Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keteladanan merupakan sebuah metode pendidikan Islam yang sangat efektif

yang diterapkan oleh seorang guru dalam proses pendidikan. Karena dengan adanya

pendidikan keteladanan akan mempengaruhi individu pada kebiasaan, tingkah laku

dan sikap. Dalam al-Qur’an kata teladan di proyeksikan dengan kata uswah yang

kemudian diberi sifat di belakangnya seperti sifat hasanah yang berati baik. Sehingga

terdapat ungkapan uswatun hasanah yang berati teladan yang baik. Kata-kata uswah

ini dalam al-Qur’an diulang sebanyak tiga kali dengan mengambil sampel pada diri

para nabi yaitu Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim, dan kaum yang beriman teguh

kepada Allah. Pada dasarnya, manusia cenderung memerlukan sosok teladan dan

panutan yang mampu mengarahkan pada jalan yang benar dan sekaligus menjadi

perumpamaan dinamis yang menjelaskan cara mengamalkan syariat Allah. Oleh

karena itu, Allah mengutus rasul-rasul- Nya untuk menjelaskan berbagai syariat

melalui keteladanan. (Mustofa., 2019).

Bila kita kembali kepada sejarah bahwa Rasulullah SAW dalam hidupnya

selalu memberi contoh yang baik kepada para sahabat-sahabatnya melalui

keteladanan, baik ucapan atau perbuatan beliau, sehingga saking terpujinya akhlak

beliau, beliau mendapat julukan al amin, dan itu diakui baik kawan maupun lawan

beliau. Keteladanan yang dicontohkan Rasulullah merupakan cikal bakal lahirnya

pendekatan/metode keteladanan dalam pendidikan Islam yang sampai saat ini masih

aktual. metode ini bisa masuk wilayah pendidikan formal, informal (keluarga)

maupun non-formal (Usiono., 2017).


Mengingat makna inti yang terkandung dalam ayat tersebut, bahwa sebagai

ummat Muhammad wajib untuk menjadikan Nabi sebagai panutan hidup dalam

semua aspek. Rasulullah menjadi seorang panutan karena beliau memiliki akhlak

yang baik, sesuai dengan pesan yang terdapat dalam surat al-Qalam ayat 4, namun

Rasulullah dijadikan panutan bukan karena akhlak beliau semata, tetapi banyak

keistimewaan pada diri Rasulullah sehingga beliau menjadi uswatun hasanah.

2.1 Topik

“Uswatun Hasanah” yang mengandung pesan bahwa Nabi adalah contoh atau

model yang baik, indah dan sempurna. Dalam diri Rasulullah SAW. selain

terdapat ilmu dan pengetahuan tentang proses diri dari segumpal daging hingga

menjadi manusia sempurna, juga tersimpan ajaran metode pengembangan

genetika profetik (kenabian), pengembangan dan pertumbuhan diri, pencarian jati

diri, citra diri, hakikat diri, pendewasaan diri dan pematangan diri (Marzuki., 2018).

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan

Dia banyak menyebut Allah.” (QS.Al Ahzab: 21).

Ayat di atas jelas bahwa kehidupan Nabi Muhammad adalah contoh

sempurna bagi kehidupan umat manusia. Tetapi, rahmat (keuntungan) yang

seutuhnya hanya untuk mereka yang kecintaannya kepada Tuhan begitu besar,

yang harapan dan aspirasinya terpusat semata-mata kepada yang maha Kuasa .

hanya pada-Nya menggantungkan harapan untuk kebahagiaan akhirat dan benar-

benar merindukan-Nya di segenap pori-pori tubuh yang mampu mencontoh


kehidupan Nabi. Allah SWT mengutus seorang Nabi untuk menjadi teladan dalam

semua hal, sebagai hadiah bagi manusia, yaitu Muhammad Rasulullah SAW,

seorang penuntun yang sempurna dengan kehidupannya yang suci dan mode yang

ideal.

Nabi SAW adalah contoh hidup (teladan) yang baik dari apa yang beliau

ajarkan kepada para sahabatnya. Tidak ada satu keutamaan yang dianjurkan

kecuali beliau lakukan, bahkan mendahului yang lain dalam mengamalkannya.

Sebaliknya, tidak ada kejelekan yang beliau larang, kecuali beliau orang yang

paling jauh darinya

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai profil Rasulullah yang mulia

dari berbagai riwayat yang pernah dikatakan oleh para sahabat (Mustofa., 2019).

a. Teguh Pendirian

Berani dan Tabah Keteguhan hati Rasulullah dalam mempertahankan

dan menegakkan kebenaran agama Allah dimulai ketika beliau

menyampaikan dakwah, baik ketika berdakwah di Makkah maupun

sampai hijrah ke Madinah.

b. Adil dan Jujur

Sifat keadilan dan kejujuran Rasulullah telah terkenal dalam riwayat.

