Nama : Belqis
Yasmien
Kelas : VII C
PENDAHULUAN
Dakwah merupakan jalan menuju Islam maksudnya adalah panggilan dari Allah
SWT melalui Nabi Muhammad Saw untuk umat manusia agar menganut ajaran Islam
(agama), dengan cara beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Bersikap sesuai dengan
garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak islamiyah, Islam adalah agama yang mencakup
dan mengatur segala aspek kehidupan manusia guna memperoleh ridha dari Allah SWT.
1.4 MANFAAT
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat
dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah
berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang
perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun
realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan misi
kerasulan nabi Muhammad SAW dan dakwah di Madinah, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
TTD YASMIEN
Belqis Yasmien
BAB II
PEMBAHASAN
Allah mengutusnya untuk suatu misi kemanusiaan yang agung.Para penulis
sejarah Nabi besar ini menuturkan :
كتاب انزلناه اليك لتخرج الناس من الظلمات الى النور باذن ربهم الى صراط العزيز الحميد, المر
“Alif, Laam Raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) supaya
kamu mengeluarkan (membebaskan) manusia dari dunia yang gelap (sistem
penindasan/tirani) menuju kehidupan dunia yang bercahaya (Pencerahan) dengan izin
Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” [Q.S.
Ibrahim: 14:1]
“Aku tidak diutus sebagai orang yang suka mengutuk, bukan juga orang yang suka
ولو كنت فظا غليظ القلب النفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفرلهم وشاورهم,فبما رحمة من هللا لنت لهم
. إن هللا يحب المتوكلين. وإذا عزمت فتوكل على هللا,فى االمر
YASMIEN
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”. [Q.S. Ali Imran: 3:159]
قال ال تثريب عليكم اليوم يغفر هللا لكم وهو ارحم الراحمين
“Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan
Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang."
[Q.S. Yusuf: 12:92]
“Nabi bukanlah manusia yang mengenal permusuhan atau yang akan membangkitkan
permusuhan di kalangan umat manusia. Dia bukan seorang tiran, dan bukan mau
menunjukkan sebagai orang yang berkuasa”.
Akhlak Nabi:
Al-Qur’an menegaskan :
Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berjalan di atas budi pekerti yang MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS
agung”. [Q.S. Al-Qalam; 68:4]
Ketika Siti Aisyah, isteri tercintanya ditanya mengenai akhlak Nabi, suaminya, dia
menjawab singkat: ”Kana Khuluquhu al-Qur’an”. (Budinya sebagaimana yang diajarkan
YASMIEN
al-Qur’an).
Para penulis sejarah Nabi mengungkapkan beberapa keluhuran pribadi Nabi. “Bila
ada orang yang meninggal dunia dia mengiring jenazahnya, jika ada orang yang sakit dia
menengoknya, meski berada di tempat yang jauh, dia sering duduk bersama-sama orang-
orang fakir dan mengambilkan untuk mereka makanan dengan tangannya sendiri, dia
menghormati orang-orang yang berbudi pekerti luhur, berbuat baik kepada orang yang
tidak baik (Ahl al Syarr), dia suka mengunjungi kerabat dekatnya tanpa melebihkan
mereka dari orang-orang yang lain, dia tidak pernah bertindak kasar kepada siapapun
dan memaafkan orang yang meminta maaf. Nabi Saw adalah orang yang banyak senyum,
kadang-kadang tertawa, tetapi tanpa berlebihan, dia tidak mengenakan pakaian
melebihi pakaian pembantunya, dia tidak pernah mencaci siapapun dan tidak pernah
merendahkan dan memukul perempuan dan pembantunya. Bila ada orang yang mencaci-
maki orang lain, Nabi mengatakan: “tolong tinggalkan cara seperti itu”. Bila datang
kepada hamba-sahayanya, laki-laki atau perempuan, dia mengajaknya berdiri dan
membantu keperluannya. Nabi tidak pernah membalas keburukan orang lain dengan
keburukan serupa, melainkan memaafkannya dan mengulurkan tangannya (bersalaman).
Jika bertemu orang, dia mengucapkan salam lebih dahulu. Bila bertemu temannya,dia
mengulurkan tangannya lebih dahulu. Nabi selalu berzikir (mengingat Allah) baik ketika
berdiri maupun ketika duduk. Jika ada orang yang duduk menunggunya ketika sedang
shalat, dia mempersingkat shalatnya lalu menemuinya sambil mengatakan: apakah ada
yang bisa aku bantu?. Ketika dia masuk dalam suatu majlis, beliau duduk di tempat
mana saja yang kosong.
Menurut arti bahasa, bahwa rahmat itu berasal dan kata rahima yang berarti kasih
sayang. Adapun yang dimaksud dengan istilah syar’iyyah ialah: kasih sayang (karunia)
Allah yang dilimpahkan-Nya kepada semua makhluk-Nya.
orang tua, dengan mencintai dan menyantuni mereka. Terhadap orang-orang yang
lemah ekonominya atau lemah keadaan sosialnya, beliau menunjukkan kasih sayangnya
dengan membela nasib mereka dari tindakan kesewenang-wenangan serta penghisapan
dengan memberikan hak-hak mereka, menegakkan dasar-dasar keadilan dan lain
sebagainya.
Sikap kasih sayang ini tidak hanya beliau terapkan kepada kawan-kawan (kaum
muslimin saja), akan tetapi terhadap lawanpun beliau senantiasa menunjukkan sikap
kasih sayangnya, tentu saja dalam bätas-batas tertentu, yang tidak membahayakan bagi
umat Islam itu sendiri. Ketika kaum muslimin pada suatu saat telah mendapat
rintangan dahsyat yang didalangi oleh kaum musyrikin, maka pada saat yang genting itu
para sahabat memohon kepada Rasulullah agar beliau memohonkan doa kehadirat
Allah agar orang-orang yang maksiat dan membangkang itu dihancurkan/dibinasakan
dari persada bumi ini. Namun beliau memberikan suatu jawaban: “Sesunggulmya aku
(Muhammad) di utus bukanlah untuk mengutuk. Tapi tugas saya adalah untuk menjadi
rahmat”. (HR. Muslim)
Dan sabdanya lagi, dengan tegas beliau menyatakan: “Sesungguhnya Allah telah
mengutus saya ini untuk menjadi rahmat bagi semesta alam dan menjadi hidayah untuk
orang-orang yang bertaqwa”. (HR. Ahmad dan Thabrani).
Rasulullah SAW dalam menata dan membina masyarakat (umatnya) beliau selalu
menomer satukan sikap kasih sayang ini. Dapat diumpamakan bahwa sifat kasih sayang
(rahmat) itu laksana semen yang merekat, menyatu dengan pasir sehingga terciptalah
suatu bangunan yang kokoh. Dengan kasih sayang itulah dapatlah dibangun satu
masyarakat marhamah, yaitu kehidupan masyarakat yang diwarai dengan semangat kasih
mengasihi, cinta mencintai, tolong menolong dan lain sebagainya; jauh lebih harmonis
dari masyarakat yang sosialistis.
Orang-orang yang besar menyayangi orang-orang yang kecil, orang-orang yang kecil
menghormati (menghargai) orang-orang yang besar, orang-orang yang kaya melapangkan
(membantu) kepada orang-orang yang miskin, orang-orang yang pintar memberikan
petunjuk kepada orang-orang yang bodoh. Orang-orang yang sedang diadili memandang
YASMIEN
si Hakim sebagai rahmat, laksana pandangan seorang yang sedang sakit terhadap dokter
dan lain-lain sebagainya. Semua itu hidup dalam suasana kasih mengasihi dan saling
memberikan bahagia dan kebaikan dalam kehidupan.
Allah telah menyatakan bahwa tugas kerasulan Muhammad itu adalah seluruh umat
manusia, bersifat universal, yang mencakup dan merambah ke seluruh alam jagat,
seluruh dunia dalam firman-Nya: “Dan Kami tidak mengutus kamu (hai Muhammad)
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Saba’:
28)
Para Rasul sebelum Nabi Muhammad hanyalah diutus oleh Allah untuk satu kaum
atau daerah (negeri) yang tertentu saja lagi pula khusus untuk memenuhi kepentingan
kaum dan penduduk yang bersangkutan saja. Akan tetapi tugas dan misi yang dibawa
oleh Rasulullah saw. sebagai nabi akhir zaman yang tidak ada nabi sesudah beliau, ialah
menciptakan suatu kesatuan umat/bangsa-bangsa dengan tujuan menggalang persatuan
umat sejagat, yang sekaligus merupakan Rahmatan Lil ‘Aalamiin (rahmat bagi semesta
alam).
Rasulullah Muhammad saw. sebagai penegak keadilan. Dalam hal ini Allah telah
menegaskan dalam Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 105: ”Sesungguhnya Kami ielah
YASMIEN
Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai pelaksana/penegak amar ma’ruf dan nahi
munkar. Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah dalam Al Qur’an surat Al A’raaf
ayat 157: “(Rasul) memerintahkan mereka mengerjakan yang ma ‘ruf dan melarang
mengerjakan yang munkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”.
Begitu risalah yang diemban oleh Nabi Muhammad saw. yang meliputi segala bidang,
bahan ajarannya itu berlaku untuk seluruh bangsa-bangsa di dunia ini dan fungsinya
yang menjangkau segala sektor masyarakat. Dengan demikian jelaslah bahwa tugas
(mission) Muhammad saw. itu menjadi Rahmatan Lil ’Aalamiin (pembawa rahmat untuk
semesta alam).
Sebenarnya Fitrah manusia itu esensinya suci. Bagaimanapun jahatnya, pasti ada
bibit kebaikannya. Bibit itulah yang hendaknya dipupuk, dikembangkan dan di bina.
Pembinaannya dalam Al- Qur’an disebut “Dakwah dan Tarbiyah”. Metodenya dengan
hikmah (bijaksana), ma’idzhah al-hasanah (nasehat yang sangat baik).dan mujadalah yang
ahsan (diskusi yang lebih baik dan empati ). Istilah Hadisnya disebut “ Yassira
(Menggampangkan) Basysyira (Menggembirakan) Tathawa’a (mempersatukan). Sedang
tujuan utamanya s esuai misi kerasulan “ Rahmat lil ‘Alamin ( Memberi kasih sayang
kepada semesta alam ).
Seorang Hukama pernah berkata” Budi luhur yang tersimpan dalam diri Rasul
antara lain ilmu pengetahuan, sikap kesatria, ketekunan menyebarkan ka sih sayang
kepada seluruh alam, menjadikan orang berrduyung-duyung memasuki agama Islam.
Dengan kasih sayang (rahmatnya)dan akhlaknya sehingga hajat manusia terpenuhi.
Ketenangan, ketentraman dan saling pengertian menuju perdamaian. Kelurga kecil dan
besar, merasakan terlindungi dan bebas mencapai cita-cita yang ingin diperjuangkan.
Akhirnya, berdasarkan uraian singkat diatas, maka akhlak mulia Islam itu telah
YASMIEN
diperlihatkan Rasul dengan baik, selama hidupnya di Mekah 13 tahun, dan di Medinah,
selama 1O tahun. Yaitu misi utamanya, adalah peyempurna dan pelengkap moral yang
sudah ada. Yang telah mengakui kerasulan Muhammad dalam syahadat, hendaknya
berusaha mendekatinya, sesuai kemampuan. Metodenya jika anda berdiskusi,
hendaknya dengan metode Al-Quran, “ Wajadilhum billati hiya ahsan “, yaitu “Qawlan
Kariman” ( kata-kata yang lunak). Tidak melukai perasaan orang lain, serta saling
empati.
Perjalanan Dakwah Nabi Muhammad SAW
di Mekkah
1. Proses Dakwah
Sikap Rasulullah Saw, dalam dakwah Islam, meliputi; pertama,tidak MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS
terdapat sikap pribadi yang menuju sifat yang berlebih-lebihan dan memuji unuk
kepentingan pribadinya dan gaya bicaranya simpatik (dapat diterima), kedua, dan
tidak terdapat sikap pribadi sifat kemewah-mewahan menyebabkan orang
YASMIEN
terkejut dan mencegah akan manusia yang lemah. Adapun yang disampaikan
Rasullah Saw, dalam dakwahnya adalah ajaran islam, antara lain:
a) mengajak manusia hanya menyembah Allah SWT dan
meninggalkan kepercayaan menyembah berhala
b) Mengajar tetang adanya hari kaimat; hari pertanggung jawaban
semua masnuai atas semua perbuatannya
c) Mengajarkan akhlaq yang terpuji serta menjauhkan diri dari
perbuatan tercela
d) Mengajarkan persamaan derajat diantara manusia, karena pada
umumnya derajat manusia di mata Allah SWT itu sama pembedanya
adalah iman dan taqwa Pada waktu itu orang-orang Islam di Makkah
jumlahnya masih sedikit.
Agama Islam dianggap sebagai ancaman oleh suku Quraisy (suku bangsa
Arab yang terpandang dan terhormat di Makkah), karena mereka menolak
ajaran yang dibawa Rasulullah Saw. Banyaknya penolakan yang dilakukan dengan
kekerasan. Dakwah Islamiyah di Makkah oleh Rasulullah Saw adalah perjalanan
dan perjuangan yang berat karena bermula membentuk manusia-manusia muslm
pertama yang merupakan minoritas tertindas dan membutuhkan bimbingan
moral, dan bukan perundang-undangan sosial yang mereka tidak dapat
menerapkannya, akan tetapi usaha keras atas penolakan ajaran Islam tidak
menyurutkan dakwah Islamiyah oleh Rasulullah Saw.
2. Hambatan-hambatan dakwah
Kedua, Abu Lahab bin Abdul Muthalib (paman Rasululllah Saw) ia lebih
sangat membeci Rasululllah Saw, layaknya bukan famili ia senang sekali
melempari kotoran-kotoran ke pintu rumah Rasululllah Saw, demikian istrinya
Ummu Jamil bin Haib bin Ummayyah tukang menyebar fitnah.
Ketiga, Aqobah bin Mu’itah orang yang telah meludahi wajah Rasululllah Saw,
sehubungan dengan itu turunlah wahyu Allah Surat Al Furqan 27-29 yang
berbunyi:
Artinya: “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua
ngannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan
bersama-sama Rasul", kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu)
tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku), sesungguhnya Dia telah
menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang
kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”.
Selin empat orang tersebut di atas masih banyak lagi penghalang dakwah
Rasulullah Saw, antara lain: Al Ashwaf bin Abdi Yaghuts, Assuhri Al Quraisy
dari bani Suhrah, paman-paman Rasulullah Saw, dari ibu, Al Aswad bin Abdul
Muthalib A Asadi anak perempuan ibu Khadjijah Al Walid bi Al Mughirah
paman Abu Jahal, dan An Hadr bin Al Harits Al Abdary dari Bany ‘Abdid dari
Bilal bin Robah ada Amr bin Yasir beserta keluarganya yang dibakar hingga
meninggal dunia lantaran tidak mau ingkar kepada Rasulullah Saw.
3. Hijrah ke Abbesinia
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan urain di atas, sebagai penutup pembahasan makalah ini, saya dapat
mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Muhammad Saw adalah rasul terakhir yang terpilih untuk melaksanakan dakwah
Islamiyah kepada umat manusia menuju keselamatan di dunia dan akhirat.