Kemudian beliau memberikan tiga pesan: (1) al-iman/al-tsiqah bil fikrah (keyakinan
benar).
Keyakinan pada gagasan yang dibawa adalah perkara yang amat penting. Contoh
terbaik dalam ini adalah Rasulullah dan para shahabatnya. Mereka begitu yakin
atas ajaran baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ. Sayyiduna Ali misalnya,
saat berhadap dengan kafir Quraisy menyimpan satu keyakinan: bahwa saya akan
kamu akan saya kalahkan. Kepercayaan diri ini akan terefleksi dalam tindakan.
Kesungguhan dalam mewujudkan fikrah juga bisa kita lihat dalam diri para
shahabat Nabi. Termasuk diantaranga adalah Tsumamah bin Utsal al-Hanafi رضي هللا
عنه. Tulisan ini akan mengisahkan tentang kesungguhan beliau dalam mewujudkan
keyakinannya.
sekali dari bagaimana para shahabat memastikan setiap amanah bisa terwujud,
termasuk saat menugaskan yang lain. Adalah sayyiduna Umar bin Khaththab رضي هللا
عنهyang benar-benar memonitor pelaksanaan tanggung jawab oleh pejabat negara
yang diangkatnya.
Berikut adalah kisah tentang kesungguhan Tsumamah bin Utsal al-Hanafi رضي هللا
عنه.
//
Di tahun ke-6 hijriyah, Rasulullah ﷺberniat memperluas wilayah cakupan dakwah.
Beliau menulis delapan surat kepada raja-raja Arab dan Ajam. Nabi ﷺ
orang Arab di zaman jahiliyah. Salah seorang pemuka Bani Hanifah yang
itu.
sehingga dia berhasil menangkap beberapa orang dari mereka dan membunuh
mereka secara brutal. Atas dasar itu, Nabi ﷺmenghalalkan darahnya dan
Tidak lama setelah itu Tsumamah berniat untuk menunaikan ibadah umrah, maka
berhalanya.
Ketika Tsumamah dalam perjalanan menuju Mekah di dekat kota Madinah, sebuah
pasukan Rasulullah ﷺyang sedang berpatroli di sekeliling Madinah, menyergap
Tsumamah.
Pasukan ini menawannya, sementara mereka tidak mengenal siapa dia, pasukan ini
membawanya ke Madinah, mengikatnya di salah satu tiang masjid, menunggu ﷺ
yang akan melihat perkara tawanan ini dan menetapkan perintahnya padanya.
Ketika Nabi ﷺpergi ke masjid, dan hampir masuk ke dalamnya, beliau melihat
Tsumamah terikat di sebuah tiang, maka beliau bersabda, “Apakah kalian tahu
siapa dia?”
Beliau berkata, “Ini Tsumamah bin Utsal al-Hanafi, tawanlah dia dengan baik.”
Kemudian Rasulullah ﷺpulang ke keluarga beliau dan bersabda, “Kumpulkanlah
makanan lezat yang kalian miliki dan hidangkalah kepada Tsumamah bin Utsal.”
Kemudian Nabi ﷺmemerintahkan agar unta beliau diperah di pagi dan sore hari
secara perlahan, beliau bertanya kepadanya, “Apa yang kamu miliki wahai
Tsumamah?”
membunuh maka kamu membunuh pemilik darah (orang yang akan dituntut bela
atas kematiannya), namun jika kamu memberi maaf maka kamu memberi maaf
kepada orang yang tahu berterima kasih. Jika kamu ingin harta, maka katakan saja
minuman lezat selalu disuguhkan kepadanya, susu unta tetap diperah untuknya.
Kemudian Nabi ﷺmenemuinya kembali, beliau bertanya, “Apa yang kamu miliki
wahai Tsumamah?”
Tsumamah menjawab, “Aku hanya mempunyai apa yang aku katakan sebelumnya.
Jika kamu memberi maaf maka kamu memberi maaf kepada orang yang tahu
berterima kasih, jika kamu membunuh maka kamu membunuh pemilik darah
(orang yang dituntut bela kematiannya). Jika kamu menginginkan harta, maka
Dia menjawab, “Aku mempunyai apa yang telah aku katakan kepadamu. Jika kamu
memberi maaf maka kamu memberi maaf kepada orang yang tahu berterima
kasih, jika kamu membunuh maka kamu membunuh pemilik darah (orang yang
dituntut bela atas kematiannya). Jika kamu menginginkan harta, maka mintalah
kebun kurma di pinggir Madinah dekat al-Baqi’ yang ada mata airnya. Tsumamah
Begitu dia tiba di masjid, dia berdiri di hadapan sekumpulan orang dari kaum
muslimin dan berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhaq di sembah
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.”
