampiri, lalu mengajak Jibril setelah Rasulullah menanyakannya.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah, suaranya telah melemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar
menanti kedatanganmu, ” kata Jibril.
Di saat seperti itu, Rasulullah tetap memikirkan umatnya. Beliau tidak puas dengan jawaban
Jibril untuk beliau saja.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini wahai kekasih Allah?” tanya Jibril. “Wahai Jibril,
bagaimana dengan nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata
Jibril.
Setelah itu, sesuai perintah Allah, malaikat maut perlahan-lahan mencabut ruh Rasulullah.
Fatimah dan Ali yang duduk di dekat Nabi tak kuasa menahan air mata. Bahkan Jibril juga tak
"tega." Namun, Rasulullah justru meminta agar beliau menanggung sakaratul maut umatnya.
“Ya Allah, dahsyat nian sakaratal maut ini, biarlah aku menanggung sakaratul maut ini, jangan
(beratkan sakaratul maut) pada umatku," pinta Rasulullah. Setelah berwasiat “Ummatii, ummatii,
ummatiii!” beliaupun menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Sang Nabi terakhir yang sangat mencintai umatnya itupun menghadap Allah untuk selamanya.
Fatimah dan Ali tak kuasa menahan duka dan kesedihan.

Kita pun sangat pantas bersedih, bahkan di saat kita belum melakukan apapun untuk Islam,
Rasulullah telah menanggung (sebagian) sakitnya sakaratul maut kita.

Pertanyaannya, apakah kita kemudian terpanggil untuk lebih mencintai Nabi, mengikuti dan
meneladaninya? Semoga momentum maulid Nabi membuat kita sadar kasih sayang dan
pengorbanan Rasulullah, lalu kita pun mencintai Nabi, mengikuti dan meneladaninya. Wallaahu
a'lam bish shawab. [Abu Nida]
MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW
~*~
Assalamualaikum,wr.wb.
Hadirin yang berbahagia.
Alhamdulillah wasyukurillah, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt. Karena
atas kuasanya kita bisa berkumpul, bertatap muka/bermuajahah ditempat ini.
Shalawat beserta salam senantiasa terlimpahkan pada suritauladan umat manusia, yang
membawa  jaman jahiliyyah ke era penuh cahaya. Tiada lain; yakni habibana, wanabiyyana,
Muhammad Sallalahu Alaihi Wasalam
Tak lupa pada keluarganya, shabatnya, dan para pengikut beliau. Mudah2an kita dicatat sebagai
umatnya. Amin ya rabbal alamin..
Dewan juri yang saya hormati,
Dalam kesempatan ini, saya, Reisha Rahmatun Nissa, kelas V SDN 1 Cikalongsari, perwakilan
Kabupaten Karawang, insyaAllah akan menyampaikan uraian ceramah tentang Hikmah
Muharram dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, yang saya bingkis dalam paket
hikmah berjudul 5M.
Apa itu 5M?
M yang pertama adalah mencontoh.
1. Mencontoh
Maksudnya adalah meneladani akhlak rasul dalam semua aspek kehidupan, sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-ahzab ayat 21.
“sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah suri tauladan yang baik”.
M yang kedua yaitu mengubah
2. Mengubah
Perubahan seperti apakah yang dimaksud? Selaras dengan nilai-nilai bulan muharram, perubahan
yang dimaksud adalah Berhijrah dari prilaku yg negative menjadi positif.
– Berhijrah dari yang tadinya malas belajar menjadi rajin,
– Dari yang tidak pernah shalat menjadi shalat,
– Dan berhijrah dari jarang membaca quran jadi rutin
Hadirin yg berbahagia,
M yang ketiga, hikmah dari muharram dan mauled nabi Muhammad SAW adalah membiasakan.
3. Membiasakan
karena amalan yg  rutin walau sedikit, lebih disukai oleh Allah daripada amalan banyak yang
sekaligus tapi jarang dilakukan.
Contohnya adalah adalah Puasa as-syura,
apa itu puasa Assyura? teman, tau tidak..?
Bu guru.. apa sih puasa assyura?
Puasa assyura adalah berpuasa pada tanggal 10 bulan Muharram. Hadist riwat muslim
menyebutkan:
”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.”
4. Membaca Al-Qur’an dan hadits,
Dua wasiat dari rasul, atau bahasa kerennya: S.O.P. (Standar Operational Prosedur) yang
berlaku di segala zaman, sebagai pedoman kita agar selamat di dunia dan akhirat.
5. Melantunkan shalawat pada Baginda Rasul,
Bagaimana caranya? hadirin baca shalawat bareng yu,
“shalatullah salamullah, ala thaha rasulillah
shalaatullah salamullah
ala yaasin habibillah”
Hadirin walhadirat Rahimakumullah,
Sebagai kesimpulan, dengan hikmah mauled nabi dan bulan Muharram ini mudah-mudahan kita
bisa mengaplikasikan 5 M tadi dalam kehidupan sehari-hari.
M yang pertama yaitu Mencontoh,
M yang kedua Mengubah,
M yang ketiga adalah Membiasakan,
M yang keempat Membaca,
Dan M yang terkhir yaitu Melantunkan Shalawat kepada baginda Rasul Muhammad SAW.
Alhamdulillah kita disini dapat menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,
namun ternyata itu saja tidak cukup, sebab
terselenggaranya acara :  ibarat awan.
meriahnya suasana : laksana hujan.
pelanginya adalah : mutiara hikmah dan perubahan.
 
Sekian dari saya,
Kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, karena Reisha dalam tahap belajar.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum wr.wb.
Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulud atau yang lebih kita kenal dengan sebutan maulid adalah hari lahirnya Rasulullah Nabi
Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Makna dari maulid Nabi ialah ialah sebagai ekspresi kegembiraan dan juga penghormatan pada
sang nabi, perayaan maulid nabi ini telah lama mengakar di masyarakat Islam jauh sebelum
Rasulullah wafat.
Dalam perayaannya, maulid Nabi dirayakan dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.
Dilaksanakannya maulid nabi tidak lepas dengan berbagai kegiatan, antara lain: shalawat Nabi,
membaca syair Barzanji serta menyelanggaraan pengajian disusul dengan ceramah maulid Nabi.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirabbil alamin, washolatu wasalamu ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, wa’ala alihi
washohbihi ajma’in. Amma ba’du
Yang terhormat …
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih diberi
kesempatan untuk bersilaturahmi dalam keadaan sehat wal afiat. Sholawat dan salam mari kita
panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa di tempatkan oleh
Allah di sisi-Nya sebagai umat yang memperoleh derajat yang paling tinggi di akhirat, Amin.
Hadirin, Hadirot Rahimakumullah,
Apa latar belakang dari peringatan mauled nabi yang setiap tahun diperingati oleh segala lapisan
ummat Islam dan hamper dianggap wajib. Tidak lain hanya karena saat itu setelah bertahun
-tahun Rasulullah saw. wafat perjuangan islam hampir punah, disana sini hanya mementingkan
kepentingan pribadi belaka. Maka ada salah seorang pejuang Islam yang mempunyai gagasan
agar diadakan peringatan mauled (kelahiran) Nabi Muhammad saw., yang pada waktu itu
dceritakan betapa pedihnya perjuangan Rasulullah saw, dalam menyebarkan Agama Islam
dengan tujuan membakar semangat para pemuda pada waktu itu agar bisa bangkit semua orang
islam untuk memperjuangkan agama Allah sebagaiman yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah
saw., ketika masih hidup. Maka setelah diadakan peringtan tersebut perjuangan ummat Islam
menjadi semangat kembali sampai pada zaman kita sekarang ini. Adapun nama orang yang
merintis peringatan tersebut bernama : “Shalahuddin Al-Ayyubiy” atau yang lebih dikenal
dengan nama : ”Shaladin”.
Hadirin, Hadirot Rahimakumullah, ada rahasia apakah dalam terutusnya nabi Muhammad saw,
sehingga beliau termasuk nabi pilihan dan masih banyak lagi predikat keunggulan serta teladan
bagi para rasul, tidak lain adalah merupakan rahmat bagi selutuh alam. Sebagaimana firman
Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 107.
Hadirin, Hadirot Rahimakumullah, setelah kita perhatikan firman Allah tersebut, maka kita bisa
menyimpulkan bahwa terutusnya Nabi Muhammad saw. adalah merupakan rahmat bagi seluruh
alam untuk menanamkan rasa kasih sayang kepadanya. Apakah itu alam yang berupa manusia,
hewan-hewan, flora dan fauna maupun tumbuh-tumbuhan, semua itu akan memperoleh rahmat
atau kasih saying melalui terutusnya Rasulullah Muhammad saw.
Adapun sebagai bukti bahwa semuanya itu benar, maka marilah kita amati mulai dari segi
keyakinan (agama). Bagaimana keadaan manusia, baik dari bangsa arab maupun bangsa yang
lain sebelum nabi Muhammad SAW diutus?. Tidak lain bangsa bangsa tersebut semua hidup
dalam suasana yang tidak teratur, berpecah belah serta saling bermusuhan satu sama lain. Karena
pada saat itu mereka menghambakan diri kepada benda yang mati seperti berhala, patung dan
lain sebagainya.
Mereka menghambakan diri terhadap harta atau sesuatu yang dianggap mempunyai kekuatan
gaib. Dengan demikian, maka jadi rendahlah martabat mereka daripada binatang.
Oleh karena itu, jika kondisi kehidupan kita ingin berubah, maka yang harus kita lakukan adalah
mau dan berani merubah kebiasaan hidup kita ini. contoh text ceramah dan pidato maulid Nabi
Muhammad SAW.

Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah segala sesuatu yang ada pada diri mereka sendiri” (QS.23. Ar-Ra’du : 11).
Kesungguhan kita dalam mengikuti teladan Rasulullah SAW secara utuh dalam mengarungi
perjuangan hidup ini adalah kunci menuju kehidupan umat yang lebih maju dan bermartabat di
masa yang akan datang. Perubahan menjadi lebih baik, lebih utuh dan lebih bersungguh-sungguh
dalam meneladani Rosulullah SAW dalam seluruh sisi kehidupan kita. Kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan dunia.
Hadirin, Hadirot Rahimakumullah, demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat
dan akhirnya kita bisa merubah sikap yang kurang baik. Apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan, saya mohon maaf.
Akhirukalam,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat merayakan maulid Nabi dengan suka cita, kita sebagai umat Islam wajib untuk
meneladani dan mencontoh tingkah laku beliau.
MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW.

 Assalamu’alaikum wr.wb
  
‫بِس ِْم هللاِ الرّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬

َ ‫ف ْالألَ ْنبِيا َ ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َسيِّ ِدنا َ َو َموْ لَنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو‬
‫ اَ َّما‬, َ‫صحْ بِ ِه اَجْ َم ِع ْين‬ َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعالَ ِم ْينَ َوال‬
ِ ‫عَل َى اَ ْش َر‬  ‫صالَةُ َوال َّساَل ُم‬
‫بَ ْع ُد‬
  Pertama-tama marilah kita memanjatkan rasa syukur kita kepada Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat bertemu di
tempat yang berbahagia ini dalam rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi akhir zaman Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang saya muliakan.
Bulan Rabiul Awwal adalah bulan yang bersejarah dalam kehidupan  manusia, karena pada
tanggal 12 Rabiul Awwal tahun gajah, telah dilahirkan seorang pemimpin umat manusia yang
merupakan rahmat bagi alam semesta. Beliau adalah junjungan kita yakni Nabi Besar
Muhammad SAW. Melalui beliau Allah menunjukan manusia menuju alam yang penuh dengan
cahaya kimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

Oleh sebab itu sebaiknya jika bulan Rabiul Awwal itu kita jadikan sebagai sarana dan media
untuk mengumpulkan kaum muslimin di masjid-masjid, majelis ta’lim dan tempat-tempat
lainnya dengan tujuan :

