“Melakukan Embargo Ekonomi Terhadap Kaum Quraisy”
Tsumamah menerima surat Rasul Saw dengan sikap meremehkan dan
menolak. Ia mengambilnya dengan congkak dan ia tidak mau
mendengarkan dakwah kebenaran dan kebaikan yang sampai kepadanya.
Lalu setan menyuruhnya untuk membunuh Rasulullah Saw dan
menamatkan riwayat dakwah Beliau. Maka Tsumamah mulai mencari
kesempatan terbaik untuk membunuh Rasulullah Saw saat Rasul lengah.
Hampir saja makar ini berhasil kalau saja salah seorang paman Tsumamah
memberitahukan kepada Rasul niat Tsumamah untuk membunuh Beliau.
Maka Allah Swt menyelamatkan Nabi-Nya dari kejahatan Tsumamah.
Tidak lama berselang sejak kejadian itu, Tsumamah pun berniat untuk
melakukan umrah. Ia berangkat dari kampungnya yang bernama
Yamamah menuju Mekkah. Dalam perjalanan ia berkhayal melakukan
thawaf berkeliling Ka’bah dan melakukan penyembelihan untuk para
berhala yang ada di sana.
Rasul Saw bersabda: “Engkau tidak akan dicelakakan… karena Islam telah
menghapuskan kesalahan yang pernah dilakukan oleh seseorang.”
4
Baqi’: Sebuah dataran di ujung kota Madinah yang dipenuhi dengan pohon. Lalu dijadikan
tempat pemakaman dimana banyak dikuburkan disana para sahabat Rasul Saw.
Tsumamah pergi untuk melakukan niatnya hingga ia sampai di
Mekkah. Ia berdiri dengan meneriakkan talbiyah dengan suara kencang:
“Labbaika-llahumma labaik. Labaika la syarika laka labbaik. Innal hamda
wan nikmata laka wal mulk, la syarika lak. (Aku penuhi panggilan-Mu, Ya
Allah. Aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu
bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya, pujian, nikmat dan
kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu).” Tsumamah menjadi
muslim pertama yang masuk ke Mekkah dengan meneriakkan talbiyah.
Kemu
dian suku Quraisy mendatangi Tsumamah setelah mereka memasukkan
kembali pedang ke dalam sarungnya. Suku Quraisy bertanya: “Ada apa
denganmu, wahai Tsumamah?
Tsumama
h menjawab: “Aku tidak hilang kesadaran akan tetapi aku kini mengikuti
agama terbaik… aku telah mengikuti agama Muhammad.”
Tsumamah bin Utsal menjalankan umrah sebagaimana yang diajarkan
Rasul Saw dihadapan para suku Quraisy…
Ia juga menyerukan: “Wahai, Bani Hanifah. Tidak pernah ada dua Nabi
dalam masa yang sama. Sungguh Muhammad adalah Rasulullah dan tidak
ada Nabi sesudahnya, dan juga tidak ada Nabi yang diutus bersamaan
dengannya.” Tsumamah lalu membacakan kepada mereka:
“Haa Miim. Diturunkan Kitab ini (al-Qur'an) dari Allah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui, Yang mengampuni dosa dan
menerima taubat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai
karunia. Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya
kepada-Nyalah kembali (semua makhluk).” (QS. Ghafir [40]: 1-3)