Anda di halaman 1dari 6

MATERI KEPUTRIAN: JUM’AT, 22 OKTOBER 2021

Assalamu’alaikum Warahmatullahi.Wabarakatuh.

Yang terhormat ibu-ibu guru dan karyawan SMK Al-Chasanah serta teman-
teman semua yang dirahmati Allah SWT, pertama-tama marilah kita panjatkan
puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya kita masih dapat
melaksanakan kegiatan keputrian online pada siang hari ini , serta tidak lupa
shalawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya. Perkenankan saat ini saya ingin menyampaikan
materi yang berjudul “ Dahsyatnya Kecintaan Rasulullah SAW Terhadap Umat-
nya .”
Mungkin di antara umat Islam banyak yang belum tahu bahwa Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat mencintai umatnya. Saking
cintanya kepada umatnya, beliau selalu memohon kepada Allah Ta'ala agar
menyelamatkan umatnya.
Hidup beliau penuh dedikasi kepada umat, waktunya habis untuk memikirkan
kemaslahatan umatnya. Berjuang untuk umat, mengorbankan air mata dan
darah, bahkan nyawa dipertaruhkannya untuk umat. Sampai di ujung hayatnya,
umat yang jadi prioritas perhatiannya. Di akhirat pun, umat yang beliau cari
untuk diberikan syafaatnya. Cintanya benar-benar tulus kepada umat.
Berikut beberapa bukti nyata kecintaan Rasulullah SAW kepada umatnya:
1. Berdoa untuk Umatnya Setiap Sholat.
Ada kisah menarik yang terekam dalam banyak kitab hadis, salah satunya apa
yang tertulis dalam kitab shahih-nya Imam Ibn Hibban. Diriwayatkan
bahwa Nabi SAW sedang berbincang santai di rumahnya bersama Sayyidah
'Aisyah radhiallahu 'anha (RA).

Beliau (Aisyah) mengatakan: "Ketika aku memandang wajah Nabi SAW ,


terasa ketenangan dalam diri, lalu aku katakan kepada beliau": "Ya Rasul,
berdoalah kepada Allah untuknya". Kemudian Nabi SAW mengangkat
tangannya berdoa kepada Allah:
ْ ‫َّت َو َما أَ ْعلَن‬
‫َت‬ ْ ‫ َما أَ َسر‬،‫للَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ َعائِ َشةَ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذنَبِهَا َو َما تَأ َ َّخ َر‬

"Ya Allah, ampunilah 'Aisyah, seluruh dosanya yang lalu dan yang akan
datang. Dosanya yang terlihat dan yang tersembunyi".

Mendengar doanya Nabi SAW itu, 'Aisyah kemudian tersenyum lebar, dan


tertawa. Kemudian beliau mengatakan:
"Senangkah engkau dengan doaku tadi?" Sayyidah 'Aisyah menjawab:
"Bagaimana mungkin aku tidak gembira dengan doamu Ya Rasulullah ?"
Beliau kemudian meneruskan: "Demi Allah, itulah doaku untuk umatku setiap
salat". (HR Ibn Hibban)

2. Tetap Mendoakan Walau Dizalimi.


Mungkin kita ingat bagaimana cerita Rasulullah SAW yang datang ke Thaif
untuk berdakwah. Bukannya pesan dan nasihatnya didengar, Nabi SAW malah
mendapatkan lemparan batu yang akhirnya melukai wajah dan tubuhnya.

Lalu datanglah bantuan dari Allah dengan diturunkannya Malaikat Jibril AS.
Jibril menawarkan kepada Nabi SAW untuk menghancurkan kaum Thaif
tersebut dengan gunung yang siap diangkat. Bukannya mengamini apa yang
ditawarkan oleh Jibril AS, beliau justru menolak dan memilih untuk mendoakan
kaum Thaif tersebut. Darah akibat luka masih mengalir di
wajahnya. Rasulullah mengangkat tangan lalu mengatakan:

"Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang merusak dan juga tidak
untuk menjadi orang yang melaknat. Akan tetapi Allah mengutusku untuk
menjadi penyeru doa dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk
kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui". (HR Al-Baihaqi dalam
Syu’ab al-Iman)

3. Saat peristiwa isra mi’raj, ketika menerima perintah melaksanakan shalat,


Rasulullah meminta kepada Allah Swt untuk mengurangi kewajiban
menunaikan shalat wajib, dari semula 50 waktu menjadi lima waktu dalam
sehari semalam, karena menurut beliau, kewajiban tersebut sangat memberatkan
umatnya dan takut tidak bisa dilaksanakan. Bayangkan, betapa banyak
pengurangan yang dimintakan Rasulullah untuk kita, umatnya, dalam
melaksanakan shalat wajib. Karena itu, laksanakanlah shalat sebagai bentuk
rasa syukur kita kepada Allah Swt juga penghargaan atas perjuangan Rasulullah
untuk kita. 

4. Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menyeimbangkan ibadah


dengan istirahat. Beliau tidak ingin umatnya terus-menerus beribadah tanpa
memiliki waktu untuk beristirahat. Dalam suatu riwayat, rasulullah meminta
para sahabat untuk menurunkan tali yang dipasang Zainab binty Jahsy untuk
bersandar ketika kelelahan melaksanakan shalat di masjid. Rasulullah bersabda
“Lepaskanlah tali ini. Hendaklah kalian shalat sesuai kemampuan kalian. Jika
lelah, hendaklah kalian duduk.” (HR Bukhari). Rasulullah khawatir, ibadah
shalat berlebihan akan melalaikan hak-hak yang lain. Selain beribadah kepada
Allah, tubuh memiliki hak untuk istiraat. Selain itu, ada pula hak keluarga, hak
tetangga serta hak masyarakat.
5. Selalu Memohon Keselamatan Umat
Dalam sebuah riwayat yang masyhur, termasuk riwayat Imam Ahmad dan juga
dalam Mushnaf Ibn Abi Syaibah, disebutkan bahwa setiap malam dalam
salatnya, Nabi SAW tidak berhenti meminta kepada Allah untuk memberikan
ampunan pembebasan azab untuk umatnya.
Beliau (Abu Dzar) RA mengatakan: "Aku mendengar Nabi SAW satu malam
dalam salatnya, ia membaca dan mengulang-ngulang firman Allah di setiap
ruku' dan sujudnya: "Jika engkau mengazab mereka, sesungguhnya mereka
adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya
memang Engkau maha pengampun lagi maha bijaksana". (Al-Maidah: 118)

Abu Dzar RA kemudian bertanya: "Wahai Rasul, sejak malam tadi engkau
mengulang ayat itu di setiap ruku’ dan sujud mu, sampai waktu subuh datang.
Ada apa gerangan?"
Nabi SAW menjawab: "Aku memohon syafa'at kepada Allah untuk umatku.
Dan itu dikabulkan oleh-Nya bagi mereka yang tidak menyekutukan-Nya". (HR
Ibn Abi Syaibah dan Ahmad)

6. Menangis untuk Umatnya.


Dalam riwayat Imam Muslim, diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Amr bin
al-Ash RA, Nabi SAW pernah menangis di hadapannya ketika membaca ayat
Allah: "Sesungguhnya berhala-berhala tersebut banyak menyesatkan manusia.
Dan siapa yang mengikuti ku, mereka adalah golonganku". (Ibrahim ayat 36)

Dan beliau pun menangis kembali ketika membaca ayat Allah yang lain: "Jika
engkau mengadzab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika
Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau Maha
pengampun lagi Maha bijaksana". (Al-Maidah: 118)
Kemudian Nabi SAW mengangkat tangan sambil menangis dan mengatakan:
"Ya Allah, … umatku … umatku". Akhirnya Allah mengutus Jibril untuk
menemui Muhammad tentang sebab kenapa Rasulullah SAW menangis.
Kemudian Jibril AS datang menemui Nabi tentang apa yang membuatnya
menangis, dan Jibril pun tahu apa itu. Dan Allah berfirman: "Wahai Jibril,
datang temuilah Muhammad, dan katakan kepadanya bahwa kami akan
membuatnya ridha dengan apa yang kami takdirkan untuk umatnya dan kami
tidak akan menzalimimu". (HR Muslim)
Hadits ini menunjukkan kedalaman belas kasih Nabi Muhammad saw. kepada
umatnya dan kekhawatiran beliau mengenai nasib mereka. Hadits ini juga
menjelaskan keagungan kedudukan Nabi Muhammad saw. di sisi Allah swt.,
sekaligus menjadi kabar gembira bagi umat Islam. Imam Muslim meriwayatkan
dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Setiap nabi
mempunyai doa yang akan dipanjatkannya. Aku ingin menyimpan doaku itu
sebagai syafa’at buat umatku di hari kiamat.”
7. Mencemaskan dan khawatir akan nasib umatnya pada saat di
penghujung hidup beliau. Saat menjelang kematian beliau, Rosululloh
bertanya kepada malaikat Jibril tentang keadaan umatnya. “Jibril, jelaskan apa
hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasulullah SAW dengan suara yang
amat lemah. Jibril menjawab “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat
telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu.”. Tapi
itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah SAW lega, matanya masih penuh
kecemasan.

