Assalamu’alaikum Warahmatullahi.Wabarakatuh.
Yang terhormat ibu-ibu guru dan karyawan SMK Al-Chasanah serta teman-
teman semua yang dirahmati Allah SWT, pertama-tama marilah kita panjatkan
puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya kita masih dapat
melaksanakan kegiatan keputrian online pada siang hari ini , serta tidak lupa
shalawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya. Perkenankan saat ini saya ingin menyampaikan
materi yang berjudul “ Dahsyatnya Kecintaan Rasulullah SAW Terhadap Umat-
nya .”
Mungkin di antara umat Islam banyak yang belum tahu bahwa Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat mencintai umatnya. Saking
cintanya kepada umatnya, beliau selalu memohon kepada Allah Ta'ala agar
menyelamatkan umatnya.
Hidup beliau penuh dedikasi kepada umat, waktunya habis untuk memikirkan
kemaslahatan umatnya. Berjuang untuk umat, mengorbankan air mata dan
darah, bahkan nyawa dipertaruhkannya untuk umat. Sampai di ujung hayatnya,
umat yang jadi prioritas perhatiannya. Di akhirat pun, umat yang beliau cari
untuk diberikan syafaatnya. Cintanya benar-benar tulus kepada umat.
Berikut beberapa bukti nyata kecintaan Rasulullah SAW kepada umatnya:
1. Berdoa untuk Umatnya Setiap Sholat.
Ada kisah menarik yang terekam dalam banyak kitab hadis, salah satunya apa
yang tertulis dalam kitab shahih-nya Imam Ibn Hibban. Diriwayatkan
bahwa Nabi SAW sedang berbincang santai di rumahnya bersama Sayyidah
'Aisyah radhiallahu 'anha (RA).
Lalu datanglah bantuan dari Allah dengan diturunkannya Malaikat Jibril AS.
Jibril menawarkan kepada Nabi SAW untuk menghancurkan kaum Thaif
tersebut dengan gunung yang siap diangkat. Bukannya mengamini apa yang
ditawarkan oleh Jibril AS, beliau justru menolak dan memilih untuk mendoakan
kaum Thaif tersebut. Darah akibat luka masih mengalir di
wajahnya. Rasulullah mengangkat tangan lalu mengatakan:
"Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang merusak dan juga tidak
untuk menjadi orang yang melaknat. Akan tetapi Allah mengutusku untuk
menjadi penyeru doa dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk
kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui". (HR Al-Baihaqi dalam
Syu’ab al-Iman)
Abu Dzar RA kemudian bertanya: "Wahai Rasul, sejak malam tadi engkau
mengulang ayat itu di setiap ruku’ dan sujud mu, sampai waktu subuh datang.
Ada apa gerangan?"
Nabi SAW menjawab: "Aku memohon syafa'at kepada Allah untuk umatku.
Dan itu dikabulkan oleh-Nya bagi mereka yang tidak menyekutukan-Nya". (HR
Ibn Abi Syaibah dan Ahmad)
Dan beliau pun menangis kembali ketika membaca ayat Allah yang lain: "Jika
engkau mengadzab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika
Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau Maha
pengampun lagi Maha bijaksana". (Al-Maidah: 118)
Kemudian Nabi SAW mengangkat tangan sambil menangis dan mengatakan:
"Ya Allah, … umatku … umatku". Akhirnya Allah mengutus Jibril untuk
menemui Muhammad tentang sebab kenapa Rasulullah SAW menangis.
Kemudian Jibril AS datang menemui Nabi tentang apa yang membuatnya
menangis, dan Jibril pun tahu apa itu. Dan Allah berfirman: "Wahai Jibril,
datang temuilah Muhammad, dan katakan kepadanya bahwa kami akan
membuatnya ridha dengan apa yang kami takdirkan untuk umatnya dan kami
tidak akan menzalimimu". (HR Muslim)
Hadits ini menunjukkan kedalaman belas kasih Nabi Muhammad saw. kepada
umatnya dan kekhawatiran beliau mengenai nasib mereka. Hadits ini juga
menjelaskan keagungan kedudukan Nabi Muhammad saw. di sisi Allah swt.,
sekaligus menjadi kabar gembira bagi umat Islam. Imam Muslim meriwayatkan
dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Setiap nabi
mempunyai doa yang akan dipanjatkannya. Aku ingin menyimpan doaku itu
sebagai syafa’at buat umatku di hari kiamat.”
7. Mencemaskan dan khawatir akan nasib umatnya pada saat di
penghujung hidup beliau. Saat menjelang kematian beliau, Rosululloh
bertanya kepada malaikat Jibril tentang keadaan umatnya. “Jibril, jelaskan apa
hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasulullah SAW dengan suara yang
amat lemah. Jibril menjawab “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat
telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu.”. Tapi
itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah SAW lega, matanya masih penuh
kecemasan.
Jibril bertanya lagi “Mengapa Engkau tidak senang mendengar kabar ini wahai
kekasih Allah ?”. Rasulullah kembali bertanya : “Kabarkan kepadaku wahai
Jibril bagaimana nasib umatku kelak ?”. Jawaban Jibril : “Jangan khawatir,
wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah SWT berfirman kepadaku:
‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad SAW telah
berada di dalamnya.”
Suasana di padang mahsyar begitu mencekam. Semua nabi dan rasul ‘alaihimus
salam angkat tangan. Tidak kuasa membantu ummat manusia.
Beliau bergegas sujud di bawah Arsy seraya memuja dan memuji Allah. Setelah
sekian lama, Allah ta’ala berfirman,
“اiiَ أُ َّمتِي ي، ِّا َربiiَ أُ َّمتِي ي، ِّ “أُ َّمتِي يَا َربi: فَأَقُو ُل، َوا ْشفَ ْع تُ َشفَّ ْع فَأَرْ فَ ُع َر ْأ ِسي،ْك َسلْ تُ ْعطَه َ يَا ُم َح َّم ُد ارْ فَ ْع َر ْأ َس
ِ ب األَ ْي َم ِن ِم ْن أَب َْوا
ب ال َجنَّ ِة ِ اب َعلَ ْي ِه ْم ِمنَ البَا َ ِ يَا ُم َح َّم ُد أَ ْد ِخلْ ِم ْن أُ َّمت:ُ فَيُقَال،ِ” َّرب
َ ك َم ْن الَ ِح َس
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Mintalah, pasti dikabulkan. Silahkan
berikan syafaatmu”.