Bahkan ketika beliau belum diangkat menjadi Nabi, sifat tersebut sudak

dikenal oleh masyarakat Makkah, sehingga beliau dikenal dengan gelar al-

Amin, yakni orang terpercaya atau jujur. Dalam melakukan keadilan,

Rasulullah tidak pernah membedakan orang. Karena keadilan dan

kejujuran beliau dalam memutuskan, maka banyak orang yang merasa

puas terhadap keputusannya.

c. Sabar, Mampu Menahan Amarah dan Pengampun


Sejak Rasulullah menyampaikan dakwah dan seruannya kepada

penduduk Makkah sampai beberapa tahun lamanya, tidak sedikit

gangguan, ejekan, caci maki, penghinaan, pukulan dan lemparan batu yang

beliau terima. Semua itu dilakukan oleh orang-orang yang memusuhi

beliau dan umumnya mereka itu dan umumnya hal tersebut dilakukan oleh

keluarga Rasulullah sendiri yang tidak mau menerima seruan beliau.

Bahkan, pernah juga beliau akan dibunuh ketika mendengar beliau dan

para sahabatnya akan berhijrah ke Madinah. Tetapi, selama itu beliau

tahan dan ulet dalam mengahdapi mereka dan beliau selalu mengampuni

mereka dan mendoakan kebaikan bagi mereka.

d. Kasih Sayang Rasulullah kepada Makhluk Allah

Sifat pengasih dan penyayang Rasulullah dapat dibuktikan dari

beberapa riwayat tentang orang yang pernah memusuhi dan hendak

membunuh Rasulullah yang sudah disebutkan di atas. Beliau justru

mendoakan supaya mereka diberi ampunan karena mereka tidak mengerti.

Mengenai masalah ibadah, Rasulullah selalu memberikan keringanan agar

umatnya tidak keberatan dalam mengerjakannya.

e. Zuhudnya Rasulullah

Rasulullah tidak menyukai kemewahan hidup, kesederhanaan mewarni

kehidupan beliau. Beliau tinggal bersama istri-istrinya di dalam sebuah

pondok kecil yang sederhana, beratap jerami, tiap-tiap kamar dipisah

dengan batang-batang pohon plana, yang direkat dengan lumpur. Beliau

mengurus rumah tangganya sendiri, seperti menjahit pakaian, memerah

susu kambing dan menambatkan untanya sendiri, serta memperbaiki

sandal. Peralatan rumahnya sangat sederhana, tikarnya terbuat dari kulit,


dan rumput kering. Hartanya yang paling berharga adalah apa yang ada di

tangannya, yang paling mewah adalah sepatu hadiah dari raja Najasyi.

Demikian juga beliau sangat sederhana dalam makanan. Beliau sangat

sedikit makan, roti tawar dan air putih. Kadang-kadang selama berbulan-

bulan beliau tidak menyalakan perapiannya. Beliau minum susu apabila

diberi oleh tetangganya

f. Taat Beribadah

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Al-Mughirah bin

Syu’bah, bahwa Rasulullah selalu bangun malam (shalat tahajud) sehingga

bengkak kedua kakinya. Ketika dikatakan kepadanya: “Bukankah Allah

telah mengampuni dosa-dosa engkau yang terdahulu dan yang akan

datang?” Rasulullah bersabda: “Tidakkah aku ingin menjadi seorang

hamba yang bersyukur?”

Rasulullah sangat cermat dalam menjalankan ajaran Islam. Tak

seorang pun yang bisa menandingi shalat sunnahnya. Meskipun sudah

bebas dari dosa. Demikianlah hati Rasulullah telah bertaut dengan Allah.

Dengan penuh kerinduan, beliau beribadah dan bermunajat, bangun malam

untuk shalat tahajud, menghabiskan lebih dari separuh malam untuk

menangis kepada Allah, terkadang berpuasa dua atau tiga hari berturut-

turut dan sebagian siangnya beliau pergunakan untuk terus mendekatkan

diri. Beliau mendapatkan kelezatan dalam shalat, mendapatkan ketenangan

dalam ibadah. Setiap saat beliau melangkah menuju ke “maqam yang

terpuji” yang disediakan Allah untuknya. Bagaimana Rasulullah tidak

menjadi teladan tinggi dalam ibadah, sedang beliau adalah pelaksana

setiap perintah Allah, dari tahajud, ibadah, dzikir, tasbih, dan berdoa.
Melalui segala aspek-aspek baik kebenaran, kejujuran, amanah, akhlak

terpuji, kezuhudan, kesedehanaan, kedermawanan, kesabaran,

kebijaksanaan, keadilan, kelembutan, kasih sayang yang dimiliki oleh

Rasulullah, segalanya adalah uswatun hasanah bagi kehidupan manusia

yang universal. Rasulullah mewariskan tanda yang tak terhapuskan di

segala zaman. Setiap kata dan perbuatannya menyatakan kerasulannya,

bahwa beliau dikirim untuk membimbing umat manusia menuju

kebenaran, mengeluarkan mereka dari kegelapan, kebodohan dan

kebuasan, perbudakan dan imoralitas, dan membawa cahaya pengetahuan,

moralitas yang tinggi dan cinta, kasih sayang dan kebebasan sejati

(Usiono., 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Marzuki. 2018. Meneladani Nabi Muhammad SAW. Dalam

Kehidupan Sehari-hari. HUMANIKA. 8(1) : 75-87

Mustofa, A. 2019. Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam.

Jurnal Studi Keislaman. 5(1) : 23-42

Usiono. 2017. Potret Rasulullah Sebagai Pendidik. Jurnal ANSIRU.

1(1) : 202 - 281

Anda mungkin juga menyukai