Anda di halaman 1dari 3

Assalamu`alaikum Wr.

Wb

Keteladanan berasal dari kata “teladan”, yaitu perbuatan yang patut ditiru dan dicontohkan.” 
Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh. Dalam Bahasa Arab “keteladaan”
diungkapkan dengan kata “uswah” dan “qudwah”.

Setiap orang membutuhkan seorang teladan dalam kehidupannya. Karena Al-Quran telah
mengajarkan kepada kita bahwa hanya Rasulullah, Muhammad SAW yang wajib dijadikan teladan.
Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.
Al-Ahzab [33]:21)

Hadirin rohimakumulloh

Berikut ini keteladanan Nabi Muhammad SAW. yaitu:

Pertama, Keteladanan dalam Beribadah

Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia paling sempurna (insan kamil), beliau selalu menjaga
kewajibannya sebagai hamba Allah, yaitu beribadah kepada Allah Swt. Meskipun beliau sudah
dijamin oleh Allah Swt masuk surga, beliau tetap beribadah kepada Allah dengan sangat tekun.

Dalam satu riwayat dari Aisyah ra disebutkan bahwa pada suatu malam Nabi Muhammad SAW
mengerjakan shalat malam, di dalam shalat lututnya bergetar karena panjang dan banyak rakaat
shalatnya. Tatkala ruku’ dan sujud terdengar suara tangisnya namun ia tetap melakukan shalat
sampai adzan Bilal bin Rabbah terdengar di waktu subuh. Melihat Nabi Muhammad SAW. demikian
tekun melakukan shalat Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah! bukankah dosamu yang tedahulu dan
yang akan datang telah diampuni Allah ? Nabi Muhammad SAW menjawab: aku ingin menjadi
hamba yang banyak bersyukur”. (HR Bukhari dan Muslim).

Selain banyak melakukan shalat Nabi Muhammad SAW banyak berdzikir. Ia berkata:
“Sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan taubah kepadaNya setiap hari 70 kali.” (HR
Tabrani). Dalam hadits lain dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW meminta ampun setiap hari 100
kali (HR Muslim). Selain itu Nabi Muhammad SAW banyak pula melakukan i’tikaf di dalam mesjid,
terutama di bulan Ramadhan.

Hadirin rohimakumulloh

Kedua, Keteladanan dalam Akhlak


Dalam diri Nabi Muhammad SAW terkumpul sifat utama, yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur, tidak
suka mencari-cari cacad orang lain, sabar, dan tidak angkuh, santun, dan tidak mabuk pujian. Nabi
Muhammad SAW selalu berusaha melupakan hal-hal yang tidak berkenan di hatinya dan tidak
pernah berputus asa dalam usaha. Ketika Aisyah ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, ia
menjawab “akhlaknya adalah Al-Qur’an” (HR Ahmad dan Muslim).

Tingkah laku Nabi Muhammad SAW. tercermin dalam kandungan Al-Qur’an sepenuhnya. Allah
SWT berfirman:

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam [68]:4).

Sejak masa muda, Nabi Muhammad SAW telah dikenal dengan kejujuran, amanat, kesabaran,
ketegaran, dan kedermawanan. Dalam kesabaran dan kerendahan diri beliau dan dalam keagungan
akhlak beliau tak tertandingi. Dalam memaafkan, beliau tidak ada bandingannya. Ketika
mendapatkan gangguan dan cemoohan masyarakatnya, beliau hanya berkata “Ya Allah, ampunilah
kaumku, karena mereka tidak mengetahui.” Beliau selalu mengharapkan kebaikan seluruh umat
manusia, penyayang dan belas-kasih terhadap mereka.

