Anda di halaman 1dari 7

Khotbah Jum’at Ke 2 Bulan Rabi’al Awwal

“ Memetik Hikmah Dari Kisah Hidup Baginda Nabi Muhammad SAW”

Oleh : Muh. Hanafi, SS. M.Sy

Khutbah I

‫ش َه ُد َأنْ اَل ِا َل َه ِإاَّل هللا َو ْحدَ ُه ال‬ ْ ‫ َأ‬،‫ريم‬ َ ‫ َوَأ ْف َه َم َنا ِب‬،‫سالَ ِم‬
ِ ‫ش ِر ْي َع ِة ال َّن ِب ّي ال َك‬ ّ ‫س ُبل َ ال‬ُ ‫لح ْم ُد هللِ الّذي هَدَا َنا‬ َ ‫لح ْم ُد هللِ ْا‬َ ‫ْا‬
‫بار ْك‬ ِ ‫سلِّ ْم َو‬ َ ‫صل ِّ و‬ َ ‫ اللّ ُه َّم‬،‫س ِّيدَ َنا َو َن ِب َّي َنا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬ َ ّ‫ش َه ُد َأن‬ ْ ‫ َوَأ‬،‫الل َواإل ْكرام‬ ِ ‫لج‬ َ ‫ ُذو ْا‬،‫ش ِريك لَه‬ َ
‫ص ْي ُك ْم‬ُ ‫ ْأو‬،‫ َف َيا ُّي َها اِإل ْخ َوان‬:ُ‫ َأ َّما َب ْعد‬،‫سان إلَى َي ْو ِم الدِّ ين‬ ِ ‫إح‬ ْ ِ‫أصحابِ ِه َوال َّتابِعينَ ب‬ ْ ‫س ِّيدِنا ُم َح ّم ٍد َو َعلَى الِه َو‬ َ ‫َعلَى‬
ِ ‫ َأ ُع ْو ُذ ِباهللِ مِنَ الَّش ْي َط‬:‫ان ْال َك ِري ْم‬
‫ان‬ ِ ‫الى فِي ْالقُ ْر‬ َ ‫ َقال َ هللاُ َت َع‬، ْ‫َو َن ْفسِ ْي ِب َت ْق َوى هللاِ َو َطا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْون‬
‫صل ِْح َل ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم‬
ْ ‫ ُي‬،‫سدِيدً ا‬ َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذِينَ َآ َم ُنوا ا َّتقُوا هللا َوقُولُوا َق ْواًل‬:‫الر ِح ْي ْم‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫الر ْح َم‬ َّ ِ‫ ِب ْس ِم هللا‬،}‫الر ِج ْيم‬ َّ
‫هللا َح َّق‬ َ ‫از َف ْو ًزا َعظِ ي ًما وقال تعالى َيا اَ ُّي َها الَّ ِذ ْينَ آ َم ُن ْوا ا َّتقُ ْوا‬ َ ‫سولَ ُه َف َقدْ َف‬ ُ ‫َو َي ْغف ِْر لَ ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمنْ ُيطِ ِع هللا َو َر‬
‫صدَ َق هللاُ ال َعظِ ي ْم‬ َ . َ‫ُت َقاتِ ِه َوالَ َت ُم ْو ُتنَّ ِإالَّ َوَأ ْن ُت ْم ُم ْسلِ ُم ْون‬
Jamaah Jumat rahimakumullah, 

Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersykur kepada Alloh yang masih


memberikan kesempatan hidup sampik di hari jum’at kedua bulan kelahiran
baginda Nabi besar Muhammad SAW di bulan Rabi’ul Awal 1444 H. Bulan
tempat kita sama-sama mengingat peristiwa penting tentang kelahiran dan
kisah hidup manusia sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh
alam, yakni Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.

Marilah kita perbanayak baca sholawat lebih-lebih dibulan kelahiran


baginda Nabi besar Muhammad SAW medah-mudahan kita diakuai
sebagai ummatnya dan termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan
dicintai oleh rasulillah ‫ ﷺ‬dan akan mendapatkan syafaatnya di akhirat
kelak amin

Selanjutnya sealaku khotib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada


seluruh jamah jum’at untuk senantiasa meningkatkan kualitas ketaqwaan
kita kepada Alloh SWT dengan senantias mejalankan segala perintah dan
menjauhi segala larangannya.

Jamaah Jumat rahimakumullah, 


Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan dicintai
oleh rasulillah ‫ ﷺ‬dan akan mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Maka
dari itu pada kesempatan ini khatib mengangkat tema “Memetik Hikmah
Dari Kisah Hidup Baginda Nabi Muhammad SAW”.

Jamaah Jumat rahimakumullah, 

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia
pilihan Allah sebagai utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah.
Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan bangsa Arab saja, namun
seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Qur’an Surat as-Saba’ ayat 28:

ِ ‫ِيرا َولَكِنَّ َأ ْك َث َر ال َّن‬


َ‫اس ال َي ْعلَ ُمون‬ ً ‫يرا َو َنذ‬
ً ِ‫اس َبش‬ َ ‫و َما َأ ْر‬ 
ِ ‫س ْل َنا َك ِإال َكا َّف ًة لِل َّن‬ َ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. As-
Saba’[34]: 28).

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Nabi Muhammad SAW lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana.


Dari usia dini beliau sudah yatim piatu. Ayah beliau wafat ketika Nabi
masih dalam kandungan. Usia enam tahun, inbundanya wafat. Lalu disusul
kakek beliau juga wafat. Dan akhirnya beliau diasuh Paman Abu Thalib.
Abu Thalib sendiri bukan orang kaya, padahal putranya banyak. Keadaan
inilah yang menjadikan Nabi Muhammad SAW harus bekerja keras sejak
kecil untuk mencari nafkah. Beliau pernah menjadi penggembala kambing.
Juga beliau pernah membantu pamannya berjualan di Syam. Yang terakhir
ketika sudah dewasa beliau bekerja sebagai buruh atau karyawan pada
seorang janda bernama Khadijah. Pekerjaan beliau adalah menjalankan
perdagangan di perusahaan janda tersebut. Dari buhungan seperti itulah
kemudian beliau menikah dengan Khadijah yang tak lain adalah
majikannya sendiri. 

Jamaah Jumat rahimakumullah, 


Kehidupan Nabi Muhammad sebagaimana uraian tersebut, dapat kita
temukan penjelasan makna Surat Adh-Dhuha.

Pada ayat ke-3, Allah SWT berfirman:

‫َما َو َّد َع َك َر ُّب َك َو َما َقلَ ٰى‬

Artinya: “Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci


kepadamu.”

Allah sekali-kali tidak bermaksud meninggalkan Nabi Muhammad di waktu


kecilnya. Tidak pula Allah bermaksud menelantarkan hidup beliau sehingga
beliau harus bekerja keras mencari nafkah meskipun masih kanak-kanak.
Juga, Allah SWT tidak bermaksud membenci beliau sehingga ketika masih
dalam kandungan saja, ayah beliau Abdullah sudah dipanggil menghadap-
Nya. Ketika usianya baru enam tahun dan masih sangat membutuhkan
kasih sayang seorang ibu, Aminah pun wafat. Belum hilang kesedihan
beliau karena ditinggal ibunya, kakeknya pun menyusul wafat dua tahun
kemudian. Sempurnalah sudah kesedihan dan penderitaan beliau sebagai
seorang yatim piatu dengan meninggalnya ayah, ibu dan kakek untuk
berpisah selama-lamanya. Dari semua penderitaan itu, tidak ada maksud
Allah SWT menelantarkan beliau, tetapi justru Allah SWT sedang
mempersiapkan beliau menjadi seorang pemimpin besar kelak di kemudian
hari.

Seorang pemimpin harus peka terhadap kesulitan-kesulitan yang


dipimpinnya dan dapat memberikan solusi dari kesulitan-kesulitan itu.
Kepekaan seperti itu sulit dimiliki oleh para pemimpin yang tidak pernah
mengalaminya sendiri kesulitan-kesulitan seperti itu. Dengan kata lain,
Allah sesesungguhnya menggembleng jiwa dan sikap mental beliau untuk
menghadapi berbagai macam kesulitan dan tantangan berkaitan tugas
beliau kelak menjadi seorang nabi. Apalagi beliau disiapkan dan ditetapkan
oleh Allah SWT menjadi nabi terakhir hingga akhir jaman. 

