Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Quran dan Sunnah Nabi
Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk
menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika
ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda-beda.[2]
Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Quran dan Sunnah) sebagai dalil
naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan Rasulullah Saw. Keduanya hingga
sekarang masih terjaga keautentikannya, kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam
perkembangannya banyak ditemukan hadis-hadis yang tidak benar (dha’if/palsu). Melalui kedua
sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah
termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat
syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Selain itu yang
menjadi dasar pijakan Akhlak adalah Iman, Islam, dan Islam. Al-Qur’an menggambarkan bahwa
setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti
teguh kepadanya, yang oleh Nabi semasa hidupnya pernah disebut sebagai orang yang paling
mungkin menjadi utusan Tuhan, seandainya Nabi sendiri bukan Rasul yang terakhir. Khalifah
kedua ini oleh mayoritas umat islam disepakati sebagai orang beriman yang paling berhasil.
Utsman bin Affan, penggantinya selaku khalifah ketiga, sekalipun banyak mempunyai
kelebihan dan jasa di bidang lain, namun dalam kepemimpinannya dicatat sebagai orang yang
lemah. Mulailah bermunculan berbagai tuduhan yang dialamatkan kepada Utsman sebagai
bertindak kurang adil dan menderita nepotisme. Utsman dihadapkan kepada berbagai gerakan
Sekelompok orang – orang dari Mesir datang ke Madinah, dan setelah tidak berhasil memaksa
Ali bin Abi Thalib terpilih sebagai pengganti Utsman, tetapi pilihannya tidak mendapat
suara bulat, ada kelompok tertentu yang tidak setuju atas pengangkatan Ali. Kelompok
Sehingga perang pun tak terhindarkan lagi yang dikenal dengan perang Shiffin, yang berakhir
dengan jalan kompromi. Peristiwa itu menyebabkan sebagian pendukung Ali keluar dari
kelompok Ali.
Kemudian mereka bertindak sendiri dengan membentuk golongan Khawarij. Prinsip utama
kaum Khawarij bahwa, orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti keluar dari islam atau
ada sebelum lahirnya Khawarij, tetapi dapat dikenal setelah Khawarij melontarkan masalah
status orang yang berdosa besar. Aliran murjiah menegaskan bahwa orang yang berbuat besar
tetap masih mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, terserah kepada
Oleh karena itu muncul berbagai aliran lagi yang menambah deretan sekte dalam islam
kehendak dan perbuatannya. Sedangkan jabariyah berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai
kehendak dalam perbuatannya. Manusia dalam segala tingkah lakunya bertindak dengan paksaan
dari Tuhan.
dengan prinsip khawarij dan murjiah. Menurut aliran mu’tazilah ini orang yang berdosa besar
bukan kafir tetapi bukan pula mikmin. Orang yang serupa dengan ini kata mereka mengambil
posisi diantara kedua posisi mukmin dan kafir yang dalam bahasa arabnya terkenal dengan
khalifah, umat islam yang tidak sepaham dengan mu’tazilah mendapatkan perlakuan yang
Al-Asy’ari menempuh sistem jalan tengah antara akal dan wahyu. Sikap inilah yang
kemudian memberi ciri khusus mazhab Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Pikiran – pikirannya yang
timbul denga jalan tengah dan moderat, maka aliran ini tumbuh menjadi kekuatan yang paling
manusia adalah dikehendaki oleh Tuhan. Dan perbuatan – perbuatan yang jahat tidaklah diiringi
oleh ridha tuhan. Sekalipun aliran Maturidiyah dan aliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah nampak
ada perbedaan pandangan, namun keduanya memiliki kesamaan dalam hal membangun teologi
D. Macam-Macam Akhlak
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Dan sebagai titik tolak
akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.
Berakhlak kepada Rasulullah dapat diartikan suatu sikap yang harus dilakukan manusia
kepada Rasulullah sebagai rasa terima kasih atas perjuangannya membawa umat manusia kejalan
yang benar. Adapun diantara akhlak kita kepada rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman
kepada rasul , ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan
sebagaimana hadist nabi saw;Aku ridho kepada allah sebagai tuhan, islam sebagai agama dan
Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri. Namun
bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada Allah. Dikarenakan
kewajiban yang pertama dan utama bagi manusia adalah mempercayai dengan keyakinan yang
sesungguhnya bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”. Keyakinan pokok ini merupakan
kewajiban terhadap Allah sekaligus merupakan kewajiban manusia bagi dirinya untuk
keselamatannya.
Manusia mempunyai kewajiban kepada dirinya sendiri yang harus ditunaikan untuk
memenuhi haknya. Kewajiban ini bukan semata-mata untuk mementingkan dirinya sendiri atau
menzalimi dirinya sendiri. Dalam diri manusia mempunyai dua unsur, yakni jasmani (jasad) dan
rohani (jiwa). Selain itu manusia juga dikaruniai akal pikiran yang membedakan manusia dengan
makhluk Allah yang lainnya. Tiap-tiap unsur memiliki hak di mana antara satu dan yang lainnya
Berbuat baik dalam segala sesuatu adalah karakteristik islam, demikian juga pada tetangga.
mengganggu bukan termasuk berbuat baik kepada tetangga akan tetapi berbuat baik terhadap
sahabatnya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik pada tetangganya.”
Di antara ihsan kepada tetangga adalah memuliakannya. Sikap ini menjadi salah satu tanda
kesempurnaan iman seorang muslim.Di antara bentuk ihsan yang lainnya adalah ta’ziyah ketika
ketika sakit, memulai salam dan bermuka manis ketika bertemu dengannya dan membantu
membimbingnya kepada hal-hal yang bermanfaat dunia akhirat serta memberi mereka hadiah.
dengan cara menanam dan bertani. Nabi Muhammad saw menggolongkan orang-orang yang
Negara merupakan suatu wadah tempat berlindung para bangsa,yang di dalamnya tedapat
peraturan-peraturan yang mengikat baik tertulis maupun secara lisan.Disitulah kita menumphkan
kemerdekaan kita,kemerdekan yang telah diraih para pahlawan yang tak mengenal darah
juangnya.Maka patutlah para pemuda meneruskan perjuangan mereka yang telah rela meberikan
darahnya untuk tanah air ini untuk kebahagiaan kita menghuni tanah air ini.
Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan pendidikan
pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat populer. Pertama aliran Nativisme. Kedua,
1. Nativisme
Menurut aliran ini faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan akhlak seseorang adalah
faktor pembawaan dapat berupa kecenderungan, bakat, akal. Jika seseorang sudah memiliki
pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut
menjadi baik, begitu juga sebaliknya. Aliran ini tampaknya begitu yakin terhadap potensi batin
yang ada dalam diri manusia, dan hal ini erat kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam
penentuan baik dan buruk. Namun dalam aliran ini tampaknya kurang menghargai peran
2. Empirisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan akhlak seseorang
adalah faktor dari luar, yaitu lingkunagn sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang
diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan itu baik, maka orang itu akan menjadi
baik, begitu pula sebaliknya. Aliran ini lebih percaya kepada peranan pembinaan dan pendidikan
yang diberikan.
3. Konvergensi
Menurut aliran ini berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak
seseorang adalah faktor internal, yaitu pembawaan seseorang dan disertai dengan faktor
Dengan demikan faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak manusia ada dua, yaitu faktor
dari dalam diri yaitu potensi fisik, intelektual, serta hati nurani yang dibawanya sejak lahir, dan
faktor dari luar yaitu pembinaan, pendidikan, serta interaksi dengan lingkungan sosial.