         1. Untuk menanamkan, memupuk dan menambah rasa cinta (Mahabbah) kita kepada         
Rasulullah Saw.
  Allah telah mensejajarkan dan menempatkan secara bersama-sama antara ketaatan kita kepada-
Nya dan kepada Rasul-Nya. Sedangkan Nabi Saw. lebih utama dari kita, sebagaimana firman
Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 6 :
‫ين ِم ْن أَنفُ ِس ِه ْم‬
ƒَ ِ‫النَّبِ ُّي أَوْ لَ ٰى بِ ْال ُم ْؤ ِمن‬
Artinya:
“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukminin dari diri mereka sendiri.” (Q.S Al-Ahzab: 6)
Karena itu, kita harus cepat-cepat menyatakan loyal kepada Rasulullah Saw. dan mencintainya,
melebihi besarnya cinta kepada diri kita sendiri. Beliaulah yang memberikan petunjuk kepada
kita akan kebenaran, sementara kita selalu cenderung untuk mengikuti hawa nafsu, sedangkan
hawa nafsu itu selalu mengajak kita kepada kejahatan.
Dengan demikian, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mendahulukan kecintaan kepada
Allah dan Rasul-Nya di dalam hati, lebih dari siapa atau apa yang dicintai.
 2. Untuk mengungkap kembali sejarah kehidupan Rasulullah Saw, untuk diteladani.
Dengan peringatan kelahiran Rasulullah Saw. ini dapat mengungkap kembali sebagian dari
kehidupan Rasulullah Saw. dan jihad perjuangannya di dalam menegakkan agama Islam. Dalam
menyambut dan memperingati maulid Nabi Muhammad  Saw. marilah kita telusuri dan kita
hayati perilaku hidup Rasulullah, yang selanjutnya, kita jadikan acuan di dalam aktivitas kita
sehari-hari dan berjuang di jalan Allah Swt. . Allah berfirman di dalam surah Al-Ahzab ayat 21
yang berbunyi :
‫لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخر‬
‫َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬
Artinya :

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan bagimu, ialah orang yang
mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan  ia banyak menyebut akan Allah.”

Dengan kelahiran beliau, kita umat manusia seluruh dunia mendapat rahmat yang tidak
terhingga, yakni berupa cahaya hidayah yang dapat menembus kegelapan jahiliah. Bila
dibadingkan dengan keadaan dunia sesudah beliau diutus sebagai Nabi dan Rasul, ada 3
perubahan yang sasngat penting,yaitu :
         1. Perubahan di bidang sosial
Pada zaman jahiliah terjadi ketidakadilan di dalam masyarakat. Pada saat itu sangat menonjol
sekali perbedaan ras, perbedaan kelas, yakni kelas majikan atau tuan dan kelas budak. Kemudian
Rasulullah Saw. datang dan mengubah segala ketidakadilan tersebut. Beliau berdakwah kepada
mereka bahwa manusia tidak ada bedanya antara satu sama lain, manusia mempunyai kedudukan
yang sama dihadapan Allah Swt. jika ada perbedaan, maka hal itu hanya diukur dari tingkat
ketakwaan seseorang kepada Allah Swt
         2. Perubahan di bidang akidah
Sebelum Nabi Muhammad Saw. diutus sebagai Nabi dan Rasul, bangsa Arab pada saat itu adalah
penyembah berhala, patung dan lainnya yang dianggap mempunyai kelebihan dan kekuatan.
Kemudian Nabi Muhammad Saw. datang menghancurkan kepercayaan itu dan menyadarkan
manusia bahwa patung-patung tersebut hanyalah benda mati yang tidak bisa memberikan
manfaat kepada yang menyembahnya. Hanya Allah-lah satu-satunya yang menciptakan dan
memelihara alam semesta beserta isinya.
         3. Perubahan di bidang kenegaraan dan politik
Pada masa jahiliah sangat sulitnmencari kebenaran dan keadilan. Segala keputusan atau
ketentuan-ketentuan hukum tidak didasarkan pada kebenaran atau hak, melainkan didasarkan
pada kekuatan dan kekuasaan. Yang kuat dan yang berkuasa akan menindas yang lemah. Begitu
Rasulullah Saw. datang, maka diubahlah semuanya itu dengan sistem demokrasi, keadilan dan
kebersamaan serta kebebasan. Segala perundang-undangan harus bersumber kepada Al-Quran.
Adapun yang belum ditentukan dalam wahyu Allah, maka ditentukan dalam bermusyawarah
bersama.
Akhir kata, saya mengharapkan mudah-mudahan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad
Saw ini dapat menambah keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya, mencintainya dan
membawa perubahan-perubahan positif dalam segala bidang kehidupan , Amin
 Mungkin sekian dari saya 

Wassalamu’alaikum wr.wb.
MEMPERINGATI MAULID
DALAM RANGKA MENGINGAT KELAHIRAN NABI

Peringatan Maulid Nabi dilakukan dalam rangka mengingat kelahiran, keistimewaan, mukjizat,
sirah, dan mengetahui akhlak Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita pun diperintahkan untuk
melakukan hal-hal tadi dalam rangka menjadikan  meneladani beliau. Karena Allah Ta’ala
berfirman,
‫ُول هَّللا ِ أُس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل َ ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬
ِ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرس‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah” (QS. Al Ahzab: 21).
Inilah di antara syubhat yang dilontarkan oleh sebagian orang. Dan syubhat (kerancuan) dalam
perayaan maulid ini diambil oleh ulama yang Pro Maulid semacam Muhammad bin ‘Alwi Al
Maliki dalam kitab beliau Adz Dzakho-ir Al Muhammadiyyah hal. 269.
Apakah alasan di atas dapat melegalkan peringatan maulid?
Berikut beberapa sanggahan untuk menyanggah kerancuan di atas:
Pertama:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah memerintahkan umatnya untuk memperingati
maaulid dan tidak pernah memerintahkan mengingat kelahiran, karakter istimewa, mukjizat,
sirah dan akhlak mulia Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara khusus melalui peringatan
maulid. Bahkan hal ini merupakan bid’ah yang diada-adakan sepeninggal beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam. Bid’ah maulid mulai muncul sekitar 600 tahun sepeninggal beliau. Padahal
mengenai perkara bid’ah telah diperingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri,
َ ‫َث فِى أَ ْم ِرنَا هَ َذا َما لَي‬
‫ْس ِم ْنهُ فَهُ َو َر ٌّد‬ َ ‫َم ْن أَحْ د‬
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya,
maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
‫ْس َعلَ ْي ِه أَ ْم ُرنَا فَه َُو َر ٌّد‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل َع َمالً لَي‬
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut
tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
Hadits-hadits semacam ini menunjukkan tercelanya peringatan maulid dan perayaan tersebut
merupakan perayaan yang mardud (tertolak).
Kedua:
Mengenal kelahiran, karakteristik, mukjizat, sirah serta akhlak mulia beliau bukan hanya ketika
maulid saja. Mengenal beliau dan hal-hal tadi bukan hanya pada waktu tertentu dan dalam
kumpulan tertentu, akan tetapi setiap saat, sepanjang waktu. Tidak seperti orang-orang yang pro
maulid yang memperingatinya hanya ketika malam maulid, malam-malam yang lain tidak
demikian. Amalan semacam ini didasari pada tradisi semata yang diambil dari nenek moyang
sebelum mereka,
ُ
ِ َ‫بَلْ قَالُوا إِنَّا َو َج ْدنَا آَبَا َءنَا َعلَى أ َّم ٍة َوإِنَّا َعلَى آَث‬
ƒَ ‫ار ِه ْم ُم ْهتَد‬
‫ُون‬
“Bahkan mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu
agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak
mereka” (QS. Az Zukhruf: 22).
Sebelumnya yang menghidupkan maulid nabi adalah Sulthon Irbil. Mulai dari masa beliau,
maulid nabi diperingati setiap tahunnya. Padahal perayaan ini tidaklah diizinkan dan
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Perayaan ini masuk dalam keumuman ayat,
ُ ‫أَ ْم لَهُ ْم ُش َر َكا ُء َش َرعُوا لَهُ ْم ِمنَ الدِّي ِن َما لَ ْم يَأْ َذ ْن بِ ِه هَّللا‬
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk
mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy Syura: 21).
Ketiga:
Meneladani Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan ittiba’ (mengikuti ajaran) beliau
dan berpegang dengan sunnah beliau serta mendahulukan petunjuk beliau dari yang lainnya.
Allah Ta’ala berfirman,
‫قُلْ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ِحبُّونَ هَّللا َ فَاتَّبِعُونِي يُحْ بِ ْب ُك ُم هَّللا ُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali
Imran: 31).
‫َوإِ ْن تُ ِطيعُوهُ تَ ْهتَدُوا‬
“Dan jika kamu taat kepada Rasul, niscaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. An Nur: 54)
‫ت تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا اأْل َ ْنهَا ُر خَ الِ ِدينَ فِيهَا َو َذلِكَ ْالفَوْ ُز ْال َع ِظي ُم‬
ٍ ‫َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ يُ ْد ِخ ْلهُ َجنَّا‬
“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga
yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah
kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’: 13).
Demikianlah yang diajarkan dalam Islam. Dalam suatu perayaan pun harus mengikuti petunjuk
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena merayakan maulid adalah suatu ibadah. Bagaimana
mungkin tidak dikatakan sebagai suatu ibadah? Wong, orang yang rayakan saja ingin mengingat
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pasti ingin cari pahala. Ini jelas ibadah, bukan perkara
mubah biasa. Sedangkan dalam ibadah mesti ikhlas kepada Allah dan mengikuti syariat
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika tidak memenuhi dua kriteria ini, amalan tersebut
tertolak.
Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa (1: 333) berkata,
ِ ‫ َوهَ َذ‬. ‫ أَ ْن اَل نَ ْعبُ َدهُ إاَّل بِ َما َش َر َع اَل نَ ْعبُ ُدهُ بِ ِعبَا َد ِة ُم ْبتَ َد َع ٍة‬: ‫ َوالثَّانِي‬. َ ‫د إاَّل هَّللا‬ƒَ ُ‫ أَ ْن اَل نَ ْعب‬: ‫ان أَ َح ُدهُ َما‬
‫ان‬ ِ ‫َوبِ ْال ُج ْملَ ِة فَ َم َعنَا أَصْ اَل ِن َع ِظي َم‬
ِ ‫ق ” َشهَا َد ِة أَ ْن اَل إلَهَ إاَّل هَّللا ُ َوأَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل هَّللا‬ ُ ‫اأْل َصْ اَل ِن هُ َما تَحْ قِي‬
“Ini adalah dua landasan agung dalam agama ini yaitu: tidak beribadah selain pada Allah semata
dan tidak beribadah kecuali dengan ibadah yang disyari’atkan, bukan dengan ibadah yang berbau
bid’ah. Inilah konsekuensi atau perwujudan dari syahadat laa ilaha illallah (tidak ada sesembahan
yang berhak disembah selain Allah) dan syahadat (pernyataan) bahwa Muhammad adalah utusan
Allah”.
Keempat:
Memperingati maulid bukanlah ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan pula amalan
para sahabat yang mulia, bukan pula amalan tabi’in, dan bukan pula amalan para imam yang
mendapat petunjuk setelah mereka. Perayaan maulid hanyalah perayaan yang berasal dari
Sulthon Irbil (pelopor maulid nabi pertama kali). Jadi, siapa saja yang memperingati maulid, dia
hanyalah mengikuti ajaran Sulthon Irbil baik atas dasar ia tahu ataukah tidak, bukan mengikuti
ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kelima:
Meneladani dan mengikuti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beramal dan dalam
keadaan berniat yang benar, haruslah dengan mengikuti ajaran beliau dan para sahabatnya.
Begitu pula  ia memperingatkan dari setiap bid’ah, di antaranya adalah bid’ah maulid.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
 

Anda mungkin juga menyukai