Anda di halaman 1dari 5

HAJI WADA’ ( HAJI PERPISAHAN NABI DENGAN UMAT )

Pada hari itu, setelah 23 tahun perjuangan dakwah berlalu, Rasulullah SAW meminta Bilal
memanggil semua Sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuh lah Masjid dgn para
Sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat Taushiyah dari
Rasulullah.Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit
yg tengah dideritanya Kemudian Rasulullah. bersabda:"Wahai sahabat-sahabat ku semua. Aku
ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT
itu adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah?" Semua Sahabat menjawab dengan suara
bersemangat,
"Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah
SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah." Kemudian Rasulullah SAW. bersabda:
"Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."
Kemudian Rasulullah bersabda lagi pada satu pertanyaan yg menjadikan para Sahabat sedih dan
terharu. Rasulullah  bersabda:"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah SWT. Dan
sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin
bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan
hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dgn Allah SWT. dalam keadaan berhutang dgn
manusia."
Ketika itu semua para Sahabat diam, dan dalam hati masing-masing berkata,"Mana ada
Rasullullah SAW. berhutang dengan kita? Kami lah yg banyak berhutang kepada Rasulullah".
Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.
Tiba-tiba bangun seorang lelaki yg bernama Ukasyah, seorang sahabat, mantan preman sebelum
masuk Islam, dan dia berkata: Ya Rasulullah... Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini
dianggap hutang, Maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak
perlulah engkau berbuat apa-apa".
Rasulullah SAW. berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah"
Maka Ukasyah pun mulai bercerita: "Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, suatu ketika
engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda.
Tetapi cemeti tersebut tidak kena pada belakang kuda, Tapi justru terkena pada dadaku,Karena
ketika itu aku berdiri dibelakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah". Mendengar
itu, Rasulullah SAW. berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku
pukul engkau, Maka hari ini aku akan terima hal yg sama."Dengan suara yang agak tinggi,
Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."
Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. Sedangkan ketika itu
sebagian sahabat berteriak marah kepada Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan
Ukasyah. Bukankah Baginda sedang sakit..!!?"
Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di
rumah Fatimah, anaknya.Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, Kemudian Fatimah bertanya:
"Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"
Bilal menjwb dengan nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul
Rasulullah."Terperanjat dan menangis lah Fatimah, seraya berkata:"Kenapa Ukasyah hendak
memukul Ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau memukul, pukullah aku
anaknya".
Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".
Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan nya kepada Ukasyah. Setelah
mengambil cambuk itu, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah. Tiba-tiba, Abu Bakar berdiri
menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah... kalau kamu hendak memukul, pukullah
aku..!!
Aku adalah orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan.Akulah
sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".
Rasulullah bersabda: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".
Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah SAW.Kemudian Umar bin Khattab berdiri menghalangi
Ukasyah sambil berkata:"Ukasyah.. kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku
tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya. Itu
dulu. Sekarang, tidak boleh ada seorang pun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad SAW.
Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!!"
Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan
Ukasyah". Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah, dan tiba-tiba berdirilah Ali bin Abu Thalib,
sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.
Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata:"Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama
mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW.: "Duduklah
wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah".
Ukasyah semakin dekat dgn Rasulullah SAW. Tiba-tiba tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu
kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen. 
Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon..."Wahai Paman, pukullah kami
Paman, Kakek kami sedang sakit, Pukullah kami saja wahai Paman, sesungguhnya kami ini
Cucu kesayangan Rasulullah SAW.Dengan memukul kami, sesungguhnya itu sama dengan
menyakiti Kakek kami, wahai Paman."
Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai Cucu-cucu kesayanganku, duduklah kalian. Ini urusan
kakek dengan Paman Ukasyah".
Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata: "Bagaimana aku mau
memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku
pukul, maka turunlah ke bawah sini..!!"
Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat
memapahnya ke bawah.Rasulullah SAW. didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas
Ukasyah berkata lagi:"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya
Rasulullah."
Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.Tanpa berlama-lama dalam keadaan
lemah, Rasulullah SAW membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat
indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah, pertanda Rasulullah sedang menahan
lapar..
Kemudian Rasulullah SAW. berkata: "Wahai Ukasyah, Segeralah dan jangan lah kamu berlebih-
lebihan. Nanti Allah SWT akan murka padamu."
Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW.. Cambuk di tangannya ia buang jauh-
jauh. Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW. seerat-eratnya nya.. sambil menangis sejadi-
jadinya...
Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah, ampuni aku, Maafkan aku, Mana ada manusia yg sanggup
menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya, agar aku dapat merapatkan
tubuhku dengan tubuhmu...Karena Engkau pernah mengatakan, "Barang siapa yang kulitnya
pernah bersentuhan denganku, maka diharamkan api neraka atasnya." Seumur hidupku aku
bercita-cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan
dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya
Rasulullah..."
Rasulullah SAW. dengan senyum berkata: "Wahai sahabat2 ku semua, kalau kalian ingin melihat
Ahli Syurga, maka lihatlah Ukasyah..!!" Semua sahabat menitikkan air mata. Pada hari senin,
bulan Rabiul Awal tahun 11 H, Rasulullah wafat dipangkuang aisyah pada waktu dhuha. Beliau
memilih perjumpaan dengan Allah di akhirat. Beliau wafat setelah menyempurnakan risalah dan
menyampaikanamanah.
Hari sebelum beliau wafat Nabi Muhammad pada saat Rasulullah mendoakan para syuhada' Uhud,
memohonkan ampunan untuk mereka, dan menyebutkan tentang mereka, beliau juga bersabda:
"Wahai seluruh kaum Muhajirin, tetaplah kalian berbuat baik terhadap kaum Anshar, karena jumlah
kalian terus terus bertambah, sedang tidaklah bertambah kecuali sebagaimana keadaan mereka pada
hari ini. Sesungguhnya kaum Anshar adalah pembelaku dan tempat menjaga rahasiaku yang aku
berlindung kepadanya. Maka berbuat baiklah kepada siapa saja di antara mereka yang berbuat baik dan
maafkan siapa saja di antara mereka yang melakukan kesalahan. Setelah itu Rasulullah turun dari
mimbar lalu masuk ke rumahnya sementara sakitnya semakin kritis hingga beliau tidak sadarkan diri.
Istri-istri Rasulullah seperti Ummu Salamah dan Maimunah, serta wanita-wanita kaum Muslimin seperti
Asma' binti Unais berkumpul di sekitar Rasulullah. Al-Abbas, paman Rasulullah, juga berada di sisi beliau.
Mereka sepakat untuk memasukkan obat ke mulut beliau. Kemudian Al-Abbas memasukkan obat ke
mulut Rasulullah.

Tatkala siuman, beliau bersabda: "Siapa yang melakukan ini terhadapku?" Orang-orang menjawab:
"Wahai Rasullullah, pamanmu sendiri." Rasulullah bersabda: "Itu adalah obat yang dibawa wanita-
wanita yang datang dari Habasyah. "Rasulullah bersabda lagi: "Kenapa kalian berbuat seperti itu?" Al-
Abbas menjawab: "Wahai Rasulullah, kami semua khawatir engkau terkena serangan penyakit pleurisy
(radang selaput dada)." Rasulullah bersabda: "Penyakit tersebut tidak akan Allah timpakan kepadaku

Tatkala sakit Rasulullah bertambah parah, beliau bersabda: "Beritahukan orang-orang untuk segera
mengangkat Abu Bakar sebagai imam shalat bagi kaum muslimin."Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi
imam shalat bagi kaum muslimin."

pada hari Senin, Rasulullah keluar dari kamarnya menuju masjid untuk menunaikan shalat Shubuh.
Tatkala Rasulullah berada di masjid, kaum Muslimin merasa lega dan Abu Bakar pun tahu bahwa kaum
Muslimin berbuat seperti itu demi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Oleh sebab itulah, Abu Bakar
melangkah mundur dari tempat imam, namun Rasulullah mendorongnya dari belakang sambil bersabda:
"Tetaplah engkau menjadi imam shalat untuk kaum muslimin." Rasulullah duduk di samping Abu Bakar
dan bertakbir melaksanakan shalat sambil duduk di sebelah kanan Abu Bakar. Seusai shalat, Ra-sulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam berbicara kepada kaum Muslimin dengan nada yang tinggi hingga suaranya
keluar dari pintu masjid

"Pada hari Senin tersebut kaum muslimin menanti-nanti kabar Rasulullah dari Ali bin Abu Thalib yang
kala itu telah keluar dari kediaman Rasulullah. Mereka berkata: "Wahai Abu Hasan, bagaimana kondisi
Rasulullah pada pagi ini?" Ali bin Abu Thalib menjawab: "Alhamdulillah, pagi ini beliau sehat bugar." Al-
Abbas bin Abdul Muthalib memegang tangan Ali bin Abu Thalib, kemudian berkata: "Wahai Ali, setelah
tiga hari engkau akan menjadi seorang budak." Al-Abbas bin Abdul Muthalib berkata lagi: "Aku
bersumpah dengan nama Allah, sungguh aku melihat rona kematian di wajah Rasulullah sebagaimana
pemah aku lihat pada wajah- wajah Bani Al-Muthalib. Mari kita masuk ke tempat Rasulullah. Jika perkara
siapa penerus beliau berada di tangan kita maka kita akan mengetahuinya, namun apabila perkara ini
diberikan kepada orang selain kita maka kita minta beliau berwasiat untuk kita kepada manusia. Ali bin
Abu Thalib berkata kepada Al-Abbas bin Abdul Muthalib: "Demi Allah, aku tidak mau melakukannya.
Demi Allah, jika perkara ini tidak diserahkan kepada kita, maka ia tidak akan diberikan kepada siapa pun
sepeninggal beliau. Kemudian Rasulullah wafat tatkala matahari telah naik memasuki waktu dhuha pada
hari itu." Rasulullah Wafat di Pangkuan Aisyah.

Anda mungkin juga menyukai