Dalam satu riwayat diceritakan bahwa setiap hari Nabi Muhammad SAW hendak berjalan menuju
masjid, beliau selalu diludahi oleh orang kafir. Namun pada suatu hari beliau lewat di jalan yang
sama, dan tidak ada yang meludahi beliau seperti hari-hari sebelumnya, maka Nabi Muhammad  
SAW bertanya kepada sahabat tentang keberadaan orang yang meludahi dirinya. Setelah diberitahu
bahwa orang tersebut sedang sakit, maka beliau menjenguk orang itu dan berdo’a agar Allah
memberikan hidayah dan menyembuhkan penyakitnya. Dengan kelembutannya Nabi Muhammad
SAW membalas kejahatan dengan kebaikan.

Hadirin rohimakumulloh

Ketiga, Ketedalanan dalam Berdakwah

Sebagai seorang da’i (pendakwah) Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama bagi setiap
pendakwah. Metode dakwah yang diajarkan oleh Nabi  SAW yaitu bersifat bijaksana dan tidak
mempersulit. Buah dari dakwahnya dapat dilihat dari tersebarnya Islam di Jazirah Arab. Dalam
kurun masa kurang dari 23 tahun, Islam mampu berkembang dengan pesat di tengah kondisi
Jahiliyah masyarakat Arab yang cukup parah.

Rahasia besar kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah adalah menyampaikan
dakwah melalui amal perbuatan. Dakwah disampaikan dengan cara yang hikmah, yaitu
penyampaian dakwah secara bijaksana, penuh dengan kebaikan dan kemudahan, tidak
menimbulkan permasalahan. Dakwah Nabi Muhammad SAW disampaikan dengan nasihat yang
baik (Mau’idzah Hasanah), sehingga dakwah Nabi menyentuh jiwa sesuai dengan pengetahuan
para pendengarnya. Penyampaiannya disertai dengan pengamalan dan contoh dari Nabi
Muhammad SAW.

Keempat, Keteladanan di tengah-tengah masyarakat


Di antara keteladanan Nabi Muhammad SAW. di tengah-tengah masyarakat adalah:

a.            Ramah dalam pergaulan;  Beliau sangat ramah terhadap siapa pun. Tidak ada kesan takut
bagi siapa saja yang ingin menghadapnya. Setiap kali beliau diajak bicara sangat serius
mendengarkannya. Bila menghadapi orang yang lemah dan miskin, Beliau tetap menghormatinya
tanpa merendahkan sedikitpun. Beliau tidak banyak berbiacara dan tidak pernah memotong
pembicaraan seseorang kecuali ia berbicara kebatilan. Beliau tidak pernah mencela dan mencerca
seseorang.

b.            Rendah hati dalam bermasyarakat; Meskipun beliau memiliki posisi tinggi di sisi Allah dan
manusia, akan tetapi beliau tidak mengagungkan diri di tengah-tengah kaumnya, malah
merendahkan diri tanpa harus merasa terhina. Perendahan diri yang disenangi oleh sahabat-
sahabat beliau, sebagaimana mereka cinta pada keluarga serta putra-putra beliau. Beliau tidak
pernah menentukan tempat duduk khusus bagi dirinya. Beliau memperlakukan masyarakat
sedemikian rupa sehingga mereka merasa dirinya adalah orang termulia di sisi beliau.

c.             Senang bermusyawarah; Nabi Muhammad SAW selalu mengajak para sahabatnya untuk
bermusyawarah dalam memutuskan suatu masalah. Apabila para sahabatnya telah memberikan
pertimbangan kepadanya, maka beliau mengambil pendapat yang dinilainya paling tepat, sambil
memuji kepada orang yang mengemukakan pendapat tersebut, sebagai dorongan agar dia lebih
bersemangat, juga sebagai bentuk penghargaan kepadanya.

Keimanan, Keteladanan dalam Kepemimpinan

Sebagai seorang pemimpin Nabi Muhammad SAW merupakan teladan bagi setiap pemimpin, di
antara teladannya, yaitu : Cerdas dalam menyelasaikan permasalahan, adil terhadap rakyatnya,
pemberani dan penyayang.

Hadirin rohimakumulloh

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat, mohon maaf atas segala
kekurangannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai