Anda di halaman 1dari 17

MISI NABI MUHAMMAD SAW

DAN DAKWAH DI MADINAH

No. Absen: 09 (Sembilan)

Nama : Belqis

Yasmien

Kelas : VII C

No. Absen: 09 (Sembilan)


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dakwah merupakan jalan menuju Islam, sebagaimana telah


digambarkan dalam Al-Qur'an : QS. Al-Imran (3): 19 "Sesungguhnya agama (yang diridai)
di sisi Allah hanyalah Islam.Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya
Allah sangat cepat hisab-Nya."

Dakwah merupakan jalan menuju Islam maksudnya adalah panggilan dari Allah
SWT melalui Nabi Muhammad Saw untuk umat manusia agar menganut ajaran Islam
(agama), dengan cara beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Bersikap sesuai dengan
garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak islamiyah, Islam adalah agama yang mencakup
dan mengatur segala aspek kehidupan manusia guna memperoleh ridha dari Allah SWT.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Bagaimana perjalanan dakwah Rasulullah pada periode Mekah?
 Misi apa saja yg dijalankan Rasulullah SAW ?

1.3 TUJUAN PEMBUATAN

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


Berdasar gambaran permasalahan di atas dapatlah dikemukakan bahwa
tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan kejelasan tentang perjalanan dakwah Islamiyah


Rasulullah periode Mekah.
2. Untuk lebih mengetahui tentang misi-misi rasulullah SAW.
YASMIEN

1.4 MANFAAT

Hasil makalah ini diharapkan:


Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan dasar untuk
menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan budi pekerti Rasulullah dalam
menjalani realita kehidupan, secara proaktif budi pekerti Rasulullah patut
untuk diteladani dan dijadikan referensi bagi para sahabat serta umat Islam
pada umumnya.
Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat
dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah
berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang
perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun
realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan misi
kerasulan nabi Muhammad SAW dan dakwah di Madinah, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


Penulis

TTD YASMIEN

Belqis Yasmien
BAB II

PEMBAHASAN
Allah mengutusnya untuk suatu misi kemanusiaan yang agung.Para penulis
sejarah Nabi besar ini menuturkan :

1. Membebaskan Manusia dari Sistem Penindasan (tirani). Allah berfirman:

‫ كتاب انزلناه اليك لتخرج الناس من الظلمات الى النور باذن ربهم الى صراط العزيز الحميد‬, ‫المر‬

“Alif, Laam Raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) supaya
kamu mengeluarkan (membebaskan) manusia dari dunia yang gelap (sistem
penindasan/tirani) menuju kehidupan dunia yang bercahaya (Pencerahan) dengan izin
Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” [Q.S.
Ibrahim: 14:1]

2. Menyebarkan Kasih Sayang. Allah berfirman:

‫وما ارسلناك اال رحمة للعالمين‬

“Aku tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menyebarkan Rahmat (Kasih


Sayang).

Karena itu Nabi Saw, ketika ditanya orang, mengatakan:

‫انى ال أبعث لعانا وال فاحشا وإنما بعثت رحمة‬

“Aku tidak diutus sebagai orang yang suka mengutuk, bukan juga orang yang suka

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


berkata-kata kasar dan kotor. Tetapi aku diutus sebagai pembawa rahmat (Kasih
sayang).

Dalam firman-Nya yang lain, Allah mengatakan:

‫ ولو كنت فظا غليظ القلب النفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفرلهم وشاورهم‬,‫فبما رحمة من هللا لنت لهم‬
.‫ إن هللا يحب المتوكلين‬.‫ وإذا عزمت فتوكل على هللا‬,‫فى االمر‬
YASMIEN

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”. [Q.S. Ali Imran: 3:159]

3. Mengampuni dan Memaafkan


Ketika beliau dan sahabat-sahabatnya memasuki dan menginjakkan kakinya kembali di
kota Makkah, 20 Ramadan 8 H, orang-orang kafir yang dulu memusuhi dan memerangi
beliau, merasa cemas dan ketakutan. Nabi dengan tenang mengatakan kepada mereka:
“Menurut kalian, kira-kira apa yang akan kami lakukan terhadap kalian”?. Dengan wajah
yang pucat dan bibir yang gemetar, mereka menjawab: “engkau orang yang mulia putra
orang yang mulia”. Nabi secara spontan mengatakan : “Idzhabu Fa Antum Thulaqa”
(Pergilah kalian ke mana kalian suka, kalian sekarang bebas”. Lalu Nabi mengutip kata-
kata Nabi Yusuf kepada saudara-saudaranya yang dulu pernah berusaha secara
konspiratif membinasakannya.

‫قال ال تثريب عليكم اليوم يغفر هللا لكم وهو ارحم الراحمين‬

“Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan
Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang."
[Q.S. Yusuf: 12:92]

Mengomentari peristiwa ini Husain Haekal, penulis Hayat Muhammad, mengatakan:


“Lihatlah betapa indahnya pengampunan itu ketika ia mampu. Alangkah besarnya jiwa
ini, jiwa yang telah melampaui segala kebesaran, melampai segala rasa dengki dan
dendam di hati. Jiwa yang telah menjauhi segala perasaan duniawi, jiwa yang telah
mencapai segala yang di atas kemampuan insani…”.

“Nabi bukanlah manusia yang mengenal permusuhan atau yang akan membangkitkan
permusuhan di kalangan umat manusia. Dia bukan seorang tiran, dan bukan mau
menunjukkan sebagai orang yang berkuasa”.

Akhlak Nabi:

Al-Qur’an menegaskan :

‫وانك لعلى خلق عظيم‬

Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berjalan di atas budi pekerti yang MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS
agung”. [Q.S. Al-Qalam; 68:4]

Ketika Siti Aisyah, isteri tercintanya ditanya mengenai akhlak Nabi, suaminya, dia
menjawab singkat: ”Kana Khuluquhu al-Qur’an”. (Budinya sebagaimana yang diajarkan
YASMIEN

al-Qur’an).

Para penulis sejarah Nabi mengungkapkan beberapa keluhuran pribadi Nabi. “Bila
ada orang yang meninggal dunia dia mengiring jenazahnya, jika ada orang yang sakit dia
menengoknya, meski berada di tempat yang jauh, dia sering duduk bersama-sama orang-
orang fakir dan mengambilkan untuk mereka makanan dengan tangannya sendiri, dia
menghormati orang-orang yang berbudi pekerti luhur, berbuat baik kepada orang yang
tidak baik (Ahl al Syarr), dia suka mengunjungi kerabat dekatnya tanpa melebihkan
mereka dari orang-orang yang lain, dia tidak pernah bertindak kasar kepada siapapun
dan memaafkan orang yang meminta maaf. Nabi Saw adalah orang yang banyak senyum,
kadang-kadang tertawa, tetapi tanpa berlebihan, dia tidak mengenakan pakaian
melebihi pakaian pembantunya, dia tidak pernah mencaci siapapun dan tidak pernah
merendahkan dan memukul perempuan dan pembantunya. Bila ada orang yang mencaci-
maki orang lain, Nabi mengatakan: “tolong tinggalkan cara seperti itu”. Bila datang
kepada hamba-sahayanya, laki-laki atau perempuan, dia mengajaknya berdiri dan
membantu keperluannya. Nabi tidak pernah membalas keburukan orang lain dengan
keburukan serupa, melainkan memaafkannya dan mengulurkan tangannya (bersalaman).
Jika bertemu orang, dia mengucapkan salam lebih dahulu. Bila bertemu temannya,dia
mengulurkan tangannya lebih dahulu. Nabi selalu berzikir (mengingat Allah) baik ketika
berdiri maupun ketika duduk. Jika ada orang yang duduk menunggunya ketika sedang
shalat, dia mempersingkat shalatnya lalu menemuinya sambil mengatakan: apakah ada
yang bisa aku bantu?. Ketika dia masuk dalam suatu majlis, beliau duduk di tempat
mana saja yang kosong.

Misi Nabi Muhammad SAW untuk Rahmat Bagi


Alam Semesta.
Dari sekian jumlah nabi dan rasul Allah yang telah dinobatkan oleh-Nya sebagai
pembawa Rahmatan Lil ‘aalamiin untuk menjadi rahmat seluruh alam semesta adalah
Nabi Muhammad saw. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Anbiya’ ayat 107 yang
artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (hai Muhammad) melainkan untuk
menjadi rahmat bagi semesta alam”.

Menurut arti bahasa, bahwa rahmat itu berasal dan kata rahima yang berarti kasih
sayang. Adapun yang dimaksud dengan istilah syar’iyyah ialah: kasih sayang (karunia)
Allah yang dilimpahkan-Nya kepada semua makhluk-Nya.

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


Nabi Muhammad saw. pembawa rahmat untuk semesta alam, bukan untuk orang
Arab saja dan tidak pula untuk kaum muslimin saja, akan tetapi untuk segenap makhluk
di persada bumi ini.

Dalam kehidupan sehari-hari, Rasulullah Muhammad SAW telah mencerminkan


sikap kasih sayang (rahmat)nya terhadap anak-anak, rakyat bawahan, terhadap orang-
YASMIEN

orang tua, dengan mencintai dan menyantuni mereka. Terhadap orang-orang yang
lemah ekonominya atau lemah keadaan sosialnya, beliau menunjukkan kasih sayangnya
dengan membela nasib mereka dari tindakan kesewenang-wenangan serta penghisapan
dengan memberikan hak-hak mereka, menegakkan dasar-dasar keadilan dan lain
sebagainya.

Dalam sebuah haditsnya Rasulullah telah menyatakan sendiri: “Tidaklah termasuk


golongan umat kamu orang-orang yang tidak menghormati orang-orang tua dan orang-
orang yang tidak kasih sayang kepada anak-anak”. (HR. Abu Dawud dan Bukhari)
Dalam hadits lain, beliau telah menyatakan bahwa seseorang yang senantiasa
menunjukkan kasih sayang terhadap sesama makhluk, niscayalah sang pencipta langit
dan bumi akan menaruh kasih sayang-Nya terhadap orang tersebut. Sabda beliau:
“Orang-orang yang pengasih pasti dikasihi oleh Pengasth (Allah). Kasihilah orang-orang
yang ada di atas bumi ini, niscaya kamu akan dikasihi oleh orang-orang yang ada di
langit”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim).

Sikap kasih sayang ini tidak hanya beliau terapkan kepada kawan-kawan (kaum
muslimin saja), akan tetapi terhadap lawanpun beliau senantiasa menunjukkan sikap
kasih sayangnya, tentu saja dalam bätas-batas tertentu, yang tidak membahayakan bagi
umat Islam itu sendiri. Ketika kaum muslimin pada suatu saat telah mendapat
rintangan dahsyat yang didalangi oleh kaum musyrikin, maka pada saat yang genting itu
para sahabat memohon kepada Rasulullah agar beliau memohonkan doa kehadirat
Allah agar orang-orang yang maksiat dan membangkang itu dihancurkan/dibinasakan
dari persada bumi ini. Namun beliau memberikan suatu jawaban: “Sesunggulmya aku
(Muhammad) di utus bukanlah untuk mengutuk. Tapi tugas saya adalah untuk menjadi
rahmat”. (HR. Muslim)

Dan sabdanya lagi, dengan tegas beliau menyatakan: “Sesungguhnya Allah telah
mengutus saya ini untuk menjadi rahmat bagi semesta alam dan menjadi hidayah untuk
orang-orang yang bertaqwa”. (HR. Ahmad dan Thabrani).

Rasulullah SAW dalam menata dan membina masyarakat (umatnya) beliau selalu
menomer satukan sikap kasih sayang ini. Dapat diumpamakan bahwa sifat kasih sayang
(rahmat) itu laksana semen yang merekat, menyatu dengan pasir sehingga terciptalah
suatu bangunan yang kokoh. Dengan kasih sayang itulah dapatlah dibangun satu
masyarakat marhamah, yaitu kehidupan masyarakat yang diwarai dengan semangat kasih
mengasihi, cinta mencintai, tolong menolong dan lain sebagainya; jauh lebih harmonis
dari masyarakat yang sosialistis.

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


Gambaran masyarakat (umat) yang marhamah itu telah dilukiskan ialah sebagai
berikut:

Orang-orang yang besar menyayangi orang-orang yang kecil, orang-orang yang kecil
menghormati (menghargai) orang-orang yang besar, orang-orang yang kaya melapangkan
(membantu) kepada orang-orang yang miskin, orang-orang yang pintar memberikan
petunjuk kepada orang-orang yang bodoh. Orang-orang yang sedang diadili memandang
YASMIEN

si Hakim sebagai rahmat, laksana pandangan seorang yang sedang sakit terhadap dokter
dan lain-lain sebagainya. Semua itu hidup dalam suasana kasih mengasihi dan saling
memberikan bahagia dan kebaikan dalam kehidupan.

Allah telah menyatakan bahwa tugas kerasulan Muhammad itu adalah seluruh umat
manusia, bersifat universal, yang mencakup dan merambah ke seluruh alam jagat,
seluruh dunia dalam firman-Nya: “Dan Kami tidak mengutus kamu (hai Muhammad)
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Saba’:
28)
Para Rasul sebelum Nabi Muhammad hanyalah diutus oleh Allah untuk satu kaum
atau daerah (negeri) yang tertentu saja lagi pula khusus untuk memenuhi kepentingan
kaum dan penduduk yang bersangkutan saja. Akan tetapi tugas dan misi yang dibawa
oleh Rasulullah saw. sebagai nabi akhir zaman yang tidak ada nabi sesudah beliau, ialah
menciptakan suatu kesatuan umat/bangsa-bangsa dengan tujuan menggalang persatuan
umat sejagat, yang sekaligus merupakan Rahmatan Lil ‘Aalamiin (rahmat bagi semesta
alam).

Selanjutnya bentuk/sasaran rahmat Rasulullah untuk alam semesta, yang sekaligus


menggambarkan fungsi/amanat yang beliau emban adalah sebagai berikut:

Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai seorang guru dan pelindung.


Sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 164:
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus di antara mereka seorang Rasul dan golongan mereka sendiri yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan
mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah”.

Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai komentator isi kandungan Al Qur’an .


Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nahl ayat 44: “Dan Kami turunkan
kepadamu (Al Quran) agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan supaya mereka dapat berfikir”.

Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai pemimpin. Sebagaimana yang ditegaskan


sendiri oleh Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al Anfaal ayat 20: “Hai orang-orang yang
beniman taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya (yakni kepada Nabi Muhammad) dan
janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-
Nya)“.

Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai pemegang undang-undang. Sebagaimana


yang ditegaskan sendiri oleh Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al Hadid ayat 7:

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dan hartamu
yang telah dikaruniakan Allah kepadamu menguasainya. Maka orang-orang yang
beriman yang menafkahkan sebagian hartanya itu akan memperoleh pahala yang besar”.

Rasulullah Muhammad saw. sebagai penegak keadilan. Dalam hal ini Allah telah
menegaskan dalam Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 105: ”Sesungguhnya Kami ielah
YASMIEN

menurunkan kitab (Al Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran,


supaya kamu (dapat) mengadili antara manusia dengan apa yang diwahyukan Alla
kepadamu dan janganlah kamu menjadi penantang karena (membela) orang-orang yang
khianat “.

Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai penguasa, kepemimpinan dalam suatu


pemerintahan . Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 59: “Hai orang-
orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan Ulil Amri (pejabat
pemerintahan) di antara kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah persoalan itu kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnah-nya), kalau
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian”.

Rasulullah Muhammad saw. sebagai pembawa berita gembira dan pemberi


peringatan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzaab ayat 45 – 47: “Hai Nabi!
Sesungguhnya Kami utus engkau (Muhammad) untuk menjadi saksi, pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah
dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi”.

Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai pelaksana/penegak amar ma’ruf dan nahi
munkar. Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah dalam Al Qur’an surat Al A’raaf
ayat 157: “(Rasul) memerintahkan mereka mengerjakan yang ma ‘ruf dan melarang
mengerjakan yang munkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”.

Begitu risalah yang diemban oleh Nabi Muhammad saw. yang meliputi segala bidang,
bahan ajarannya itu berlaku untuk seluruh bangsa-bangsa di dunia ini dan fungsinya
yang menjangkau segala sektor masyarakat. Dengan demikian jelaslah bahwa tugas
(mission) Muhammad saw. itu menjadi Rahmatan Lil ’Aalamiin (pembawa rahmat untuk
semesta alam).

Disimpulkan secara menyeluruh mengenai risalah Nabi Muhammad saw. sebagai


berikut :

“Rasulullah (Muhammad saw.) adalah satu-satunya tokoh yang mempengaruhi


kehidupan manusia secara menyeluruh, totalitas. Dia membawa kebajikan dan kebaikan
serta memberantas kejahatan dan penderitaan. Dia membersihkan ekses-ekses dan
akibat-akibat buruk dan sistem kehidupan sehari-hari dalam bidang ekonomi, sosial dan
politik dan menegakkan keadilan dan niat baik dalam tiap-tiap jalan kehidupan.
Dilakukannya perubahan-perubahan besar memperbaiki masyarakat melialui ajaran-
ajaran Ilahi dan contoh-contoh kepribadian yang ditunjukkannya, tidak dengan jalan

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


kekerasan. Dia menguasai hati nurani umat, bukan menguasai tanah dan negeri, karena
dia merasa harus berbuat baik terhadap orang banyak dan bekerja siang dan malam
untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat, tanpa mengharapkan sesuatu imbalan
(pembalasan). Rasul-rasul Allah yang lain seperti Nabi Ibrahim, Musa dan Isa yang telah
merubah perjalanan sejarah dan mempengaruhi kehidupan bermilyun-milyun manusia
dengan ajaran Ilahi dan contoh-contoh kepribadian mereka, tidak begitu banyak
YASMIEN

(seperti Muhammad) meninggalkan pegangan dan inspirasi yang dapat dimanfaatkan


oleh generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
Misi Nabi Muhammad SAW untuk
Meyempurnakan Akhlak Manusia

Sebenarnya Fitrah manusia itu esensinya suci. Bagaimanapun jahatnya, pasti ada
bibit kebaikannya. Bibit itulah yang hendaknya dipupuk, dikembangkan dan di bina.
Pembinaannya dalam Al- Qur’an disebut “Dakwah dan Tarbiyah”. Metodenya dengan
hikmah (bijaksana), ma’idzhah al-hasanah (nasehat yang sangat baik).dan mujadalah yang
ahsan (diskusi yang lebih baik dan empati ). Istilah Hadisnya disebut “ Yassira
(Menggampangkan) Basysyira (Menggembirakan) Tathawa’a (mempersatukan). Sedang
tujuan utamanya s esuai misi kerasulan “ Rahmat lil ‘Alamin ( Memberi kasih sayang
kepada semesta alam ).

Adapun misi utama Rasulullah menurut Hadis, “ Liutammima makarim al-akhlaq “


( Menyemprnakan budi pekerti luhur yang sudah ada ). (HR.Ahmad). Artinya, bukan
merombak keseluruhan yang sudah ada, tapi menyempurnakannya. Misalnya sifat
gotong royong yang sudah ada dalam diri bangsa kita, disempurnakan dengan “
Bergotong royong, “ sesuai Al-Qur’an yaitu semua pekerjaan harus berdasarkan niat
ikhlas. ( Tidak menunggu supaya dibalas atau menunggu ada ucapan terima kasih ( La
nuridu minkum Jazaan wala syukura). Al-Qur’an mengajarkan menolong itu hendaknya
dengan takwa.(Wata’awanu ‘alal birri wattaqwa).

Artinya, kehadiran Rasul, tugas utamanya ia lah menyempurnakan akhlak yang


sudah ada. Akhlak yang sudah ada itu diberikan bobot dan dikembangkan, sehingga
lebih bermakna. dan manusiawi. Dan bukan karena bertujuan popularitas.

Di dalam Al-Qur’an dikatakan “ Wa innaka la’ala khuluqin ‘azhim “ (Sesungguhnya

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


Engkau (Muhammad) betul-betul berada di tingkat budi pekerti luhur yang besar)
(QS.Al-Qalam: 4 ). Nabi Muhammad, ketika disiksa kaumnya di Mekah lebih sepuluh
tahun, berupa tekanan mental, tekanan pisik, bolokade ekonomi dan sosial, beliau
terpaksa hijrah ke Thaif, 9O Km dari kota Mekah. Tapi apa yang terjadi ketika
berdakwah di Thaif, ia memperoleh perlakuan yang lebih kejam. Diusir, dicaci maki dan
dilempari batu, terutama pemuda remaja, sehingga badannya bercucuran darah dan
YASMIEN

meninggalkan Thaif bersama seorang pembantunya, dalam keadaan merangkak. Ketika


singgah dibawah sebuah pohon mengeringkan tetesan darah, ia didatangi Malaikat
Jibril membawa berita, bahwa Tuhan memberi izin kepada Malaikat penjaga gunung
untuk dapat beraksi menyapu bersih seluruh penduduk Thaif, jika Muhammad
meminta. Tapi Nabi Muhammad, hanya berdoa kepada Tuhan, “ Allahumma Fawwadtu
amri ilaika (Ya Allah aku serahkan diriku kepadaMu). Kemana lagi aku harus pergi,
apakah akan kembali ke negeri yang telah mengusirku, atau kembali lagi ke Mekah
menjumpai penduduk yang telah memberi tekanan yang siap hari menerkamku lagi. “
Fala ubali” (Ya Allah hal itu semuanya aku tidak peduli). Biar seluruh manusia benci
kepadaku, asal Engkau tidak benci kepadaku. Ya Allah ampunilah kaumku di Thaif,
karena sesungguhnya mereka berbuat seperti itu karena tidak mengetahui bahwa saya
datang untuk membawa kabar gembira yang akan membahagiakan mereka di dunia dan
akhirat kelak”. (HR.Bukhari). Inilah budi pekerti luhur yang agung sebagai penyempurna
akhlak yang sudah ada.

Pantaslah jika Aisyah, isterinya mengakui, bahwa “ Akhlaquhu Al-Qur’an “


(Bahwa akhlak Nabi itu persis akhlak yang ada dalam Al-Quran) (QS.Bukhari).

Seorang Hukama pernah berkata” Budi luhur yang tersimpan dalam diri Rasul
antara lain ilmu pengetahuan, sikap kesatria, ketekunan menyebarkan ka sih sayang
kepada seluruh alam, menjadikan orang berrduyung-duyung memasuki agama Islam.
Dengan kasih sayang (rahmatnya)dan akhlaknya sehingga hajat manusia terpenuhi.
Ketenangan, ketentraman dan saling pengertian menuju perdamaian. Kelurga kecil dan
besar, merasakan terlindungi dan bebas mencapai cita-cita yang ingin diperjuangkan.

Sebelum Eropa mengenal Pencinta Binatang, Nabi Muhammad SAW telah


meneriakkan “ Jika anda mengendarai binatang, berikanlah hak-haknya, dan janganlah
menjadi setan-setan jalanan terhadapnya ”. Selanjutnya memperingatkan kepada kaum
wanita, bahwa “ janganlah engkau suka mengurung kucing, dan tidak melepasnya untuk
mencari makanan, sebab hal itu dapat membawamu ke neraka”.Bahkan ia
menceriterakan seorang yang bergelimang dosa, diampuni dosanya, hanya lantaran
memberi minum seekor anjing yang kehausan”, dsb.

Pengakuan lawan dan agama lain banyak, misalnya, Muhammad sebagai


“pahlawan” datangnya dari, Thomas Carlyle, “keberanian moral “ dari Marcus Dods,
dan “pengaruh yang ditinggalkan” datangnya dari Michael H.Hart, dsb.

Pantaslah jika Al-Quran mengabadikan” Ya ayyuha al-nas, Qad jaakum burhanun


min rabbikum, waanzalna ilykum nuran mubina” (Wahai manusia, telah dating kepadamu
bukti kebenaran dari Tuhanmu, dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


terang benderang) (QS.4:174).

Dari ayat tersebut dipahami bahwa kehadiran Muhammad sebagai bukti


kebeneran ajaran Islam yang dibawanya dan memberi cahaya yang terang benderang dari
setiap kegelapan.

Akhirnya, berdasarkan uraian singkat diatas, maka akhlak mulia Islam itu telah
YASMIEN

diperlihatkan Rasul dengan baik, selama hidupnya di Mekah 13 tahun, dan di Medinah,
selama 1O tahun. Yaitu misi utamanya, adalah peyempurna dan pelengkap moral yang
sudah ada. Yang telah mengakui kerasulan Muhammad dalam syahadat, hendaknya
berusaha mendekatinya, sesuai kemampuan. Metodenya jika anda berdiskusi,
hendaknya dengan metode Al-Quran, “ Wajadilhum billati hiya ahsan “, yaitu “Qawlan
Kariman” ( kata-kata yang lunak). Tidak melukai perasaan orang lain, serta saling
empati.
Perjalanan Dakwah Nabi Muhammad SAW
di Mekkah

1. Proses Dakwah

a) Proses dakwah secara diam-diam

Mula-mula Rasulullah SAW mengajarkan islam atau berdakwah di mekah


secara diam-diam; sembunyi-sembunyi, dalam masa 3 tahun. Mula-mula dakwah
ditujukan kepada anggota keluarga maupun kerabat terdekat.
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu
yang terdekat” (Q.S.Asy-Syu’araa : 214)

Setelah mendengar dakwah Rasulullah SAW, Abu Tholib menyatakan


tidak sanggup meninggalkan agama peninggalan nenek moyang (penyembuhan
terhadap berhala). Sejak peristiwa tersebut islam menjadai bahan perbincangan
disegala penjuru. Beberapa orang ingin mengetahui apa sebenarnya agama islam
itu. Sementara itu tokoh-tokoh quraisy seperti Abu Lahab (Abdul Uzza) , Abu
Jahal dan Abu Soffyan selalu berusaha menghalangi masuknya agama islam yang
dibawa oleh beliau Rasulullah SAW memulai dakwahnya kepada orang-orang
yang diharapkan kepadanya kebaikan dari sanak kerabat terdekat.
Maka orang pertama yang beriman kepada Allah SWT sesuai apa yang
didakwahkanya, antara lain :

1. Kyhadijah (istri nabi Muhammad SAW); orang pertama yang yang

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


beriman atas kerosulan nabi Muhamad SAW.
2. Putri-putrinya ; Zaenab, Ruqayyah, Ummu Kultsun dan Fatimah
3. Saudara sepupunya; Ali bin abi tholib
4. Hamba sahayanya ; Zaid bin Haristsah, lalu dimerdekakan
5. Sahabat ; Abu Bakar bin Abi Qahafah ( namanya sebelum masuk
YASMIEN

islam ) seorang pemuka terpandang dan saudagar kaya dan


dermawan.
6. Ustman bin Affan
7. Uzzubaer
8. Thalhah
9. Umar bin Yasir
10. Bilal bin Robah
11. Al Arqam bin Abil – Arqam
Selama Rasulullah SAW berdakwah diMekah beliau hanya berperan
sebagai rosul penyampai wahyu. Beliau menyeru orang-perorang . Jalanya
dakwah sangat lambat, dari jumlah sedikit orang- orang mekah.Hanya beberapa
orang saja yang berasal dari kelompok elit yang memeluk agam islam
b) Proses Dakwah terang-terang
Dalam masa dalam masa + 7 tahun.
Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
dari orang-orang yang musyrik.” Q.S Al-Hijr : 94

Setelah turun ayat ini, Rasulullah SAW, menyampaikan dakwahnya kepada


seluruh lapisan masyarakat kota Mekah yang pluralistik, dari golongan
bangsawan sampai golongan budak serta pendatang kota Mekah yang
mempunyai agama berbeda dan berbagai suku. Untuk berdakwah secara terang-
terangan ini beliau memilih bukit “shofa” sebagai tempat dakwahnya. Rasulullah
SAW. Menyampaikan dakwah dibukit Shofa selama dua kali, namun orang-orang
banyak yang mendustakanya. Sebagian ada yang menerima dan sebagian ada yang
menolaknya dengan kasar. Rasulullah SAW bersabda : “Selamatkan diri kalian
dari bahaya api neraka, sesungguhnya saya memberi peringatan kepada kalian
dari siksa yang pedih.” Dan Abu-Lahab menjawab : “Binasalah hai Muhammad !
Adakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk ini saja ? Sehubungan dengan
hinaan Abu Lahap ini, maka turunlah surat Al Lahab sebagai berikut :

Artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya


Dia akan binasa, tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan, kelak Dia akan
masuk ke dalam api yang bergejolak, dan (begitu pula) istrinya,
pembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut ”.

Sikap Rasulullah Saw, dalam dakwah Islam, meliputi; pertama,tidak MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS
terdapat sikap pribadi yang menuju sifat yang berlebih-lebihan dan memuji unuk
kepentingan pribadinya dan gaya bicaranya simpatik (dapat diterima), kedua, dan
tidak terdapat sikap pribadi sifat kemewah-mewahan menyebabkan orang
YASMIEN

terkejut dan mencegah akan manusia yang lemah. Adapun yang disampaikan
Rasullah Saw, dalam dakwahnya adalah ajaran islam, antara lain:
a) mengajak manusia hanya menyembah Allah SWT dan
meninggalkan kepercayaan menyembah berhala
b) Mengajar tetang adanya hari kaimat; hari pertanggung jawaban
semua masnuai atas semua perbuatannya
c) Mengajarkan akhlaq yang terpuji serta menjauhkan diri dari
perbuatan tercela
d) Mengajarkan persamaan derajat diantara manusia, karena pada
umumnya derajat manusia di mata Allah SWT itu sama pembedanya
adalah iman dan taqwa Pada waktu itu orang-orang Islam di Makkah
jumlahnya masih sedikit.

Agama Islam dianggap sebagai ancaman oleh suku Quraisy (suku bangsa
Arab yang terpandang dan terhormat di Makkah), karena mereka menolak
ajaran yang dibawa Rasulullah Saw. Banyaknya penolakan yang dilakukan dengan
kekerasan. Dakwah Islamiyah di Makkah oleh Rasulullah Saw adalah perjalanan
dan perjuangan yang berat karena bermula membentuk manusia-manusia muslm
pertama yang merupakan minoritas tertindas dan membutuhkan bimbingan
moral, dan bukan perundang-undangan sosial yang mereka tidak dapat
menerapkannya, akan tetapi usaha keras atas penolakan ajaran Islam tidak
menyurutkan dakwah Islamiyah oleh Rasulullah Saw.

2. Hambatan-hambatan dakwah

Sehubungan dengan semakin banyaknya orang di Mekah yang masuk Islam,


karena rasa ketertarik dengan akhlaqul karimah yang diajarkan Islam, persamaan
dan persaudaraan yang tulus serta prikemanusiaan, mereka (kaum Quraisy)
memakai jalan kekerasan untuk menghalangi dakwah Rasulullah. Apalagi ketika
mereka melihat Rasululllah Saw, giat berdakwah selain itu mereka juga
melakukan penangkapan dan penyiksaan. Bilal bin Robah merupakan orang yang
mendapat siksaan yang kejam, dengan cara diikat, dijemur (panas matahari),
dadanya ditindih dengan batu besar dan dicambuk. Sahabat yang lain adalah
Usman bin Mazam dipukul kepalanya sehingga matanya rusak sebelah. Meskipun
demikian hal ini tidak menjadikan surutnya kaum muslimin untuk betdakwah
mereka menyadari bahwa ajaran Rasululllah Saw adalah benar dan kemudian
Islam sehingga pengikut-pengikutnya semakin bertambah banyak. Dan prospek

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


dakwah Rasululllah Saw adalah dengan menyelenyapkan penyembahan terhadap
material (berhala-berhala) akibatnya timbul permasalahan (tuntunan),
antara lain :

a) Tuntutan supaya Rasululllah Saw menghentikan celaan terhadap


YASMIEN

tuhan-tuhan mereka (berhala) dan menghentikan mencaci nenek


moyangnya tuntutan ini dilakukan dengan pergi kepada paman
Rasululllah Saw, Abu Thalib, pelindungnya namun tuntutan mereka
ditolak oleh Abi Tholib dnegan bijaksana. Dan Rasululllah Saw terus
berdakwah.
b) Mengajukan protes atas kelangsungan Rasululllah Saw dalam
berdakwah dengan pergi kepada Abu Thalib kedua kalinya karena
sikap Rasululllah Saw yang tidak ada perubahn dan terus berdakwah
mereka berkata: “Kami tidak sabar lagi mendengar dakwah Rasululllah
Saw” Abu Thalib tidak menghentikan proses dakwah Rasululllah Saw
c) Mereka mengajukan protes ke tiga kalinya dengan membawa pemuda
bernama Umar bin Alwalid kepada Abu Thalib sebagai pengganti
Rasululllah Saw (hendak mereka bunuh) tuntutan ini tetap ditolak
Abu Thalib.
d) Mereka datang lagi kepada Abu Thalib untuk memilih tiga alternatif
yang harus dipilih Rasululllah Saw yaitu jika terdapat padanya penyakit urat
saraf, mereka bersedia membiaya semua ongkos pengobatan dan perawatan,
Jika ia suka harta benda mereka akan kumpulkan baginya secukupnya, jika ia
suka kedudukan (tahta) maka akan diangkat menjadi kepala pemerintahan dan
mereka memiliki hak persoalan menjadi hak miliknya.

Sehubungan dengan ketuguhan dan ketegasan sikap Rasululllah


Saw secara perwira dan kesatria maka Abu Thalib mempersilahkan beliau terus
berdakwah menurut kehendaknya.
Diantara orang-orang yang menghalangi dakwah Rasululllah Saw antar
lain; pertama, Abu Jahal, Amran bin Hisyam bin Al Mughirah, Al magzumi Al
Quraisy (pelopor pembunuh Rasululllah Saw) dia berusaha membunuh
Rasululllah Saw dengan menghancurkan kepalanya dengan batu besar ketika
beliau sujud dalam shalatnya namun usaha gagal karena Allah SWT senantiasa
melindungi Rasululllah Saw dengan mengutus Malaikat Jibril a.s yangberubah
menyerupai Onta, dengan berusaha mengikis batu yang akan jatuh di kepala
Rasululllah Saw dan masih banyak lagi perbuatan Abu Jahal yang menyakiti hati
Rasululllah Saw.

Ketika hendak mengerjakan shalat di Baitullah. Sehubungan dengan


kesombongan Abu jahal terpengaruh dunianya maka turunlah surat Al
‘Alaq ayat 15-19 yang berbunyi:

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


Artinya: “Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian)
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang
yang mendustakan lagi durhaka, Maka Biarlah Dia memanggil
golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan
memanggil Malaikat Zabaniyah, sekali-kali jangan, janganlah
kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu
YASMIEN

kepada Tuhan).” (CD Digital Qur’an Inwordl2003)

Kedua, Abu Lahab bin Abdul Muthalib (paman Rasululllah Saw) ia lebih
sangat membeci Rasululllah Saw, layaknya bukan famili ia senang sekali
melempari kotoran-kotoran ke pintu rumah Rasululllah Saw, demikian istrinya
Ummu Jamil bin Haib bin Ummayyah tukang menyebar fitnah.
Ketiga, Aqobah bin Mu’itah orang yang telah meludahi wajah Rasululllah Saw,
sehubungan dengan itu turunlah wahyu Allah Surat Al Furqan 27-29 yang
berbunyi:
Artinya: “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua
ngannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan
bersama-sama Rasul", kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu)
tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku), sesungguhnya Dia telah
menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang
kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”.

Keempat, Golongan yang suka mencemooh antara lain Al Ashy bin


Wail Assahmi Al Quraisy, Ayah Amrun bin Al Ash, dia juga membenci
Rasulullah Saw, saya berkata “Muhammad penipu teman-temannya bahwa
sannya mereka akan hidup kebali sesudah mati, demi Allah tidak ada yang
membinasakan kita melainkan massa”. Keyakinan ini dibalas oleh Allah
yang berbunyi;

Artinya: “Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah


kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada
yang akan membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga
saja”.

Selin empat orang tersebut di atas masih banyak lagi penghalang dakwah
Rasulullah Saw, antara lain: Al Ashwaf bin Abdi Yaghuts, Assuhri Al Quraisy
dari bani Suhrah, paman-paman Rasulullah Saw, dari ibu, Al Aswad bin Abdul
Muthalib A Asadi anak perempuan ibu Khadjijah Al Walid bi Al Mughirah
paman Abu Jahal, dan An Hadr bin Al Harits Al Abdary dari Bany ‘Abdid dari

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


bin Qushaqy.

Demikianlah orang-orang yang menghalangi dakwah Rasulullah Saw,


mereka mengharuskan kepada tiap suku mengambil penangkapan terhadap
famili-famili yang masuk Islam dengan penyiksaan yang keji. Mereka dihadapkan
pada dua pilihan yakni mati atau ingkar pada Rasulullah Saw. Dan selain sahabat
YASMIEN

Bilal bin Robah ada Amr bin Yasir beserta keluarganya yang dibakar hingga
meninggal dunia lantaran tidak mau ingkar kepada Rasulullah Saw.

3. Hijrah ke Abbesinia

Abbesina adalah wilayah terpencil yang dijadikan ruang dakwah Islam


sementara oleh Rasulullah Saw. Di Abbesinia terdapat perbedaan agama yang
jelas, karena sebelum masuknya agama Islam sudah terdapat agama Masehi dan
agama Yahudi yang dianut oleh suku-suku bangsa. Oleh karena tidak tahan lagi
tinggal di Makkah dengan tidakan kaum Quraisy semakin kejam, maka Rasulullah
Saw, mengintruksikan kepada para pengikutnya supaya pindah untuk mengungsi
di daerah Abessinia, (Habsy); suatu kerajaan Kristen du Afrika, pada tahun ke
lima Bi’tsah (masa diutusnya menjadi nabi). Rasulullah Saw, mengetahui bahwa
Raja Negus (Abessinia), suka menerima pengungsi, luas fahamnya dalam agama,
maka 12 orang pria dan 5 orang wanita hijrah ke sana, sementara Rasulullah
tetap berada di Mekkah. Diantara sahabat Usman bin Affan dan istrinya
Ruqayyah binti Rasulullah. Selama 3 bulan hijrah mereka kembali ke Makkah,
karena merasa sengsara dan tidak betah disamping bilangan mereka jumlahnya
sedikit.
Kesabaran dan ketabahan hati Rasulullah Saw, dan para pengikutnya
telah membuahkan hasil. Pada tahun ke V ini dua orang besar Quraisy yang
kekuatan pengaruhnya dan keperwiraannya Masyhur di lingkungan kaum
Quraisy dan dilingkungan Qabilah-Qabilah bangsa Arab, keduanya masuk Islam.
Pertama sahabat Hamzah bin Abdul Muthalib kemudian menyusul sahabat
Umar bin Khatab.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan urain di atas, sebagai penutup pembahasan makalah ini, saya dapat
mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Muhammad Saw adalah rasul terakhir yang terpilih untuk melaksanakan dakwah
Islamiyah kepada umat manusia menuju keselamatan di dunia dan akhirat.

MAKALAH AGAMA ISLAM | By : BELQIS


2. Dakwah Islam Rasulullah Saw periode Mekah bertujuan membentuk pribadi muslim
masyarakat Mekah.
3. Muhammad dengan misinya untuk menyempurnakan akhlak manusia hampir
dikatakan sukses.
4. Dengan misinya sebagai rahmat bagi alam semesta, telah memberikan kedamaian, dan
rasa keadilan bagi umatnya.
YASMIEN

Dengan selesainya makalah ini saya ucapakan, ALHAMDULLILAHIRABILALAMIN

Anda mungkin juga menyukai