Selanjutnya Tsumamah menemui Nabi ﷺdan berkata, “Wahai Muhammad, demi
Allah di muka bumi ini tidak ada wajah yang paling aku benci melebihi wajahmu,
namun sekarang wajahmu menjadi wajah yang paling aku cintai. Demi Allah, tidak
ada agama yang paling aku benci melebihi agamamu, namun saat ini agamu
menjadi agama yang paling aku cintai. Demi Allah tidak ada negeri yang paling aku
benci melebihi negerimu, namun saat ini ia menjadi negeri yang paing aku cintai.”
Kemudian dia menambahkan, “Dulu aku pernah membunuh beberapa orang dari
Maka wajah Tsumamah berbinar, dia berkata, “Demi Allah, aku akan melakukan
terhadap orang-orang musyrikin sesuatu yang jauh lebih berat daripada apa yang
saat itu aku hendak melaksanakan umrah, menurutmu apa yang aku lakukan?”
Nabi ﷺmenjawab, “Teruskan umrahmu namun di atas syariat Allah dan rasul-Nya.”
lembah Mekah, maka dia berdiri mengangkat suaranya dengan lantang, “Labbaika
Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka
Ia adalah muslim pertama di muka bumi yang masuk Mekah dengan bertalbiyah.
Manakala orang-orang datang kepada Tsumamah, dia pun lebih meninggikan suara
anak muda Quraisy berniat melepaskan anak panah kepadanya, namun para
pemuka Quraisy mencegah mereka. Para pemuka Quraisy berkata, “Celaka kalian,
apakah kalian tahu siapa orang ini? Dia adalah Tsumamah bin Utsal, Raja
memutuskan pengiriman gandum kepada kita, akibatnya kita akan mati kelaparan.”
Tsumamah mengatakan, “Aku bersumpah demi Ilah Ka’bah ini, setelah aku pulang
ke Yamamah tidak ada lagi pengiriman sebiji gandum pun atau sebagian dari hasil
Dia menyembelih dam untuk mendekatkan diri kepada Allah bukan untuk berhala-
berhala. Setelah dia tiba di tengah kaumnya, dia memerintahkan mereka agar
menahan gandum agar tidak dikirim kepada orang-orang Quraisy, mereka pun
menaati dan mengikuti perintahnya, mereka menahan hasil bumi mereka dari
orang-orang Mekah.
Embargo yang ditetapkan oleh Tsumamah atas Quraisy mulai berdampak terhadap
khawatir atas diri mereka dan anak-anak mereka akan mati kelaparan.
Pada saat itu mereka menulis surat kepada Rasulullah ﷺyang isinya:
“Yang kami tahu tentangmu adalah bahwa kamu penyambung tali silaturahim dan
memutus pengiriman gandum sehingga hal itu menyulitkan kami. Jika kamu
berkenan untuk menulis kepadanya agar dia mengirim apa yang kami perlukan,
maka lakukanlah.”
Nabi ﷺmenulis kepada Tsumamah agar mengirimkan kembali gandum kepada
Bani Hanifah, jauhilah perkara gelap yang tidak mempunyai cahaya ini. Demi Allah
ia adalah kesengsaraan yang Allah tetapkan atas siapa yang mengambilnya dari
Kemudian dia berkata, “Wahai Bani Hanifah, tidak berkumpul dua orang nabi dalam
satu waktu. Bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang tiada Nabi sesudahnya,
“Haa Miim. Alquran ini diturunkan dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui, yang mengampuni dosa dan menerima taubat lagi keras hukumanNya
yang mempunyai karunia. Tiada Ilah yang berhak disembah selain Dia. Hanya
//
Semoga Allah membalas Tsumamah bin Utsal atas jasa baiknya kepada Islam dan
dijanjikan bagi orang-orang yang bertakwa. Beliau adalah sosok muslim yang serius
Referensi:
Al-Ishabah, (I/203); Al-Isti’ab (I/203); dan al-Sirah an-Nabawiyah Ibnu Hisyam (II/86).
12 April 2019