Jibril bertanya lagi “Mengapa Engkau tidak senang mendengar kabar ini wahai
kekasih Allah ?”. Rasulullah kembali bertanya : “Kabarkan kepadaku wahai
Jibril bagaimana nasib umatku kelak ?”. Jawaban Jibril : “Jangan khawatir,
wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah SWT berfirman kepadaku:
‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad SAW telah
berada di dalamnya.”

8. Memohon kepada Alloh SWT agar umatnya tidak merasakan sakitnya


sakrotul maut.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah SAW bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang. Selanjutnya beliau berseru saat sakratul
mautNya : “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. Namun Rasulullah
bertanya kepada Jibril : “ Wahai Jibril jijikkah engkau melihatku, hingga
engkau palingkan wajahmu ?” Tanya Rasulullah kepada Malaikat pengantar
wahyu itu.
Jibril dengan sedih mengungkapkan : “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih
Allah SWT direnggut ajal.” Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh,
karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
Akhirnya Rasulullah berdo’a : “Ya Allah, dahsyat sekali sakratul maut ini,
timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan engkau timpakan kepada
umatku.”
9. Mengingat dan memanggil umatnya di akhir hidup beliau.
Dan beliaupun berpesan : “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum
–peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.


Akhirnya Beliau kembali memikirkan umatNya untuk terakhir kalinya :
“Ummatii, ummatii, ummatiii?” – “Umatku, umatku, umatku” sebelum beliau
menghembuskan nafasnya yang terakhir.

10. Memberikan syafa’at di hari kiamat kepada umatnya

Suasana di padang mahsyar begitu mencekam. Semua nabi dan rasul ‘alaihimus
salam angkat tangan. Tidak kuasa membantu ummat manusia.

Maka merekapun berbondong-bondong menemui Nabi kita Muhammad


shallallahu ‘alaihi wasallam, untuk memohon bantuannya.

Beliau bergegas sujud di bawah Arsy seraya memuja dan memuji Allah. Setelah
sekian lama, Allah ta’ala berfirman,

“‫ا‬iiَ‫ أُ َّمتِي ي‬، ِّ‫ا َرب‬iiَ‫ أُ َّمتِي ي‬، ِّ‫ “أُ َّمتِي يَا َرب‬i:‫ فَأَقُو ُل‬،‫ َوا ْشفَ ْع تُ َشفَّ ْع فَأَرْ فَ ُع َر ْأ ِسي‬،ْ‫ك َسلْ تُ ْعطَه‬ َ ‫يَا ُم َح َّم ُد ارْ فَ ْع َر ْأ َس‬
ِ ‫ب األَ ْي َم ِن ِم ْن أَب َْوا‬
‫ب ال َجنَّ ِة‬ ِ ‫اب َعلَ ْي ِه ْم ِمنَ البَا‬ َ ِ‫ يَا ُم َح َّم ُد أَ ْد ِخلْ ِم ْن أُ َّمت‬:ُ‫ فَيُقَال‬،ِ” ّ‫َرب‬
َ ‫ك َم ْن الَ ِح َس‬
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Mintalah, pasti dikabulkan. Silahkan
berikan syafaatmu”.

Maka beliaupun berkata, “Ummatku wahai Rabbi.. Ummatku wahai Rabbi..


Ummatku wahai Rabbi..”.

Dijawablah, “Wahai Muhammad persilahkan sebagian ummatmu yang tidak


menjalani proses hisab untuk masuk surga lewat pintu sebelah kanan”. HR.
Bukhari.

Demikianlah bukti nyata kecintaan Rasulullah SAW kepada umatnya. Semoga


Allah memberi kita taufik-Nya agar dapat mencintai beliau, menghidupkan
sunnahnya, meneladani beliau dan memperbanyak salawat kepada
beliau. Allahumma shalli wa sallim 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali
Sayyidina Muhammad.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan...semoga bermanfaat...dan mohon maaf
atas segala kekurangan. Wabillahi taufik wal hidayah...Wassalamu’alaikum
warohmatullohi wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai