Anda di halaman 1dari 3

Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Alloh Swt, Dialah yang memberkati kita

semua berbagai ni’mat dan karunia, dan hanya kepadaNya lah kita dikembalikan. Rohmat
serta salam semoga terlimpah kepada jungjunan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, sohabat dan segenap umat yang taat mengikuti ajaranya, serta kita sekalian
mengharap ridho, ampunanNya dan mendapat syafaat Rosululloh SAW.

Hadirin rohimakumulloh

Keteladanan berasal dari kata “teladan”, yaitu perbuatan yang patut ditiru dan
dicontohkan.” Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh. Dalam
Bahasa Arab “keteladaan” diungkapkan dengan kata “uswah” dan “qudwah”.

Setiap orang membutuhkan seorang teladan dalam kehidupannya. Karena Al-Quran telah
mengajarkan kepada kita bahwa hanya Rasulullah, Muhammad SAW yang wajib dijadikan
teladan. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]:21)

Hadirin rohimakumulloh

Berikut ini keteladanan Nabi Muhammad SAW. yaitu:

Pertama, Keteladanan dalam Beribadah

Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia paling sempurna (insan kamil), beliau selalu
menjaga kewajibannya sebagai hamba Allah, yaitu beribadah kepada Allah Swt. Meskipun
beliau sudah dijamin oleh Allah Swt masuk surga, beliau tetap beribadah kepada Allah
dengan sangat tekun.

Dalam satu riwayat dari Aisyah ra disebutkan bahwa pada suatu malam Nabi Muhammad
SAW mengerjakan shalat malam, di dalam shalat lututnya bergetar karena panjang dan
banyak rakaat shalatnya. Tatkala ruku’ dan sujud terdengar suara tangisnya namun ia
tetap melakukan shalat sampai adzan Bilal bin Rabbah terdengar di waktu subuh. Melihat
Nabi Muhammad SAW. demikian tekun melakukan shalat Aisyah bertanya: “Wahai
Rasulullah! bukankah dosamu yang tedahulu dan yang akan datang telah diampuni
Allah ? Nabi Muhammad SAW menjawab: aku ingin menjadi hamba yang banyak
bersyukur”. (HR Bukhari dan Muslim).

Selain banyak melakukan shalat Nabi Muhammad SAW banyak berdzikir. Ia berkata:
“Sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan taubah kepadaNya setiap hari 70
kali.” (HR Tabrani). Dalam hadits lain dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW meminta
ampun setiap hari 100 kali (HR Muslim). Selain itu Nabi Muhammad SAW banyak pula
melakukan i’tikaf di dalam mesjid, terutama di bulan Ramadhan.

Hadirin rohimakumulloh

Kedua, Keteladanan dalam Akhlak


Dalam diri Nabi Muhammad SAW terkumpul sifat utama, yaitu rendah hati, lemah lembut,
jujur, tidak suka mencari-cari cacad orang lain, sabar, dan tidak angkuh, santun, dan
tidak mabuk pujian. Nabi Muhammad SAW selalu berusaha melupakan hal-hal yang tidak
berkenan di hatinya dan tidak pernah berputus asa dalam usaha. Ketika Aisyah ditanya
tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, ia menjawab “akhlaknya adalah Al-Qur’an” (HR
Ahmad dan Muslim).

Tingkah laku Nabi Muhammad SAW. tercermin dalam kandungan Al-Qur’an sepenuhnya.
Allah SWT berfirman:

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam [68]:4).

Sejak masa muda, Nabi Muhammad SAW telah dikenal dengan kejujuran, amanat,
kesabaran, ketegaran, dan kedermawanan. Dalam kesabaran dan kerendahan diri beliau
dan dalam keagungan akhlak beliau tak tertandingi. Dalam memaafkan, beliau tidak ada
bandingannya. Ketika mendapatkan gangguan dan cemoohan masyarakatnya, beliau
hanya berkata “Ya Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui.” Beliau
selalu mengharapkan kebaikan seluruh umat manusia, penyayang dan belas-kasih
terhadap mereka.

