Kelas : Xl MIPA 7
SMAN 2 INDRAMAYU
Bismillaahirrahmaaniraahiim.
Alhamdulillah, hari ini kita dapat kembali berkumpul dalam majelis salat dan
khotbah Jumat, 11 Februari 2022 yang insya Allah dirahmati Allah SWT. Dalam
kesempatan kali ini, khotib akan membawakan tema mengenai kasih sayang dalam
Islam. Baca juga: Ayat Al-Qur'an Tentang Memaafkan Orang Lain dan Makna Sifat
Pemaaf Khutbah Jumat Soal Kasih Sayang dalam Islam
Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari Juz 1 hlm 11 meriwayatkan bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda: َوال ُم َها ِج ُر َمنْ َه َج َر َما،ُِون ِمنْ ل َِسا ِن ِه َو َي ِده
َ المُسْ لِ ُم َمنْ َسلِ َم المُسْ لِم
“ َن َهى هَّللا ُ َع ْن ُهSeorang Muslim adalah orang yang tidak melukai saudara Muslim lainnya
baik dengan lisan dan tangannya, orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan
larangan Allah SWT (HR. Bukhari)”. Hadis diatas menerangkan, bahwa Nabi
Muhammad SAW memberikan tuntutan kepada seorang muslim untuk menanamkan
karakter kehidupan di masyarakat yang saling menghormati, menebar kasih sayang,
tidak saling mendzalimi, tidak menghujat dan tidak memusuhi kepada sesama. Hal-hal
ini tentunya harus dipraktekan dalam tindakan maupun ucapan lisan. Perbuatan seperti
menghujat dan memusuhi orang lain tidaklah mencerminkan perilaku sebagai seorang
muslim. Perbuatan tercela seperti menghujat dan memusuhi justru akan menimbulkan
perpecahan dan merenggakan persaudaran sesama muslim. Dari Sahabat Abu Musa
RA, Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai hubungan antara muslim satu dengan
lainnya yang berbunyi: ا/ض ُ ْ ُّد َبع/ش
ً ْ ُه َبع/ض ِ /ِن َك ْال ُب ْن َي
ُ ان َي/ ِ ْؤ م//ْؤ مِنُ ل ِْل ُم//اَ ْل ُم. “Seorang Mukmin
dengan Mukmin lainnya seperti satu bangunan yang tersusun rapi. Sebagiannya
menguatkan sebagian yang lain.” Dan beliau ﷺmerekatkan jari-jemarinya. (HR. Al-
Bukhari [no. 481, 2446, 6026], Muslim [no. 2585] dan at-Tirmidzi [no. 1928], dari
sahabat Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu). Seorang muslim dengan muslim
lainnya itu diibaratkan sebuah bangunan. Apabila menginginkan sebuah bangunan
yang berdiri kokoh, maka harus diisi dengan perilaku saling menguatkan dan
menyayangi satu sama lain. Tindakan-tindakan seperti mencela justru akan berdampak
negatif dan hanya memicu pertengkaran yang tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.
Baca juga: Ayat-ayat Al Quran Tentang Sains hingga Pengetahuan Luar Angkasa
Hadirin kaum muslimin,
Perilaku kasih sayang tidak hanya memiliki dampak positif pada lingkungan di
sekitar kita, namun juga akan menempatkan kita sebagai orang yang paling dekat
dengan rahmat Allah SWT. Allah SWT akan menebarkan rahmat dan kasih sayang
kepada orang-orang yang menebar kasih sayang kepada para makhluknya. Begitupun
orang-orang yang membenci dan berbuat aniaya kepada makhlukNya, Allah SWT
tentunya akan membenci serta menjauhkan rahmatNya dari orang-orang dengan
perilaku seperti itu. naudzubillah min dzalik… Kemudian, perilaku dan sifat kasih
sayang tidak hanya diberikan kepada kaum muslimin saja. Sikap seperti ini juga harus
diterapkan kepada lawan. Lawan di sini diartikan dengan orang-orang yang memiliki
keyakinan berbeda. Umat Islam harus senantiasa menunjukan sikap kasih sayangnya
dengan bentuk toleransi yang tinggi dan menghargai perbedaan yang ada. Dilansir dari
laman NU Online Jawa Timur, Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari juz 4 hlm 175
meriwayatkan sebuah hadis, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menceritakan
perilaku para nabi-nabi terdahulu, ketika mereka dilukai oleh para umatnya, Nabi
mendoakan: و َن/ ْ اَللّ ُه َّمArtinya: Ya Allah, ampunilah umatku,
ْ /ِإ َّن ُه ْم الَ َيعْ َل ُم/و ِميْ َف/ْ /رْ لِ َق//ِاغف
karena mereka tidak tahu. (HR Bukhari) Dalam perilaku tersebut menegaskan bahwa
Nabi Muhammad bukanlah sosok yang pendendam, pembenci, dan penghujat. Nabi
Muhammad SAW merupakan suri tauladan yang baik dengan sikap-sikapnya yang
lemah lembut, felksibel, mudah akrab, dan mengutamakan kasih saya kepada umatnya.
Demikianlah khutbah Jumat pekan ini. Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang
selalu mengedapkan sikap kasih sayang kepada siapapun demi memperoleh berkah
serta ridho dari Allah SWT. Aamiin allahumma aamiin.