Jamaah Jumat rahimakumullah, 

Pada ayat berikutnya, yakni ayat ke-4, Allah berfirman:


‫ولالخ َِرةُ َخ ْي ٌر لَّ َك مِنَ اُأْلولَى‬

Artinya: “Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada
yang sekarang (permulaan).”

Dalam hidup ini yang terpenting adalah apa yang terjadi di akhir dan bukan
di permulaan. “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-
sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” Maka bisa dimengerti Nabi
Muhammad hidup dalam kesulitan di masa kecilnya karena semua
kesulitan itu bermanfaat membentuk karakter beliau menjadi seorang yang
tangguh lahir dan batin – jiwa dan raga. Ketangguhan seperti itu memang
sangat diperlukan kelak ketika Nabi Muhammmad berdakwah
menyampaikan wahyu dan kebenaran dari Allah SWT kepada seluruh
umat manusia. Kita semua tahu bahwa dalam berdakwah Nabi Muhammad
SAW menghadapi banyak hambatan, gangguan dan bahkan ancaman
pembunuhan dari berbagai pihak, terutama dari kelompok yang dipimpin
Abu Jahal dan kawan-kawan. Tetapi semua hambatan, gangguan dan
ancaman itu dapat dilalui dengan baik karena Nabi Muhammad SAW
sudah terlatih menghadapi kesulitan-kesulitan sejak kecil. 

Jamaah Jumat rahimakumullah, 

Buah dari penderitaan, kesulitan, dan perjuangan beliau yang tanpa kenal
menyerah memang luar biasa, yakni dalam waktu singkat yang hanya
memakan waktu 23 tahun saja, Nabi Muhammad telah berhasil memiliki
pengikut yang sagat banyak. Beliau berhasil merubah masyarakat yang
semula penyembah berhala menjadi beriman tauhid, yakni hanya
menyembah kepada Allah SWT semata. Masyarakat telah berubah dari
masyarakat yang semula menerapkan hukum rimba dimana yang dominan
dan kuat akan selalu menjadi pemenang, menjadi masyarakat yang
berdasarkan keadilan tanpa memandang latar belakang suku maupun
status sosial. Di dalam Islam memang semua manusia pada dasarnya
sama karena mereka semua berasal dari asal usul yang sama, yakni Nabi
Adam AS. Satu-satunya yang membedakan mereka hanyalah ketakwaan
masing-masing kepada Allah SWT. 

Jamaah Jumat rahimakumullah, 


Ayat kelima dari Surat Adh-Dhuha berbunyi:

َ ‫ف ُي ْعطِ ي َك َر ُّب َك َف َت ْر‬


‫ضى‬ َ َ‫َول‬
َ ‫س ْو‬
Artinya: “Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu ,
lalu (hati) kamu menjadi puas.”

Allah SWT telah berjanji bahwa semua penderitaan, kesulitan dan susah
payah Nabi Muhammad SAW dari waktu kecil hingga belaiu diangkat
menjadi seorang nabi akan dibalas oleh Allah dengan keberhasilan yang
cemerlang sebagaimana telah diuraikan. Atas keberhasilan itu Nabi
Muhammad SAW bersyukur kepada Allah SWT. Beliau bersyukur tidak
hanya atas keberhasilan dakwah-dakwah beliau, tetapi juga atas
perlindungan Allah SWT sehingga beliau meskipun seorang yatim piatu
beliau dapat meraih pertolongan untuk mendukung keberhasilan dakwah-
dakwah tersebut. Perlindungan ini sebagaimana dimaksud dalam ayat
keenam sebagai berikut:

‫َألَ ْم َي ِجدْ َك َيتِي ًما َف َآو ٰى‬

Artinya: “Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia


melindungimu?”

Jamaah Jumat rahimakumullah, 

Selanjutnya, ayat ketujuh dari Surat Adh-Dhuha berbunyi:

‫ضااًّل َف َهد َٰى‬


َ ‫ك‬
َ ‫َو َو َج َد‬
Artinya: “Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu
Dia memberikan petunjuk.”

Sudah banyak diceritakan bagaimana kebingunan Nabi Muhammad ketika


akan memasuki masa kenabiannya sehingga beliau menyepi di Gua Hira’
untuk mencari jawaban dari apa yang sebenarnya sedang terjadi pada
beliau pada waktu itu. Di Gua Hira’ itulah Nabi Muhammad mendapatkan
wahyu pertama kali yang diterimanya melalui malaikat Jibril AS.  Ayat
ketujuh itu diikuti dengan ayat kedelapan yang berbunyi:

‫َو َو َج َد َك َعاِئاًل َفَأ ْغ َن ٰى‬


Artinya: “Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan,
lalu Dia memberikan kecukupan.”

Pada akhirnya keadaan ekonomi Nabi Muhammad mengalami perubahan


dari kekurangan menjadi kecukupan. Abu Muhammad al-Husayn bin
Mas'ud al-Baghawi dalam kitab tafsirnya berjudul Tafsir Al-Baghawi,
halaman 456, jilid 8, menjelaskan bahwa Allah menjadikan Nabi
Muhammad SAW sebagai kaya salah satunya dengan harta Khadijah.
Artinya keadaan ekonomi Nabi Muhammad membaik setelah beliau
bekerja di perusahaan Khadijah dan kemudian Khadijah meminta beliau
menjadi suaminya.  Dengan harta kekayaan Khadijah itulah Nabi
Muhammad SAW dapat membiyai dakwah-dakwahnya karena Khadijah
memang menyediakan dan merelakan harta kekayaanya digunakan
suaminya untuk berjuang di jalan Allah. Khadijah adalah orang kedua
setelah Nabi yang memeluk Islam sekaligus merupakan perempuan
pertama yang masuk Islam. Maka bisa dimengerti Nabi Muhammad SAW
sangat mecintai dan menghargai Khadijah yang telah berjasa besar dalam
mendampingi dan mengembangkan dakwah-dakwah beliau. Dengan kata
lain, keberhasilan dakwah Islam tidak lepas dari peran penting seorang
perempuan kaya raya. Perempuan itu bernama Khadijah RA, istri beliau
yang pertama dan utama. Demikian Khotbah yang dapat kami sampaiakan
semoga kita semua Memetik Hikmah Dari Kisah Hidup Baginda Nabi
Muhammad SAW Aamiin.

ِ ‫َج َعلَنا هللاُ َوإ َّياكم مِنَ ال َف‬


‫ َوأدْ َخلَ َنا وِإ َّياكم فِي ُز ْم َر ِة عِ َبا ِد ِه ال ُمْؤ ِمنِ ْينَ با َ َر َك هللاُ ل ِْي َولك ْم فِي‬،‫اِئزين اآل ِمنِين‬
ٌ ‫ إ ّن ُه َتعاَلَى َج ّوا ٌد َك ِر ْي ٌم َملِ ٌك َب ٌّر َرُؤ ْو‬.‫الح ِك ْي ِم‬
ٌ‫ف َر ِح ْيم‬ ِ ‫ َو َن َف َعن ِْي َوِإ ّيا ُك ْم بِاآليا‬،‫آن ال َعظِ ْي ِم‬
َ ‫ت و ِذ ْك ِر‬ ِ ‫القُ ْر‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ش ِر ْي َك َل ُه‬‫ش َه ُد َأنْ الَ ِالَ َه ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْحدَ هُ الَ َ‬
‫لى َت ْوفِ ْيقِ ِه َو ِا ْمتِ َنانِهِ‪َ .‬وَأ ْ‬
‫ش ْك ُر َل ُه َع َ‬
‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫لى ِإ ْح َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َع َ‬
‫س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه‬
‫صل ِّ َعلَى َ‬‫ض َوانِهِ‪ .‬الل ُه َّم َ‬‫إلى ِر ْ‬ ‫س ْولُ ُه الدَّاعِ ى َ‬ ‫س ِّي َد َنا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫ش َه ُد أنَّ َ‬‫َوَأ ْ‬

‫اعلَ ُم ْوا َأنَّ َ‬


‫هللا‬ ‫واهللا فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْن َت ُه ْوا َع َّما َن َهى َو ْ‬
‫َ‬ ‫سلِّ ْم َت ْسلِ ْي ًما كِث ْي ًرا َأ َّما َب ْع ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّن ُ‬
‫اس ِا َّتقُ‬ ‫اب ِه َو َ‬ ‫َوَأ ْ‬
‫ص َح ِ‬
‫صلُّ ْونَ َع َ‬
‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها‬ ‫َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ْم ٍر َب َدَأ فِ ْي ِه ِب َن ْفسِ ِه َو َثـ َنى ِب َمآل ِئ َكتِ ِه ِبقُدْ سِ ِه َو َقال َ َتعاَلَى ِإنَّ َ‬
‫هللا َو َمآلِئ َك َت ُه ُي َ‬
‫س ِّيدِنا َ‬ ‫سلِّ ْم َو َعلَى ِ‬
‫آل َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫صل ِّ َعلَى َ‬
‫س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫سلِّ ُم ْوا َت ْسلِ ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫الَّ ِذ ْينَ آ َم ُن ْوا َ‬
‫الراشِ ِد ْينَ َأ ِبى َب ْك ٍر َو ُع َمر َو ُع ْث َمان‬
‫ض اللّ ُه َّم َع ِن ْال ُخلَ َفاءِ َّ‬
‫ار َ‬ ‫سلِ َك َو َمآلِئ َك ِة ْال ُم َق َّر ِب ْينَ َو ْ‬
‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْن ِبيآِئ َك َو ُر ُ‬
‫ض َع َّنا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َمتِ َك‬ ‫ار َ‬ ‫ان ِالَى َي ْو ِم الدِّ ْي ِن َو ْ‬
‫س ٍ‬‫اب ِع ْينَ لَ ُه ْم ِبا ِْح َ‬
‫ابعِي ال َّت ِ‬ ‫اب ِع ْينَ َو َت ِ‬
‫الص َحا َب ِة َوال َّت ِ‬
‫َو َعلِى َو َعنْ َبقِ َّي ِة َّ‬
‫ت الل ُه َّم‬ ‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫اغف ِْر لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِم َنا ِ‬
‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫َيا َأ ْر َح َم َّ‬
‫الرا ِح ِم ْينَ اَلل ُه َّم ْ‬

‫اخ ُذلْ‬‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ص ْر َمنْ َن َ‬ ‫ص ْر عِ َبادَ َك ْال ُم َو ِّح ِد َّي َة َوا ْن ُ‬
‫ش ِر ِك ْينَ َوا ْن ُ‬ ‫َأع َِّز ْاِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذل َّ ال ِّ‬
‫ش ْر َك َو ْال ُم ْ‬
‫الزالَ ِزل َ‬‫اء َو َّ‬ ‫اع ِل َكلِ َماتِ َك ِإلَى َي ْو َم الدِّ ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ادْ َف ْع َع َّنا ْال َبالَ َء َو ْا َلو َب َ‬‫َاء الدِّ ْي ِن َو ْ‬‫َمنْ َخ َذل َ ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو دَ ِّم ْر َأ ْعد َ‬
‫اِئر ْال ُب ْل ِ‬
‫دَان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ‬ ‫س ِ‬ ‫خآص ًة َو َ‬ ‫َّ‬ ‫س ْو َء ْالفِ ْت َن ِة َو ْالم َِحنَ َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َطنَ َعنْ َبلَ ِد َنا ِا ْندُونِ ْيسِ َّيا‬ ‫َو ْالم َِحنَ َو ُ‬
‫ار‪َ .‬ر َّب َنا َظلَ ْم َنا اَ ْنفُ َ‬
‫س َنا‬ ‫اب ال َّن ِ‬‫س َن ًة َوقِ َنا َع َذ َ‬ ‫س َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َ‬‫عآ َّم ًة َيا َر َّب ْا َلعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫ان َوِإيْتآءِ ذِي‬ ‫س ِ‬ ‫هللا َيْأ ُم ُر َنا ِباْل َعدْ ِل َو ْاِإل ْح َ‬ ‫َواإنْ لَ ْم َت ْغف ِْر لَ َنا َو َت ْر َح ْم َنا لَ َن ُك ْو َننَّ مِنَ ْا َ‬
‫لخاسِ ِر ْينَ ‪ .‬عِ َبا َدهللاِ ! ِإنَّ َ‬
‫هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْ‬
‫ش ُك ُر ْو ُه‬ ‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َف ْحشآءِ َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْال َب ْغي َي ِع ُظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّك ُر ْونَ َو ْاذ ُك ُروا َ‬ ‫ْالقُ ْر َ‬
‫لى نِ َع ِم ِه َي ِزدْ ُك ْم َولَذ ِْك ُر هللاِ َأ ْك َب ْر‬
‫َع َ‬

Anda mungkin juga menyukai