Dalam satu riwayat diceritakan bahwa setiap hari Nabi Muhammad SAW hendak berjalan
menuju masjid, beliau selalu diludahi oleh orang kafir. Namun pada suatu hari beliau
lewat di jalan yang sama, dan tidak ada yang meludahi beliau seperti hari-hari
sebelumnya, maka Nabi Muhammad SAW bertanya kepada sahabat tentang keberadaan
orang yang meludahi dirinya. Setelah diberitahu bahwa orang tersebut sedang sakit,
maka beliau menjenguk orang itu dan berdo’a agar Allah memberikan hidayah dan
menyembuhkan penyakitnya. Dengan kelembutannya Nabi Muhammad SAW membalas
kejahatan dengan kebaikan.

Hadirin rohimakumulloh

Ketiga, Ketedalanan dalam Berdakwah

Sebagai seorang da’i (pendakwah) Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama bagi
setiap pendakwah. Metode dakwah yang diajarkan oleh Nabi SAW yaitu bersifat bijaksana
dan tidak mempersulit. Buah dari dakwahnya dapat dilihat dari tersebarnya Islam di
Jazirah Arab. Dalam kurun masa kurang dari 23 tahun, Islam mampu berkembang dengan
pesat di tengah kondisi Jahiliyah masyarakat Arab yang cukup parah.

Rahasia besar kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah adalah


menyampaikan dakwah melalui amal perbuatan. Dakwah disampaikan dengan cara yang
hikmah, yaitu penyampaian dakwah secara bijaksana, penuh dengan kebaikan dan
kemudahan, tidak menimbulkan permasalahan. Dakwah Nabi Muhammad SAW
disampaikan dengan nasihat yang baik (Mau’idzah Hasanah), sehingga dakwah Nabi
menyentuh jiwa sesuai dengan pengetahuan para pendengarnya. Penyampaiannya
disertai dengan pengamalan dan contoh dari Nabi Muhammad SAW.

Keempat, Keteladanan di tengah-tengah masyarakat

Di antara keteladanan Nabi Muhammad SAW. di tengah-tengah masyarakat adalah:

a. Ramah dalam pergaulan; Beliau sangat ramah terhadap siapa pun. Tidak ada
kesan takut bagi siapa saja yang ingin menghadapnya. Setiap kali beliau diajak bicara
sangat serius mendengarkannya. Bila menghadapi orang yang lemah dan miskin, Beliau
tetap menghormatinya tanpa merendahkan sedikitpun. Beliau tidak banyak berbiacara
dan tidak pernah memotong pembicaraan seseorang kecuali ia berbicara kebatilan.
Beliau tidak pernah mencela dan mencerca seseorang.

b. Rendah hati dalam bermasyarakat; Meskipun beliau memiliki posisi tinggi di sisi
Allah dan manusia, akan tetapi beliau tidak mengagungkan diri di tengah-tengah
kaumnya, malah merendahkan diri tanpa harus merasa terhina. Perendahan diri yang
disenangi oleh sahabat-sahabat beliau, sebagaimana mereka cinta pada keluarga serta
putra-putra beliau. Beliau tidak pernah menentukan tempat duduk khusus bagi dirinya.
Beliau memperlakukan masyarakat sedemikian rupa sehingga mereka merasa dirinya
adalah orang termulia di sisi beliau.

c. Senang bermusyawarah; Nabi Muhammad SAW selalu mengajak para sahabatnya


untuk bermusyawarah dalam memutuskan suatu masalah. Apabila para sahabatnya telah
memberikan pertimbangan kepadanya, maka beliau mengambil pendapat yang dinilainya
paling tepat, sambil memuji kepada orang yang mengemukakan pendapat tersebut,
sebagai dorongan agar dia lebih bersemangat, juga sebagai bentuk penghargaan
kepadanya.

Keimanan, Keteladanan dalam Kepemimpinan

Sebagai seorang pemimpin Nabi Muhammad SAW merupakan teladan bagi setiap
pemimpin, di antara teladannya, yaitu : Cerdas dalam menyelasaikan permasalahan, adil
terhadap rakyatnya, pemberani dan penyayang.

Hadirin rohimakumulloh

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat, mohon maaf atas segala
kekurangannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai