Anda di halaman 1dari 4

Nama = Muqsidana Sayidina Gara Putra

No = 23

Kelas = XI AI

Bismillaahirrahmaaniraahiim..

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

Innalhamdalillah nahmaduhu wanasta’inuhu wanastagfiruhu, wana’udzubillahi min syururi


anfusina wamin sayyiati a’malina man yahdillahi fala mudhillah lah waman yudlilhu fala
haadiyah lah, ashadu alla illa ha illallah wahdahula syarikallah, wa ashadu anna muhammadan
abduhu warasuluh, allahumma sholli alaa muhammadin wa ala alihi wasohbihi ajmain, ya
ayyuhaladzi na amanut taqullaha haqqa tuqotihi, wala tamu tuna illa wa antum muslimun. Amma
ba’du.
Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia

Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam Allah semoga selalu tercurahkan kepada kepada junjungan
kita, nabi agung Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik sampai hari kiamat. Amma ba’du ….

Hadirin kaum muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillah, hari ini kita dapat kembali berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Jumat yang insya
Allah dirahmati Allah SWT. Dalam kesempatan kali ini, saya akan membawakan tema mengenai kasih
sayang dalam Islam.

Hadirin kaum muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Islam merupakan agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berperilaku kasih sayang, baik
kepada keluarga, sesama maupun bagi seluruh alam. Ajaran ini bersifat penting dan dijunjung tinggi
dalam agama Islam.

Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang baik (uswatun hasanah) pun diutus oleh Allah SWT untuk
menebarkan kasih sayang bagi seluruh alam. Sebagaiman firman Allah dalam surah Anbiya ayat 107
yang berbunyi:

١٠٧ - ‫َوَم ٓا َاْر َس ْلٰن َك ِااَّل َر ْح َم ًة ِّلْلٰع َلِم ْيَن‬

Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn

Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh
alam. (QS. Al Anbiya [21]:107)
Dalam ayat ini dijelaskan, bahwa Allah SWT melalui Rasulnya mengutus untuk menebarkan kasih sayang
bagi seluruh alam, tidak hanya kepada sesama umat Islam, namun juga kepada siapa saja walaupun
berbeda keyakinan.

hal ini senada dengan pendapat Imam Thabari dalam Tafsir at-Thabrani juz 16 halaman 439 yang
menjelaskan isi surah Anbiya ayat 107, bahwa Nabi Muhammad diutus Allah SWT untuk menebarkan
kasih sayang bagi seluruh umat manusia, tanpa ada pengecualian, baik muslim maupun non-muslim.

Hal tersebut memang sudah seharusnya menjadi barang tentu, di mana seorang muslim selaku umat
Nabi Muhammad SAW memiliki sifat untuk saling menyayangi kepada sesama.

Hadirin kaum muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari Juz 1 hlm 11 meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda:

‫ َو الُمَهاِج ُر َم ْن َهَج َر َم ا َنَهى ُهَّللا َع ْنُه‬،‫الُم ْس ِلُم َم ْن َسِلَم الُم ْس ِلُم وَن ِم ْن ِلَس اِنِه َوَيِدِه‬

“Seorang Muslim adalah orang yang tidak melukai saudara Muslim lainnya baik dengan lisan dan
tangannya, orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan larangan Allah SWT (HR. Bukhari)”.

Hadis diatas menerangkan, bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan tuntutan kepada seorang muslim
untuk menanamkan karakter kehidupan di masyarakat yang saling menghormati, menebar kasih sayang,
tidak saling mendzalimi, tidak menghujat dan tidak memusuhi kepada sesama.

Hal-hal ini tentunya harus dipraktekan dalam tindakan maupun ucapan lisan. Perbuatan seperti
menghujat dan memusuhi orang lain tidaklah mencerminkan perilaku sebagai seorang muslim.
Perbuatan tercela seperti menghujat dan memusuhi justru akan menimbulkan perpecahan dan
merenggakan persaudaran sesama muslim.

Hadirin kaum muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Perilaku kasih sayang tidak hanya memiliki dampak positif pada lingkungan di sekitar kita, namun juga
akan menempatkan kita sebagai orang yang paling dekat dengan rahmat Allah SWT. Allah SWT akan
menebarkan rahmat dan kasih sayang kepada orang-orang yang menebar kasih sayang kepada para
makhluknya.

Begitupun orang-orang yang membenci dan berbuat aniaya kepada makhlukNya, Allah SWT tentunya
akan membenci serta menjauhkan rahmatNya dari orang-orang dengan perilaku seperti itu.
naudzubillah min dzalik…

Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari juz 4 hlm 175 meriwayatkan sebuah hadis, bahwa Nabi Muhammad
SAW pernah menceritakan perilaku para nabi-nabi terdahulu, ketika mereka dilukai oleh para umatnya,
Nabi mendoakan:

‫َالّلُهَّم اْغ ِفْر ِلَقْو ِمْي َفِإَّنُهْم َال َيْع َلُم ْو َن‬
Artinya: Ya Allah, ampunilah umatku, karena mereka tidak tahu. (HR Bukhari)

Dalam perilaku tersebut menegaskan bahwa Nabi Muhammad bukanlah sosok yang pendendam,
pembenci, dan penghujat. Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan yang baik dengan sikap-
sikapnya yang lemah lembut, felksibel, mudah akrab, dan mengutamakan kasih saya kepada umatnya.

Demikianlah khutbah Jumat pekan ini. Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang selalu
mengedapkan sikap kasih sayang kepada siapapun demi memperoleh berkah serta ridho dari Allah SWT.
Aamiin allahumma aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Innalhamdalillah nahmaduhu wanasta’inuhu wanastagfiruhu, wana’udzubillahi min syururi


anfusina wamin sayyiati a’malina man yahdillahi fala mudhillah lah waman yudlilhu fala
haadiyah lah, ashadu alla illa ha illallah wahdahula syarikallah, wa ashadu anna muhammadan
abduhu warasuluh, allahumma sholli alaa muhammadin wa ala alihi wasohbihi ajmain, ya
ayyuhaladzi na amanut taqullaha haqqa tuqotihi, wala tamu tuna illa wa antum muslimun. Amma
ba’du.
Qalaallahu ta'ala filquranilkariim. A’dzubillahiminasyaithanirojim. Innallaha wamalaaikatahuu
yusholluuna ‘alannabiyyi yaa ayyuhalladziina aamanu shollu 'alaihi wasallimuu tasliima.

Allhumma sholli muhammadin wa'ala ali muhammadin kama shollaita'ala ibrahiima wa‘ala aali
ibrohima wabarik’ala Muhammad wa 'ala aali muhammadin, kama barakta 'alaa ibrohima wa
’ala ali ibrohimma fil ’alamiin innaka hamidummajiid.

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waashahbiihii ajmaiin.


Alhamdulillahirobbil’alamin. Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina
walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un qoriibummujibudda’awaat.
Robbana dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin.

Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina adzabannar.


Walhamdulillahirobbil’alamin. Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil
qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun.
Fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazid’kum
waladzikrullohiakbar.

Aqimish Shalat

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai