Anda di halaman 1dari 5

Rasulullah menjawab, “ Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah

dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat,
berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu
melakukannya.”

b.Iman mencakup enam perkara, yaitu :

Rasulullah menjawab, “ Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk
”. Orang tadi berkata, “Engkau benar”.

c.Penjelasan tentang ihsan, yaitu manusia beribadah kepada Allah dengan menginginkan dan
mencari, seolah-olah ia melihat- Nya. Ia ingin sampai kepada-Nya. Derajat ihsan inilah yang paling
sempurna.Jika tidak sampai pada keadaan ini, maka kepada derajat kedua, yaitu beribadah kepada
Allah dengan peribadatan.rasa takut terhadap siksa-Nya. Karna itu nabi besabda: “Jika kamu tidak
melihatnya, maka iamelihatmu”.

Pada masa Rasulullah, persoalan-persoalan yang yang berhubungan dengan akidah justru
muncul dari kaum musyrikin dan munaiqin. Kaum musyrikin mengangkat permasalahan qadar
tujuannya ialah untuk membenarkan perbuatan jahat dan dosa yang mereka kerjakan, yaitu
menisbatkan perbuatan mereka kepadakehendak Allah. Dengan demikian perbuatan mereka seakan-
akan direstui olehAllah dan merupakan kehendak Allah. Sedangkan kaum munaik mengeluarkan
komentar-komentar yang mengindikasikan qadariyah. Tidak lain maksudnya untuk melemahkan
semangat umat Islam dalam peperangan Uhud yang berpangkal dari kedengkian dan iri hati mereka
terhadap Rasulullah Saw.

D. Tantangan Yang Dihadapi Rasulullah Saw Di bawah ini beberapa Tantangan akidah pada
zaman Rasulullah :

a)Prasangka buruk kaum jahiliyah, sebagaimana irman Allah ketika kaum musyrikin
menang pada perang Uhud. Sebagian kaum Muslimien menyangka bahwa mereka tidak ditolong oleh
Allah dan timbullah anggapan bahwa Islam telah berakhir bersamaan dengan kalahnya kaum
muslimin dari kaum kair.

Sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka
yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: Apakah ada bagi kita
barang sesuatu hak campur tangan dalam urusanini? QS. Ali Imran [3]:154

b)Ketika orang-orang kair menanamkan dalam hati mereka kesombongan yaitu


kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepadaRasul-Nya, dan kepada orang-
orang mukmin dan Allah mewajibkankepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak
dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahuisegala sesuatu.
Siapa Al-Husayn ibn Sailam? Pencerahan Akidah DariYahudi menuju Islam Al-Husayn ibn Sailam
adalah seorang rabi Yahudidi Yastrib Madinah yang dihormati dan disegani di kota itu baik dikalangan
orang Yahudi maupun non-Yahudi.

Pada kurun waktu yang cukup lama, kesehariannya dia beribadah, mengajar dan
berkhotbah di kuilsinagog. Selanjutnya dia bertekad untuk mengabdikan diri mendalami kitab Taurat.
Dalam pengabdiannya itu dia terpaku dan selaluterngiang pada beberapa ayat dalam kitab Taurat
yang meramalkan tentang kedatangan seorang nabi yang akan melengkapi dakwah nabi-nabi
terdahulu. Al-Husayn menunjukan ketertarikannya dan segera bergegas ketika mendengar
beritatentang kehadiran seorang nabi di Mekkah, Dia berkata: “Ketika saya mendengar kabar
kehadiran seorang Nabi utusan Tuhan, saya mulai mengumpulkaninformasi dan membuat catatan
tentang siapa namanya, silsilahnya, sifat- sifatnya, waktu dan tempat asalnya dan kemudian saya
mencocokannya denganapa yang ada dalam kitab suci kami” .

Dari catatan yang saya buat itu makin menguatkan keyakinan saya tentang bukti otentik
kenabiannya sekaligus membenarkan tujuan misinya. Akan tetapisaya menyembunyikan keyakinan
saya itu dari orang-orang Yahudi” Setelah bertanya kepada Rasulullah Saw., tentang tanda-tanda hari
kiamat, puaslah hati Al-Husayn ibn Sailam atas jawaban tersebut dan menyatakan “Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan saya bersaksi bahwa engkau
adalah utusan Allah” Setelah bertemu Rasulullah Saw., dihadapan orang Yahudi Dia berkata “Wahai
orang-orang Yahudi Sadarilah akan adanya Tuhan dan terimalah segala risalah yang menyertai
Muhammad.Demi Tuhan,kalian semua pasti mengetahui bahwa dia itu utusan Tuhan dan kalian bisa
menemukan tanda kenabian pada dirinya, tersebutlah namanya dan sifat-sifatnya dalam kitab Taurat
kalian. Demi diri saya sendiri, saya bersaksi bahwa diautusan Tuhan. Saya memiliki keyakinan tentang
dia dan percaya. Dia orang yang benar. Saya mengenal dia “ Dan setelah peristiwa itu, Nabi Saw.
memberi nama baru baginya yakni Abdullah bin Salam.

E. Metode Rasulullah SAW didalam Melakukan Perubahan Revolusioner Akidah Masyarakat


Jahiliyah.

Nabi Muhammad saw dalam mengubah akidah masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat
yang maju dan beradab. Masyarakat yang semula keadaannya dilanda oleh konflik berkepanjangan,
terjadi penindasan atas yang lemah, tidak memperhatikan kaum wanita, jauh dari suasana keadilan,
dan lain-lain, ternyata berhasil diubah dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Oleh karena yang melakukan dan memimpin perubahan itu adalah seorangutusan Tuhan, yaitu
Nabi Muhammad SAW maka perlu metode perubahan itusebagai perubahan masyarakat dengan
metode prophetik atau kenabian. Ada beberapa hal penting yang perlu dicatat, bagaimana Nabi
Muhammad berhasil mengubah masyarakat dalam waktu yang amat singkat. Berikut ini adalah
metodeyang digunakan Rasulullah SAW :

1) Nabi Muhammad membangun kesadaran masyarakat tentang eksistensi dirinya. Bahwa


keberadaan manusia di muka bumi adalah sebagai makhluk dan tentu ada Dzat yang menciptakan
dan atau membuatnya. Terkait denganitu, diperkenalkan oleh Muhammad kepada umat manusia
tentang Dzat YangMaha Pencipta, atau konsep tentang Ketuhanan. Kesadaran tentang ketuhananitu
dianggap penting, sebab berawal hingga berakhirnya kehidupan ini tidakpernah lepas dari kemauan
dan kekuasaan Tuhan. Dari mana awal kehidupan ini, untuk apa, dan kemudian akan ke mana adalah
pertanyaan mendasar yangharus diketahui jawabnya dan disadari oleh masing-masing orang
secaramendalam. Keyakinan tentang konsep ketuhanan itu akan mendasari semua perbuatan
manusia baik yang diketahui oleh orang maupun yang tidak.Mendasarkan keyakinan itu maka segala
bentuk perbuatan manusia dipandangmemiliki makna dan konsekuensi yang jelas. Dalam
berekonomi misalnya,maka semua yang dilakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
yang sangat erat berrkaitan dengan penciptaan mereka itu.

2) melakukan perubahan masyarakat harus ada pembimbing, contoh, tauladan,inspirator,


dan bahkan pedoman yang dijadikan sebagai petunjuknya.Pembimbing, tauladan, inspirator itu
adalah Nabi Muhammad sendiri.Sedangkan jika dilihat tentang siapa Muhammad itu, maka jawabnya
adalah orang yang memiliki sifat mulia, yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fathonal. Nabi dikenal oleh
masyarakat sebagai seorang yang terpercaya, apa saja yang dilakukannya hanya untuk Tuhan dan
masyarakat yang dilayani, dandicintainya. Sedemikian besar kepercayaan masyarakat tehadap
pemimpin perubahan itu hingga utusan Allah itu diberi julukan al amien, yang artinya adalah orang
yang terpercaya.

3) selain dirinya selalu dijaga oleh Allah dari kesalahan dan dosa atau disebut sebagai
seorang maksum, nabi Muhammad di dalam melakukan perubahan masyarakat dibekali dengan kitab
suci, yaitu al Qur'an. Lewat petunjuk alQur'an itulah, Nabi Muhammad sehari-hari melakukan
tugasnya di dalam memimpin perubahan masyarakat jahiliyah hingga menjadi masyarakat yang
beradab dan bermartabat, hingga hasilnya dikenal dan diakui sampai sekarangini. Sekalipun sebagai
utusan Tuhan, tugas itu ternyata tidak mudah dilakukan.Banyak pihak yang menolak dan bahkan
melawan usaha dakwah itu. Orang-orang, yang atas gerakan perubahan itu, merasa akan terganggu
atau terugikan,maka mereka berusaha menolak dan bahkan melawannya dengan cara apapun.

Menghadapi resistensi dari para tokoh masyarakat jahiliyah itu, nabi tidak melawan dan atau
sekedar berusaha mengalahkan, melainkan menghadapidengan akhlaknya yang mulia. Sebagai
pembawa misi dakwah, tugasnya bukan untuk mengalahkan, dan atau mencari kemenangan,
melainkan ia menyadari sepenuhnya bahwa tugasnya adalah mengajak kepada kebaikan,kemuliaan,
kesucian, dan kebahagiaan hidup. Ukuran keberhasilan dakwah bukan terletak ketika orang-orang
memusuhi menjadi binasa atau hancur,melainkan tatkala mereka itu berubah menjadi masyarakat
yang beradab,damai, adil, dan sejahtera hidupnya.
BAB IIIPENUTUP

A.Kesimpulan Jahiliyah

( bahasa Arab: jahiliyyah) adalah konsep dalam agama Islam yang berarti “ketidak tahuan akan
petunjuk ilahi” atau “kondisi ketidak tahuan akan petunjuk dari Tuhan”. Keadaan tersebut merujuk pada
situasi bangsa Arab sendiri, yaitu pada masa masyarakat Arab pra-Islam sebelum diturunkannya al-
Qur’an. Pengertian khusus kata jahiliyah ialah keadaan seseorang yang tidak memperoleh bimbingan
dari Islam dan al-Qur’an.Masa Rasulullah Saw. merupakan periode pembinaan akidah dan peraturan
peraturan dengan prinsip kesatuan umat dan kedaulatan Islam. Segala masalahyang belum ada
jawabannya dikembalikan langsung kepada Rasulullah Saw.sehingga beliau berhasil menghilangkan
perpecahan antara umatnya. Masing-masing pihak tentu mempertahankan kebenaran pendapatnya
dengan dalil-dalil,sebagaimana telah terjadi dalam agama-agama sebelum Islam. Rasulullah mengajak
kaum muslimin untuk mentaati Allah Swt. dan Rasul-Nya serta menghindari dari perpecahan yang
menyebabkan timbulnya kelemahan dalamsegala bidang sehingga menimbulkan kekacauan

B.Saran

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan
detail dalam menyajikan materi tentang makalah inidengan sumber - sumber yang lebih banyak
tentunya dan dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Maryam, Siti dkk, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Kalasik Hingga Moderen , Yogyakarta: Jurusan SPI
Fakultas Adab & Lesfi, 2003.

Mujani, Saiful, dkk., Benturan Peradaban: Sikap dan Perilaku Islamis Indonesiaterhadap Amerika Serikat,
Jakarta: PPIM-UIN Jakarta bekerjasama denganFreedom Institue dan Penerbit Nalar, 2005.

Setiawan, M. Nur Kholis, dkk., Merajut Perbedaan, Membangun Kebersamaan ,Yogyakarta: Dialogue
Centre Press, 2011.

Shiddiqi, Nourouzzaman, Tamaddun Muslim: Bunga Rampai Kebudayaan Muslim , Jakarta: Bulan
Bintang,1986. , Pengantar Sejarah Muslim ,Yogyakarta: Nur Cahaya, 1983

Anda mungkin juga menyukai